Bab 10
Minho menatap Mila untuk memperoleh persetujuan. Mila
kemudian mengangguk singkat yang menyatakan mereka setuju. Mila setuju bukan
karena ingin menjadi anak buah, tetapi ingin hidup lebih lama.
Minho kemudian melihat pria tersebut. Pria tersebut
tersenyum, karena dia sebelumnya juga melihat bahwa Mila setuju.
Minho mengendurkan kewaspadaannya, dan baru saja akan
berkata oke, ketika melihat pria itu tiba tiba menyerangnya dengan senyum licik
di bibirnya. Ternyata dia membokong. Membokong itu berkhianat ya.
“What the holllllll…” Minho tidak menyangka pria itu sangat
licik.
Syukur saja Minho memiliki jarak dengan pria tersebut,
sehingga Minho masih bisa bergerak mundur juga.
Minho berhasil menghindari beberapa pukulan dari pria
tersebut. Pria tersebut terus menyerang Minho tanpa memberikan jeda untuk Minho
berpikir. Serangan Pria itu kejam, ditambah kecepatan dan kekuatan pria
tersebut, maka Minho merasa bahwa kali ini dia akan terkena pukulan pria itu.
Sedetik, dua detik, pada detik ketiga, pukulan pria tersebut
menyentuh tubuh Minho dari sisi sebelah kanan. Minho merasa seperti ada
tulangnya yang patah mendapatkan pukulan yang keras dari pria tersebut. Minho
langsung terlempar beberapa meter ke samping dan menabrak dinding ruangan.
Mulutnya mengeluarkan darah. Sepertinya Minho terluka atas serangan tersebut.
“Kau…kau sangat licik…” ucap Minho sambil menahan sakitnya.
Minho hanya bisa membuat dirinya duduk bersandar pada dinding. Karena sakit
yang dia terima, dia tidak bisa untuk berdiri beberapa saat. Untungnya pria
tersebut tidak menyerangnya lagi. Setelah Minho memerika tubuhnya yang terkena
pukulan. Saat tangan Minho menyentuh bagian yang terkena pukulan, rasa sakit
langsung menjalar ke tubuh Minho. Sambil menahan sakitnya, Minho mengecek
keadaan tubuhnya. Syukur tidak ada yang patah, hanya memar saja. Minho bisa
merasakan tubuhnya sendiri, jadi dia bisa menyimpulkan rasa sakit yang dia
terima sepenuhnya akibat benturan dengan pentungan huru hara, bukan karena ada
tulang yang patah dan sebagainya.
“Huhhh… licik…” ucap Pria tersebut sambil jalan menuju
Minho.
“Semua adil dalam cinta dan perang…” lanjut Pria itu yang
sudah berada tepat di depan Minho. Menatap Minho ke bawah, seakan menunjukkan
bahwa Pria itu dan Minho berasal dari dunia yang berbeda. Mungkin Pria itu
berasal dari dunia di universe lain, karena berani bertindak tidak jujur
terhadap anak di bawah umur. Eh, umur 17 tahun di anggap di bawah umur kan?
Anggap iya lah.
“Kamu yang kurang pengalaman bertarung, Minho. Ingat saja,
dirimu memang hebat. Dirimu kalah bukan karena lemah. Tetapi karena bertemu
diriku sebagai lawan…” ucap Pria itu sambil menampilkan senyum jahatnya. Tiba
tiba, Pria itu mengangkat tangan nya ke atas. Berarti pentungannya juga
terangkat. Sepertinya, pria itu bersiap menghabisi Minho pada pukulan
berikutnya.
Minho termenung mendengar kata kata Pria itu. Di komik mana
yang dia baca yang ada kata kata, “Dirimu kalah bukan karena lemah, tetapi
lawanmu yang kuat”. Minho merenungkan dengan keras.
‘Oh iya, di komik Change Guy ya… yang lawannya Kwon Shin…’
ucap Minho setelah teringat.
Ingin dia bertanya kepada Pria di depannya, apakah pria
tersebut juga suka membaca komik Change Guy. Siapa tahu bisa mengulur waktu
‘kematian’ Minho.
Tapi pikiran tersebut segera di tepis Minho. Di depan orang
yang bisa menjadi grim reaper itu dan waktu yang sesingkat itu, semua yang dia
rencanakan tidak akan berjalan dengan baik.
Minho segera tersenyum dan memejamkan matanya.
Sepertinya Minho siap untuk menyambut kematiannya.
Minho menghitung detik demi detik.
Tetapi rasa sakit ketika pentungan huru hara menyentuh
kepalanya tak kunjung tiba.
‘Apaan ini pria… mau bunuh orang aja lama banget… penasaran
lho nunggu rasa sakitnya… deg degan… apa dia pernah ngalami hal begituan… tukar
posisi yuk… buat kesal saja…’ batin Minho marah karena pergerakan pria itu
sangat lambat. Dia sudah gak sabar untuk menjumpai kedua orang tuanya, bertanya
kenapa mereka meninggalkannya bersama nenek.
Karena merasa marah, Minho membuka matanya.
Di hadapannya, terlihat malah pria itu yang menggelepar
(kejang – kejang) sambil berdiri. Minho tidak mempercayai matanya. Apakah pria
itu menggunakan narkoba? Sehingga saat efeknya kambuh, jadi getar getar
menggelepar begitu. Setelah bertahan sekita 5 detik lagi, pria itu menggelepar
sambil berdiri, tangan si pria jadi lemah. Pentungan huru hara yang semula
terletak di ujung paling tinggi tubuh pria tersebut, jatuh ke tanah dengan
suara keras. Pria itu juga jatuh ke depan menimpa Minho. Walau sudah terjatuh,
pria tersebut masih sedikit kejang kejang.
Minho memperhatikan pria tersebut. Ternyata di punggung pria
tersebut menempel sesuatu yang terikat dengan kabel seperti per melingkar.
Mengikuti arah per dari tubuh pria tersebut, pandangan Minho berakhir pada
mulut sebuah senapan. Ternyata itu adalah pistol kejut yang memberikan efek
tersetrum bagi yang kena tembakan. Pistol pistol yang dipegang polisi korea
saat ini dalam drama drama korea. Minho memperhatikan yang memegang pistol
tersebut. Ternyata lagi, yang memegang pistol adalah Mila. Berarti pistol ini
merupakan salah satu dari alat pembelaan diri yang terdapat dalam perangkat
mata mata yang ditinggalkan oleh kakak Mila.
Minho akhirnya menghela nafas lega. Kali ini dia berhasil
lolos dari kematian. Seperti dugaannya sebelumnya, bahwa berurusan dengan harta
karun terbesar, berarti harus siap untuk mengorbankan nyawa selama prosesnya.
Mila juga menarik nafas lega. Dia takut tadi ketika melihat
Minho hampir saja dibunuh oleh pria itu. Mencari cari dalam tasnya, Mila
menemukan pistol itu. Mila gak tahu itu pistol apa, langsung di arahkan nya ke
pria itu karena saat itu Mila sedang panik. Syukurlah bukan pistol berisi
peluru tajam, kalau tidak, Mila sudah membunuh orang untuk pertama kalinya.
Mila bergegas membantu Minho berdiri. Dengan menahan
sakitnya, Minho berhasil memindahkan tubuh pria yang pingsan itu dari atas
tubuh Minho. Dengan memegang tangan lembut Mila, Minho bisa berdiri. Karena
masih merasakan sakit, Minho hampir saja ambruk kembali. Akhirnya tanpa sadar
Mila membantu memapah Minho. Minho merasakan jantungnya seakan mau pecah,
karena berdekat sangat kencang.
‘Gila….’ batin Minho. Saat itu badan Mila sangat rapat
dengan badan Minho. Hanya terpisah pakaian saja. Yaw ajar jantung Minho hampir
melompat.
Seketika, Minho berusaha menekan detak jantungnya. Emang
bisa. Mila yang tepat berada di samping Minho, bisa merasakan detak jantung
Minho yang sangat kencang.
‘Apakah Minho sakit?’ batin Mila panik.
Mila kemudian melihat ke arah Minho. Secara kebetulan, Minho
juga sedang menatap Mila. Jadi akhirnya mereka saling bertatap tatapan.
Salahnya, mereka belum sempat menggosok gigi, kalau tidak, jadilah seperti
model model iklan pasta gigi kemarin. Tatap tatapan, lalu senyum menunjukkan
gigi yang kinclong.
No comments: