Bab 41
Karena sudah begitu, hanya bisa menyelamatkan saja.
Kedua tangan Tiano Lin berada di atas dada sang wanita, dan menekan
beberapa kali dengan kencang.
Sang wanita tidak ada respon.
Demi menyelamatkan orang, Tiano Lin juga tidak bisa mempedulikan begitu
banyak lagi, dia menjepit hidung sang wanita. Setelah membuka bibir wanita itu,
dia langsung memberikan napas buatan.
Tidak lama kemudian, tubuh sang wanita bergetar sedikit dan memuntahkan
banyak air.
Tiano Lin menghela napas lega, dan melihat sekilas ke arah sang wanita.
Pakaian wanita itu sudah basah total, dan bentuk tubuh yang sempurna
terlihat begitu saja.
Tiano Lin merasa dirinya seperti orang mesum, dan matanya tetap
mengawasi tubuh wanita itu berulang kali.
“Kamu akhirnya siuman juga.”
Tiano Lin bersandar di batu yang ada di samping dan mengelap keringat di
dahinya.
Seketika, dia memikirkan Vickie Chu yang sebelumnya lompat gedung, dan
dalam hati entah kenapa terasa sedikit sakit. Dia bertanya pada wanita itu,
“Kenapa kamu mau melompat ke dalam sungai?”
Sang wanita membelalakan mata. Setelah melamun sebentar, sang wanita
menjawab Tiano Lin.
“Kenapa kamu mau menyelamatkan aku?”
Tidak menyelamatkan orang, memangnya mau melihat satu kehidupan
menghilang di hadapannya?
Masalah seperti ini, selama adalah manusia, pasti akan membantu kali!
“Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, tapi aku berharap kamu bisa
menghargai nyawamu sendiri. Tidak ada apapun yang lebih penting dari bertahan
hidup.”
Tiano Lin juga tidak tahu apakah perkataan ini dia katakan kepada sang
wanita, atau kepada Vickie Chu yang masih terbaring di dalam ruang operasi.
“Menghargai? Haha.” sang wanita tertawa pahit, dan wajah yang cantik itu
penuh dengan kesedihan, “Di dunia ini sama sekali tidak akan ada orang yang
akan menghargaiku. Aku hidup hanya menyusahkan diriku saja.”
Wajah sang wanita penuh dengan ekspresi menderita.
Mimpi buruk itu, pada akhirnya tetap tidak bisa dilupakan sang wanita.
Awalnya bisa dengan cara ini meninggalkan semua ini, tapi tidak pernah
terpikir Tiano Lin malah menyelamatkannya.
“Jangan berkata seperti itu, bukan semua orang menyampaikan kebaikanmu.
Mungkin di bawah kondisi dimana kamu tidak tahu, mereka akan sangat
mempedulikanmu. Kalau kamu meninggal, akan memberikan pukulan sangat besar bagi
orang yang mencintaimu.”
Tiano Lin teringat pada Vickie Chu yang berada di dalam ruang operasi,
jadi dia berdiri dan menepuk-nepuk debu yang ada di tubuhnya.
“Aku sudah mau pergi, yang jelas aku berharap kamu tetap jangan berbuat
seperti itu. Kalau benar-benar tidak ada orang yang mengharapkan kamu tetap
hidup, maka aku termasuk satu, karena bagaimanapun aku tidak berharap melihat
kamu melakukan hal bodoh ini lagi.”
Dia melihat wanita itu sekilas, lalu perlahan-lahan pergi.
Melihat punggung Tiano Lin yang menjauh, sang wanita sepertinya tidak
mempunyai keberanian untuk melompat ke bawah lagi.
……
Setelah kembali ke ruang operasi, sepertinya operasi sudah selesai.
Aaron Wang kembali ke sisi Tiano Lin dengan wajah senang.
“Tuan muda, operasi kali ini berjalan sangat lancar, selanjutnya masih
perlu melakukan tiga operasi lagi, dan Vickie sudah bisa kembali normal.”
Tiano Lin mengangguk dan berwajah tenang.
Beberapa hari ini, Tiano Lin selalu menunggu Vickie Chu bangun.
Setiap hari Aaron Wang akan mengabarkan kondisi Vickie Chu padanya.
Sedangkan Celestine Gu masih belum menyerah terhadap Tiano Lin, setiap
hari berputar di sisi Tiano Lin.
Setelah terbiasa pada keberadaan Celestine Gu, Tiano Lin malah tidak
begitu kesal lagi.
Apapun yang Celestine Gu ingin lakukan, dia tidak bisa berbuat apa-apa,
hanya bisa melanjutkan kehidupannya sendiri.
Masalah Xeria Ling juga terus diingat oleh Tiano Lin.
Kecelakaan hari itu di mobil dengan Xeria Ling membuat Tiano Lin tidak
mempunyai keberanian untuk menghadapi wanita itu.
Tapi, sekarang dia mempunyai tiket konser kakaknya, dia rasa bisa
menggunakan itu untuk menjadi kompensasi kepada Xeria Ling.
“Tiket konser Vivian Tsu?”
Di kedai BBQ belakang sekolah, Yulius Zhang dan yang lainnya terkejut.
“Iya, ada apa?” Tiano Lin bicara dengan santai.
“Gila, boleh juga, kenapa bisa mendapatkan hal sebagus itu? Aku dengar
tiket sudah habis terjual, kamu bisa-bisanya mendapatkan satu.”
Tiano Lin hanya tersenyum, tidak menjelaskan.
“Oh iya Tiano, ada satu hal yang aku tidak tahu harus memberitahumu atau
tidak.” Cedric Lee tiba-tiba berkata.
“Kita adalah sahabat, mana ada yang tidak harus atau harus.”
Melihat Tiano Lin begitu tenang, Cedric Lee menarik napas dalam dan
berkata, “Aku dengar-dengar Celine dan Marvel sudah putus.”
Apa?
Tiano Lin tersentak dan gelas bir di tangannya hampir saja jatuh ke
lantai.
Dia bukan karena masalah ini mempunyai pemikiran lain terhadap Celine,
hanya merasa berita ini sedikit membuatnya terkejut.
Sekarang di sampingnya ada sangat banyak wanita. Bahkan Celestine Gu
yang setiap hari mengejarnya, juga jauh lebih baik dari Celine.
“Aku juga pernah mendengar masalah ini, beberapa hari lalu berita ini di
sekolah lumayan terkenal juga.”
Yulius Zhang juga ikut menambahkan.
“Sebenarnya, beberapa hari ini aku terus mengikuti update post di Weibo
Celine, wanita itu berubah total. Setiap hari mempost quotes-quotes, rasanya
bukan seperti Celine yang dulu lagi.”
Sony Song sudah mabuk, dan setelah berkata seperti itu, dia menyadari
sudah salah bicara, dan langsung diam.
“Jangan pedulikan dia lagi.”
Tiano Lin tersenyum sambil mengangkat gelas bir dan bersulang dengan
beberapa teman-teman lain.
“Tiano, meskipun masalah sudah terjadi, tapi kita-kita masih harus
membujukmu, jangan berhubungan dengan Celine lagi. Wanita ini tidak mudah, juga
tidak layak.”
Tiano Lin tidak bicara.
Saat ini, ponsel di kantong Tiano Lin tiba-tiba berbunyi.
Dia melihat nomor yang tertera di layar dan agak tersentak.
“Halo?”
“Tuan, Vickie sudah bangun!”
Apa?
Tiano Lin berdiri dengan senang dan gelas bir yang dia pegang di tangan
hampir saja terjatuh.
“Iya, dimana tuan sekarang? Apa perlu aku mengutus orang untuk
menjemputmu?”
Tiano Lin segera pergi ke rumah sakit, kebetulan bertemu dengan Vickie
Chu yang keluar dari ruang operasi.
Tabung oksigen di bibir Vickie Chu sudah dicabut, dan kain kasa masih
terbalut di kepalanya. Wajah Vickie Chu tidak merah, mata yang terbuka juga
penuh dengan bekas darah.
“Tuan Tiano, tiga kali operasi semuanya berjalan dengan sangat lancar.
Yang harus dilakukan selanjutnya adalah operasi pemulihan otak. Berdasarkan
kondisi Nona Vickie sekarang, operasi selanjutnya seharusnya juga akan
berhasil.”
Bab 42
Tiano Lin terus menatap Vickie Chu yang terbaring di atas ranjang
pasien.
Vickie Chu hanya membuka mata beberapa detik, lalu menutup mata.
“Istirahatlah baik-baik, setelah kamu bangun, semuanya akan berubah
baik-baik saja. Tidak akan ada orang yang menindasmu lagi.”
Tiano Lin berkata dengan agak serak.
Tiano Lin berdiri, menatap Vickie Chu sekilas, lalu berencana keluar
kamar.
Di saat ini, Vickie Chu yang awalnya tidak bergerak tiba-tiba menarik
tangan Tiano Lin.
Tiano Lin tersentak dan menoleh menatap Vickie Chu.
Mata Vickie Chu terbuka sedikit dan meneteskan setetes air mata.
Melihat itu, hati Tiano Lin bahkan sudah akan meleleh.
Dia tahu, Vickie Chu pasti mendengar perkataannya.
“Tidak akan ada masalah, semuanya akan baik-baik saja.”
Setelah meninggalkan kamar pasien, Tiano Lin pergi ke apartemen paling
berkelas di pusat kota——Cittagazze.
Komplek ini dengan nama yang mewah, juga letak geografis yang sempurna,
menjadi tujuan dari perjuangan jutaan anak-anak muda.
Tempat ini sangat dekat dengan rumah sakit, Tiano Lin berjalan beberapa
langkah saja sudah sampai.
Tatapan Tiano Lin berhenti di papan iklan tempat masuk.
Sangat cepat dia memilih apartemen besar yang ada tiga kamar dan dua
ruang tamu, harganya 8000 yuan satu bulan.
Tiano Lin menelpon kepada pemilik rumah, dan dengan cepat pemilik rumah
datang untuk menemui Tiano Lin.
Pemilik rumah adalah wanita berusia empat puluh tahunan. Bertubuh gemuk,
mengenakan hak tinggi yang hampir tidak dapat menahan berat tubuhnya, satu
tangan menenteng tas, satu tangan lagi membawa kontrak.
“Kamu mau menyewa rumah?” wanita gemuk mengerutkan dahi dan menatap
Tiano Lin dengan ragu.
Dandanan Tiano Lin sangat sederhana, benar-benar bukan seperti orang
yang mampu menyewa rumahnya.
“Iya.” Tiano Lin mengangguk.
“Kenapa kamu menyewa rumah ini? Jangan diam-diam melakukan hal yang
tidak benar ya!”
Sang wanita mengerutkan dahi dan menampilkan wajah yang sangat tidak
percaya kepada Tiano Lin.
“Aku adalah murid, setelah lulus ingin mencari tempat untuk tinggal,
jadi datang ke sini untuk menyewa rumah.”
“Murid? Kamu itu murid? Aku belum pernah melihat murid mampu menyewa
rumah seperti ini. Kalau kamu benar-benar murid, keluarkan kartu pelajarmu!”
Tiano Lin mana mungkin membawa barang seperti itu sekarang, dia pun
menjawab dengan jujur, “Aku datang buru-buru, tidak membawa barang-barang
seperti itu. Memangnya harus ada itu baru bisa menyewa rumah?”
“Omong kosong, siapa yang tahu yang kamu bilang itu benar atau bohong.
Kalau kamu sampai melakukan kejahatan, yang sial adalah aku. Kalau kamu benar-benar
mau sewa, kamu bisa langsung bayar uang sewa satu tahun, juga ganti rugi uang
20.000 yuan atas kerusakan mentalku.”
Tiano Lin tersenyum pahit.
Wanita ini jelas-jelas sedang menyulitkan dirinya.
“Sudahlah, aku tidak mau lagi.”
Mengenai sewa rumah, Tiano Lin tidak keberatan sama sekali. Hanya cara
bicara wanita itu yang benar-benar membuat dia tidak dapat terima.
Selain itu, rumah ini awalnya bukan untuk dia. Kalau wanita itu melihat
keluarga Vickie Chu muncul dalam rumah, takutnya akan semakin salah paham.
Tiano Lin baru membalikkan badan, wanita gemuk tanpa bisa ditahan
menyindir, “Benar-benar lucu ya. Jangan kira aku tidak tahu. Kamu anak miskin
hanya ingin pura-pura menjadi kaya, apa harga di komplek ini bisa ditinggali
siapapun? Juga tidak lihat dulu status apa dirimu.”
Tiano Lin menghentikan langkah kaki, bersiap membalikkan badan, tapi
malah mendengar perkataan yang lebih kasar dari sang wanita.
“Ada apa? Tidak sudi? Kalau hebat, jangan sewa rumah di sini, beli satu
saja. Haha, membuang waktuku saja. Memangnya kenapa kalau memarahimu? Miskin ya
miskin, benar-benar menjijikan!”
Tiano Lin sangat marah, dia awalnya tidak ingin bertengkar dengan wanita
ini, merasa cukup tahan diri saja.
Tapi, perkataan wanita ini malah menyadarkannya.
Beberapa tahun ini, Tiano Lin selalu berada dalam kondisi hidup yang
lebih miskin, jadi dia sering lupa kalau dia memiliki uang 100 juta yuan.
Uang itu, jangankan untuk menyewa satu rumah, meskipun membeli satu
villa di kawasan terbaik kota ini juga ada sisanya.
“Perkataanmu benar-benar sudah mengingatkanku.” Tiano Lin menolehkan
kepala dan tersenyum pada sang wanita.
Senyum itu, mempunyai arti dalam, dan membuat punggung sang wanita
merinding.
Di samping Cittagazze adalah komplek villa yang lebih terkenal di kota ini.
Di sekitar komplek villa, dikelilingi dengan taman bunga.
Meskipun komplek ini sederhana, tapi sedikitpun tidak membosankan.
Komplek ini lumayan masuk dalam estetika kebanyakan masyarakat.
Cantik, selain itu berguna.
Tiano Lin sangat suka tempat ini. Tinggal di sini tidak akan merasa
sangat angkuh, tapi akan merasakan rasa yang sangat berbeda.
Melewati beberapa villa, Tiano Lin sampai ke gedung pemasaran.
Gedung area penjualan sangat mewah, terutama lampu terang di hall,
sangat menarik perhatian orang.
“Tentu saja, komplek seperti ini, gedung pemasarannya pasti juga harus
mewah.”
Tiano Lin tanpa bisa ditahan memuji.
“Eh, eh! Siapa kamu? Berdiri di tengah tidak kelihatan, tidak bekerja,
kenapa melamun?”
Tiano Lin dikejutkan oleh suara ribut-ribut. Dia menoleh ke sana,
menyadari adalah wanita cantik yang berpakaian terbuka.
Tubuh wanita itu memancarkan kecantikan, sengaja menutupi hidungnya, dan
menatap Tiano Lin dengan jijik.
“Kamu ke sana.”
Tiano Lin tidak ingin perhitungan dengan wanita itu, meminggirkan tubuh,
bertujuan membiarkan Tiano Lin lewat.
“Benar-benar menyebalkan, kotor, juga bau. Begitu bau, bagaimana bisa
kamu menyuruhku jalan!”
Tiano Lin tersentak dan mencium bau dirinya.
Karena menetap lama di dalam rumah sakit, tubuhnya memiliki bau obat, dia
juga merasa bau.
“Juga tidak tahu ada bau obat apa, sangat menusuk hidung. Bukan kena
penyakit menular apa ‘kan? Menjauhlah dariku.”
Tiano Lin tidak bicara. Saat ini kebetulan melihat villa yang lebih
dekat dengan taman dan merasa di sana lumayan baik.
Dia mundur dua langkah, memutuskan setelah wanita itu pergi baru
bertanya harga villa.
“Apa kamu tidak dengar yang aku bilang? Aku menyuruhmu segera
meninggalkan tempat ini. Tubuhmu bau, jangan terlalu dekat padaku. Aku khawatir
akan tertular penyakit menjijikan darimu!” wajah sang wanita sangat emosi dan
memarahi Tiano Lin.
Bab 43
“Di sini begitu lebar, kamu masih ingin bagaimana lagi? Kamu juga tidak
gendut, aku sudah memberikan tempat yang luas.”
Tiano Lin tanpa bisa ditahan bicara.
“Anak muda bau dan miskin bisa-bisanya galak padaku! Kamu percaya atau
tidak aku suruh suamiku menghabisimu!”
Setelah selesai berkata, wanita galak itu menunjukkan ekspresi yang
tidak terima.
“Suamiku, cepat ke sini. Aku orang mesum yang menindasku!”
“Apa maksudmu …”
Belum selesai Tiano Lin berkata, seorang pria paruh baya berpakaian jas
datang.
Pria itu menghampiri sisi Tiano Lin dengan wajah tidak senang, lalu
menatap sang wanita.
“Istriku, siapa yang menindasmu?”
“Dia, orang yang menjijikan ini, tubuhnya bau, juga tidak tahu terkena
penyakit apa, menghalangi jalanku, membuat aku tidak bisa lewat.” sang wanita
memeluk suaminya erat-erat dan berkata manja.
Sang pria menilai Tiano Lin yang seperti gelandangan dan langsung
menyindir.
“Sialan, jadi kamu yang menghalangi jalan istriku?”
Tiano Lin dari tampilan pria itu sudah dapat melihat hal ini tidak
begitu mudah lagi.
Leher pria itu ada tato, juga ekspresi angkuh dan nada bicara sang pria.
Kalau tidak salah, pria itu seharusnya adalah gangster.
“Aku sudah memberikan jalan untuknya, dia saja yang tidak mau lewat.”
Tiano Lin menjelaskan.
“Bangsat, masih saja berdalih. Apakah wanitaku bisa ditindas olehmu? Apa
kamu tidak mau hidup lagi?”
Sang pria melepaskan istrinya, lalu menarik kerah Tiano Lin dengan
marah.
Sedangkan wanita di samping pria itu sedang menunggu melihat
pertunjukkan bagus.
Di saat ini, karyawan sudah menyadari ada keributan dan datang, bertanya
sambil tersenyum, “Tuan, apa terjadi sesuatu?”
Sang pria menurunkan kembali tangannya, melihat tubuh seksi sang karyawan
baru berkata, “Kamu lihat sendiri, tidak tahu orang miskin yang muncul darimana
ini berani mengganggu wanitaku, juga menghalangi jalan dia. Ada orang seperti
ini di sini, mana berani lagi aku membeli rumah, benar-benar menjijikan!”
“Kenapa kamu bisa ada di sini?” wajah karyawan wanita langsung berubah,
“Sekarang juga kamu keluar!”
Ternyata di sini ada beberapa karyawan yang bertugas memindahkan
perabotan rumah. Karyawan-karyawan ini biasanya berstatus lebih rendah, dapat
berada di sini saja sudah tidak dapat ditoleransi.
Jadi, karyawan itu baru begitu tidak menghormati Tiano Lin.
Kalau bukan karena Tiano Lin benar-benar suka pada rumah di sini, dengan
sikap karyawan ini, dia pasti tidak akan masuk ke sini.
Orang yang merendahkan orang lain, pasti dapat ditemui dimanapun.
“Berapa harga rumah ini?”
Tiano Lin menunjuk rumah yang sebelumnya dia suka dan bertanya dengan
serius.
“Ada apa, kamu ingin membeli rumah?”
Karyawan wanita membalas dengan wajah penuh merendahkan, “Kalau aku
bilang ya, membiarkanmu di sini sudah sangat menghormatimu. Tidak memberitahu
ketua tim dan yang lainnya. Kalau sampai membiarkan mereka tahu kamu berada di
sini mempengaruhi pelanggan lain, takutnya kamu bahkan akan kehilangan
pekerjaan ini.”
Tiano Lin tidak mempedulikan perkataan karyawan wanita tadi, tetap
berkata dengan tenang, “Aku mau membeli rumah.”
“Haha, beli rumah? Apa kamu tahu ini adalah tempat apa? Komplek ini
adalah villa, tidak mampu dibeli oleh orang miskin sepertimu.”
Wanita yang seksi itu tanpa bisa ditahan tertawa. Bagi dia, bocah itu
hanya bicara demi harga dirinya saja.
“Kamu benar-benar mengira ini adalah pasar? Asal bertanya berapa
harganya sudah bisa membawa pergi rumah? Hahaha!”
Wajah karyawan wanita masam dan menatap Tiano Lin dengan dingin.
“Sekarang kamu sudah boleh pergi. Kalau kamu tidak pergi, aku akan
panggil satpam nih. Selain itu, upahmu hari ini juga jangan ingin didapat
lagi.”
Tiano Lin sama sekali tidak peduli pada hal-hal itu, “Aku hanya ingin
tahu berapa harga rumah itu. Apakah hal ini sangat sulit bagimu?”
“Jawab atau tidak menjawabmu adalah hakku. Kalau setiap hari ada orang
sepertimu yang bertanya seperti ini padaku, maka bukankah aku akan sangat
sibuk.”
Orang yang bisa membeli rumah di sini, pasti adalah orang yang sangat
kaya, jadi karyawan wanita ini tentu juga merasa statusnya lebih tinggi dari
orang biasa.
“Suamiku, rumah yang orang miskin ini suka kelihatannya lumayan bagus.
Lingkungannya lumayan bagus, ditinggal juga terasa nyaman.”
Wanita itu terus menatap ke villa itu, dan matanya bercahaya.
Sang pria menganggukan kepala dan berkata kepada istrinya, “Istriku,
kalau kamu suka rumah ini, kita beli yang ini saja.”
“Suamiku, aku benar-benar sangat mencintaimu.”
Setelah sang wanita selesai berkata, dia berkata kepada pria itu.
“Wanita cantik, berapa harga villa ini?”
Sang pria melihat Tiano Lin dengan sombong, lalu bertanya pada karyawan
wanita.
“Villa ini termasuk villa pribadi, lingkungannya dibandingkan dengan
villa-villa lain juga yang paling baik. Luasnya juga lebih besar, jadi
dibandingkan villa-villa sebelumnya yang kamu lihat, akan lebih mahal.”
Komisi rumah mana yang lebih besar, karyawan wanita ini sangat mengerti
jelas, jadi dia sebisa mungkin memperkenalkan rumah-rumah yang harganya lebih
mahal kepada pasangan suami istri ini, tujuannya adalah mendapatkan komisi
besar.
“Seberapa luas?”
“Dihitung kira-kira 400. Villa itu ada tiga lantai, luasnya 400 atau
500, selain itu mempunyai taman pribadi seluas 80 meter persegi.”
Villa semewah ini, harganya tentu tidak akan rendah.
Pria itu bertanya mencari tahu, “Berapa harganya.”
“Harganya 28 juta yuan.”
“Sudah hampir 30 juta. Semahal itu?”
Harga villa ini, dibandingkan dengan yang dia lihat bukan berada di satu
level.
“Tuan, villa ini memiliki semua perabotan, sekelilingnya adalah tanah
pribadi, selain itu juga memiliki gym.”
Karyawan wanita ini tahu, orang yang bisa bertanya villa ini pasti
mempunyai kemampuan tertentu, jadi harus berusaha membujuk, berusaha agar pria
ini jadi membeli.
Begitu berhasil, dia bisa mendapatkan gaji satu tahunnya.
Pria itu terdiam di sana, jelas sekali sedikit ragu.
Wanita yang seksi juga melihat keraguan itu dan langsung mendekat,
melingkarkan tangan ke lengan sang pria, dan berkata dengan mesra.
“Suamiku, kita beli yang ini ya? Kamu lihat tadi dia bilang sangat
bagus. Kalau beli pasti tidak akan rugi.”
Bab 44
Meskipun pria ini sangat ingin membeli villa ini, tapi nominal di
bank-nya tidak memperbolehkan dia berbuat seperti itu.
“Sayang, bukannya aku tidak setuju, hanya saja sekarang uang di tangan
kita, tidak cukup. Bagaimana kalau kita lihat villa yang sebelumnya, ya?”
Setelah sang wanita mendengar itu, wajahnya langsung berubah.
“Mahal darimana. Kamu bilang rumahmu mempunyai ratusan juta, harga rumah
ini apalah dimatamu? Kalau tidak bisa, kamu beritahu ayahmu, suruh dia transfer
uang bisa tidak?”
Sang wanita mengoceh.
“Villa seperti ini, ayahku juga tidak tinggal, kita benar-benar tidak
bisa beli villa seharga ini. Ditambah lagi, rumah yang dilihat sebelumnya juga
sudah lumayan, di kota ini juga sudah sangat terpandang.”
Setelah sang pria menghibur wanita di sampingnya, wanita itu baru
tenang.
Sedangkan di sisi lain, Tiano Lin yang belum pergi tiba-tiba tertawa.
“Aku pikir seberapa mahal, ternyata hanya 20-an juta saja. Aku beli.”
Perkataan Tiano Lin membuat semua orang terkejut.
“Sialan, kamu masih tidak mau pergi? Berbuat gila apaan di sini. Percaya
atau tidak aku panggil satpam ke sini.”
Karyawan wanita itu tanpa bisa menahan diri berteriak pada Tiano Lin.
“Cepatlah, suruh orang menjijikan ini pergi dari sini. Jangan mengganggu
perasaan hati kami melihat rumah.”
Pria itu memberikan tatapan peringatan kepada Tiano Lin.
Karyawan wanita itu tentu tidak peduli pada perkataan Tiano Lin, hanya
menatap Tiano Lin dengan dingin.
“Aku berikan beberapa detik terakhir padamu, kalau kamu mempengaruhi
pelanggan lagi, aku benar-benar tidak sungkan lagi ya.”
“Tidak usah, aku sekarang tidak perlu diusir olehmu.”
Tiano Lin tersenyum dan pandangannya teralih pada karyawan wanita lain
yang sedang duduk memainkan ponsel.
“Kamu, kesini!”
Karyawan wanita yang sedang bermain ponsel itu awalnya juga hanya
memenuhi kuota, jadi tidak tahu apa-apa terhadap kejadian tadi.
Ketika karyawan itu mendengar Tiano Lin memanggilnya, dia langsung
berdiri, menghampiri Tiano Lin dengan bingung.
“Apa kamu yang memanggilmu?”
Tiano Lin mengangguk.
Karyawan itu sedikit bingung, merapikan sebentar pakaian kerjanya dan
berkata sambil tersenyum, “Tuan, apa ada yang bisa aku bantu?”
Karyawan itu adalah murid yang baru lulus dan tidak ada pendapat begitu
banyak pada masyarakat sosial. Meskipun Tiano Lin tidak beli rumah, dia juga
tidak akan karena dandanan Tiano Lin merendahkan pria itu.
Karyawan yang baru lulus kuliah, tetap lebih polos.
“Kamu ke sini, perkenalkan rumah yang ada di sana padaku!”
Tiano Lin sekali lagi menunjuk villa itu.
“Monica, di sini tidak ada urusanmu. Kamu jangan pedulikan orang gila
ini, pergi lakukan urusanmu.”
Karyawan wanita itu memberikan kode kepada Monica Zhao yang berwajah
polos.
Dia tahu Monica Zhao adalah gadis yang polos, terlalu ramah pada orang
lain.
Monica Zhao terdiam beberapa detik di tempat kemudian tertawa.
“Kak, tidak apa-apa. Anggap saja sebagai latihan bicara. Yang jelas aku
juga hanya bermain ponsel di sana, tidak ada yang bisa dilakukan.”
Karyawan wanita masih ingin mengatakan sesuatu, tapi setelah melihat
ekspresi Monica Zhao yang polos, pada akhirnya menyerah.
Yang jelas selama orang gila ini tidak mengganggu bisnisnya, dia juga
tidak bisa mengatur begitu banyak.
Dengan begini, Tiano Lin di bawah tuntunan Monica Zhao, pergi ke samping
rumah.
Melalui pengenalan singkat dari Monica Zhao, Tiano Lin semakin suka pada
tempat ini.
Rumah ini kelihatannya lebih mewah, juga layak diberi harga 20an juta.
Tiano Lin meskipun kesal, tapi dia tidak boleh menyia-nyiakan uangnya di
tempat yang salah.
Mengenai wanita seksi yang ada di sini, malah menatap Tiano Lin dengan
wajah penuh merendahkan.
Dia ingin lihat pria miskin itu ingin berakting sampai kapan.
“Tuan, kira-kira sudah dikenalkan secara garis besar padamu, bagaimana
pemikiran tuan?”
Monica Zhou tidak dia bisa menjual rumah ini, hanya saja sikap yang
ceria membuat dia tetap menghormati Tiano Lin.
“Gesek kartu.”
Tiano Lin tidak ragu dan langsung mengeluarkan kartu atm.
Monica Zhou sekali lagi memastikan apakah dia salah mendengar atau
tidak.
“Tuan, maksudmu …”
“Kamu tidak salah dengar, gesek kartu sekarang.”
Gesek kartu dan transaksi langsung berhasil.
Rumah dengan harga 28 juta yuan, dibeli oleh pria miskin yang sama
sekali tidak terlihat kaya!
Monica Zhou senang sampai tidak bisa berkata-kata.
Melihat nominal di atas struk, dia sekali lagi memastikan ini adalah
kenyataan.
Selainkan di dalam hall, hampir semua perhatian terletak pada diri Tiano
Lin.
Rumah yang selama setengah tahun ini tidak terjual, bisa-bisanya dibeli
dengan cepat hanya dengan waktu kurang dari sepuluh menit.
Selain itu, dibayar lunas!
Monica Zhou sebagai orang yang paling beruntung, bisa mendapat 500.000
yuan komisi dalam sekaligus.
Uang itu bagi murid yang baru lulus tidak lama dari universitas,
benar-benar seperti sebuah mukjizat.
Mengenai tiga orang itu, sudah dari tadi terkejut sampai dagu mereka mau
copot.
“Tu … tuan, bagaimana kalau lihat ke rumah aslinya, aku bisa … bisa
mengenalkan lebih lanjut untukmu.”
Suara Monica Zhou bahkan bergetar.
“Tidak usah, karena aku sudah suka pada yang ini, aku percaya tempat ini
adalah tempat yang baik. Mengenai yang lain, tidak penting.”
Dengan cepat, Tiano Lin bertanya lagi, “Apa dalam rumahnya sudah pernah
direnovasi?”
“Iya, sudah di tata dengan cantik. Nanti akuu bawakan kunci untukmu.”
Melihat Monica Zhou bersiap pergi, Tiano Lin menghentikannya.
“Tidak perlu buru-buru, aku bertujuan membeli satu rumah lagi, jadi
nanti baru kamu ambilkan satu kunci untukku.”
Monica Zhou terdiam di sana, sangat senang sampai tidak tahu harus
mengangguk atau menggeleng.
Berlalu beberapa menit lagi, villa kecil dengan harga 5 juta yuan sekali
lagi berhasil terjual.
Monica Zhou yang baru bekerja tidak lama di dalam perusahaan, hanya
dalam waktu kurang dari 30 menit, membuat mukjizat di tim penjualan.
Bersamaan dengan itu, dua pembelian itu, juga menghabiskan setengah uang
milik Tiano Lin.
Tapi Tiano Lin tidak merasa sayang, karena uang-uang itu sudah
seharusnya dia gunakan.
Pertama-tama, rumah dengan harga 20-an juta itu dia beli untuk orang tua
yang sudah susah payah membesarkannya.
Budi ayah dan ibu, jauh lebih besar dari satu villa saja.
Mengenai villa kecil itu, dia ingin menunggu setelah Vickie bangun, atas
nama kompensasi dari properti menyuruh mereka tinggal di sana.
Dari sudut pandang lain, ini juga termasuk sebuah investasi. Meskipun
cukup mahal, tapi rumah itu adalah miliknya.
Dari keadaan sekarang, harga rumah hanya akan semakin tinggi.
Bab 45
Semua ini hanya ibunya dan Vivian Tsu yang katakan.
Dibandingkan dengan beberapa wanita yang membeli villa, Tiano Lin merasa
pengeluarannya sama sekali bukan apa-apa.
Sedangkan di sini lain, beberapa karyawan menatap Monica Zhou yang baru
berhasil menjual rumah dengan iri, tapi tidak sampai benci.
Kalau mereka bisa mempunyai sikap yang sopan, mungkin akan mendapatkan
penghargaan ini, dan bukan Monica Zhou.
Hanya saja, anak muda yang kelihatannya baru berumur 20 tahun lebih
sedikit, mengenakan pakaian sederhana, bisa-bisanya dalam sekaligus membeli dua
villa.
Biasanya yang bisa melakukan ini, pasti adalah orang sangat kaya yang
tersembunyi.
Orang kaya seperti ini, tidak akan menunjukkan kekayaannya. Meskipun
peringkat orang-orang yang kaya, juga tidak akan melihat nama mereka muncul di
sana.
Uang mereka, sudah bukan yang orang biasa bisa pikirkan.
Wanita yang bisa mendapatkan pria seperti ini, keuntungan yang bisa dia
dapatkan tidak bisa diterima oleh wanita lain seumur hidup ini.
Manajer penjualan tersenyum cerah dan bermaksud untuk melayani pelanggan
istimewa ini.
Tapi Tiano Lin sama sekali tidak tertarik pada hal ini.
Dia menggelengkan kepala, keluar dengan santai dari hall, sampai di
luar.
Kebetulan di saat ini, seseorang datang dengan buru-buru.
Saat melewati Tiano Lin, sepatu hak tinggi wanita ini tiba-tiba miring
sebelah, oleng, dan jatuh ke arah Tiano Lin.
Wangi parfum yang menyengat masuk ke hidung Tiano Lin.
Dia melihat sekilas wanita seksi yang dewasa ini.
Wajah wanita ini ada make-up tipis, dan setelah wanita ini melihat Tiano
Lin, dia menjauh dari tubuh Tiano Lin dengan canggung.
“Maaf.”
Tiano Lin menggeleng, menandakan tidak apa-apa.
Wanita itu buru-buru, tidak mengatakan apapun lagi pada Tiano Lin, dan
langsung masuk ke dalam hall dengan cepat.
Baru masuk ke hall, wanita itu bertanya pada karyawan penjualan yang ada
di sana.
“Pelanggan yang tadi beli rumah 30 juta mana?”
Monica Zhou melihat sekilas ke arah pintu dan berkata dengan gagap,
“Orang … orang yang tadi keluar itu.”
“Apa, ternyata dia?”
Sang wanita mengerutkan dahi, berbalik, memutuskan untuk mengejar, malah
mendengar suara seseorang.
“Kakak, kenapa kamu ada di sini?”
Wanita itu membalikkan kepala, menatap wanita yang berada dalam pelukan
seorang pria muda.
“Bella, kamu ke sini untuk beli rumah?”
“Iya, bukankah aku baru mendapat pacar, kebetulan juga sudah sampai pada
usia menikah, jadi memutuskan untuk membeli rumah.”
Sang wanita menganggukan kepala, melihat ke pria muda di samping Bella.
“Halo, namaku Sebastian Li, pacar Bella.”
Pria itu inisiatif mengulurkan tangan dan berkata ramah.
Karena sang wanita sekarang buru-buru, jadi tidak mengobrol lebih lanjut
dengan mereka, hanya merespon sebentar lalu pergi.
Tapi baru saja bersiap keluar, Bella malah menarik tangannya.
“Kak, kamu saja sudah ke sini, kenapa begitu buru-buru pergi? Lihatlah
kamu setiap hair bekerja, belum ada pasangan, kebetulan pacarku ini ada kakak
sepupu, bagaimana kalau dia bantu kenalkan kepadamu.”
Sang wanita menganggukan kepala dan melepaskan tangan Bella.
Setelah meninggalkan gedung pemasaran, pandangan wanita itu terus
mencari sekeliling.
Tadi bertemu sekali dengan Tiano Lin, tidak meninggalkan kesan apapun.
Sekarang begitu banyak orang di sana, harus bagaimana mencarinya?
Kebetulan di saat ini, lampu pejalan kaki berubah hijau, Tiano Lin yang
menyebrang jalan menarik perhatiannya.
“Tuan Lin!”
Tiano Lin mendengar ada yang memanggilnya, tapi setelah dipikir-pikir
lagi, rasanya dia yang sudah salah dengar, jadi dia pun lanjut menyebrang
jalan.
Di sisi lain, setelah sang wanita melihat Tiano Lin tidak merespon, dia
berubah lumayan panik. Tapi dia mengenakan hak tinggi, tidak bisa lebih cepat
lagi.
Jadi dia memutuskan untuk melepaskan sepatu hak tingginya dan berlari ke
sana tanpa alas kaki.
Setelah berhasil menyebrang, Tiano Lin baru menyadari ada seseorang yang
memanggilnya.
Tiano Lin menoleh ke belakang, melihat wanita seksi itu sedang
mengejarnya sambil menenteng sepatu hak tinggi.
Saat ini lampu pejalan kaki sudah berubah merah.
Sebuah mobil truk yang tidak mengurangi kecepatan melaju cepat.
Mobil itu tidak mengurangi kecepatan sama sekali melaju di jalan raya.
“Boom!”
Di saat sang wanita hampir saja tertabrak, Tiano Lin maju dan mendorong
wanita itu.
Meskipun sudah menghindari bahaya, tapi karena kecepatan mobil sangat
cepat, bahu Tiano Lin tetap tergores.
Setelah tubuhnya berputar sekali di jalan raya, kemudian terjatuh ke
atas tanah dengan menyakitkan.
Yang ikut jatuh dengannya, adalah wanita itu juga.
Sang wanita membuka mata, lalu bertanya penuh perhatian pada Tiano Lin.
“Tuan, kamu baik-baik saja ‘kan?”
“Aku sih tidak apa-apa, tapi saat kamu menyebrang jalan harus
hati-hati.”
Tiano Lin menepuk-nepuk debu yang ada di tubuhnya.
Sang wanita memijat lengan yang sedikit terluka.
Tubuh sang wanita yang hampir sempurna itu terlihat jelas di hadapan
Tiano Lin.
Hidung Tiano Lin mencium bau amis, sepertinya mimisan.
Tidak tahu apakah wanita itu sengaja atau tidak, wanita itu memajukan
dada, dan menunjukkan lekuk tubuh indah di hadapan Tiano Lin.
Gila, tubuh wanita itu benar-benar sangat seksi.
Kelihatannya, usia wanita ini seharusnya tidak besar, tapi kedewasaan
tubuh wanita ini membuat Tiano Lin tidak mampu menahan diri.
Wanita ini berbeda dari seluruh wanita yang Tiano Lin pernah jumpai.
Kalau dibilang wanita lain pas-pasan, maka wanita ini berlebihan.
Wanita ini tentu tidak menyadari tatapan menahan diri dari Tiano Lin,
hanya sibuk mencari sepatu hak tingginya.
“Tidak usah dicari lagi, ada di sini.”
Tiano Lin mengambil sepatu hak tinggi yang ada di samping.
Tapi tiba-tiba sepatu hak tinggi itu terlepas dan jatuh ke atas tanah.
“Gawat, kelihatannya harus ganti yang baru untukmu.” Tiano Lin berkata
dengan tidak berdaya.
Sang wanita berdiri tanpa alas kaki dan menatap Tiano Lin dengan wajah
bersalah.
“Tuan, tadi adalah salahku, kalau tidak, tidak akan terjadi masalah
seperti ini.”
Tiano Lin menggelengkan kepala dan berkata tidak apa-apa sambil
tersenyum.
Untung saja wanita ini sangatlah cantik. Tadi saat menyelamatkan wanita
ini, Tiano Lin juga diam-diam menyentuh tubuh wanita ini.
Sakit sih memang sakit, tapi bagi Tiano Lin yang berasal dari anak desa,
sama sekali tidak ada pengaruh apa-apa.
“Tidak apa-apa, aku tidak begitu lemah.”
Sang wanita menghela napas lega dan mata yang jernih itu seperti
memancarkan cahaya.
“Oh iya, bagaimana kamu bisa tahu aku siapa?”
Tiano Lin menatap sang wanita dengan tatapan sangat terkejut.
Bab 46
Sang Wanita tidak Langsung menjawabnya, melainkan meluruskan pinggangnya
dan menunjukkan postur tubuhnya yang bagus.
Didetik ini, Tiano nyaris menyemburkan darah dari hidungnya.
“Tuan Muda Lin, namaku adalah Kathie Jiang, aku adalah sekretaris
pribadi Anda.”
Tiano seolah tidak mendengar suara perkataan wanita ini, sepasang
matanya masih terkunci pada badannya.
Tidak lama kemudian, dia mimisan.
Kathie yang polos mengira bahwa tadi Tiano tertabrak, dia mengeluarkan
tisu untuk membantunya menghapus darahnya.
Dengan begitu, dadanya semakin menempel dihadapan Tiano, itu membuat
Tiano sangatlah terangsang.
“Tuan Muda, Anda mengalir banyak darah, sepertinya sedikit tidak bisa
ditahan, apakah harus mencarikan dokter?”
“Tidak perlu, tidak perlu.”
TIano menerima tisunya dan menyumbatkannya dihidungnya.
Setelah beradaptasi dengan rasa ini, barulah Tiano menahan rangsangan
ini.
Meskipun sedikit tidak sopan, namun Kathie menatapi Tiano dan tertawa.
Senyuman ini membuat Tiano semakin merasa wajahnya merah.
“Tuan Muda, aku akhirnya menemukan Anda, disini terlalu panas, kita
mengobrol diatas mobil saja.”
Tiano benar-benar tertarik dengan wanita ini.
Sebagai seorang lelaki, ketika dia melihat Kathie, sekujur tubuhny
alemas.
Jadi dia hanya bisa menopang wanita ini sambil berjalan keluar.
Disaat ini, Belaa kebetulan keluar bersama dengan suaminya.
Dia bertemu dengan Tiano tengah bersama dengan kakaknya dan kedua orang
saling bertopangan berjalan kearah sebuah mobil merah.
“Kapan kakak punya mobil sebagus ini?” Belaa sangatlah kaget, namun
ketika melihat Tiano, dia langsung mengerti.
Ternyata, wanita ini menjadi simpanan Tiano.
Belaa tentu saja tidak bisa melupakan Tiano.
Beberapa jam yang lalu, Tiano menghabiskan banyak uang dan membeli dua
buah rumah sekaligus.
Belaa sedikit menyesal, dirinya tidak seharusnya begitu galak terhadap
Tiano, jika mencari kesempatan untuk menggodanya, mungkin saja didalam sana
akan punya sebuah rumah miliknya.
Tentu saja, ini hanyalah sebuah pemikiran belaka.
Tiano sudah tidak mempunyai Image bagus terhadap Belaa, sekarang jika
pergi kesana juga tidak ada gunanya.
Belaa sangatlah tidak ikhlas, dirinya sudah tidak punya kesempatan namun
kakaknya sepertinya berhasil.
Melihat sosok Kathie disana, Belaa menghempaskan nafas dan melemparkan
tangan pacarnya dan datang kesamping mobil merah ini.
“Kakak, bukankah sebelumnya kamu bilang tidak punya pacar, mengapa
sekarang diam-diam bersembunyi dari kami, sepertinya ini tidaklah bagus.”
Kata Belaa dengan sombong.
“Belaa, ini bukanlah pacarku.”
Kathie menjelaskannya.
Kathie hanyalah sekretaris pribadi Tiano, terhadap hal itu, dia tidak
berhak dan dia tahu jelas jarak antara dirinya dengan Tiano.
“Kakak, kalian berdua sudah begitu mesra, mengapa kamu masih tidak
mengakuinya? Kamu baru bekerja berapa lama saja mana mungkin bisa punya mobil
sebagus ini?”
Kathie terlihat sedikit tidak berdaya.
“Ini sepertinya tidak ada hubungannya denganmu kan? Lagipula, sekarang
adalah waktuku untuk bekerja, jika ada hal lain, tunggulah setelah aku pulang
kerja saja.”
Belaa melihat Kathie sudah akan naik keatas mobil, dia langsung panik
dan menarik tangannya.
“Kathie, kamu masih berpura-pura disini, kamu menjadi simpanan orang
kaya ini kan, kamu masih berlagak suci, aku akan memberitahu ibumu akan hal
ini, aku akan lihat bagaimana caramu mengangkat kepalamu kedepannya!”
Kathie tidak menyangka bahwa Belaa akan mengatakan hal seperti itu,
“Terserah apa yang ingin kamu lakukan, tapi aku mau mengingatkanmu, tatapan
pasanganmu tadi terhadapku tidaklah normal.
Kathie menyetir dan membawa TIano pergi tanpa mempedulikan Belaa.
Diperjalanan, Tiano bertanya, “Mengapa kamu tidak memberitahu dia bahwa
kamu adalah sekretaris pribadiku, ini juga akan lebih baik terhadapmu.”
Kathie difitnah juga ada sebagian tanggung jawab yang harus dipikul oleh
Tiano.
“Tuan muda, ini adalah perintah dari Tuan besar, hal ini selain kalian
berdua, tidak boleh beritahu kepada siapapun.”
Sekalipun dirinya akan terbully akan itu, namun Kathie tetap saja ingin
menjaga Tiano dengan baik.
Perintah dari ayahnya?
Orang kaya misterius yang dari awal tidak pernah ditemuinya ini, apa
sebenarnya identitasnya.
Tiano sangatlah tidak bisa mengerti, dia juga tidka tahu bagaimana
caranya untuk mengerti.
“Tuan Muda, kamu tidak perlu merepotkan urusanku, ini semua adalah
urusan kecil, aku sendiri akan mencari cara untuk menyelesaikannya.”
Tiano berbalik menatapi Kathie.
Pahanya yang seksi serta dadanya yang besar sungguh adalah sebuah
pemandangan indah.
“Tuan Muda, Anda mimisan lagi.”
Kathie memberikan tisu kehadapan Tiano.
“Kalau begitu kamu seharusnya pernah bertemu dengan ayahku kan?” tanya
Tiano.
“Sebelum ini, aku memang adalah sekretaris pribadi Tuan Besar, jika aku
tidak salah tebak, dalam jangka waktu ini, Tuan besar seharusnya akan datang
bertemu denganmu.”
Bertemu denganku?
Ayahnya yang kaya itu, akhirnya berencana untuk bertemu dengannya kah?
“Tuan Muda, jika Anda masih tidak menghapusnya, maka darah dihidungmu
akan membeku.”
Barulah Tiano sadar kembali dan menghapus darah dihidungnya.
Dengan cepat, mobil berhenti dihadapan sebuah rumah sakit yang familiar.
Tatapan Tiano akhirnya beralih dari badan Kathie dan setelah ragu-ragu
sejenak barulah dia bertanya, “Mengapa kamu tahu aku ada disini?”
“Mudah sekali, aku bisa mengecek daftar transaksi Anda, jadi aku hanya
perlu melihat transaksi terakhirmu dan aku akan tahu.”
Setelah mendengarnya, Tiano menganggukkan kepalanya.
Wanita ini memang pintar, jika tidak dia juga tidak akan bisa menjadi
sekretaris pribadi ayahnya.
“Hal ini sedikit tiba-tiba, jika aku melakukannya dengan kurang bagus,
mohon Tuan Muda maafkan aku.”
Wanita cantik seperti ini, Tiano sudah tidak sempat menyayanginya, mana
mungkin akan mengeluh.
“Jika ayahku membiarkanmu datang, maka seharusnya punya hal yang
sangatlah penting kan?” Tiano berpikir sejenak dan mengalihkan topik
pembicaraan.
“Tidak sepenuhnya benar.” Kathie mengelengkan kepalanya, “Direktur utama
belakangan ini rapat dan memutuskan untuk memberikan laporan keuangan
perusahaan untuk dilihat oleh TUan Muda.”
Seusai berkata, Kathie mengeluarkan sebuah dokumen dari dalam tasnya.
Bab 47
Ketika Tiano memperhatikan gerakan dari Kathie, didalam hatinya terasa
terangsang lagi.
Boleh dibilang, dia belum pernah bertemu dengan orang yang begitu
menarik seperti Kathie.
Setiap kali menatapi wanita ini, dia terus saja merasa tidak bisa
menahannya.
“Tuan Muda, Anda tolong lihat.”
Kathie tersenyum sambil memberikan dokumen ditangannya kepada Tiano.
Tiano terhenti sejenak dan menerima dokumennya, dia melihat sekilas
dokumen tersebut.
Bulan lalu, perusahaan dari ayah Tiano mempunyai profit lebih dari 20
miliar rmb!
ini sungguh adalah sebuah angka yang menakjubkan!
Yang paling misteriusnya adalah perusahaan dibawah nama Ayahnya ini
tidak pernah muncul didalam channel bisnis manapun.
Harris He, lelaki ini sebenarnya seberapa kaya?
Tiano menyadari bahwa hanya rumah sakit swasta ayahnya saja profit
bersihnya mencapai 500 juta rmb.
Jangan dibilang yang lain, hanya dengan sebuah rumah sakit ini saja
sudah bisa membuat lelaki ini memberi makan beberapa generasi.
Miliarder sungguh adalah sebuah lawakan baginya.
Dikrangi dari pendapatan rumah sakit, masih ada perusahaan obat-obatan
sebsar 5.8 miliar rmb, hotel sebear 3 miliar rmb, perusahaan olahraga sebesar
1.5 miliar rmb, bisnis perfilman sebesar 4 miliar rmb, bisnis property sebesar
3 miliar rmb, serta banyak perusahaan kecil yang ditambahkan semuanya menjadi
total 4 miliar rmb.
Boleh dibilang bahwa keluarganya nyaris memimpin diseluruh bidang
pekerjaan.
Pebisnis adalah sebuah pekerjaan yang misterius, sekali punya uang, maka
akan menjadi semakin kaya, berbagai jenis projek serta investasi akan bertambah
banyak seiring dengan menaiknya nama.
Ayahnya jelas mengandalkan modalnya dan membesarkan perusahaannya hingga
tidak bisa dibandingkan oleh orang lain.
Sedangkan orang kaya diranking dunia itu dimata keluarganya bagaikan
anak kecil yang bermain rumah-rumahan saja.
Ini juga tidak salah, 100 juta rmb diberikannya untuk sebagai uang
jajan, ini sungguh tidak mungkin adalah keluarga kaya biasa.
Setelah beradaptasi sesaat, Tiano juga sudah melakukan persiapan, seusai
kaget, dia juga semakin tenang.
“Uang sebanyak ini, aku sepertinya masih tidak bisa menghabiskannya
sekalipun punya 10 kali nyawa.”
Tiano memberikan kembali dokumen kepada Kathie, dia berkata seperti itu.
“Mengenai ini, munkgin saja, namun terhadap pengamatanku terhadap Anda,
Anda seharusnya bukanlah orang yang hanya tahu untuk menghabiskan uang secara
sia-sia saja!”
Kata Kathie.
Tiano merasa sedikit diluar dugaan.
Asisten pribadinya ini terlihat sedikit bodoh, tampangnya seperti sebuah
pot bunga saja, namun nada bicaranya tadi serta tatapannya itu tidak seperti
orang biasa.
Itu normal juga, bagaimanapun juga ayahnya tentu saja tidak akan
sembarangan memperkerjakan sekretaris pribadi untuk dirinya sendiri.
“Pendidikanmu seharusnya sangatlah bagus kan?” Tanya Tiano sembarangan.
“Aku tamat di Harvard University, s2 finance, sunguh tidaklah bagus.”
Apa?
Dibangingkan dengan wanita ini, sekolah tempat dimana Tiano sekarang
berada sungguh tidaklah terpandang.
Jika bukan karena ayahnya, maka mungkin saja seumur hidup ini dia tidak
mungkin membuat wanita seperti Kathie menjadi sekretaris pribadinya.
“Aku harus berterima kasih kepada Tuan Besar, dialah yang memberikan aku
sebuah kesempatan ini, ini memang yang harus aku lakukan.”
Kathie menundukkan kepalanya dan terlihat menunduk.
Tiano mulai curiga bahwa identitas ayahnya tidaklah biasa.
Jika dia adalah wanita cantik yang punya gelar yang begitu baik, Tiano
tentu saja lebih bersedia lebih banyak mengobrol bersamanya.
Setelah obrolan selama beberapa jam, Tiano akhirnya mengetahui kemampuan
asli wanita ini.
Analisanya terhadap masalah finance dimarket sangatlah detail.
Jika bukan karena Aaron meneleponnya, Tiano benar-benar mungkin akan
mengobrol bersama wanita ini hingga malam hari.
“Tuan Muda, operasi Vickie akan segera dimulai, apakah anda mau datang
untuk menjenguknya?”
Tiano menghempaskan nafas dan menyetujuinya.Kathie menatapi ekspresi
Tiano, dia berkata, “Tuan Muda, Jika anda punya urusan, maka pergi sibuk saja,
aku sekarang adalah sekretaris pribadimu, kamu boleh berdiskusi denganku kapan
saja.”
Tiano tersenyum dan menganggukkan kepalanya, tatapannya mengarah ke
sepatu hak tinggi sang wanita lagi.
“Sepatu ini, aku akan menggantikan untukmu.”
“Kalau begitu aku akan menunggu kabar baik dari Tuan Muda.”
TIano datang kedepan pintu operasi, dia terus menatapi Aaron yang berada
disana.
“Tuan Muda, aku bawa Anda masuk kedalam ruang pengawasan disebelah saja,
disana bisa melihat seluruh proses operasi dari dokter.”
Aaron ketika melihat Tiano, dia langsung ebrdiri.
Kemampuan Professor John diakui diseluruh dunia, dan kali ini dia bisa
datang kemari juga karena ibunya.
“Sudahlah, aku tidak akan kesana.”
“Baik Tuan Muda, jika ada kejadian apa, kami akan menghubungimu pada
waktu paling singkat.
Aaron pergi.
Tiano kembali ke kamar pasiennya sendiri, dia tiba-tiba mengeluarkan
tiket konser.
Awalnya dia berencana untuk membawa VIckie untuk pergi bersaama, namun
sekarang sepertinya tidak akan sempat.
Kebetulan saja, 3 buah tiketnya diberkan kepada teman baiknya, sisa dua
lagi diberikan kepada Xeria, anggap saja itu adalah sejenis ganti rugi baginya.
Waktu itu ketika berada didalam mobil, itu membuatnya canggung, meliaht
nomor telepon Xeria dihpnya membuat Tiano ragu-ragu.
Sejenak kemudian, dia putus asa.
“Sudahlah, tunggu kondisi Vickie membaik saja dulu.”
Sekali terpikiran hingga begitu, Tiano meletakkan tiket diatas meja, dia
lalu berkongkok disamping kasur.
TIdak disadari bahwa dia ketiduran.
Yang membangunkannya adalah suara nada dering hp.
Dia membuka matanya dan melihat nomor Aaron dihpnya.
“Tuan Muda, Anda akhirnya menganggkat telepon.”
Nada bicara Aaron sangatlah panik.
“Ada apa, apakah operasinya sudah selesai?”
“Iya, Tuan Muda, selamat, semuanya sukses dan tidak ada masalah apapun!”
Hati Tiano yang deg-degan akhirnya lega.
“Baguslah kalau begitu.”
Tiano senang, dia datang kedepan pintu ruang operasi.
Disaat ini, kebetuan Vickie tengah didorong keluar oleh segerombongan
orang.
“Tuan Lin, operasi Nona Chu sangatlah sukses, dia sekarang hanya perlu
beristirahat selama 48 jam dan sudah bisa sembuh, hanya saja sepanjang masa
waktu ini, aku tidak berhadap ada orang yang biasa menganggu keselamata Nona
Vickie.”
Tiano menganggukkan kepalanya, diawajahnya jelas terlihat bahagia.
Melihat Vickie yang didorong kedalam ruang ICU, Tiano menelepon sebuah
nomor dihpnya.
“Halo, apa kabar, aku ingin mentraktirmu makan shaokao.”
Bab 48
Xeria berdandan dengan teliti adalah untuk bertemu dengan Tiano.
Dia tidak menyangka bahwa lelaki ini akan mentraktirnya makan shaokao.
Meskipun harganya sedikit murah, namun Xeria juga bukanlah wanita yang terlalu
materialistik.
“Kamu ternyata ingin mentraktir aku makan shaokao.”
Xeria meminum beer dan berkata kepada Tiano.
“Masih ada lebih banyak yang tidak bisa kamu tebak.” Tiano berkata
seusai minum beernya, dia mengeluarkan dua buah tiket konser.
“Ini adalah…tiket konser Vivian Tsu? Dan ini adalah baris pertama!”
Xeria tidak bisa mempercayai matanya.
Perlu diketahui bahwa tiket konser Vivian sekalipun berada dipojok namun
jika berada dibaris pertama juga harus 10 ribu rmb, dan sangatlah susah untuk
didapatkan.
“Kamu ini jangan-jangan palsu, bagaimana jika adalah palsu, nanti jika
ambil ini dan tidak bisa masuk akan malu.”
“Jika ini palsu, aku tidak akan memberikannya kepadamu.” Sambil berkata,
Tiano bersiap mengambil kembali beberapat tiket itu.
Xeria melihat Tiano akan mengambil kembali, dia langsung merebut
tiketnya, “Barang yang sudah diberikan kepadaku tidak boleh menyesal!”
Tiano juga sepertinya tidak akan menyesal, dia melakukan tindakan itu
hanya untuk menakuti gadis ini saja.
“Bagaimana caranya kamu mendapatkannya?”
Tiano berpikir sejenak lalu memberitahunya bahwa dirinya meminta
bantuann teman untuk membelinya.
“Tidak terlihat bahwa ternyata kamu punya teman seperti ini.”
Xeria juga malas tahu bagaimana caranya Tiano mendapatkannya, lagi pula
sekarang diambil ditangannya sendiri adalah kesayangan milik dirinya sendiri.
Melihat ekspresi senangnya wanita ini, TIano lega.
Mereka berdua lanjut untuk memakan shaokao.
“Xeria?”
Disaat ini, diseberang Xeria terdengar sebuah suara yang familiar.
Xeria mengangkat kepalanya, dia langsung kaget.
Orang yang memanggilnya ternyata adalah Anna.
“Xeria, mengapa kamu ada disini, dan…….” Tatapan Anna langsung mengunci
Tiano yang berada disampingnya.
“Bukankah ini adalah Tiano si bocah miskin?”
Tiano mengerutkan keningnya, dia menatap kearah Anna.
“Aduh…, benar-benar, Xeria, bukannya aku kenapa-kenapa, mengapa kamu
makan bersamanya? Apakah dia mengancam kamu?”
Xeria mengelengkan kepalanya, “Anna, bukan begitu, aku sendiri yang
bersedia makan bersamanya.”
“Benarkah Xeria, lelaki semacam ini kamu juga bersedia? Bukannya aku
bilang kamu, apa sebenarnya hubungan kalian berdua? Mengapa kamu begitu
memanjakan dia?”
Seusai itu, Anna menarik tangan Tiano dan berteriak, “Tiano, kamu
sengaja?”
“Kamu jangan sembarangan berkata, aku sekarang adalah teman dari Xeria,
aku tidak sejorok yang kamu bayangkan.”
Satu perkataan Tiano langsung membuat ekspresi Anna sangatlah jelek.
Sebagai wanita idaman di jurusan tari, dia tentu saja tidak bisa
menerima orang seperti ini berkata dengan nada bicara yang begitu sombong
kepada dirinya sendiri.
Terutama, orang yang duduk diseberangnya adalah teman baiknya sendiri.
“Makan bersamamu? Kamu juga tidka lihat siapa dirimu, masih berani saja
memancing Xeria, apakah kamu pantas?”
Tiano sudah terbiasa orang-orang seperti ini memperlakukannya seperti
ini.
“Xeria saja juga tidak peduli, mengapa kamu begini? Siapa juga kamu?”
Waktu itu hal yang terjadi di KTV tidak mungkin semuanya tidak diingat
oleh Tiano, dia awalnya ingin memberi pelajaran kepada Anna, namun karena
mempertimbangkan bahwa dia adalah teman dari Xeria, dia juga tidak membuatnya
terlalu sadis.
“Dasar kamu sungguh bernai, percaya apa tidak, aku sekarang langsung
menyuruh Kak Tio untuk menghabisi kamu!”
Kak Tio.
“Dia masih belum dikurung?”
Sesuai dengan identitas Tiano sendiri, asalkan dia memanggil pamannya
kemari, Kak Tio itu bagaikan harimau mainan saja.
“Dipenjara? kamu ini jangan-jangan gila karena miskin, aku beritahu
kamu, semenjak kejadian waktu itu, Kak Tio terus saja mencarimu, dia mengatakan
bahwa jika ada orang yang bertemu denganmu dan memberitahunya akan mendapatkan
hadiah!”
Tiano tersenyum, dia langsung menghabiskan beer digelasnya, dan menunjuk
kearah pipinya, “Hadiah yang kamu maksud adalah ini? Jika tidak keberatan kamu
kasih aku satu juga sama saja>”
Anna awalnya tidak mengerti lalu dia sadar dan memaki kepada Tiano.
“Tiano, kamu ini cari mati, kamu ingin aku menciummu? Dasar sekujur
tubuhmu saja tersebar aura pengemis, dan tidak tahu malu!”
Anna tidak menyangka bahwa Tiano akan menjadi begitu menjijikan.
Sebelumnya dia masih adalah tampang pecundang seperti itu, sekejap dia
langsung menjadi bajingan yang tidak tahu malu seperti begini!
“Benarkah tidak ada orang yang bersedia menciumku?”
Tiano batuk dan memegang meja, dia melirik kearah Xeria.
Xeria langsung bingung.
Dia ini, jangan-jangan memintanya untuk menciumnya?
Meskipun dia tidak membenci Tiano, namun dia menyuruhnya melakukan
begini sungguh terlalu keterlaluan.
“Dasar orang miskin yang menjijikan, aku sekarang langsung menyuruh Kak
Tio untuk menghabisi kamu!”
Anna sambil berkata langsung menelepon.
Xeria takut masalah akan menjadi semakin besar, dia tercengang beberapa
detik dan ragu-ragu, setelah itu, dia mencium pipi Tiano.
Ini tidak hanya membuat Anna kaget, bahkan semua orang yang berada
disini juga sedikit tidak bisa mempercayai matanya sendiri.
Xeria adalah wanita idaman semacam apa, dia adalah wanita cantik yang
nyaris disukai oleh setengah dari sekolah ini, dia mencium orang seperti Tiano?
Tiano memegang bekas ciuman Xeria, dia merasa senang dihati.
Rasa itu seolah masih menempel padanya.
Tatapan Xeria terliaht sedikit bersinar, tampang lucunya itu membuat
lelaki yang berada disekeliling tidak tenang.
MEngapa, mengapa lelaki ini bisa dicium oleh Xeria?
Tiano terus saja duduk tenang disana dan tersenyum kearah Anna.
“Sekarang kamu boleh pergi kan, hal ini tidak ada hubungannya sama
sekali denganmu.”
Seusai berkata, mereka berdua seolah tidak terjadi apa-apa dan lanjut
makan shaokao.
“Tiano, kamu tunggu!” Anna melotot kearah mereka berdua, dia lalu mundur
dan menelepon telepon itu.
Tiano tahu bahwa dia menelepon Kak Tio itu.
Dia bukanlah takut dengan Kak Tio itu, melainkan dia hanya tidak ingin
merusak suasana saat ini.
Dia membiarkan wanita itu menelepon disana, Tiano berdiri dan menatap
kearah Xeria, dia lalu berkata, “Bagaimana jika kita pergi menonton saja.”
Xeria takut masalahnya menjadi besar dan menganggukkan kepalanya.
Bab 49
“Kalau begitu ayo saja.”
Mereka berdua tidak mempedulikan Anna yang sedang menelepon Kak Tio itu,
mereka membayar tagihan dan langsung naik taksi untuk pergi menonton.
Meskipun Tiano masih belum meluruskan apa sebenarnya hubungan dirinya
dengan Xeria.
Namun disaat ini, wanita yang setuju untuk ikut pergi ke teater bersama
dengannya tentu saja tidak akan disia-siakan olehnya.
Didalam taksi, mereka berdua terhitung jujur.
Hingga setelah turun, dan jalan di mall yang nyaris tidak ada orangnya,
hati Tiano semakin tidak tertahankan.
Jangka waktu ini, Tiano sungguh menahan parah.
Sekarang akhirnya mendapatkan kabar Vickie punya kabar baik, ada sejenis
rasa impulsif yang tidak bisa ditahan olehnya.
Didalam lift yang hanya ada mereka berdua saja.
Tiano berdiri disamping sedikit kebelakang dari Xeria, sudut ini
sangatlah bagus, dia bisa mengamati postur tubuh sempurna dari wanita idaman
ini.
Xeria meskipun meskipun juga menyadari maksud Tiano dari pantulan
dinding lift, namun setelah tadi di tempat shaokao mereka berdua mempunyai
sentuhan mesra, hubungan mereka tentu saja semakin bagus.
Disepanjang jalan tidak ada obrolan lagi.
Hingga setelah tiba di lantai sembilan dan pintu terbuka, Xeria tidak
tahan lagi dan bertanya, “Beginikah caranya biasanya kamu menilai orang lain?”
“Bukan begitu juga.” Tiano mengelengkan kepalanya, semua orang yang
dibeginikan pasti akan merasa malu, “Kadang-kadang.”
“Mau tonton film apa?”
Ketika keluar dari lift, Xeria langsung mengandeng tangan Xeria, mereka
melihat layar dengan nama film yang ditayangkan.
“Fast and Furious saja.”
Tiano masih belum menonton fast and furious yang baru tayang.
Tapi kabarnya didalam filmnya ada banyak adegan yang hot, Tiano langsung
memutuskan untuk membeli dua buah tiket yang berada dipojok belakang, mereka
lalu masuk kedalam teaternya.
Untung saja hari ini bukanlah weekend dan bukan juga adalah hari libur.
Orang yang datang menonton malam-malam tidaklah banyak.
Ditambah degnan Tiano dan Xeria, juga hanya ada beberapa pasang kekasih
saja.
Posisi mereka dengan sangat akrabnya berjarak sangat jauh.
Ketika mereka bertemu, para wanita pasti akan malu dan menundukkan
kepalanya. mereka takut bertemu dengan orang yang dikenal dan terkenali.
Namun para lelaki malah saling bertatapan dengan bangga.
Namun rasa bangga ini palingan hanya bertahan hingga melihat yang
mengandeng Tiano adalah Xeria.
“Keparat, bahkan wanita idaman seperti ini saja juga mencari keseruan
didalam bioskop, apakah kamar hotel bintang lima kurang seru atau mobil Ferrari
kurang besar, sungguh tidak memberikan jalan hidup untuk kami.”
Seorang lelaki yang mengenakan kacamata berkata seperti begitu.
Namun setelah filmnya dimulai, lingkungan gelap didalam bioskop menjadi
samaran paling bagus bagi semua orang.
Ditambah lagi sudah menahannya begitu lama, niat Xeria mengoda Tiano
juga begitu terlihat, disini, Tiano juga tidak ingin menahannya lagi.
Dengan mengandalkan kegelapan, sebuah pertunjukan menarik ditayangkan
dipojok teater.
Meskipun hari ini Tiano tidak memberikan hadiah apapun untuk Xeria.
Tapi karena sudah suka dengan orang ini.
Xeria tentu saja harus memberikan sedikit keenakan kepada dia.
Meskipun tempat ini sedikit sempit, namun sebagai wanita dari jurusan
tari juga bisa leluasa.
………
Jam 2.30 subuh.
Mereka berdua muncul didepan pintu mall, mereka memanggil sebuah taksi,
dan Tiano mengantar Xeria kembali dulu pulang dan dirinya baru kembali ke rumah
sakit lagi.
Ketika turun, Tiano langsung mendapatkan sebuah pesan dari Xeria.
“Nanti setelah pulang jangan menyelesaikan sendiri menggunakan tangan
ya.”
Dan Xeria juga mengirim sebuah ekspresi lucu.
“Hehe, kenapa? Kecuali kamu mau membantuku menggunakna kakiku…”
Bales Tiano dengan bandel, dia lalu mematikan hpnya, dia sudah bisa
membayangkan tampang wanita cantik yang senang.
Dia kembali ke kamar pasien dan diperjalanan, dia melirik kearah Vickie
dari luar jendela ICU.
Boleh dibilang bahwa benar-benar nyawanya kembali pulih, wajah pucat
Vickie akhirnya sedikit membaik, meskipun tidak banyak berubah namun bisa
terlihat bahwa dia terlihat lebih semangat daripada sebelumnya.
Oleh karena itu, Tiano nyaris bersiul sambil mandi, dia lalu kembali ke
kasur dan terbaring diatasnya.
Ditangannya masih seolah ada rasa kedua belahan Xeria.
Sungguh besar sekali.
Sungguh emmbuat dirinya sangatlah terpancing.
Setelah bolak-balik diatas kasur hingga hampir pagi hari, barulah Tiano
tertidur.
………..
Dia tidur dengan nyenyak.
Siang hari keesokan harinya, Tiano bangun dan langsung menyalakan hpnya
untuk login.
“Adik keempat, kamu sudah begitu lama tidak kembali kelas, kamu juga
tidak mengangkat telepon, ada apa ini, apakah Kak Tio itu mencari kamu.”
“Adik keempat, pagi hari ini dosen absen, kamu tidak datang tiga kali,
dia bilang mau memotong sks kamu, dan membuatmu tidak bisa lulus.”
“Adik keempat……..”
“………”
Kepala asrama, mengirimkannya setumpuk pesan dan Tiano menjawab sudah
tahu dan langsung tidak menghiraukannya.
“MEmotong sks aku? dan membuatku tidak bisa lulus?”
Tiano tersenyum, di laporan keuangan yang diberikan oleh Kathie kemarin,
Tiano melihat bahwa perusahaan He membangun 3 buah gedung science dans ebuah
museum nasional di sini, bahkan kata Kathie, kepala sekolahnya bisa menjadi
kepala sekolah karena bisa mendapatkan donasi terus dari keluarga He, hampir
setengah dari kampus baru semuanya dibangun oleh keluarga He.
Memecat dirinya sendiri? Itu tidak mungkin.
Tapi, yang paling membuat Tiano menyayangkan adalah ketika dia bangun
dan bersiap untuk turun, dia menyadari bahwa dirinya ternyata mengenakan
pakaian tidur baru dirumah sakit?
Tiano ingat dengan jelas bahwa ketika dia tidur, dia tidak pernah punya
kebiasaan untuk mengenakan pakaian tidur, terutama ketika musim panas, baju
tidur yang sebelumnya diberikan sudah disimpan olehnya didalam lemari, bahkan
dia tidak pernah mengeluarkannya lagi, mengapa bisa langsung berada pada
dirinya?
Lalu dia menundukkan kepalanya dan melirik kearah celananya.
Astaga, bahkan celana dalamnya sudah diganti juga!
Siapa yang melakukannya!
Dan Tiano merasa bahwa pantatnya aneh, dia bergegas berlari kearah
toilet, dia mulai memeriksa badannya sendiri apakah ada kejanggalan atau tidak.
Untung saja semuanya masih tidak ada yang berubah.
Namun ketika dia keluar dari kamar mandi, tatapannya merujuk pada pojok
ruangan, hatinya deg-degan lagi.
Dimanakah sepatu hak tingginya?
Sepatu hak tinggi Kathie menghilang!
Pertanyaan ini sangatlah penting……..
Tidak ada orang yang akan karena bosan dan datang ke kamar pasiennya dan
ketika dia tertidur, mengantikan seluruh pakaian dibadannya.
Sebelum pergi masih juga mengambil sepatu hak tinggi Kathie.
Tiano merasa masih biasa saja mengganti pakaian, namun sekali didalam
kamar pasiennya ada sepatu hak tinggi tersebar dirumah sakit atau mungkin
terdengar oleh orangtuanya, maka dia sudah tidak perlu bertemu orang lagi.
Dia menyalakan sebatang rokok dan merenung sejenak diatas kasur.
Diadalam otaknya lalu muncul sebuah sosok sedikit kecil yang mengenakan
pakaian suster.
Celestine Gu!
Bab 50
Sekali dibicarakan langsung muncul.
Dibenak Tiano muncul sebuah nama saja dan pintu kamar pasien langsung
diketuk, dan terdengar suara seorang wanita yang manis.
“Tuan Muda Lin, apakah aku boleh masuk?”
“Masuk saja.” Tiano duduk diatas kasur dan menjawabnya.
Rok suster, kaus kaki putih panjang, postur tubuh Celestine memang tidak
sebagus Vickie, namun dilihat dari masyarakat biasa, dia juga adalah wanita
cantik yang boleh dinilai 7 keatas.
“Tuan Muda Lin, Anda masih belum makan, makanan siang hari ini dirumah
sakit adalah salad buah dan sup ayam, serta ada beberapa masakan lainnya, jika
Anda lapar aku akan menyuruh bagian dapur sana mengantarkan untuk Anda.”
Semenjak menjadi perawat pribadi Tiano, kedudukan Celestine meningkat
banyak di rumah sakit.
Bagaimanapun juga dia sedang melayani Tuan Muda pemilik rumah sakit ini,
terkadang perkataannya mewakilkan maksud Tiano juga.
“Ini-ini lagi.” Tiano mengerutkan keningnya, “Apakah ada usus atau telur
campur tomat, aku ingin makan sesuatu yang enak.”
Usus?
Celestine tercengang sejank, lalu dia berkata sambil tersenyum, “Tuan
Muda Lin sungguh bercanda, kondisi tubuh Anda sekarang masih belum pulih, tidak
cocok untuk makan makanan pedas dan yang merangsang, tapi jika kamu tidak puas
dengan masakan yang disiapkan oleh kantin hari ini, aku sekarang suruh mereka
buatkan ulang saja.”
“Sudahlah, aku sekarang tidaklah lapar, aku tidak ingin makan.”
Tiano dengan kecewanya menghempaskan nafasnya, dia menatap kearah badan
Celestine, “Apakah pagi hari ini kamu masuk ke dalam kamar ini?”
“Iya.” jawab Celestine sambil tersenyum, “Anda kemarin malam tidak
kembali, sebagai perawat pribadimu, aku memeriksa kondisi Anda setiap saat adalah
tanggung jawab yang harus aku tepati.”
“Ini termasuk mengganti pakaian serta celana dalamku?” Kata Tiano.
“Bukankah ini seharusnya?” Celestine mengedipkan matanya dan berbalik
bertanya.
“Baiklah.”
Tiano baru saja ingin bangun, Celestine langsung kemari dan mengandeng
tangannya, itu membuat bahu Tiano menempel pada dada Celestine.
Tiano menatapi Celestine, terlihat Celestine tersenyum, Tiano lalu
menarik tangannya dan merangkul pinggang Celestine menuju ke toilet.
20 menit kemudian.
Celestine membantu Tiano mandi dan mengenakan pakaian.
Ketika berkaca, Celestine berdiri dibelakang Tiano.
Bisa terlihat bahwa rok susternya basah karena memandikan Tiano.
Postur tubuh khasnya terlihat dimata Tiano.
Rasa Khas ini masih saja punya ketertarikan yang sangat besar terhadap
Tiano.
“Kamu punya pacar?”
Tiano menatapi Celestine dan bertanya.
“Iya, ada satu, sudah hampir 3 tahun.”
Ketika menjawab pertanyaan ini, Celestine terlihat sedikit hati-hati.
Tadi ketika dia memandikan Tiano, sebenarnya didalam hatinya terasa
senang.
ketika Tiano menatapinya, tatapan itu juga tidak disamar olehnya.
Celestine bisa merasakan bahwa keturunan orang kaya ini bisa mengerti
maksudnya.
waktu 20 menit meskipun tangannya sedikit pegal, namun Celestine merasa
bahwa semua ini memang pantas.
Namun ketika Tiano mempertanyakan privasinya, sedikit rasa senang itu
menghilang.
“Apa pekerjaan dia?” Tanya Tiano.
“Dia adalah seorang murid.”
Celestine mengertakkan giginya dan mengatakan sejujurnya.
Beberapa tahun ini sedang populer hal seperti ini.
Sedangkan Celestine karena jenis pekerjaannya ini, dia sangatlah susah
untuk mendapatkan seorang pacar, namun karena gaji rumah sakit yang tinggi
membuatnya sangatlah tertarik dengan orang yang masih belum lulus kuliah.
Orang-orang seperti itu usianya rendah, ganteng dan sangatlah mematuhi.
Sekarang pacarnya itu juga dikenal di wechat, mereka bersama sejak
lelaki itu kuliah tahun pertama, hingga sekarang sudah hampir tahun keempat dan
tamat, biaya kuliah dan living cost dari lelaki itu semuanya dikeluarkan oleh
Celestine.”
Tiano menatapi Celestine dengan kaget.
Lalu dia berkata sambil tersenyum, “Tidak apa-apa, aku hanya bertanya
saja, jika kamu keberatan aku tidak akan mengungkitnya kedepannya.”
Mata Celestine bersinar, rasanya seperti akan mengatakan sesuatu namun
ditahan lagi.
“Tapi, sepatu hak tinggi dikamarku itu juga diambil oleh kamu kah?”
tanya Tiano.
“Sepatu hak tinggi? Sepatu hak tinggi apa?”
Celestine tercengang, dia lalu terpikiran bahwa tadi pagi ketika kerja
ada rumor di pos suster.
Tuan Muda Lin kemarin ketika pulang membawa sepasang sepatu hak tinggi
berwarna hitam.
Ada satu haknya patah.
Ini membuat banyak suster berpikiran bahwa sebelum hak nya patah, apa
yang sebenarnya terjadi dan sebagus apa kaki orang itu sehingga membuat Tuan
Muda Lin begitu tidak tega dan bahkan mengoleksi sepatu hak tinggi itu.
“Bukan kamu?” Tiano mengerutkan keningnya, namun dia juga tidak terlalu
menghiraukannya, dia tidak mengungkit hal ini lagi.
Malahan Celestine, dia menatapi Tiano dengan tatapan bersinar, dia
terlihat tersenyum.
Ketika mereka berdua pergi dari toilet, Tiano duluan keluar dari kamar
pasien dan pergi ke lantai dua untuk mengunjungi apakah Vickie sudah bangun
atau belum.
Sedangkan Celestine harus menunggu pakaiannya lebih kering sedikit lagi,
setidaknya bercak airnya tidak begitu kelihatan dulu baru berani keluar.
Vickie masih saja belum bangun, semenjak waktu 48 jam itu sudah lewat
sepertiganya, Tiano berdiri sejenak didepan jendela dan meliriknya beberapa
saat, dia lalu pergi dari rumah sakit, dia berjalan kearah Emerald Valley.
Villa yang baru saja dibelinya masih belum sempat dilihatnya.
Bagaimanapun juga itu adalah 30 juta Rmb.
Tiano tidak bisa menyetir, jadi dia untuk sementara tidak terlalu
bermasalah dengan mobil.
Tapi rumah, sebagai sebuah impiannya dimana sebelum berumur 40 tahun dia
harus punya uang untuk men dp sebuah rumah 80 meter persegi di Nandu, dia
sangatlah tidak sabaran dan ingin langsung pindah kedalam sana.
“Duh, jika bisa ada seorang wanita yang seperti Celestine yang terbuka
dan mengoda menemani dirinya akan lebih bagus lagi.”
Tiano sambil bersiul dan berjalan kedepan pintu Villa, namun dia
dihadang oleh satpam didepan pintu.
“Pemulung dari mana, apakah tempat ini layak untukmu? Jika mau memulung
ketempat lain saja, buka matamu baik-baik, ini adalah kawasan villa, bukan
semua orang bisa keluar masuk seenaknya.”
Seorang satpam yang mengenakan pakaian merah menunjuk kearah Tiano
dengan tongkat karet ditangannya.
Rumah yang dibelinya sendiri tapi tidak boleh masuk?
Melihat tatapan marah dari satpam itu, Tiano terasa sedikit tidak
berdaya.
Tapi ini juga tidak salah satpam.
Bagaimanapun juga ini adalah kawasan Villa, setiap harga rumah yang
mahal itu semuanya disertakan layanan yang baik, serta keamanan yang memadai,
serta lingkungan yang bersih serta tempat hiburan, jika semua orang bisa masuk
kedalam sana, maka bagaimana cara untuk menunjukkan tingkat mewahnya komplek
kecil ini serta lingkungan privasinya.
Tiano berpikir sejenak lalu berkata dengan serius, “Meskipun kamu akan
tidak percaya, tapi aku benar-benar tinggal didalam sini.”
“bocah, jangan membual, apakah kamu tahu berapa harga rumah disini, aku
lihat kamu masih muda saja, cepatlah pergi sana, jika masih disini, hati-hati
saja aku hajar kamu.”
Sambil berkata, satpam itu mengarahkan tongkat karetnya itu kewajah
Tiano, tampangnya seperti akan menghajarnya.
Tiano mengerutkan keningnya, dia mengeluarkan sebuah kunci dan berkata,
“Lihatlah, ini adalah kunci rumahku, aku tinggal di gedung nomor 11 area A,
namaku Tiano, jika kamu tidak percaya, kamu bisa mengeceknya.”
“A-011?” endengar nomor rumah ini, ekspresi satpam langsung terhenti.
Awalnya, baju Tiano yang jelek ini lah yang membuat satpam
menghalanginya dan akan mengusirnya, agar dia tidak muncul disini.
Namun kemarin, seorang anak kecil dengan tampang biasa yang mengenakan
pakaian biasa sekaligus langsung membeli dua buah rumah dengan harga 30 juta
rmb, dan salah satunya adalah salah satu rumah paling bagus, kabar itu sudah
teredar.
Dan A-011 yang disebut oleh orang ini adalah rumah paling bagus yang
terjual kemarin。
Sedangkan anak muda yang berpenampilan serta pakaian biasa saja bukankah
orang dihadapannya ini!
“Benarkah itu kamu?”
Meskipun sudah menebaknya, namun sang satpam masih sedikit tidak percaya
dan menatapi TIano.
“Jika aku adalah kamu, aku akan langsung membukakan pintu untuknya bukan
begitu banyak omong kosong!”
Seketika, sebua mobil Bentley berwarna pink berhenti dihadapan pintu
Villa dan terdengar suara wanita yang merdu.
Kedua orang itu menoleh bersamaan, terlihat Kathie membuka pintu mobil
dan tersenyum kearah Tiano.
“Tuan Muda, sungguh kebetulan, naiklah, aku antar kamu pulang.”
No comments: