Bab 101 - Bab 110
Melihat Marvel menatap Kathie Jiang dengan melamun, seperti roh yang melayang saja, Celine seketika panik, segera menggesek dadanya kepada lengan pria itu dan bermanja, “Suamiku, apa yang kamu lihat. Masih tidak cepat membantuku!”
“Ehm, oh, oh.”
Marvel terdiam cukup lama baru tersadar dari keterkejutannya, dan dengan pandangan ragu menilai dua orang di depannnya, “Apa hubungan kalian?”
Kathie Jiang tersenyum, matanya menilai tubuh Marvel dan berkata datar, “Adik kecil, pulang dan tanyakan dulu pada Jordan Liu siapa aku, lalu baru mencari tahu aku, apa kamu mengerti?”
“Ayo kita pergi.” kata Tiano Lin.
“Kamu, apa yang kamu lakukan! Melihat wanita itu menghinaku, kenapa tidak melakukan apapun? Apa kamu masih menjadi suamiku!”
Celine ingin mengejar dengan kesal, tapi malah ditahan oleh Marvel, dan pria itu bertanya rendah, “Apa kamu tahu siapa Jordan Liu?”
“Aku tidak peduli siapa dia, yang jelas wanita itu berani menghinaku, aku pasti tidak akan membalaskan amarahku ini! Kamu tidak membantuku, maka aku saja yang pergi sendiri!”
Wajah Celine sangat merah.
Pada awalnya, ketika dia melihat Tiano Lin hanya seorang diri, dia merasa agak sayang, tidak bisa berhadapan langsung dengan Kathie Jiang untuk membalaskan penghinaan kemarin malam.
Tapi sekarang, Kathie Jiang jarang-jarang muncul, dan malah tidak menganggap penting dirinya, bahkan Marvel juga tidak melakukan apapun, dia merasa harga dirinya sama sekali tidak terima diperlakukan seperti ini, ingin mengejar wanita itu, dan mengembalikan harga dirinya.
“Jordan Liu adalah ayahku!”
Marvel melepaskan tangan Celine dan berteriak kecil.
“Memangnya kenapa kalau itu ayah-…”
Celine menoleh dengan terkejut dan bertanya dengan tidak percaya, “Jordan Liu adalah ayahmu?”
Marvel menurunkan pandangan dan mengangguk, “Wanita itu sepertinya mengenal ayahku. Sebelum mengetahui hubungan dia dengan ayahku, kamu sebaiknya jangan gegabah, daripada terjadi suatu kesalahpahaman.”
Meskipun Marvel tidak sepintar Michael Guo, yang benar-benar adalah orang kaya, tapi di saat menghadapi masalah yang melibatkan bisnis dan keluarga, dia masih bisa mengontrol diri.
“Bagaimana mungkin. Wanita jalang itu mana mungkin mengenal ayahmu? Kamu yang salah kali?”
Celine berwajah tidak percaya. Wanita jalah itu mana mungkin mengenal bos seperti Jordan Liu. Ini tidak mungkin, Celine juga tidak bisa menerima.
Tiba-tiba, mata Celine menyala dan menangkap tangan Marvel, “Suamiku, dalam perjalanan ke sini bukankah kamu memberitahuku, akhir-akhir ini, perusahaan keluargamu sedang merekrut karyawan, juga bilang bisa di resepsionis ataupun di bagian hubungan masyarakat. Kamu bilang wanita tadi bisa menyebutkan nama ayahmu, apakah dia adalah karyawan baru di perusahaan kalian?”
Perkataan Celine membuat mata Marvel menyala. Perusahaan mereka memang benar sedang merekrut orang, selain itu mendengar maksud ayahnya, ingin merekrut dua orang berbakat, katanya juga dari fakultas ekonomi dan manajemen universitasnya.
Wanita tadi, mau dari kharisma maupun auranya, berbeda dari wanita biasa. Pasti pernah mendapat pengajaran khusus tentang manajemen, baru bisa mempunyai kharisma yang berbeda. Bisa jadi benar-benar adalah karyawan baru perusahaan keluarganya.
Kalau benar-benar seperti ini ….
Memikirkan tubuh seksi dan wajah yang sempurna itu, Marvel merasa hatinya muncul api dan berkobar.
Celine saat ini juga menarik tangan Marvel dan berkata dengan jahat, “Suamiku, nanti saat makan kamu tanyakan, kalau perusahaanmu benar-benar merekrut orang ini, maka aku pasti bisa membuat dia merasa mati lebih baik dari hidup, berlutut meminta maaf di hadapanku!”
Di mata Celine, selama dia bersedia, dia bisa kapan saja menjadi istri Marvel, menantu Jordan Liu. Sampai saat itu, di perusahaan Keluarga Liu, tidak ada yang tidak berani mendengar perkataannya. Hanya seorang wanita rendahan saja, cepat atau lambat pasti akan membuat wanita itu mati di tangannya!
Sedangkan Marvel, hanya melihat sekilas ke arah Celine dan berkata sambil tersenyum, “Tenang saja istriku, wanita ini, tidak akan keluar dari genggaman tanganku, kamu tunggu saja.”
……
“Kamu simpati padanya?” Kathie Jiang menatap wajah Tiano Lin dan bertanya sambil tersenyum.
“Dia hanya seorang wanita yang kasihan saja.” Tiano Lin juga termasuk mengakui.
“Orang yang kasihan pasti memiliki alasan yang menyebabkannya seperti ini. Jangan hanya karena dia wanita saja, mudah simpati. Wanita seperti itu bahkan mempunyai kemampuan daya rusak yang lebih hebat dari sekelompok pria. Kalau tidak percaya malam nanti kamu lihat di kelompok kalian, masalah kamu dipelihara oleh wanita di luaran sana pasti akan diketahui oleh semua orang di sekolah. Kalau mereka salah paham padamu, aku bisa membantumu menjelaskan.” Kathie Jiang menjelaskan datar.
Karena bilang pria dan wanita setara, maka, semua hal seharusnya adalah setara.
Semua hak menikmati, dan kewajiban melakukan. Cinta, ataupun kebencian.
Kalau kamu tidak mampu menerima akibat kegagalan, maka lebih baik jangan masuk ke dalam permainan.
Tiano Lin menganggukan kepala. Saat melewati toko pakaian wanita, dia baru menepuk kepala dan menoleh, “Baju yang aku ambil sudah kubayar.”
“Baju apa?” Kathie Jiang juga penasaran Tiano Lin kenapa bisa seorang diri muncul di toko baju wanita. Hanya saja karena tidak enak hati, dia tidak inisiatif bertanya.
Tiano Lin berpikir, lalu mengatakan masalah menonton konser musik dengan Vickie Chu sore ini kepada wanita ini.
Kemudian, Kathie Jiang berkata sambil tersenyum, “Konser musik ya. Lebih baik beli di toko ini saja, baju-baju mereka lebih bagus dari toko-toko yang tadi kamu lihat.”
Tiano Lin menengadahkan kepala, kebetulan melewati satu toko pakaian wanita: Louis Vuitton.
Toko ini jelas-jelas jauh lebih tinggi dari Chanel.
Setidaknya di dekorasi tokonya seperti itu.
Juga luas toko, juga mempunyai tiga kali lipat toko Chanel.
Barang-barang di dalam toko juga sangat lengkap.
Dasi pria, kemeja, celana, tali pinggang.
Juga semua barang-barang wanita yang bisa dibeli.
Kalau harga, tentu lebih tinggi satu kali lipat dari Chanel.
Harga baju tidak ada yang lebih rendah dari 15.000 yuan, sedangkan dasi, tali pinggang, dan dekorasi lain, juga tidak ada yang lebih rendah dari 3000.
Karena toko lebih besar, karyawan di toko juga lebih banyak.
Begitu mereka masuk ke dalam toko, langsung mendapat perhatian yang tidak kecil.
“Wanita ini berkharisma sekali. Aku bekerja begitu lama di sini, sama sekali belum pernaah melihat wanita yang memiliki bentuk tubuh dan kharisma yang begitu sempurna.”
“Wajahnya juga sangat cantik. Mata itu, jangan-jangan pernah dioperasi plastik, kalau tidak, juga terlalu cantik kali?!”
“Siapa laki-laki ini? Kelihatannya kecil sekali, juga mengenakan Happi (mantel tradisional Jepang), kelihatannya sombong sekali ….”
Tiano Lin hampir saja ingin memukul kepala orang itu, siapa yang bilang mengenakan Happi sombong?
Ini namanya berbudaya.
Berbudaya, mengerti?
Sudahlah, sekelompok wanita yang palsu, kalau dibilang juga kalian tidak mengerti.
Setelah melewati beberapa rak, menolak beberapa tawaran ramah pelayan, Kathie Jiang baru berdiri menilai di depan sebaris rak pakaian wanita.
Saat ini, Tiano Lin merasa sangat tenang.
Tidak tahu kenapa, Tiano Lin merasa dia bisa-bisanya memiliki sedikit kebergantungan pada Kathie Jiang.
Saat membeli baju tidak perlu dia yang pikir, hanya perlu duduk sebentar, Kathie Jiang pasti akan memilih pakaian yang sangat membuat dia puas di hadapannya.
Dari sisi kehidupan, yang bisa dia pikirkan, yang tidak bisa dia pikirkan, Kathie Jiang juga bisa mempertimbangkan dengan teliti dan lengkap, melakukan begitu banyak jalan lain baginya.
Sedangkan dalam sisi bisnis, semakin tidak usah dikatakan lagi. Pikiran dan pandangan wanita ini, benar-benar adalah orang gila ….
Tiano Lin tiba-tiba merasa, kalau suatu hari Kathie Jiang benar-benar meninggalkannya, tidak berada di sisinya lagi, apakah dia akan tidak bisa melakukan apapun dan menjadi sampah?
Melihat Kathie Jiang yang berdiri di hadapannya memilih baju dengan serius, Tiano Lin tiba-tiba berkata, “Apa baju ini kamu pakai benar-benar cantik?”
“Apa?”
Kathie Jiang menoleh bingung dan bertanya aneh, “Maksudmu aku yang pakai?”
Tiano Lin menganggukan kepala, “Bukankah kemarin bajumu dirobek, anggap saja baju ini aku ganti untukmu.”
Mengingat masalah kemarin malam di rumah kediaman He, Tiano Lin menyadari di mata indah Kathie Jiang, ada perasaan yang rumit.
Meskipun Kathie Jiang menutupinya dengan sangat baik, tapi tetap ditangkap oleh Tiano Lin yang sudah melakukan persiapan lebih awal.
Dalam hati tanpa bisa ditahan berkata, kelihatannya masalah kemarin masih belum selesai di hati Kathie Jiang. Tapi sebenarnya kenapa? Setelah kembali, harus mengingat baik-baik dulu kejadian kemarin.
Kathie Jiang hanya tersentak sebentar, lalu mengangguk dan terima dengan senang hati.
Kemudian Kathie Jiang memilih beberapa baju untuk Vickie Chu, Tiano Lin membayar, lalu keduanya sampai di pintu masuk Gedung New World.
“Ehm … perusahaan masih ada sedikit masalah, jadi aku tidak antar kamu pulang ya.”
Kathie Jiang menggigit bibirnya, menatap Tiano Lin dan berkata seperti itu.
Sebenarnya, meskipun Kathie Jiang tidak berkata apapun, saat ini Yulius Zhang juga tetap menunggu di parkiran basement Gedung New World.
Tapi, Tiano Lin merasa nada bicara Kathie Jiang agak kurang benar.
“Apa ada masalah dengan perusahaan?” tanya Tiano Lin.
“Tidak apa-apa.” Kathie Jiang menggelengkan kepala, “Ada beberapa kerjaan yang harus diurus, dua hari ini tuan harus menjaga kesehatan. Setelah urusan selesai, aku akan kembali.”
Melihat senyum tenang Kathie Jiang, Tiano Lin mengangguk dan berkata, “Ok, kalau begitu kalau perlu bantuan, telepon padaku, atau langsung mencariku di Emerald Vally juga boleh.”
“Iya, aku sudah ingat.” Kathie Jiang menyetujui.
Dua orang itu berpisah di pintu masuk Gedung New World, Tiano Lin kembali di parkiran, menyuruh Yulius Zhang mengantarnya kembali ke rumah sakit.
Di mobil, Tiano Lin mengeluarkan satu kartu atm dari kantongnya, lalu mengulurkannya kepada Yulius Zhang yang sedang mengendarai mobil.
“Di dalamnya ada 50.000 yuan. Uang bensin, perbaikan, uang lisensi, kamu ambil dari sini saja. Passwordnya 666666.”
Kartu ini dibuat sudah sejak sangat lama.
Selalu tidak ada kesempatan untuk memberikan pada Yulius Zhang.
Hari ini dia melihat di tubuh mobil jelas sekali ada dua baretan, ditambah dengan jangka waktu ini, Yulius Zhang menggunakan uang sendiri untuk mengisi bensin. Setelah digabungkan, dia pun memutuskan memberikan kartu kepada Yulius Zhang.
“Tidak perlu uang sebanyak itu. Pamanku mengenal toko repirasi mobil. Mengantar mobil ke sana, hanya perlu beberapa ratus saja. Kamu memberikan terlalu banyak.”
Yulius Zhang menjawab dengan jujur.
Lalu, hatinya juga sedikit kesal.
Dua baretan di mobil, adalah karena satu murid perempuan yang dua hari lalu tidak sengaja naik sepeda dan mengenai mobil di depan pintu sekolah.
Awalnya, dia tidak meminta uang ganti rugi pada adik kelas, sudah sangat besar hati.
Tapi hasilnya, adik kelas lumayan cantik!
Mata yang besar, kelihatan bercahaya, terjatuh ke atas tanah, dan kelihatan sangat kasihan.
Ketika itu hati Yulius Zhang langsung tergerak, harus membawa adik kelas ke UKS, lalu mengganti sebuah celana pada adik kelas, juga menraktir makan ….
Ditambah menambah bensin pada mobil, sampai sekarang jangankan berapa ratus, bahkan beberapa puluh saja dia tidak ada.
Jadi Yulius Zhang tidak sabar ingin mengembalikan mobil ini kepada Tiano Lin. Sialan, mengendarai mobil ini kelihatan sangat tampan, tapi terlalu memboroskan bensin. Sudah makan begitu banyak keuntungan dari mobil ini, benar-benar tidak bisa lanjut mengendarai lagi.
Masalah ini Tiano Lin juga dengar dari orang di satu kamar asramanya, dia pun tersenyum dan berkata, “Kalau perempuan itu lumayan, pacaran saja. Katakan kejadian sebenarnya. Jangan setiap hari bersama Monica dan Anna, juga bukan hal yang baik.”
Melihat Tiano Lin langsung membongkar, Yulius Zhang juga tersenyum tidak enak hati.
“Kamu tidak perlu ke sekolah mengemudi lagi, aku kenalkan satu pekerjaan padamu. Malam ini perusahaan akan mengirim pesan padamu. Kamu bersiap saja, beberapa hari lagi sudah boleh bekerja di sana.” Tiano Lin berpikir sebentar, tetap mengatakan hal ini.
“Pekerjaan apa?” Yulius Zhang menatap Tiano Lin yang duduk di belakang dengan kaca spion. Jujur saja, menjadi guru mengemudi di sekolah mengemudi juga adalah cara dalam ketidakadacaraan. Bisa mengendarai mobil Benz, siapapun bersedia mengendarai mobil bermerk.
“Kamu tidak perlu pedulikan ini. Pasti kamu akan suka. Tunggu pesan saja.”
Setelah kembali ke rumah sakit, Tiano Lin memanggil beberapa perawat, membantu Vickie Chu mengganti baju.
Baju yang Kathie Jiang pilihkan bagi Vickie Chu adalah baju santai berwarna putih.
Rambut panjang tergerai di bahu, di bibir yang tidak ada lipstick apapun, penuh dengan warna merah, mata bulat, bulu mata yang panjang tidak hentinya bergerak, membuat orang tanpa bisa ditahan tergila-gila.
“Wajahmu terlihat lebih segar.”
Tiano Lin melihat Vickie Chu bukan lagi dengan tampang kesakitan biasanya, malah menunjukkan kharisma yang anggun, tanpa bisa ditahan memuji.
“Benarkah?” Vickie Chu berkata dengan senang.
“Iya, jauh lebih cantik dari dulu. Mungkin karena perasaan hati sedang bagus kali. Setelah nanti melihat konser, pasti akan sembuh total.” Tiano Lin berkata dengan serius.
Orang bodoh, kapan konser bisa menyembuhkan penyakit ….
Vickie Chu tersenyum dalam hati, tapi masih mengulurkan tangan, dan berkata dengan wajah penuh senyuman, “Kalau begitu Dokter Lin, hari ini merepotkanmu ya.”
Tiano Lin menggandeng tangan Vickie Chu dan berkata dengan serius, “Ya sudah ayo pergi, aku bawa kamu berobat.”
Nandu Music Center.
Mungkin karena yang suka konser musik tidak banyak, orang-orang di depan pintu masuk tidak ada bedanya dengan biasanya.
Tapi mobil bagus malah lumayan banyak.
Banyak orang yang mengenakan pakaian pesta, pria dan wanita, mempunyai tampilan seperti pertemuan orang-orang dengan kelas sosial atas.
Tiano Lin menggandeng tangan Vickie Chu dan turun dari mobil.
Audi W12 A8 berwarna hitam di sini kelihatannya sangatlah tidak jelas, membuat Tiano Lin ingin membeli satu lagi, daripada setiap hari menghentikan mobil di depan pintu sekolah, dia masih harus berjalan masuk.
Tapi kalau mau beli satu mobil W12 A8 lagi, Yulius Zhang pasti sangat lelah bukan?
Saat sedang berpikir, dia mendengar Vickie Chu berkata kecil, “Aku lupa, konser harus mengenakan pakaian formal …”
“Benarkah?”
Tiano Lin mengelus hidung, baru menyadari orang-orang yang keluar dari pintu masuk konser, meskipun tidak mengenakan pakaian formal, semua orang juga mengenakan jas dan sepatu kulit, bahkan ada yang mengenakan topi bowler. Hanya mereka berdua saja yang satu mengenakan pakaian Happi, dan yang satu lagi pakaian olahraga, kelihatannya agak tidak sejenis.
“Iya, di luar negeri kalau mendengar konser musik harus mengenakan pakaian formal, aku juga pernah pergi sekali. Katanya kalau tidak mengenakan pakaian formal, bahkan tidak diizinkan masuk.” Vickie Chu berkata dengan agak panik.
“Oh, itu ‘kan di luar negeri, kita di dalam negeri, tidak mengenakan pakaian formal juga boleh masuk, ayo jalan.”
Tiano Lin menggenggam tangan Vickie Chu masuk ke tempat pengecekan tiket, mengucapkan nama dan memperlihatkan KTP, lalu langsung masuk ke hall konser.
Baru saja masuk ke dalam, Paman Liu yang tua dan kuat langsung menyambut.
“Tuan muda, kamu sudah datang.”
Paman Liu berwajah menyambut, lalu tersenyum pada Vickie Chu.
“Paman Liu, kenapa kamu juga datang?”
Tiano Lin bertanya dengan sedikit terkejut. Hanya menonton konser saja, tidak perlu sampai Paman Liu menemani ke sini kali.
“Jadi begini, orang Keluarga Cheng ingin membahas sesuatu dengan tuan besar, tapi tuan besar tidak ada, jadi mengutusku ke sini.” Paman Liu berkata dengan jujur.
“Keluarga Cheng ya?”
Tiano Lin sedikit terkejut. Tidak terpikir keluarganya dan Keluarga Cheng masih mempunyai hubungan bisnis. Davin Cheng waktu itu bilang padanya, selama bisa mengeluarkan uang 1 miliar, maka bisa menghidupi salah satu dari putri pria itu, tapi kalau mengeluarkan 2 miliar, maka pasti bisa mendapatkan Elisia dan Sisca, dua kakak beradik itu. Sekalian bisa mendapatkan semua kekayaan Keluarga Cheng. Bisnis ini kalau dihitung dari sisi manapun sangatlah menguntungan ….
“Iya, Keluarga Cheng beberapa tahun ini selalu mempunyai keinginan untuk kerjasama dengan Keluarga He. Hanya saja karena tuan besar selalu tidak punya waktu, jadi baru diundur sampai sekarang, suruh aku bertemu dulu dengan tuan mereka, mengerti kira-kira keinginan Keluarga Cheng, baru melakukan keputusan lain.”
Melihat Tiano Lin seperti berpikir serius, Paman Liu kira Tiano Lin tertarik pada bisnis keluarga, dan menjelaskan dengan senang.
“Ya sudah kalau begitu, kita duduk dimana?” tanya Tiano Lin.
“Di samping tuan, kalau tuan tertarik, nanti aku bisa kenalkan Davin Cheng padamu. Untuk lebih lanjutnya, mau kerjasama atau tidak, tuan bisa mengambil keputusannya.”
“Oh begitu, ya sudah kalian yang bicara, aku mendengar dari samping saja. Tidak perlu kenalkan padaku. Aku menemani Vickie ke sini, dia adalah pasien, kalau ada pertanyaan apapun, pulang nanti baru aku tanyakan padamu saja.”
Tiano Lin tidak ingin membiarkan Davin Cheng tahu siapa dirinya. Jarak villa mereka begitu dekat, begitu membiarkan pria itu tahu dia adalah orang Keluarga He, rasanya kedepannya tidak ada hari-hari tenang lagi.
“Bagus kalau begitu, semuanya dengarkan pengaturan tuan saja.”
Setelah berkata dengan Paman Liu.
Tiano Lin dan Vickie Chu datang ke barisan pertama paling tengah.
Para tamu mulai berdatangan, kebanyakan orang kelihatannya sangat muda, selain itu kebanyakan pria, juga datang sendirian.
Karena Keluarga Cheng menjadi tamu utama, Tiano Lin merasa hari ini kebanyakan tuan muda keluarga kaya akan muncul di sini. Mereka ingin menunjukkan muka, agar kedepannya mudah membuka jalan bisnis mereka.
Hanya Vickie Chu yang memegang tangan Tiano Lin dengan panik dan berkata kecil di samping telinga pria itu, “Posisi ini canggung sekali, banyak orang yang melihat ke arah kita.”
Tiano Lin menoleh ke belakang.
Ternyata benar, karena posisi ini khusus, menarik perhatian banyak orang, secara bersamaan juga banyak komentar orang-orang.
“Siapa dua orang ini, berani-beraninya duduk di posisi paling tengah. Apa tidak tahu kalau itu posisi khusus yang Davin siapkan untuk tamu penting hari ini.”
“Rasanya bukan untuk nonton konser, lihat pakaian mereka berdua, seperti jalan-jalan di pasar. Rasanya masuk karena nyasar, lihat tempat duduk mereka saja, langsung duduk di sana.”
“Kalau sampai dilihat oleh Davin, mereka pasti akan tamat.”
Tiano Lin hanya tertawa, tidak menganggap penting perkataan mereka.
Bahkan mendekat ke telinga Vickie Chu dan bercanda, “Kamu yang terlalu cantik, semua orang melihatmu nih.”
Wajah Vickie Chu merona. Baru saja ingin mengatakan sesuatu, terdengar suara dari belakang, “Cik, cik, perawat dan orang gila nonton konser musik, bisa masuk berita utama nih.”
Mendengar suara ini, Tiano Lin tidak sadar.
Vickie Chu menggenggam tangan Tiano Lin dan tubuhnya bergetar.
“Kenapa mereka juga datang?”
Tiano Lin menoleh, kebetulan melihat Michael Guo dan beberapa tuan muda kaya yang tidak pernah dia lihat duduk di dua baris terakhir hall konser ini.
Di antara mereka duduk seorang perempuan, adalah sahabat Vickie Chu dulu, Alice Qiu.
Alice Qiu kelihatan lebih bercahaya dibandingkan pertemuan sebelumnya.
Telinga, leher, dan tangan pria itu mengenakan aksesoris berlian yang bercahaya. Pandangan Alice Qiu sombong dan sedang menilai Tiano Lin serta Vickie Chu.
“Dunia benar-benar sempit ya, bisa-bisanya bertemu sekelompook bocah itu di sini.” Tiano Lin mengoceh.
Selain itu, dia bisa melihatnya, beberapa tuan muda yang tidak pernah dilihat, sekali dilihat saja sudah bisa diketahui Michael Guo-lah yang menjadi pusat mereka.
Pandangan orang-orang itu pada Tiano Lin, juga mengandung perasaan merendahkan.
Sedangkan Alice Qiu juga bisik-bisik pada mereka, kemudian mereka tertawa.
Tapi, sikap tuan muda itu lumayan bagus, tahu di tempat apa bicara perkataan apa.
Melihat orang-orang di konser ini semakin banyak, tidak ada lagi orang yang mengejek Tiano Lin, hanya saja tatapan Michael Guo semakin jahat.
“Kenapa mereka bisa muncul di sini? Bukankah konser hari ini diadakan oleh Keluarga Cheng. Mereka dapat tiket darimana, jangan-jangan dicuri lagi?”
Alice Qiu yang duduk di samping Michael Guo menatap dua orang itu dengan tatapan jijik, dan nada bicaranya penuh dengan keangkuhan.
“Iya, benar-benar tidak disangka Tiano, pria miskin itu bisa datang ke tempat seperti ini. Tapi dua tempat duduk itu, bukan bisa diduduki semudah itu.”
Michael Guo tidak menjawab perkataan Alice Qiu, melainkan hanya melihat jam Vacheron Constantin di tangannya, menunggu pertunjukkan seru yang akan segera dimulai.
Dalam pandangannya.
Orang yang bisa datang ke hall konser hari ini, adalah tuan muda kaya di status sosial atas.
Mengenai tujuan orang-orang yang datang, semuanya juga sudah jelas.
Begitu mempunyai hubungan dengan Davin Cheng, atau dengan dua nona besar Keluarga Cheng, tidak peduli dia, atau keluarga dibelakangnya, sejak saat itu akan langsung naik, dan berbeda dari sebelum-sebelumnya.
Selain itu, dua dandanan orang itu, sekali dilihat juga pasti tidak mengetahui apa yang terjadi.
Bisa jadi Tiano Lin, si pria miskin itu memikirkan cara, ingin membawa Vickie Chu masuk ke dalam sini, berpura-pura kaya. Tapi mengenai tempat duduk di barisan pertama ….
Hehe, kalau membuat marah Davin Cheng, pria miskin ini pasti akan langsung diusir dari Kota Nandu, dan selamanya tidak boleh masuk ke kota ini lagi.
“Hanya saja, hari ini tidak tahu apakah dua putri Davin datang ke sini. Dengar-dengar dua putri Davin, yang satu dingin yang satu ramah. Siapapun yang mendapatkan salah satu dari mereka, kedepannya jangan melupakan kita-kita ya, jangan berfoya-foya sendirian.” kata seorang tuan muda sambil tertawa.
“Jangan pedulikan ini dulu. Sebelum konser dimulai pasti akan ada pertunjukkan bagus. Kita lihat si miskin itu ketika melihat Davin marah apakah akan terkejut sampai kencing di celana. Kalau sampai berak di celana, maka konser hari ini tidak bisa dilanjutkan lagi. Haha!”
Alice Qiu menceritakan bagaimana Tiano Lin bersembunyi di dalam mobil, lalu mengikuti mereka sampai ke Dior Coffee dan mengganggu mereka, kemudian masalah mencuri makan es krim Haagen Dazs di bandara. Dia sengaja menceritakan masalah ini dengan kencang.
Ingin sekali sampai semua orang di hall ini bisa mendengarnya.
Seketika, beberapa tuan muda di samping Alice Qiu, bahkan orang-orang di sekitar sana, langsung memandang Tiano Lin dengan pandangan merendahkan, bahkan ada orang yang ingin langsung memanggil satpam untuk mengusir dua orang itu.
Hanya saja, yang lebih membuat Alice Qiu kecewa adalah.
Meskipun dia sudah mengencangkan suara agar orang yang duduk di barisan pertama juga bisa dengar, tapi kali ini, bukan hanya Tiano Lin, bahkan Vickie Chu juga tidak ada reaksi sedikitpun. Dua orang itu duduk di barisan pertama, dua kepala menempel satu sama lain, mengobrol sambil tersenyum, kelihatan sama sekali tidak peduli.
Hal ini membuat dia sangat tidak senang. Saat ingin berdiri dan berjalan ke sana, Michael Guo malah menarik ujung bajunya.
Di bawah panggung, pria terkaya di Kota Nandu, Davin Cheng, tidak tahu kapan sudah berjalan ke sini.
Kondisi tubuh yang kaya, memakai jas hitam, tidak ada bedanya dengan pria paruh baya yang gemuk biasa, hanya saja cara jalannya tenang, memberikan perasaan yang rahasia kepada orang-orang.
Tapi, yang paling menarik perhatian adalah, yang berjalan di sisi Davin Cheng, di kanan dan kirinya. Yang satu memakai gaun panjang, yang satu lagi mengenakan gaun hitam panjang.
Yang mengenakan gaun hitam, adalah nona besar pertama Keluarga Cheng, Sisca Cheng. Sedangkan yang mengenakan gaun putih, adalah nona kedua Keluarga Chen, Elisia Chen.
Tinggi dua wanita itu sudah mencapai 170 cm.
Bentuk tubuh dua wanita itu juga sangat tinggi. Demi konser musik hari ini, untuk bertemu dengan orang Keluarga He, mereka berdandan khusus, kelihatan dingin dan mempesona, menarik perhatian semua pria dan wanita di dalam ruangan, membuat pandangan semuanya sama sekali tidak bisa meninggalkan dua wanita itu.
“Wah, itu adalah Dua Nona Besar Keluarga Cheng. Ternyata lebih baik dari gosip ya, lebih berkharisma dan lebih cantik dari legenda perkataan orang-orang!”
“Aiya, ya sudah kalau kamu bilang tampilan mereka begitu cantik, ya sudah juga kalau bentuk tubuh mereka begitu seksi, tapi mereka juga terlahir di keluarga kaya. Mau wanita lain bagaimana hidup.”
“Apa yang kamu mengerti. Kalau kamu dari kecil hidup di tumpukan uang, kharisma dan tampilanmu juga pasti akan baik. Tapi jujur saja, siapapun yang bisa menikahi salah satu dari mereka, bisa santai saja seumur hidup ini, selamanya menikmati hidup mewah ….”
Menghadapi kehebohan di hall, Sisca Cheng dan Elisia Chen kelihatan sangat tenang.
Mereka tahu apa artinya tempat ini hari ini bagi Keluarga Cheng.
Mereka berdiri dengan kompak di samping Davin Cheng, menunggu dalam diam di tempat masuk, tamu yang penting.
Gerakan mereka ini dilihat banyak orang.
Kebanyakan orang yang datang di sini tahu, Keluarga Cheng hari ini sengaja mengatur konser ini, untuk menjemput tamu yang sangat penting.
Karena Keluarga Cheng adalah pria terkaya di Kota Nandu, sedangkan Kota Nandu adalah kota yang paling maju perekonomiannya di China. Tanpa melebih-lebihkan, pria terkaya di Kota Nandu, bisa masuk dalam peringkat tiga besar orang terkaya di China.
Yang bisa membuat Keluarga Cheng menyambut sampai seperti ini, selain keluarga-keluarga kaya di Kota B, benar-benar tidak ada lagi keluarga yang bisa menerima penyambutan tinggi seperti ini dari Keluarga Cheng.
“Apakah Keluarga Jiang dari Kota B? Dengar-dengar Keluarga Jiang dari Kota B akhir-akhir ini mengambil banyak tanah dari Keluarga Cheng. Tidak mungkin Keluarga Cheng yang tidak dapat bertahan lagi, dan sekarang sengaja mengalah pada Keluarga Jiang bukan?”
“Apanya yang Keluarga Jiang. Aku rasa seharusnya dengan ketua departemen dari Kota B saja, Keluarga Cheng mempunyai kekayaan yang tidak ada habisnya. Untuk apa menundukkan kepala hanya demi sedikit uang itu saja? Kamu yang sudah berpikir terlalu banyak.”
“Kalau begitu siapa lagi? Tidak mungkin Keluarga He bukan?”
Perkataan seorang tuan muda membuat suasana seketika diam.
Semua pandangan terkejut jatuh pada tubuh pria itu.
Bersamaan, seorang pria tua dan kuat berjalan masuk dari pintu.
Di saat orang itu muncul, wajah Davin Cheng langsung tersenyum lebar, dan membawa dua putrinya pergi menyambut.
“Rico!”
Davin Cheng menggenggam tangan Paman Liu dengan semangat, diiringi dengan wajah ramah menyamput Paman Liu duduk.
Tapi, ketika melihat tempat duduk terbaik yang sengaja dia siapkan, tidak tahu sejak kapan diduduki oleh dua bocah, wajahnya seketika langsung masam.
“Dua teman kecil, apakah salah datang?”
Ini adalah tempat duduk terbaik di hall konser, yang sengaja dia siapkan untuk suami istri Harris He. Meskipun mereka hari ini tidak datang, juga seharusnya dia dan Rico Liu yang duduk di sini, bukan dua bocah yang mengenakan pakaian jelek ini.
“Paman Liu.”
Tiano Lin menoleh dan menyapa sambil tersenyum pada Paman Liu.
Paman Liu juga berpura-pura seperti baru bertemu dan berkata, “Tuan Lin, kamu sudah datang.”
“Rico, kalian berdua kenal?”
Davin Cheng membelalakan mata, menoleh dan bertanya pada Rico Liu.
Paman Liu mengangguk, “Ini adalah teman Keluarga He kami. Nyonya He bilang hari ini dia dan tuan tidak sempat datang, tempat duduk juga kosong, jadi biarkan mereka yang datang ke konser ini saja. Direktur Cheng tidak keberatan ‘kan?”
“Hehe, teman Keluarga He juga adalah temanku. Karena dua tamu ini bersedia datang, maka tentu sama saja dengan tamu penting, duduk di sini tentu tidak apa-apa.”
Davin Cheng orang yang sudah sangat berpengalaman, tentu dapat langsung menyadari, perkataan hormat Rico Liu tadi kepada Tiano Lin. Dua orang ini, pasti bukan hanya teman Keluarga He saja!
“Terima kasih Direktur Cheng.”
Tiano Lin juga menambahkan sambil tersenyum.
“Jangan sungkan, Tuan Lin.”
Setelah itu, Davin Cheng mengundang Paman Liu dan dua putrinya duduk. Hatinya malah terus bingung, orang yang dipanggil Tuan Lin ini, kenapa rasanya pernah dia temui?
Bagi Tiano Lin, mendengar konser musik yang begitu anggun, benar-benar terasa sangat lama.
Kalau bukan Vickie Chu yang suka mendengar, dia benar-benar ingin naik ke panggung dan bertanya pada orang yang memainkan biola, sebenarnya kapan kotak itu bisa dihancurkan, karena matanya sudah tidak bisa terbuka lagi.
“Apakah kamu tidak suka mendengar ini?”
Vickie Chu merasa Tiano Lin tidak hentinya menguap, dia pun menggosok tangannya ringan, dan betanya.
Tiano Lin tidak menjawab, malah menggenggam balik tangan Vickie Chu.
Sepuluh jari mereka bertautan.
Baru menoleh dan menjawab, “Kamu menggenggam tanganku seperti ini, aku tidak ngantuk lagi.”
“Iya.” Vickie Chu menundukkan kepala dan menjawab singkat.
Bersamaan dengan ini.
Alice Qiu menarik lengan Michael Guo, menatap dua orang di barisan terdepan dengan kejam dan berkata, “Kak Michael, ada apa dengan Davin itu. Membiarkan dua orang yang tidak tahu malu itu duduk di tempat sebagus itu, terlalu tidak adil kali?”
Dari awal sampai akhir, Alice Qiu tidak terletak pada konser musik.
Dia awalnya kira, begitu Davin Cheng muncul, akan melihat tempat penting yang sudah direservasi diduduki oleh Tiano Lin dan Vickie Chu, pasti akan sangat marah. Memarahi di tempat, lalu menyuruh satpam mengusir dua orang itu, membuat dua orang itu sangat malu dan kedepannya tidak akan muncul di Kota Nandu lagi.
Tapi yang Alice Qiu tidak sangka adalah, Davin Cheng seperti hanya bertanya satu kalimat, benar-benar menyerahkan tempat duduk itu pada dua orang itu, duduk bersama, dan menonton konser sampai sekarang.
Melihat mereka sangat akrab, hati Alice Qiu semakin marah, tapi tidak ada tempat untuk melampiaskan, hanya bisa meminta bantuan pada Michael Guo saja.
Michael Guo mengerutkan dahi, mengangguk, dan berkata, “Mungkin Davin tidak ingin mencari gara-gara dengan orang yang miskin kali. Bagaimanapun ini di tempat umum, juga berkumpul banyak tamu kaya, kalau langsung marah-marah pada dua orang miskin, pasti akan merusak image mereka. Jadi memilih tidak perhitungan.”
“Benar-benar membuatku kesal. Kalau tahu dari awal kita juga bisa duduk di sana. Kenapa mereka boleh duduk di barisan pertama, kita malah duduk di barisan kedua dari belakang, benar-benar memalukan!” Alice Qiu berkata dengan marah.
“Haha, kamu sudah berpikir terlalu banyak. Davin hanya menjaga image-nya tidak membuat dua orang itu malu di sini, tapi bukan berarti setelah konser selesai, para bawahan Davin tidak akan mencari gara-gara pada dua orang tidak tahu diri itu.”
Michael Guo berkata sebentar, pandangannya menoleh pada dua tempat duduk di belakang Tiano Lin, dan lanjut berkata, “Orang yang duduk di dua tempat itu aku kenal. Mereka sore ini ada urusan, tidak bisa datang. Kalau kamu tidak suka duduk di sini, nanti ada istirahat pertengahan konser, kita tinggal pindah ke sana saja.”
“Benarkah?” Alice Qiu sangat senang. Membiarkan orang seperti ini, Tiano Lin dan Vickie Chu, duduk di barisan pertama, sedangkan dia hanya bisa duduk di barisan kedua dari belakang, benar-benar membuat hatinya lebih tidak enak daripada ditampar.
Michael Guo menganggukan kepala dan berkata, “Tapi, nanti duduk di sana, kamu harus ingat menjaga jarak denganku, daripada membuat salah paham kakak beradik Keluarga Chen itu, hehe …”
Micheal Guo hanya tertawa, tidak mengatakan perkataan selanjutnya.
Tapi, Alice Qiu malah mengangguk mengerti dan berkata manja, “Aduh, aku tahu. Bukankah kamu ingin memacari kakak beradik itu. Tenang saja, aku tahu batasannya. Di saat yang penting, aku bahkan bisa membantu lho.”
Di waktu berikutnya, perhatian Tiano Lin terhenti pada tangan kecil Vickie Chu yang lembut.
Bersamaan, juga mendengar percakapan Davin Cheng dan Paman Liu yang duduk di samping.
Yang berbisnis, tidak ada yang begitu datang langsung membahas bisnis.
Basa-basi dulu 20 menit, baru seiring dengan musik mulai mengencang, mulai masuk ke masalah beberapa hari lalu, tanah Keluarga Cheng diambil oleh Keluarga Jiang dari Kota B.
Awalnya, dengan kekayaan Keluarga Cheng sekarang, sama sekali tidak perlu peduli hilangnya satu tanah ini.
Tapi Keluarga Chen menyadari, dalam satu tahun kedepan, di belakang tanah yang ingin Keluarga Chen beli oleh pelelangan, Keluarga Jiang juga ikut terlibat di dalamnya.
Dengan koneksi di Kota Nandu, dan juga kekaayaan sekarang, Keluarga Chen tentu tidak takut pada siapapun.
Tapi, mendengar walikota baru yang akan naik pangkat, adalah orang dari Keluarga Jiang, apalagi Keluarga Jiang yang sengaja mengatur hal itu. Dari Kota B sampai Kota Nandu, menguasai semua koneksi ekonomi. Sinyal ini membuat Davin Cheng mau tidak mau harus waspada.
Dia bahkan curiga, Keluarga Jiang kali ini datang dengan persiapan.
Tujuannya, adalah mengalahkan Keluarga Chen yang kaya di kota ini, mendirikan koneksi ekonomi baru di Kota Nandu.
Tiano Lin meskipun tidak terlalu mengerti terhadap masalah bisnis, tapi juga sangat jelas dalam hati, begitu satu tempat memihak, atau sama sekali masuk dalam daerah kekuasaan satu perusahaan, maka kedudukannya akan naik. Apalagi Keluarga Jiang mendapat dukungan dari Kota B, maka mau Keluarga Chen sehebat apapun, juga tidak akan mungkin bertahan lama dalam pertarungan yang hebat ini.
Jadi, dengan terpaksa, Davin Cheng hanya bisa menaruh semua harapan kepada Keluarga Shen.
Keluarga Shen meskipun juga salah satu keluarga di Kota Nandu, tapi kekuasaannya mampu meliputi dalam negeri bahkan sampai luar negeri. Apalagi juga ada hubungan keluarga pihak ibu, Melly Chen, meskipun tidak mampu menjamin Keluarga Chen menang dalam pertempuran kali ini, tapi juga bisa mundur total, memberikan jalan keluar bagi anak-anak.
Dalam percakapan ini, Paman Liu terus mendengar, tidak bicara.
Meski begitu, Paman Liu tetap mempunyai kondisi tenang, sama sekali membuat orang tidak dapat menebak apa yang sedang dia pikirkan sekarang, juga membuat Davin Cheng sedikit panik, dahinya juga mulai muncul bilur-bilur keringat.
Adegan ini membuat Tiano Lin tanpa bisa ditahan terpikir pada perkataan seorang bos besar dalam dunia bisnis.
Perunding yang hebat dalam bicara, sangat jarang bicara, tapi begitu bicara, dapat langsung mengalahkan lawan, negosiasi juga dengan begitu selesai.
Kelihatannya ayah kandungnya, bisa menyuruh Paman Liu yang bicara dengan pria terkaya di Kota Nandu, Davin Cheng, benar-benar merupakan hal yang sangat bagus.
“Tuan, bagaimana kalau lanjut mengobrol sambil minum teh di lounge?”
Saat ini, konser masuk dalam waktu istirahat.
Davin Cheng mengundang Paman Liu pergi ke ruang pertemuan. Kelihatannya sudah akan mengatakan tujuan kedatangan kali ini.
Paman Liu melihat sekilas Tiano Lin, kemudian baru pergi bersama dengan Davin Cheng.
“Dasar mesum!”
Baru saja dua bos itu berjalan jauh, langsung terdengar suara marah dari sebelah.
Mendengar suara ini, Tiano Lin mengumpat dalam hati dan menoleh ke samping.
Elisia Chen yang mengenakan gaun putih panjang, sedang menatapnya dengan marah.
“Dasar mesum, bisa-bisanya masih berani muncul di sini dan duduk di tempat ini?”
Wajah Elisia Chen penuh dengan kemarahan dan matanya seperti mau membunuh orang.
Hanya saja baru Elisia Chen mau berdiri, Tiano Lin melihat banyak tuan muda dari beragam arah, saat ini sedang menghampiri kakak beradik cantik itu, memperkenalkan diri dengan ramah, jauh lebih ramai dari perbincangan mengenai konser tadi!
Tiano Lin menghela napas lega. Tapi berpikir lagi, kenapa mau takut pada Elisia Chen. Elisia Chen duluan yang melanggar peraturan dan ingin memukulnya, jelas-jelas Elisia Chen yang salah dan juga jahat!
“Kalian kenal?”
Tadi, Vickie terus memperhatikan, Elisia Chen kadang-kadang menoleh ke arah sini dengan tatapan aneh.
Dia dapat menyadari, Tiano Lin dan wanita ini pasti terjadi cerita yang tidak biasa.
Hanya saja, karena sikapnya yang anggun, sampai sekarang, dia baru menoleh sebentar dan bertanya kecil.
“Ergh, kita hanya teman biasa.” kata Tiano Lin.
“Kalau teman biasa, kenapa dia memanggilmu mesum?””
Tiano Lin menoleh dengan terkejut, menatap mata indah Vickie Chu yang tiba-tiba menatapnya, dan berkata dengan kesal, “Sebenarnya wanita ini gila, kemarin malam …”
“Kamu tidak perlu menjelaskan padaku, aku tidak keberatan.”
Vickie Chu berkata dengan serius, “Sebenarnya kamu sama sekali tidak perlu peduli padaku. Tidak peduli apa yang kamu lakukan kedepannya, aku akan mendukungmu, yang jelas kamu jangan terluka, membiarkan orang lain menindasmu, harus senang dan sehat setiap hari, dengan begitu aku sudah sangat senang.”
Merasakan telapak tangan mereka tidak hentinya mengeluarkan keringat, Tiano Lin tanpa bisa ditahan menggenggam tangan Vickie Chu dengan erat, ingin mengatakan sesuatu tapi mendengar suara yang sangat tidak enak didengar dari belakang.
“Aiya, benar-benar tidak tahu malu. Juga tidak lihat ini tempat apa, ini adalah konser musik, tempat mewah mendengar musik. Lihat kalian berdua mesra-mesraan,kalian kira ini pasar depan rumah kalian? Benar-benar tidak pernah melihat orang yang tidak tahu malu seperti kalian!”
Tiano Lin menoleh, melihat Alice Qiu dan Michael Guo yang tidak tahu sejak kapan duduk di belakang dia, sedang menatap dia dan Vickie Chu dengan tatapan menyindir.
Tiano Lin melihat Alice Qiu sekilas, lalu menoleh kembali, mengatakan kalimat yang tadi belum sempat dikatakan kepada Vickie Chu.
Melihat perkataannya tidak mempunyai pengaruh apapun pada dua orang itu, hati Alice Qiu semakin marah dan langsung meninggikan suara, “Vickie, hebat ya, tidak bisa mendapatkan pria yang kaya dan tampan, mulai menggoda pasien di rumah sakit. Tapi meskipun itu pasien, kamu juga tidak boleh memilih sembarangan seperti ini kali? Juga tidak lihat bagaimana sikap si miskin ini. Di luar mengintip wanita, di bandara mencuri makan es krim Haagen Dazs, selain itu kamu juga tidak tahu, hari itu aku dan Cindy diam-diam mengikuti pria ini, setelah mengambil Haagen Dazs, bisa-bisanya pergi ke ruang tunggu khusus orang lain, membuntuti wanita cantik di dalam. Apakah kamu tahu apa artinya sikap itu? Itu kejahatan! Kalau aku memotret video waktu itu, dia adalah orang mesum, harus masuk penjara! Tahu tidak!”
“Mata sebelah manamu yang melihat aku membuntuti wanita cantik?” Tiano Lin tanpa bisa ditahan menoleh ke belakang dan bertanya datar.
“Hehe, jangan kira tidak ada yang tahu apa yang kamu lakukan diluar sana. Hari itu di bandara kami melihat dengan mata sendiri, kamu diam-diam masuk ke ruang tunggu pribadi, lalu membuntuti seorang wanita cantik masuk sampai ke yang paling dalam. Aku beritahu kamu, kalau bukan karena Vickie, kami saat itu akan lapor polisi, menangkapmu masuk ke kantor polisi dan selamanya kamu tidak akan keluar lagi!”
Alice Qiu menunjuk wajah Tiano Lin dengan emosi.
Pria miskin ini masih berani membantahnya?
Nanti sebaiknya saat Davin Cheng datang, Tiano Lin juga berani seperti ini. Siapa tahu setelah nanti dia membuka wajah asli dari pria ini, Davin Cheng bukan hanya akan mengusir Tiano Lin keluar, juga akan menyuruhnya duduk di barisan pertama. Lalu dia akan selfie dan memposting foto itu ke akun media sosialnya. Duduk sebaris dengan Davin Cheng, pasti akan membuat iri banyak orang.
“Alice, kita setidaknya juga adalah sahabat, dulu memang terjadi salah paham, tapi kamu juga tidak perlu memfitnah dan sengaja menghina Tiano Lin juga kali?”
Vickie Chu selalu merasa, dua sahabatnya ini tidak suka pada Tiano Lin, karena dia tiidak menerima pernyataan cinta dari Michael Guo.
Membuat dua sahabatnya malu di kafe.
Tapi sudah lewat lama dari masalah itu, dan kebencian sebesar apa juga sudah seharusnya hilang.
Tapi tidak disangka setelah bertemu kembali di sini, Alice Qiu semakin menghina Tiano Lin, bahkan bilang Tiano Lin adalah stalker, orang mesum. Bagaimana mungkin?
Orang tidak tahu status Tiano Lin, mana mungkin dia tidak tahu?
Tuan muda Keluarga He yang terhormat, mana mungkin mencuri makan Haagen Dazs, lalu membuntuti wanita cantik masuk ke dalam ruang tunggu?
Benar-benar sangat lucu.
Tapi yang Vickie Chu tidak terpikir addalah, dia yang awalnya membujuk dengan niat baik untuk bisa menghilangkan salah paham keduanya, malah semakin menyakiti harga diri Alice Qiu. Alice Qiu langsung berdiri, menunjuk Vickie Chu dan berkata, “Apanya yang fitnah? Kamu percaya atau tidak sekarang aku telepon Cindy dan bertanya padanya. Waktu itu kami pergi bersama, dan melihat sendiri semua yang pria miskin ini lakukan! Selain itu lihat saja pakaian yang ada ditubuhmu ini palsu bukan? Baju merk LV? Bahkan aku saja tidak mampu beli, atas dasar apa kamu seorang perawat kecil beli baju semahal ini? Oh~ Aku tahu, meskipun pakaian ini bukan palsu, tapi saat kamu bekerja di rumah sakit, kamu menggoda pasien kaya dan menyuruh mereka membelikannya padamu bukan? Pantas saja kamu terus tidak peduli pada Kak Michael. Iya, Kak Michael mana bisa menang dari kamu yang dalam satu waktu menggoda begitu banyak pasien di rumah sakit. Kamu memang hebat ya Vickie, aku benar-benar sangat ka! Gum! Padamu!”
Sebenarnya Alice Qiu sudah melihat dari awal merk pakaian di tubuh Vickie Chu.
Dia sering pergi ke toko LV dan mengetahui harga baju di dalam sana. Meskipun itu adalah Michael Guo juga belum tentu rela memberikan padanya. Dia saja belum pernah pakai, Vickie Chu hanya seorang perawat kecil atas hak apa pakai duluan?
Selain itu, kondisi Vickie Chu sekarang, jelas sekali jauh lebih baik dari sebelumnya. Bukan hanya pakaian yang lebih mahal, selain itu kharisma, mempunyai kharisma yang terlihat dari dalam keluar. Kharisma seperti itu hanya perempuan dari keluarga kaya saja yang bisa punya dan dia sangat mengerti kondisi keluarga Vickie Chu. Pasti Vickie Chu sekarang dipelihara oleh pria kaya di rumah sakit. Tapi ini juga membuat Alice Qiu semakin iri dan maarah.
“Perkataanmu ini apakah sudah terlalu kelewatan?”
Tiano Lin mengerutkan dahi, menatap Alice Qiu dan berkata, “Apa hubungannya masalah kami denganmu? Selain itu apakah kamu tidak merasa sekarang kamu seperti ini, kelihatan sangat rendahan?”
“Rendahan? Kamu pria miskin bisa-bisanya merasa aku rendahan? Bukankah hanya menonton konser sekali dengan Vickie, dan benar-benar merasa kamu orang kaya? Nanti lihat ketika bertemu dengan Davin Cheng, apakah kamu masih berani berkata seperti ini? Pria miskin, jangan kira aku tidak tahu, setiap hari kamu berpura-pura terlihat kasihan, pura-pura polos, dan kemana-mana pergi membohongi wanita-wanita kaya. Aku sudah sering melihat sampah sepertimu. Tapi yang tidak tahu malu sepertimu ini, pria miskin yang tidak tahu diri sepertimu, aku belum pernah ketemu. Percaya atau tidak setelah konser musik selesai, Davin akan menghukummu, mengusirmu keluar dari Kota Nandu!”
“Iya, bahkan tempat duduk yang Davin atur untuk tamu penting saja kalian berdua juga berani duduk, benar-benar terlalu tidak takut mati.”
“Davin tadi sedang melakukan sikap melayani tamu, kalau tidak, pasti sudah dari tadi menyuruh satpam mengusir kalian keluar. Tapi sekarang kalian masih saja berakting.”
“Benar-benar sepasang orang yang aneh!”
Mengenai pakaian Tiano Lin dan Vickie Chu mengenakan pakaian santai, kelihatannya bukanlah orang-orang dari status sosial atas dan bisa duduk di tempat duduk paling tengah di barisan pertama, apalagi duduk sebaris dengan Davin Cheng, membuat banyak orang iri.
Bisa duduk bersama Davin Cheng, itu adalah kehormatan dan keberuntungan yang seberapa besar.
Hasilnya malah disia-siakan oleh dua rakyat jelata ini.
Benar-benar membuat orang kesal.
Melihat perhatian orang-orang mulai mengarah ke sini, dan juga setuju pada perkataannya, Alice Qiu benar-benar merasa sangat puas. Alice Qiu melihat baju bermerk di tubuh Vickie Chu dan tersenyum mengejek, “Vickie, setahuku, orang tuamu masih tinggal di rumah yang akan diratakan itu bukan? Semua orang di sana sudah pindah, hanya orang tuamu saja yang belum pindah, bahkan listrik dan air sudah dihentikan oleh pemilik sana, tidak mampu makan sehari-hari, sedangkan kamu malah keluar menggoda pria dan memakai pakaian bermerk. Aku rasa, menjadi orang tetap harus mengenal diri sendiri. Pikirkan orang tuamu yang sekarang masih khawatir di rumah, apakah mengenakan pakaian ini terasa tenang sekarang?”
Setelah itu, Alice Qiu menunjuk Tiffanny&Co yang ada di pergelangan tangannya dan berkata dengan sombong, “Lihat tidak, aku juga baru memakai Tiffanny&Co yang seharga 20.000. Ini kak Michael yang berikan padaku. Apakah kamu masih berani memakai baju sebaik itu? Apa kamu lebih kaya dari Michael? Bahkan kalah dari keluargaku. Benar-benar tidak terlihat ya, menjadi sahabat begiitu lama, bisa-bisanya kamu begitu menyukai harta, wanita yang bisa melakukan apapun demi uang!”
Saat ini, pria-pria di sekeliling kakak beradik Keluarga Cheng juga melihat ke arah Alice Qiu. Saat ini, Alice Qiu merasa perasaan hatinya mencapai puncak kebahagiaan yang belum pernah dicapai sebelumnya.
Dia bukan hanya mengungkapkan wajah asli Tiano Lin yang palsu, juga menyebarkan Vickie Chu, jalang yang mencintai kekayaan.
Bukankah hanya lebih cantik sedikit dariku. Tapi siapa suruh kamu berani menolak cinta Kak Michael, dan mencapai kondisi hari ini, semua ini kamu yang cari sendiri, rasakan akibatnya!
Tiano Lin merasa tangan Vickie Chu sedang perlahan-lahan mundur, dia pun menggenggam erat tangan Vickie Chu, menengadahkan kepala dan berkata pada Alice Qiu, “Aku berikan kamu satu kesempatan, minta maaf pada Vickie.”
“Hehe, kamu?”
Alice Qiu tersenyum merendahkan ke arah Tiano Lin, secara bersamaan melingkarkan tangan ke lengan Michael Guo dan bermanja, “Kak Michael, lihat si miskin ini menakutiku. Dia menyuruhku minta maaf pada Vickie, kamu bilang aku harus bagaimana?”
Michael Guo mengerutkan dahi, melihat Tiano Lin sekilas dan berkata, “Kamu duluan yang membuat Alice Qiu tidak senang, minta maaflah.”
Nada bicara Michael Guo tidak bermaksud menerima penolakan, seperti berbicara dengan pelayan di rumah saja, sama sekali tidak menganggap Tiano Lin penting.
“Kamu tidak mau minta maaf?”
Melihat Tiano Lin tidak bergerak, nada bicara Michael Guo mengandung nada merendahkan.
“Ayahku dan Davin sedikit banyak juga kenal. Kalau kamu tidak ingin diseret keluar sekarang oleh satpam, kamu sekarang sebaiknya minta maaf pada Alice, kalau tidak tunggu aku telepon, kamu tidak ada kesempatan lagi untuk menyesal.”
Yohanes Lin sama sekali tidak kenal pada Davin Cheng.
Bisa dibilang, setelah Yohanes Lin ditolak oleh Davin Cheng, baru mengganti jalur, ingin mendekati Keluarga He.
Kalau tidak, posisinya hari ini, juga tidak akan diatur begitu belakang.
Sedangkan alasan Michael Guo berkata seperti ini, pertama untuk didengar Tiano Lin, ingin menggunakan ini menakuti Tiano Lin, kedua untuk didengar tuan muda yang ada di sini. Kalau Keluarga Lin benar-benar mempunyai hubungan dengan Keluarga Cheng, maka kedudukan Michael Guo dilingkaran ini, tentu akan naik dan mendapat perlakuan yang sama sekali tidak sama juga.
Alice Qiu yang mendengar ini langsung senang dan menunjuk Tiano Lin dengan sombong, “Dengar tidak, miskin cepat minta maaf padaku sekarang, kalau tidak aku memanggil satpam sekarang dan menyeretmu keluar!”
“Kapan ayahku kenal denganmu?”
Tiba-tiba, dalam hall yang hening, terdengar suara seorang wanita yang merendahkan.
“Siapa kamu? Tahukah dengan siapa kamu berbicara?”
Alicia Qiu menoleh dengan ekspresi sinis.
Saat melihat tatapan semua orang tertuju pada anak perempuan bergaun panjang hitam yang duduk di samping, keningnya sedikit mengerut.
“Apakah kamu yang berbicara tadi?”
Suara Alicia terdengar sedikit kesal.
Tadinya seluruh perhatiannya difokuskan pada Tiano dan Vickie.
Hanya saja tiba-tiba merasa perempuan bergaun hitam itu cukup familiar, tetapi tidak ingat jelas siapa dia.
Namun selesai berbicara, Alicia merasa tatapan orang itu cukup aneh padanya.
Senyuman memancing, seolah berkata ‘Apakah kamu sedang mencari mati’.
“Hei! Kenapa kamu tidak sopan sama sekali, aku sedang bicara denganmu, kenapa tidak dijawab sama sekali? Bisakah bersikap lebih baik?”
Semakin orang itu menatapnya, Alicia Qiu pun semakin merasa perempuan itu sengaja menghina dia dan Michael, dalam hati pun semakin merasa tidak nyaman.
“Kurangi kata-katamu.”
Raut wajah Michael menjadi suram, perempuan manapun yang melakukan hal bodoh itu, pasti menjadi buruk di matanya.
“Kenapa? Kamu benaran mengenalnya? Jangan bilang dia mantan pacarmu, atau pacarmu?”
Alicia Qiu menoleh melihat Michael dengan sangat tidak mengerti, “Bukankah hari ini kamu ingin bertemu Kakak Adik dari Keluarga Cheng, kenapa tiba-tiba berubah menjadi bertemu kekasih gelap? Kak Michael, daritadi aku selalu membelamu, perlukah kamu membuatku malu di depan semua orang hanya demi satu perempuan ini?”
Alicia Qiu bisa melihat dalam tatapan Michael, ada kecemasan dan ketegangannya terhadap keadaan perempuan bergaun hitam itu.
Tetapi dia sama sekali tidak pernah melihat dirinya seperti ini.
Terutama di hadapan orang banyak, kini sedikit harga diri pun tidak disisakan.
Saat membandingkannya, Alicia merasa lebih baik mati saja.
Laki-laki yang telah dibujuk rayu dengan sepenuh hati, malah berkata dengan nada seperti itu padanya hanya demi seorang perempuan lain, tatapan matanya sontak setajam mata pisau, menatap perempuan bergaun hitam sambil berkata: “Cepat kamu berdiri! Tidakkah kamu mendengar aku sedang berbicara denganmu, lihatlah penampilanmu yang kampungan ini, kenapa tidak tahu aturan sama sekali?”
“Diam! Cepat keluar, jangan membuat malu disini!”
Raut wajah Michael Guo semakin buruk.
Di tengah orang banyak, berhadapan dengan tatapan berbeda dari pada laki-laki pangeran, serta tatapan Kakak Adik Keluarga Cheng yang penuh remeh.
Kepribadian sebaik apapun, pasti tidak akan kuat menahan perlakuan seperti itu.
Dia langsung menarik lengan Alicia, berjalan cepat keluar pintu besar.
“Kenapa, konser musik belum selesai, kenapa aku harus pergi!”
Alicia melepaskan diri dengan sekuat tenaga, tetapi saat menoleh kembali, terlihat raut wajah Michael sudah segelap awan hitam, membuatnya merasakan sesuatu yang tidak beres.
“Minta maaf saja sebelum pergi.”
Sisca Cheng menatap handphone sambil berkata dengan datar.
Saat ini, sebodoh apapun Alicia, tetap saja mengerti siapa perempuan yang sedang bersuara.
Dia menunjuk Sisca dengan jari tangan, lalu menatap Michael dengan sangat tidak percaya, bertanya: “Jadi dia, dia Nona Besar Keluarga Cheng?”
“Jika sudah tahu kenapa masih menunjuknya dengan tangan, cepat minta maaf!” Michael Guo berkata sambil menggigit gigi.
Kali ini Alicia benar-benar merasa takut.
Dia segera berjalan ke hadapan Sisca, berkata dengan suara patah-patah: “Nona Besar, Nona Besar Cheng, tadi aku sungguh tidak mengenal Anda, semua hanya salah paham, mohon Anda maklumi, jangan mempersulit masalah ini denganku…..”
Sisca Cheng mengangkat kepala, melihat Alicia dengan mata indahnya, tersenyum berkata: “Minta maaf pada mereka berdua.”
“Me, mereka?”
Alicia menoleh dengan heran,menunjuk Tiano dan Vickie sambil berkata dengan suara tinggi: “Kamu memintaku minta maaf dengan mereka berdua? Tidak mungkin!”
Sejak awal Michael sudah menyuruhnya minta maaf pada perempuan bergaun hitam itu, tetapi dia sama sekali tidak bersedia.
Tetapi mempertimbangkan orang di hadapannya adalah putri dari Davin Cheng, merupakan Nona Besar dari Keluarga Cheng yang cukup terkenal di Kota Nandu, dia pun hanya bisa menerimanya.
Tidak hanya menerima, tetapi juga merasa sangat terhormat.
Hanya saja, anggota Keluarga Cheng malah memintanya minta maaf pada orang sial itu, dan disaksikan oleh banyak orang, bagaimanapun juga Alicia merasa tidak mampu melakukannya.
“Atas dasar apa aku harus meminta maaf pada dua orang sial itu, yang aku katakan tadi memang benar loh, aku melihat kejadian itu dengan mata kepala sendiri, Nona Besar Cheng, kamu jangan tertipu oleh tampang mereka, orang itu bukan datang untuk menyaksikan konser musik, pasti ada maksud dan tujuan lain, kalian harus lebih berhati-hati.” Alicia melihat Tiano dan Vickie dengan penuh remeh.
Bersamaan dengan itu, para laki-laki yang berdiri di sekeliling pun mulai berunding.
“Benar juga ya, dua orang itu masih saja duduk di tempatnya, sungguh tidak pernah bertemu orang yang tidak tahu malu seperti mereka.”
“Davin Cheng mengundang para tamu untuk datang ke ruang istirahat, jelas-jelas memberi kesempatan untuk mereka berdua, setelah melewatkan kesempatan itu, begitu memancing amarah Davin Cheng, mereka berdua pun tidak mungkin bisa muncul di Kota Nandu lagi.”
“Dan aku juga merasa Nona Besar Cheng selalu memberi kesempatan untuk mereka berdua, sungguh membuat kagum, tidak pernah melihat Nona Besar Cheng membantu siapapun berbicara….”
Melihat situasi itu, Alicia Qiu pun semakin merasa bangga, berkata pada Sisca: “Kamu adalah Nona Besar Keluarga Cheng, mana pernah bertemu dengan dua orang sampah itu, untung saja ada aku disini, jika tidak, entah lelucon seperti apa yang akan bermunculan.”
“Hm.”
Sisca mengangguk, segera menyampingkan kepala, membisikkan beberapa kata pada Elisia, setelah itu pun berdiri dan berjalan pergi.
Dan arah dia pergi, adalah tempat istirahat pada tamu.
Melihat Sisca Cheng pergi begitu saja, Alicia pun tertawa dingin dalam hati, dia mengira Nona Besar Cheng sungguh percaya dengan kata-katanya, ingin mencari orang untuk mengusir pasangan Tiano pergi keluar, terlihat Elisia Chen juga berdiri dengan ekspresi datar, berjalan mengikutinya ke ruang istirahat.
“Hahaha, sudah lihat belum, pasangan laki-laki dan perempuan itu telah membuat dua Nona Keluarga Cheng kesal hingga pergi, sungguh sia-sia kalian datang kemari, hei Vickie Chu, kamu boleh berpasangan dengan siapapun, kenapa malah memilih sampah seperti ini, kini kalian telah menyinggung setengah dari keluarga terpandang di Kota Nandu, mungkin saja tidak berkesempatan menampakkan diri lagi seumur hidup, hanya bisa menjadi perawat murahan seumur hidup, haha!”
Saat ini hati Alicia terasa berbunga-bunga, dengan langkah besar dia mendekati Michael, merangkul lengannya, baru ingin membujuk rayu, terdengar Elisia yang menghentikan langkah kakinya, berkata dengan nada datar.
“Michael Guo ya, jika setelah ini terdengar kabar kamu mengarang cerita antara Keluarga Guo dan Keluarga Cheng, dan melakukan penipuan dimana-mana, aku tidak keberatan untuk membuat Keluarga Guo angkat kaki dari Kota Nandu, sekalian membuat kamu dan Kenny Guo pergi dari Nandu, agar tidak muncul di hadapan kami lagi untuk selamanya.”
Selesai berkata, Elisia menyampingkan kepala melihat Alicia Qiu yang sedang terbengong, tersenyum kecil, lanjut berkata: “Adik kecil, jika aku menjadi kamu, pasti akan pergi lebih cepat sebelum petugas datang menyeretmu keluar, karena gelang Tiffany-mu pasti tidak kuat dibanting.”
Bersamaan dengan itu, Tiano membaca pesan yang dikirimkan Paman Liu, menyampingkan kepala berkata pada Vickie Chu: “Konser musik sudah selesai, kita pergi saja.”
“Kamu tidak boleh pergi!”
Alicia menarik lengan Michael dengan kuat, dia tidak percaya Keluarga Cheng akan memanggil petugas untuk mengusir seorang anak perempuan sepertinya di depan umum, saat ini yang paling dia takutkan adalah raut wajah Michael yang sudah sangat dingin, dia tidak mengerti apa salahnya pada Nona Keluarga Cheng, tetapi jika harus kehilangan hubungan dengan Michael, dia pasti rugi besar! Menangis pun tidak bisa mengembalikan keadaan.
“Hehe, aku sudah pernah berkata padamu sebelumnya, di depan Nona Keluarga Cheng harus jaga jarak denganku, kini perempuan bodoh sepertimu tidak hanya mencelakai diri sendiri, tetapi juga melibatkan aku dan Ayahku, lebih baik kamu menghilang dari pandanganku saja, jika tidak, demi perusahaan, aku tidak keberatan main tangan pada perempuan, mengerti tidak!”
Michael menghempaskan tangan Alicia dengan kuat, sebelum pergi, dia menatap tajam Tiano dan Vickie, lelu pergi meninggalkan ruangan konser tanpa menoleh kembali.
Bersamaan dengan Michael yang keluar dari pintu besar, sebaris petugas pun berjalan masuk dengan cepat.
Langsung berdiri di hadapan Alicia.
“Bawa pergi.”
Tanpa banyak berkata, ketua petugas melambaikan tangan, dua petugas perempuan berjalan maju, menahan lengan Alicia di sisi kiri dan kanan.
“Kalian jangan menyentuhku! Kalian jangan menyentuhku!”
Tiba-tiba saja Alicia berteriak histeris bagai menggila, badannya pun terus meronta-ronta.
“Jangan sentuh aku! Tahukah kamu siapa aku? Percaya atau tidak, besok juga kamu akan dipecat dari jabatanmu? Semuanya pergi!”
……
Melihat Alicia yang hampir gila, Tiano pun menghela nafas, menggandeng tangan Vickie Chu berdiri dari tempat duduk, pergi meninggalkan ruang konser dari pintu samping.
Setelah meninggalkan ruang konser musik.
Paman Liu menelepon, mengatakan Davin Cheng telah menyiapkan pesta minum di Royall Wynn Hotel, bertanya apakah Tiano ingin hadir disana.
Tiano melihat ke sisi samping, menggenggam tangan Vickie Chu dengan erat, langsung menola tawaran dari ujung telepon.
Kesehatan Vickie baru saja pulih.
Tiano berencana menghabiskan lebih banyak waktu untuk menghiburnya.
Untuk sementara tidak ingin mengikuti terlalu banyak acara.
“Perlukah aku mengantar kalian?”
Di saat Tiano menggandeng Vickie bersiap-siap menyeberang, sebuah mobil Maserati warna ungu tiba-tiba muncul di hadapannya.
Kaca mobil samping supir terbuka separuh, menampakkan wajah cantik milik Sisca Cheng.
“Tidak perlu, terima kasih.” Tiano berkata sambil tersenyum.
“Hm.”
Sisca mengangguk, menutup kembali kaca jendela, mobil itu pun kembali melaju di jalan raya.
Tiano dan Vickie pun pulang ke rumah sakit dengan mobil Audi A8, saat berjalan di jalan setapak, Tiano tiba-tiba berjalan hingga posisi tempat Katelyn Guo melompat bunuh diri waktu itu, dalam hati menghela nafas dengan berat.
Kakak Adik Keluarga Guo, memiliki perbedaan yang sungguh besar…..
Keduanya berjalan di jalan setapak dalam taman dengan hati yang mengerti tetapi tidak perlu diungkapkan.
Hingga langit mulai gelap, rembulan perlahan menampakkan diri.
Angin berhembus, membawa rambut panjang Vickie terangkat, Tiano baru merasakan Kota Nandu saat ini sudah diselimuti hawa dingin, segera menarik tangan Vickie, berenana mengajaknya pulang.
“Cari tempat untuk duduk dulu saja?” Vickie Chu mengangkat kepala, kedua mata indahnya tiba-tiba berkedip.
Tiano mengangguk.
Keduanya pun duduk berhadapan di kursi rotan tepi danau.
Vickie Chu tidak memerhatikan Tiano yang duduk di hadapannya, pandangan selalu tertuju pada rembulan yang masih samar-samar di atas langit.
Tanpa perlu diragukan lagi, Vickie Chu memang sangat cantik.
Alis mata bagai lukisan, memancarkan wibawa tinggi.
Kecantikannya sama sekali tidak kalah dari Kathie dan Sisca yang selalu dijuluki sebagai bidadari itu.
Badan yang suci, dewasa, serta penuh menggoda, sungguh sesuai dengan bayangan Tiano terhadap cinta pertamanya.
Tetapi, perempuan itu malah hampir mati di tangan Ayah dan Ibu kandung sendiri.
Sebagai seorang laki-laki, Tiano merasa dirinya bertanggung jawab untuk menyelamatkan perempuan ini dari lubang magma, membuatnya bisa memulai hubungan lagi dengan dirinya…. phei… maksudnya memulai hidup yang indah.
“Setelah lulus kuliah, aku direkomendasikan pihak sekolah untuk masuk ke Universitas Edinburgh mempelajari keperawatan individu kelas atas.” Vickie tiba-tiba bersuara, memecahkan keheningan yang sudah berlangsung cukup lama itu.
“Hm, ini membuktikan kamu sangat hebat.” Tiano mengangguk sambil menambahkan.
“Saat awal-awal pergi ke London, hari-hari dilewati dengan sangat biasa, pola hidup dan kuliah pun tidak berbeda jauh dari sebelumnya, hanya saja di sela-sela pelajaran, aku harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja sampingan di toko-toko, mendapatkan sedikit penghasilan untuk biaya kuliah. Aku telah melihat matahari terbit di Kota Londong selama 2 tahun berturut-turut, meski sangat melelahkan, tetapi semuanya membuatku merasa berarti.”
Lalu, suasana kembali hening.
Raut wajah Vickie terlihat murung dan penuh kegelisahan, seolah roh dalam diri telah berpindah ke tempat lain, kembali pada ingatan yang mungkin indah, mungkin juga menyakitkan.
Tiano merasa, Vickie yang ada saat ini adalah dirinya yang sesungguhnya.
Pribadi Vickie yang selalu bersikap sopan pada semua orang, dan tersenyum manis saat berbicara dengan orang hanyalah sebuah pencitraan.
Hidup ini terlalu keras, tidak ada yang bisa hidup bahagia tanpa sedikitpun masalah.
“Apakah dia muncul di saat-saat itu?” Tiano bertanya dengan suara pelan.
“Hm, dia juga orang Kota Nandu, menekuni profesor ilmu biologi di Universitas Cambridge, dia juga Kakak Kelas saat aku kuliah. Saat berada di luar, semua orang pasti sangat mementingkan hubungan dengan orang dengan daerah asal yang sama, dan yang terpenting adalah, dia sangat berprestasi, juga bersikap baik padaku.”
Tiano mengangguk, hanya laki-laki seperti itu yang cocok untuk Vickie Chu.
“Dia adalah ketua asosiasi mahasiswa dari asal yang sama di Londong, sangat berwibawa, sangat sopan pada semua orang, saat kami berpacaran, dia tidak pernah mengajukan syarat apapun padaku, bahkan, kami tidak pernah bergandengan tangan, dia bagai pahlawan ramah di Londong, semua tugas dilakukan dengan sempurna. Justru karena itu, aku merasa dia adalah laki-laki yang pantas diandalkan seumur hidup.”
“Lalu, apa yang terjadi?” Tanya Tiano.
“Aku terlalu polos.” Vickie Chu menggelengkan kepala dengan wajah pucat: “Saat itu, aku beruntung mendapatkan dua lembar tiket musik simfoni Simon Rattle, tadinya berencana memberikan dia sebuah kejutan, saat dia selesai kuliah, aku melihat dia mengemudikan sebuah mobil putih yang tidak pernah terlihat sebelumnya, pergi membawa seorang perempuan Paris. Perempuan itu cukup terkenal dalam kalangan mahasiswa pendatang di London, bisa dikatakan sebagai primadona kampus tingkat internasional. Aku mengikuti mereka dari belakang, masuk ke sebuah restoran pasangan, mereka duduk bersandar di sebuah kursi, lalu berciuman….”
Tiano pun mengangguk tanda mengerti, “Jadi kamu mulai membenci laki-laki, atau mungki, lebih tepatnya laki-laki yang kaya?”
“Tidak sepenuhnya begitu, yang paling membuat hatiku sakit adalah, kalimat yang diberitahunya pada perempuan itu.”
“Kalimat apa.”
“Dia membagi perempuan menjadi beberapa jenis, dan aku adalah salah satu jenis yang sangat mewakili.”
“Daridulu tidak pernah berpacaran, lebih mementingkan kebutuhan emosional daripada kebutuhan fisik, menginginkan cinta yang terindah seperti yang dikatakan Plato.”
“Dia berkata perempuan seperti itu memiliki standar yang tinggi, merasa pernah bertemu dengan berbagai jenis laki-laki, selalu membanggakan diri. Berhadapan dengan perempuan seperti itu, yang harus dilakukan adalah mewujudkan apa yang dibayangkan, melakukan apapun yang dia katakan, setelah membuatnya tergila-gila dengan kata-kata dan tatapan, baru memberitahunya dengan serius, sayang, aku tidak ingin hanya mendapatkan jiwamu, aku juga menginginkan badanmu. Tiba di saat itu, dia pun tidak lagi menganut kata batasan, bisa dipermainkan seperti apapun.”
“Aku masih ingat saat membicarakan semua ini dengan perempuan itu, wajahnya terlihat sangat bangga, seolah baru mencapai sebuah kemenangan besar, seolah-olah aku bukanlah manusia, melainkan benda yang bisa dimainkan sesuka hati, setelah selesai akan mendapatkan penghargaan, hanya itu saja.”
“Jadi kamu merasa, laki-laki yang terlihat sangat baik, dengan latar belakang yang sempurna, selalu berhati hitam, tidak mudah ditebak?” Tiano bertanya.
“Benar, mereka memiliki penampilan dan latar belakang yang sempurna, tidak pernah kekurangan sanjungan dan rayuan para perempuan, bagi mereka, cinta hanyalah sebuah mainan yang bisa dibeli dengan uang, di mata mereka, setiap orang bisa ditempelkan label harga, begitu pula dengan kata cinta.”
“Lalu, menurutmu bagaimana diriku?” Tiano menegakkan badan, agar Vickie bisa melihat ketampanannya dengan mudah.
“Kamu……kamu mesum.” Vickie Chu menatap Tiano, mengungkapkan isi hatinya.
Saat bertemu tadi, sepasang mata Tiano selalu menatap kakinya, lalu dia juga menemukan segumpal tisu bekas di dalam kamar pasien. Setiap kali bertemu, mata laki-laki itu tidak pernah bisa diatur, sekalipun saat berbicara dengan serius seperti sekarang, tetap saja seperti itu…
Tetapi, teringat kata seorang perawat, saat dirinya melompat dari gedung, Tiano tidak tidur selama semalaman, hal pertama yang dilakukan adalah meminta dokter paling ahli dalam rumah sakit untuk kembali menjalankan operasi, juga mendatangkan Profesor John dari Jerman, bahkan hingga akhirnya, memecat orang, menangkap orang….
Dia tidak seperti orang jahat pada umumnya.
“Hari-hari buruk sudah berlalu, hari indah baru saja dimulai. Orang-orang selalu berkata, setelah hujan pasti ada pelangi yang indah, bahayanya lompat gedung yang kamu lakukan kali ini juga memberikan keuntungan, mungkin saja di sisa hidup ini kamu ingin menikmati hidup sebaik mungkin.” Tiano berkata sambil tersenyum.
Melihat raut wajah senang milik Tiano, Vickie Chu merapatkan bibir, setelah itu ikut tersenyum.
Sebenarnya sejak awal Tiano sudah bisa menerka, jika bukan karena perasaan yang terluka, siapa juga yang akan menolak orang-orang sekitar, menutupi ekspresi wajah sepanjang hari, perempuan yang jelas-jelas bersifat periang, bagaimana mungkin memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan lompat gedung.
Terutama saat dia memberitahu Vickie untuk pergi menghadiri konser musik, kegelisahan dalam mata perempuan itu, tidak pernah pudar hingga konser selesai.
Tiano melihat ke sekeliling, lalu berkata: “Lebih baik kita kembali ke rumah sakit saja, angin di luar sangat dingin, jangan sampai masuk angin.”
“Baiklah.” Vickie mendengarkan perkataan Tiano, ikut pulang ke rumah sakit dengannya.
Malam itu, Tiano juga menginap di rumah sakit, hanya saja Vickie Chu masih harus dirawat dalam ruang ICU.
Keesokan harinya, karena ada kelas, Tiano pun bangun cukup pagi untuk berangkat kuliah.
Namun sebelum tiba di rumah sakit, dia menerima pesan singkat yang dikirim Vickie.
“Ingat sarapan.”
Dua huruf yang singkat, membuat suasana hati Tiano langsung membaik.
Berjalan memasuki gerbang kampus, Tiano langsung melihat banyak orang yang berkumpul di depan papan pengumuman sambil menunjuk-nunjuk.
Di antaranya ada Cedric Lee dan Sony Song.
Tiano berjalan menghampirinya dengan membawa rasa penasaran, berdiri dari jauh sambil menatap papan di depan mata.
Tiano mengerutkan kening, melihat ke tulisan di bagian bawah pengumuman itu.
Karena perilaku Tiano Lin yang buruk, memiliki hubungan gelap dengan banyak perempuan di luar, hingga berpengaruh berat pada nama baik sekolah, setelah perundingan para pimpinan sekolah dan departemen pendidikan diputuskan, untuk membatalkan penyerahan ijazah dan sertifikatnya, serta dikeluarkan dari sekolah, semoga bisa menjadi perhatian bagi para guru dan murid.
Departemen pendidikan Universitas Nandu.
Aku dikeluarkan?
Tiano terheran-heran menatap papan pengumuman di depan mata, bersamaan dengan itu, Cedric dan Sony juga menyadari Tiano Lin yang sedang berdiri disana, tanpa banyak berkata langsung menariknya ke satu sisi.
“Waduh, Adik Keempat, ada apa denganmu? Jangan bilang kamu benar-benar dipelihara perempuan? Sekarang sekolah telah mengeluarkanmu, sungguh sakit tidak berdarah!”
Mata Cedric terbelalak, menatap Tiano dengan sangat kesal.
Di matanya, ternyata belakangan ini, Tiano selalu membelikan handphone, mobil, dan menraktir mereka makan minum menggunakan dari perempuan yang memeliharanya.
Tetapi anak ini malah berbohong bahwa semua itu uang milik keluarganya, jika bukan karena papan pengumuman itu, entah sampai kapan dia akan menyembunyikannya.
“Adik Keempat, beritahu kamu jika kamu memang kekurangan uang, selama 4 tahun ini, kapan kami memasukkan tangan ke dalam saku menyaksikan kamu menderita? Sekarang semua sudah jelas, selama 4 tahun ini, hubungan kita sia-sia saja.”
Sony Song yang daridulu cenderung lebih diam pun tidak tahan berteriak kasar.
Tiano hanya memejamkan mata, secara samar-samar merasa seperti teringat sesuatu.
Tidak hanya dia, melihat sikap Tiano seperti itu, Cedric pun teringat sesuatu, dia menatap Tiano dengan curiga, bertanya: “Jangan bilang orang itu yang melakukannya? Saat di Four Sea waktu itu, dia pernah mengatakannya, pasti akan membuatmu kecewa…..”
Tiano menggelengkan kepala, tidak mengatakan apapun, langsung berbalik badan pergi ke ruangan kantor.
Sepanjang perjalanan, Tiano bisa merasakan tatapan aneh yang berasal dari berbagai arah.
Dipelihara?
Tiano tertawa dingin dalam hati.
Jika berbicara soal kata pelihara, dialah yang memelihara orang lain.
Mungkinkah tiba pada saatnya orang lain memeliharanya?
Tetapi, jika hal ini sungguh dilakukan oleh Michael.
Malahan membuatnya merasa hadirnya orang itu semakin membuat seru.
Di depan pintu ruang kantor.
Tiano berpapasan dengan Michael yang baru saja berjalan keluar dari dalam.
Michael bukan murid di kampus itu, dan sudah lulus sejak beberapa tahun yang lalu, maksud dan tujuan muncul di dalam lingkungan kampus adalah, ingin menyaksikan sendiri dikeluarkannya Tiano dari sekolah, dan memastikan pengumuman sudah ditempelkan.
“Ternyata kamu.”
Melihat Tiano di luar pintu, Michael sama sekali tidak merasa kaget.
Malah menegakkan badan, merapikan leher baju, menatap Tiano dengan tatapan datar, dalam hati penuh tawa kemenangan.
“Apakah Direktur Wang ada di dalam?” Tanya Tiano.
“Hm, ada, tetapi aku rasa sepertinya saat ini dia tidak sempat bertemu kamu, karena kamu sudah bukan mahasiswa di kampus ini lagi, benar kan?” Michael tertawa sambil berkata.
Tiano melihatnya sekilas, segera masuk ke dalam ruangan.
Kepala jurusan komputer bermarga Wang, berusia sekitar 40 tahun, termasuk seorang laki-laki paruh baya yang cukup berhasil.
Wajahnya putih, bentuk badan sedikit gemuk.
Mengenakan sepasang jas hitam yang cukup ketat, disertai dasi berwarna gelap, sebuah kacamata bingkai emas yang mahal, terlihat sangat berwibawa.
Saat ini dia sedang berdiri di depan aquarium sambil mengamati tiga ekor ’Rubah Emas’ yang dibawakan Michael, lalu berkata dengan penuh santai: “Tidakkah kamu mendengar saat ini aku tidak ada waktu, kenapa setelah tidak menjadi murid disini, semua peraturan langsung kamu lupakan.”
Michael sengaja mengungkap identitas Tiano di depan pintu, agar Direktur Wang yang berada di dalam melakukan persiapan.
“Direktur Wang, kamu berkata aku dipelihara oleh pada perempuan di luar, menjalin hubungan gelap dengan mereka, apakah ada buktinya?” Tiano Lin berdiri di dalam ruangan sembari berkata.
“Tiano, apakah menurutmu sekolah akan mengambil keputusan dengan mudah terhadap masalah yang tidak ada buktinya?” Direktur Wang menundukkan kepala menatap tiga ekor ikan berharga itu dengan sangat tergila-gila.”
“Hm, ada bukti apa?” Tanya Tiano.
“Foto, video, dan pengakuan langsung dari saksi, sekolah adalah tempat mendidik, kamu tidak mungkin berpikir sekolah sebesar ini sengaja mempersulitmu kan?”
Akhirnya Direktur Wang meninggalkan ikan-ikan itu, mengelap tangan dengan kain bersih, berbalik badan duduk ke kursinya.
“Baiklah jika begitu, aku ingin melihat semuanya.” Tiano berjalan menghampiri, menjulurkan tangan ke depannya.
“Semua itu sudah disimpan dan disegel ke dalam gudang, tetapi isinya sudah dituangkan ke dalam data-data dirimu dalam bentuk tulisan, akan menemanimu seumur hidup. Jika ingin, kamu boleh membacanya baik-baik setelah surat resmi dari sekolah tiba di tanganmu.”
Direktur Wang adalah seorang yang cukup berbakat, memiliki latar belakang yang kuat, serta sebuah keberuntungan, hanya dalam waktu beberapa tahun saja sudah berhasil menduduki posisi sebagai pimpinan tinggi, juga menguasai beberapa taktik penyelesaian masalah yang cukup handal.
“Ini artinya, aku bahkan tidak bisa memastikan bagaimana ceritanya bisa dikeluarkan?” Tiano bertanya sambil mengerutkan kening.
“Perkataanmu jelas-jelas menunjukkan kamu curiga dengan keputusan yayasan dan sekolah!”
Direktur Wang melihat Tiano dengan ekspresi datar, berkata: “Jika kamu masih tidak terima juga, silahkan laporkan keadaanmu ke departemen pendidikan, kamu juga boleh mencari Kepala Sekolah Zheng, seorang siswa sama sekali tidak bersikap seperti siswa, melakukan perbuatan tercela di luar hingga merusak nama baik sekolah, apakah ini pantas dilakukan seorang siswa sepertimu?”
Karena terbawa emosi, Direktur Wang menepuk meja dengan kuat, bersamaan dengan itu tatapan matanya juga tertuju pada Michael yang masih berdiri di depan pintu, berekspresi membujuk.
Hanya saja, tadinya dia berkata demikian untuk memutus jalan mundur bagi Tiano.
Karena pada intinya keputusan sudah bulat, seorang siswa seperti dia, mungkinkah menentang dan mengubah keputusan pihak sekolah, dan memperjuangkan pendapatmu? Ini tidak mungkin!
Soal mencari Kepala Sekolah Zheng, itu adalah hal yang jauh lebih tidak mungkin.
Tidak berbicara soal bisa bertemu Kepala Sekolah Zheng atau tidak, sekalipun benaran bertemu, di kalangan manajemen Universitas Nanda, siapa yang tidak kenal dengan Ayah Michael, Kenny Guo, yang merupakan komisaris sekolah, dan tentunya memiliki hubungan yang amat baik dengan Kepala Sekolah Zheng. Dengar-dengar jika ingin mendirikan bangunan sekolah baru, kepala sekolah masih harus menghadap Perusahaan Besar Guo demi mendapatkan bantuan dana, jika anak ini sungguh pergi menemui Kepala Sekolah Zheng, maka sama saja dengan menambah masalah sendiri.
Tetapi yang tidak terduga oleh Direktur Wang adalah, Tiano terdiam sesaat, mengangguk, lalu berbalik badan meninggalkan ruangan secara langsung.
Secara samar-samar Tiano masih ingat, Kathie Jiang pernah memberitahunya, meski tidak ada anggota Keluarga He yang menduduki jabatan di Universitas Nanda, tetapi sepertinya Kepala Sekolah Zheng yang disebut-sebut Direktur Wang, adalah murdi dari Keluarga He.
Murid Keluarga He memiliki kekuasaan tinggi di sekolah, dan kini dirinya malah dikeluarkan?
Ini sungguh sembarangan.
Dengan sifat yang dimiliki, Tiano benar-benar tidak mampu menerimanya.
Segera berbalik badan menuju ruangan kepala sekolah.
“Tidak perlu mencari siapapun lagi, bukankah kamu ingin melihat buktinya, aku punya banyak.”
Baru saja tiba di depan pintu, Tiano melihat sebuah sosok muncul di koridor, berjalan menghampirinya sambil tersenyum dingin: “Laki-laki murahan, lihat saja apa yang bisa kamu katakan sekarang!”
Celine?
Tiano melihatnya dengan sangat kaget, bersamaan dengan itu, dari sudut mata dia juga bisa melihat Michael Guo sedang menatap perempuan itu, secara perlahan mulai membuatnya mengerti sebab akibat kejadian di depan mata.
“Jika tidak ingin ketahuan, lebih baik jangan melakukannya, saat ini semua bukti sudah di tanganku, bukankah kamu ingin melihatnya? Ayo ikut aku.”
Selesai berkata, Celine segera masuk ke dalam ruangan.
Tiano berpikir sejenak, juga masuk mengikutinya.
Dia ingin sekali tahu foto seperti apa yang orang-orang itu dapatkan, hingga mampu membuat pihak sekolah mengeluarkannya tanpa menanyakan apapun.
“Aku telah mengambil foto saat dia bersama perempuan itu, juga merekam video, semua ada denganku.”
Celine mengeluarkan handphone, menekannya beberapa kali, kemudian mengangkatnya dengan tinggi agar Direktur Wang dan Tiano bisa melihat jelas.
Benar saja, yang berada di dalam foto adalah Tiano dan Kathie saat berada di depan toko pakaian lantai 2 Gedung New World.
Itu adalah hasil tangkapan Celine dengan handphone secara diam-diam saat keduanya sedang tidak sadar.
Tiano mengerutkankan kening, tidak menyangka Celine telah merencanakannya cukup lama.
Saat itu dia mengira Celine hanya berkata di mulut saja.
“Apa yang bisa ditunjukkan dari foto ini?” Tiano bertanya.
Karena di dalam foto, Kathie hanya sedikit merangkul lengannya, mereka berdua tidak melakukan hubungan apapun yang terbilang kelewatan.
“Hehe, lalu bagaimana dengan yang ini?”
Celine menjulurkan jari tangan, menggeser halaman dalam layar.
Satu persatu foto yang diambil secara diam-diam saat Tiano dan Kathie sedang berbelanja di toko pakaian LV, digeser secara cepat, namun kelihatan jelas tujuan akhir Celine bukan foto-foto itu.
Hingga pada akhirnya, dia memutar sebuah video, hingga video selesai diputar, Tiano sendiri pun tidak mampu mempertahankan ketenangan di wajah, detak jantung bertambah cepat.
Video itu direkam saat Tiano dan Kathie baru pertama kali bertemu, mereka terlihat bergandengan tangan sambil menyeberangi jalan.
Tiano menenteng sebuah tas sepatu hak tinggi, sambil merangkul Kathie dengan tangan, berjalan menyeberangi jalan, berjalan hingga ke depan pintu pusat penjualan gedung Emerald Valley, setelah itu baru masuk ke dalam mobil Bentley milik Kathie.
Memang seperti itu kenyataannya, kaki Kathie terpeleset hingga hak sepatunya patah, Tiano pun memapahnya masuk ke dalam mobil, ini adalah hal yang sangat wajar.
Hanya saja, dari segi wajah maupun bentuk badan, Kathie benar-benar sempurna.
Hari itu juga kebetulan berpakaian sangat vulgar.
Seorang perempuan cantik yang mengemudi sebuah mobil Bentley, muncul bersama seorang siswa sekolahan secara berkali-kali di lokasi berbeda.
Bisa terlihat jelas kedekatan di antara mereka.
Ini sulit sekali mencegah orang luar tidak berpikir sembarangan.
Hanya saja, darimana Celine merekam video itu?
Emerald Valley berdekatan dengan pusat perawatan rumah sakit, tidak termasuk kawasan bisnis, bagaimana bisa Celine kebetulan ada disana?
“Dia adalah salah satu temanku, hari itu kebetulan melihatnya terjatuh, hubungan apapun yang ada di antara kami, tidak ada salahnya memapah seorang perempuan yang terluka ke atas mobil kan?”
Tiano menghirup nafas perlahan, mulai merasa kewalahan dengan situasi di depan mata.
“Tidak masalah?” Celine tertawa dingin, “Kebetulan sekali, setiap kali yang kamu temui adalah dia? Kenapa kamu tidak mengatakan saja bahwa semua ini sudah ditakdirkan oleh yang di atas, dan jika bukan karena dipelihara olehnya, bagaimana kamu bisa menjalani pengobatan di rumah sakit yang begitu baik? Dan jika aku tidak salah menebak, hingga sekarang kamu masih belum sepenuhnya keluar rumah sakit kan? Aku sudah mencari tahu, itu adalah rumah sakit swasta paling baik di Kota Nandu, satu malam saja harus merogoh kocek sebanyak beberapa juta, darimana kamu mendapatkan uang itu? Jangan bilang uang dari keluargamu di kampung, sekalipun semua harta keluarga diberikan padamu, kamu tidak mungkin bisa dirawat hingga detik ini!”
Sebenarnya, video itu diambil Celine saat mengikuti Tiano ke rumah sakit, dan sama sekali tidak disengaja.
Saat itu dia pun sengaja menunggu rumah sakit tutup, kemudian menghadang seorang perawat demi menanyakan keadaan rumah sakit.
Setelah memahami rumah sakit itu adalah rumah sakit kalangan elit dengan biaya rawat inap setidaknya 10 juta permalam, dan bukan semua orang bisa masuk berobat disana, dia pun bisa menerka apakah Tiano berasal dari keluarga yang kaya raya.
Tetapi setelah melihat Tiano bersama Kathie berulang kali, dan mobil Bentley yang selalu dibawa Kathie, serta Ricky Yuan yang terlihat sangat takut pada Kathie, dia baru mengerti, Tiano bukanlah keturunan kaya raya, melainkan dipelihara oleh perempuan itu!
Tadinya dia merekam semua itu untuk dikirimkan ke media perbincangan sekolah demi menghancurkan nama baik Tiano Lin.
Hanya saja tidak menyangka orang sampah itu berani menentang Michael, semua video itu pun menjadi bukti pengeluaran Tiano oleh pihak sekolah, maka dari itu, saat menerima telepon dari Michael, dia langsung datang, harus menyaksikan sendiri Tiano dikeluarkan dari sekolah!
Tentu saja Tiano tidak tahu soal ini, dia hanya merasa penasaran, jika selama ini Celine tidak melakukan apapun, hanya menghabiskan waktu untuk mengikutinya, lalu mengambil semua rekaman itu untuk dijadikan bukti hari ini, maka perempuan itu terkesan cukup mengerikan.
Saat berpikir cukup dalam, Direktur Wang tiba-tiba mengetuk meja dengan jari, berkata: “Benar, kami memang sudah menyelidiki cukup dalam, Tiano, belakangan ini pengeluaranmu cukup besar, membelikan buah-buahan untuk teman sekamar, membelikan mereka handphone, menraktir mereka makan minum sepuasnya di luar, bahkan sering masuk ke tempat-tempat terlarang. Pengeluaranmu melebihi rata-rata pengeluaran selama 4 tahun selama di universitas ini, dan jika aku tidak salah, teman kamarmu yang bernama Yulius Zhang itu sudah memakai mobil Benz seharga hampir 2 juta Yuan, atas nama kamu juga kan?”
“Benz? Benz apaan?”
Celine juga melihat Direktur Wang dengan sangat terkejut, “Direktur Wang salah deh, sekalipun orang sampah ini dipelihara oleh perempuan, dengan tampangnya seperti itu, mungkinkah membeli mobil Mercedez Benz? Tidak mungkin, ini pasti salah.”
Direktur Wang melihat Celine dengan sangat kesal, kenapa harus dijelaskan sejelas itu, bukankah ini saatnya menuduh Tiano dengan berbagai kesalahan, sungguh perempuan bodoh.
Hanya saja, Celine segera tersadar, dan menambahkan: “Ckck, tetapi, baru saja hari ini aku melihat Tiano jalan-jalan di toko LV dengan perempuan itu, mereka berdua bergandengan dengan sangat mesra… ckckck….”
“Kenapa harus mengatai aku dipelihara, sekalipun aku memiliki seorang teman perempuan yang cukup akrab, tidak termasuk melanggar peraturan dalam universitas kan? Aku rasa kalian terlalu memaksakan keadaan, mengeluarkanku dengan cara seperti ini.” Tiano berkata dengan ekspresi datar.
“Direktur Wang, sudah mendengarnya belum, dia sendiri sudah mengakuinya, apalagi yang perlu dibicarakan.” Celine tertawa dingin dari samping.
“Kalau begitu beritahu aku, jika rekaman dalam handphone murid perempuan ini tersebar ke media sosial, dan identitasmu berhasil dikenali orang-orang, sekolahmu, pengaruh apa yang akan menghampiri sekolahmu? Tahukah seperti apa sikapmu ini? Melanggar tradisi dan norma kehidupan! Nama baik sekolah selama belasan tahun akan sangat terancam, seorang murid sepertimu, bisa melakukan apa!” Nada bicara Direktur Wang disertai emosi, meja kantor ditepuk dengan keras.
Tadinya, keputusan mengeluarkan Tiano sudah sangat bulat, dia sama sekali tidak perlu menjelaskan apapun.
Tetapi teknologi zaman sekaran sudah sangat maju, dia masih saja cemas Tiano akan mengumbar masalah ini di media sosial, jika kenyataan di balik masalah ini berhasil terungkap oleh para pembaca, dia tidak percaya Ayah Michael akan melindungi dirinya, mengadu domba adalah pekerjaan yang paling senang dilakukan para pebisnis licik sepertinya.
“Melanggar tradisi dan norma hidup? Berpengaruh pada nama baik sekolah?”
Tiano tertawa sejenak, jika ini saja dikatakan sebagai melanggar tradisi dan norma hidup, lalu bagaimana dengan masalah yang jauh lebih melanggar tradisi dan norma hidup yang beredar di dalam sekolah selama satu tahun terakhir, sungguh tidak bisa membayangkan seberapa parah masalah itu.
Hanya saja, aksi dari pihak sekolah yang cukup cepat, informasi-informasi itu tidak lagi ditemukan.
“Sudahlah Tiano, kembalilah ke kamar dan bereskan semua barangmu, aku akan meminta pihak asrama memberikan waktu dua hari untukmu, dalam dua hari kamu harus pindah keluar, jika lewat dari dua hari, jangan salahkan jika barang-barangmu dibuang keluar dengan paksa.”
Titik fokus Direktur Wang saat ini kembali tertuju pada tiga ekor ikan yang dibawakan Michael, dia pun tidak sabar mengantar kepergian Tiano.
Tiano mengangguk, berbalik badan keluar dari ruangan itu.
Saat Tiano keluar, Michael sudah pergi sejak lama.
Baginya, keadaan sudah hampir tiba di ujung, tidak ada keharusan membuang lebih banyak waktu lagi.
Tiano menuruni tangga berjalan menuju ruang kepala sekolah, bersamaan dengan itu juga mengeluarkan handphone menelepon Paman Dong, memintanya memberitahu Kepala Sekolah Zheng untuk menunggunya di ruangan tiga menit saja, dirinya akan segera tiba.
Setelah mematikan telepon, Tiano yang baru tiba di bawah gedung kantor kepala sekolah pun melihat sebuah sosok manusia cantik berlari menghampirinya.
“Tiano, kamu baik-baik saja kan? Aku juga baru saja mendapat kabar, baru berencana mencarimu, tidak menyangka kamu disini.”
Xeria Ling yang mengenakan seragam ala Inggris bernafas terengah-engah, tiba di depan Tiano.
Dia juga baru saja mendapat kabar hukuman dikeluarkan dari sekolah yang menimpa Tiano, dia yang senang membereskan barang-barang untuk keluar dari sekolah dan menjalani magang pun segera menghentikan semuanya, ingin melihat sendiri ke papan pengumuman, tak disangka malah bertemu Tiano disana.
“Hm, aku tidak apa-apa, oh ya, apakah kalian tahu dimana ruang kepala sekolah?” Tanya Tiano.
“Ruang kepala sekolah?”
Xeria Ling menatap Tiano dengan sangat heran, menarik lengannya sambil berkaya, “Kamu jangan melakukan hal bodoh, ada masalah apapun kamu harus mendatangi Direktur Wang dulu, jika benar-benar tidak bisa barulah mencari ke ruang kepala sekolah, tahukah kamu setinggi apa jabatan kepala sekolah Nanda, tidak berbicara soal bisa bertemunya atau tidak, sekalipun bisa bertemu, dia juga belum tentu sudi mengurusi masalahmu.”
Yang Xeria katakan sama sekali tidak salah.
Dikeluarkan dari sekolah adalah masalah yang sangat besar bagi seorang mahasiswa.
Tetapi bagi kepala sekolah yang berkedudukan tinggi dan mengurusi puluhan ribu orang, hal itu sangatlah sepele, bahkan untuk menanyakannya saja terasa tidak perlu.
“Baru saja aku datang dari ruangan Direktur Wang, kamu antarkan aku saja, tenang saja, aku tidak akan sembarang.” Tiano berkata dengan penuh serius.
Meski dalam hati masih ada sedikit keraguan, tetapi melihat ekspresi Tiano yang sangat yakin, Xeria pun menggigit gigi, dalam hati berpikir jika sungguh tidak ada cara lain, dia yang akan menemani Tiano menemui kepala sekolah, seharusnya kepala sekolah masih mengingat dirinya, yang menjadi penerima beasiswa beberapa tahun yang lalu.
Keduanya tiba di dalam gedung kantor, langsung masuk ke dalam lift dan naik ke lantai 9, tiba di depan pintu kantor kepala sekolah.
Saat ini, orang-orang dalam kantor kebetulan sedang mempersiapkan pertemuan pimpinan yang akan diadakan sebentar lagi, maka dari itu tidak ada yang menyadari kehadiran mereka berdua.
Melihat Xeria mengepal tangan dengan kuat dan wajah bercucuran keringat, Tiano pun tertawa, lalu mengangkat kepala mengetuk pintu ruang kepala sekolah.
“Siapa?” Terdengar balasan suara berat dari dalam ruangan.
“Tiano Lin.”
Tiano menjawab dengan datar.
Saat ini, Hendra Zheng baru saja menutup telepon dari Paman Liu.
Dia tidak memiliki lebih banyak waktu untuk mempertimbangkan, kenapa Tuan Muda Keluarga He yang disebut Paman Liu bermarga Lin.
Yang dia tahu hanyalah, Tuan Muda Keluarga He selalu menuntut ilmu dalam sekolah yang dia pimpin, tetapi dia sama sekali tidak menyadarinya.
“Tuan Muda Lin terlalu rendah hati deh, entah dari jurusan dan kelas mana, kenapa sudah hampir lulus baru datang mencariku, seharusnya memberitahu lebih awal agar aku bisa melakukan persiapan…..”
Hendra baru saja mengangkat telepon, berencana memberitahu kabar dibatalkannya rapat nanti sore, tidak menyangka Tiano malah tiba sangat cepat.
Dia merapikan leher kemeja, berjalan cepat meninggalkan meja kantor. Tiba di depan pintu, dia menghirup nafas dalam terlebih dahulu, baru membukakan pintu.
Saat ini, Xeria masih sedang mengajari Tiano, agar lebih sopan saat berbicara dengan kepala sekolah, seharusnya menyapa lebih dulu, perkenalkan darimana dirinya berasal, dan lain-lain, begitu baru bisa menciptakan kesan yang baik di mata kepala sekolah.
Tetapi melihat pintu terbuka, mulutnya langsung tertutup rapat.
“Jadi kamu Tiano Lin?” Hendra Zheng tersenyum melihat anak muda yang belum pernah dijumpai sebelumnya.
“Apa kabar Kepala Sekolah Zheng.”
Sebelum Tiano bersuara, Xeria Ling langsung menyapa dengan penuh hormat.
Bagi Xeria, sikap Tiano barusan, baik saat mengetuk pintu, ataupun saat bertemu Kepala Sekolah Zheng tidak segera berinisiatif menyapa, tidaklah terlalu sopan.
Murid menghormati guru adalah sebuah kewajiban, apalagi saat ini mereka datang untuk memohon sesuatu.
“Kamu Xeria Ling kan?”
Melihat Xeria menarik tangan Tiano dengan kuat, Hendra pun bertanya sambil tersenyum.
“Aa, Kepala Sekolah Zheng, ternyata Anda mengenaliku!’
Mata Xeria terbelalak, dia tidak menyangka Hendra yang hanya membagikan penghargaan beasiswa sebanyak 3 kali padanya, bisa mengingat nama lengkapnya dengan utuh, ini sungguh sulit dipercaya.
“Hehe, akulah yang membagikan tiga kali beasiswa tingkat nasional yang kamu raih, kamu adalah mahasiswa teladan di Universitas Nanda, saat acara perpisahan nanti, aku juga yang akan memberikan langsung piagam penghargaan milikmu, kamu harus merahasiakan ini, jangan bercerita pada siapapun ya.”
Hendra Zheng berusia sekitar 50 tahun, dewasa dan cerdas dalam bekerja, bisa menjadi pimpinan dalam sekolah sangatlah tidak mudah.
Setelah itu, Hendra Zheng pun mengajak mereka masuk ke dalam ruangan, serta menuangkan teh untuk mereka.
“Ada apa kalian berdua datang mencariku hari ini?” Hendra Zheng duduk di hadapan Tiano, mencoba bertanya.
“Jadi begini….”
Takut Tiano akan berbicara sembarang, Xeria segera mendahuluinya, menyampaikan semua kata-kata yang telah disiapkan sepanjang perjalanan.
Hanya saja, dia terlalu tegang.
Meski Xeria sudah berbicara hingga mulut berbusa-busa, Hendra Zheng masih saja mengerutkan kening merasa kebingungan, lalu melihat Tiano seolah sedang meminta bantuan.
“Aku dikeluarkan dari sekolah.” Tiano berkata.
“Pfftt!!”
Teh yang baru akan ditelan Hendra Zheng langsung tersembur keluar.
Tuan Muda Lin dikeluarkan?
Orang sial mana yang sudah bosan hidup hingga melakukan ini?
5 menit yang lalu aku baru saja mendapat kabar Tuan Muda Keluarga He menuntut ilmu di sekolah ini, 5 menit setelahnya kalian malah telah mengeluarkannya?
Sialan, apakah kalian tidak berencana menyisakan jalan hidup untuk diri sendiri, atau tidak berencana menyisakan untukku?
Pantas saja selama 4 tahun berlalu, hari ini Tuan Muda baru mencariku tiba-tiba.
Ternyata telah terjadi masalah yang begitu besar.
Hendra Zheng menghirup nafas dalam, berusaha agar tidak terlihat kewalahan dengan masalah yang sedang dihadapi, segera tersenyum pada Xeria sambil berkata: “Eh, Xeria, karena masalah ini berkaitan langsung dengan privasi Tiani, lebih baik kamu keluar sebentar, agar kami bisa bicara empat mata?”
“Berbicara empat mata?”
Xeria merasa bimbang setelah mendengarnya.
Dia tidak mencemaskan Kepala Sekolah Zheng akan menyulitkan seorang mahasiswa, melainkan cemas mahasiswa itu tidak pandai berbicara.
Xeria takut sekali keadaan yang tadinya masih ada ruang untuk diselamatkan, malah kehilangan harapan setelah Tiano berbicara sembarang dan membuat Kepala Sekolah Zheng tidak senang.
“Aku akan mengurusi masalah Tiano dengan serius, tenang saja.” Hendra Zheng menambahkan.
Tiano pun menganggukkan kepala, seolah berkata dia sendiri bisa mengatasinya.
“Kalau begitu, kamu harus berbicara dengan baik pada kepala sekolah, perhatikan nada bicara dan sikapmu, jika benar-benar tidak bisa, panggil saja, aku menunggu di depan pintu.”
Xeria berbisik di telinga Tiano dengan sangat tidak tenang, barulah pergi dengan tidak rela.
Melihat Xeria telah keluar dan pintu ruangan ditutup kembali, Hendra pun meletakkan gelas teh, berdiri dari tempat duduk, berjalan menghampiri Tiano, sedikit membungkukkan badan dan berkata: “Tuan Muda Lin, soal masalah ini, sungguh keteledoranku.”
Kepala sekolah membungkukkan badan meminta maaf pada seorang mahasiswa, jika sampai terlihat oleh orang luar, pasti akan terkejut hingga rahang bawah terjatuh ke lantai.
Hanya saja suasana hati Hendra saat ini, tidak hanya tidak merasakan sedikitpun jatuhnya harga diri, malah merasa sangat bangga dan terhormat.
Dia merasa, setelah dikeluarkan oleh pihak sekolah, Tiano tidak langsung pergi, melainkan datang mencari dirinya, ini jelas-jelas menandakan sebuah kesempatan disisakan untuknya.
Sebuah kesempatan untuk menebus kesalahan.
Berhadapan dengan orang terhormat dari Keluarga He, Hendra merasa dirinya yang hanya seorang kepala sekolah, sungguh terlalu kecil.
“Emm, tidak apa-apa, aku datang untuk memberikan penjelasan, cukup beberapa menit saja, tidak akan mengganggu terlalu lama.”
Keduanya duduk berhadapan, Tiano menceritakan proses kejadian secara garis besar pada Hendra Zheng.
Tanpa berbicara soal rekaman-rekaman itu, dengan identitas Tiano sebagai Tuan Muda Keluarga He, siapa di Kota Nandu yang mampu memeliharanya? Ini sungguh tidak masuk akal.
Apalagi, perempuan itu adalah Kathie Jiang yang sangat terkenal dengan karirnya di Kota Nandu , manajer humas Keluarga He, mendengarnya saja Hendra merasa semua ini tidak masuk akal.
Hanya saja, dia tidak mengekspresikan apapun pada wajah.
Hanya merasa pasti ada dalang di balik semua ini, pasti ada alasan yang tidak diketahui orang-orang, ada keharusan untuk menyelidiki hingga jelas dulu, baru memberikan jawaban memuaskan untuk Tuan Muda.
Hendra melihat sekilas struktur organisasi universitas yang tertempel di dinding, lalu berkata pada Tiano: “Soal keputusan pengeluaran mahasiswa dari universitas, selain laporan dari pihak jurusan ke kantor pusat, kantor pusat juga harus memanggil wakil kepala sekolah yang setiap harinya bertanggung jawab atas segala hal dalam kampus untuk menandatanganinya, setelah itu baru diumumkan, dengan adanya ketiga orang itu, memang tidak ada keharusan untuk lapor padaku.”
“Kelihatannya aku sungguh telah bersalah pada orang penting.” Tiano berkata sambil tersenyum pahit.
“Benar.” Karena hubungan dengan Keluarga He, Hendra Zheng sama sekali tidak lagi merasa ragu, lanjut berkata: “Rencana dibedakan menjadi rencana terang dan rencana gelap, aku tidak takut orang lain menggunakan rencana gelap, karena dengan begitu, kita hanya cukup mengungkap dan membongkarnya.”
“Tetapi, kini yang orang lain gunakan adalah rencana terang, sekarang juga aku bisa mengembalikan hak Tuan Muda untuk lanjut mengikuti pelajaran disini, tetapi begitu video dan foto-foto ini tersebar keluar, maka pasti akan memberi pengaruh besar pada nama baik Tuan Muda, inilah masalah yang paling dipusingkan saat ini.”
Di mata Hendra Zheng, Tiano Lin sama sekali tidak perduli dengan sertifikat universitas yang biasa-biasa saja itu.
Dengan kemampuan yang dimiliki Keluarga He, sertifikat sebagus apapun hanya sekedar selembar kertas biasa, sama seperti Kathie Jiang yang merupakan seorang profesor dari universitas ternama internasional, saat pulang tetap saja bekerja untuk Keluarga He, dan orang-orang seperti dia sudah sering dijumpai dalam Keluarga He.
Memperjuangkan kembali harga diri Tuan Muda Lin adalah kewajiban terbesar saat ini!
Tetapi, Tiano malah menggeleng dan berkata: “Tidak perlu, kamu tidak perlu mengurusi masalah lain, cukup cabut keputusan soal hukuman itu saja.”
“Tidak perlu mengurusnya?” Hendra Zheng mengerutkan kening, tidak mengerti maksud perkataan Tiano.
“Hm, sebentar lagi akan lulus, waktu aku di sekolah ini pun tidak tersisa banyak, tidak perlu repot-repot.”
Selesai berkata, Tiano menambahkan: “Masalah pribadi akan aku selesaikan sendiri, tidak perlu merepotkan Kepala Sekolah Zheng.”
“Baiklah jika begitu, semua akan dijalankan sesuai keinginan Tuan Muda.” Hendra Zheng berkata dengan hormat.
Saat meninggalkan ruangan, barulah Tiano Lin menyadari laki-laki paruh baya berpakaian jas yang entah sejak kapan sudah menunggu di depan pintu.
Melihat Tiano keluar, laki-laki paruh baya itu pun tersenyum kecil padanya, lalu berjalan ke dalam ruangan.
“Rasanya sedikit familiar?”
Tiano yang sedang berpikir keras tiba-tiba saja ditarik oleh Xeria yang sudah tidak sabar menunggu, segera bertanya: “Apa yang kepala sekolah katakan? Apakah akan melakukan penyelidikan ulang terhadap masalah yang menimpamu ini? Apakah masih ada kesempatan? Kamu tidak berbicara sembarang kan?”
Berhadapan dengan pertanyaan mendesak dari Xeria, Tiano pun menjawab sambil tersenyum: “Hm, Kepala Sekolah Zheng berkata akan memperjuangkan keadilan untukku, dia memintamu untuk tenang.”
“Baguslah jika begitu.”
Xeria menepuk dada sendiri, merasa lega karena tidak mendengar nada bercanda dari perkataan Tiano. Dia pun menarik lengannya sambil berbisik: “Apakah kamu sudah melihat laki-laki tadi?”
Tiano menganggukkan kepala: “Sudah lihat kok, rasanya sedikit familiar ya.”
“Omong kosong, tentu saja familiar, dia adalah pebisnis properti yang tidak ada duanya di Kota Nandu, juga komisaris di dalam kepengurusan universitas kita, namanya Kenny Guo, sering muncul di televisi loh….”
No comments: