Bab 5
Ketika Minho selesai berteriak, posisi Mila sudah berada di samping Minho.
Mila mencibir dan menatap wajah Minho.
Manalah mungkin Mila memasuki toilet pria jika tidak ada sebuah rahasia.
Mila tiba – tiba menetapkan pandangannya ke posisi tangan Minho.
Mila memperhatikan bahwa tangan Minho terletak di resleting celana nya, dan
sepertinya akan mengeluarkan sesuatu yang bisa kita bayangkan semua.
Mila kembali memasuki mode blush on on.
Mila langsung membuang pandangan ke samping.
Minho segera tersadar kembali.
“Eh… Mila, aku sudah kebelet ini… sepi… sesak pipis… kenapa lah malah dirimu
masuk ke toilet pria. Toilet wanita di sebelah coy…” ucap Minho sambil goyang –
goyang menahan hasrat ingin pipis nya.
Mila menjawab tanpa melihat Minho.
“Manalah aku tahu kalau dirimu mau pipis. Tidak serendah itu aku ferguso
untuk melihat dirimu pipis. Aku masuk sini karena ini lah jalan rahasia untuk
pergi ke laboratorium. Toilet ini hanya kedoknya saja…” jawab Mila.
Minho langsung membayangkan ruangan rahasia seperti film – film.
Tapi nanti saja memikirkannya. Tuntaskan dulu hasrat ini.
Minho segera berlari keluar toilet. Mencari tempat tertutupi lalang dengan
baik, Minho segera membuat dirinya seperti yang ada di kolam – kolam renang
itu. Pancuran. Biasanya pancuran muncul dari atas objek, misal mulut
dinosaurus, tapi ini dari tengah objek. Yang membuat kesal kalau ada orang
memandang, Minho malah mengangkat tangannya ke atas, tangan kanan di genggam,
seperti pose meraih kemenangan.
Setelah beberapa saat sampai tetesan terakhir, Minho berberes mengembalikan
keadaan seperti semula. Keadaan di luar pun sudah memasuki mode gelap.
Minho kembali ke dalam toilet pria, dan melihat Mila masih tidak bergerak.
Tetapi ada yang berbeda. Kali ini, Mila seperti sedang mengetik sesuatu di udara.
Rupanya teknologi yang digunakan Mila saat itu, dari kaca mata yang dia pakai,
di proyeksikan ke udara, sehingga seperti ada sebuah computer or laptop virtual
di udara. Mila terlihat sedang serius mengetik sesuatu. Minho mendekati Mila.
Minho kembali membayangkan film – film yang pernah dia tonton ketika mengingat
tentang ruang rahasia untuk laboratorium. Pintu terbuka, dan mereka akan
menaiki sebuah lift. Lift akan membawa mereka berpuluh – puluh meter di bawah
tanah. Tidak perlu khawatir akan udara, karena pasti pihak laboratorium sudah
mengatasi hal itu. Minho membayangkan luasnya ruangan laboratorium seperti pada
film Men In White. Mereka bakal memiliki banyak senjata rahasia yang bisa
digunakan. Misal kaca mata tembus pandang, pistol pembesar apapun, juga pil
kejujuran. Minho membayangkan yang bisa di bayangkan. Minho memikirkan yang
dilakukan Mila adalah sedang mengetik password or kode agar pintu menuju
laboratorium terbuka. Minho menunggu sesuatu terjadi sambil terus mendekati
Mila yang tetap serius seperti mencari sesuatu di layar komputer virtualnya.
Mila tidak menyadari Minho sudah berada di sampingnya dan menatap layar
komputer virtual dengan serius. Minho penasaran dan menatap layar. Minho akrab
dengan tampilan layar. Seperti tampilan pencarian situs gitu. Kayak googling
gitu lah.
‘Hmmm, mungkin untuk membuka pintu rahasia laboratorium membutuhkan bantuan
google ya…’ piker Minho dalam hati. Dia semakin mendekat untuk membaca kata
kunci yang sedang di gunakan Mila untuk mencari sesuatu.
Minho terkejut ketika membaca judul pencarian.
Tidak ada kata, ‘bagaimana membuka pintu rahasia’ atau semacamnya.
Minho membaca dengan keras tulisan pada kotak pencarian.
“Bagaimana menghadapi cowok lola yang sok narsis?”
‘What? Kenapa dia mencari sesuatu dengan hal seperti itu. Apa mereka tidak
jadi pergi ke laboratorium?’ batin Minho.
‘Siapa lagi ya cowok lola dan narsis?’ lanjut batin Minho.
‘Mungkin dia bermasalah dengan seorang cowok yang bernama lola dan sikapnya
yang narsis’ kembali Minho membatin. Padahal semua pemikirannya itu lah
menunjukkan betapa lolanya Minho. Lola sama dengan loading lambat.
“Woyyy bestie… ngapain disini? Jadi kita ke laboratorium rahasia? Dimana
jalan masuknya?” Tanya Minho mengejutkan Mila.
Mila langsung menghilangkan komputer virtualnya. Mila memang tidak tahu
sudah berapa lama Minho tiba. Dalam pemikiriannya, Minho mungkin sudah membaca
apa yang dia cari. Mode blush on on kembali.
Sekejap saja, Mila sudah kembali ke mode wajah cantik dingin.
“Aku menunggumu. Ayoo kita ke laboratorium…” ucap Mila dengan dingin.
Minho sangat bersemangat menunggu yang terjadi.
Mila kemudian melangkah menuju dinding toilet.
Minho membayangkan, Mila akan menyentuh dinding toilet, dan akan muncul
tombol – tombol kode. Seperti dalam drama korea ‘Gri*’ itu.
Tetapi Minho tidak melihat apapun setelah Mila menekan tembok. Yang ada,
Mila semakin mendorong tembok tersebut. Terdengar suara bergeser.
Rupanya tembok tersebut merupakan sebuah pintu.
Pintu yang tampaknya seperti tembok.
Disitu lah rahasianya rupanya.
Pintu di dorong, dan terdapat sebuah lorong panjang. Mungkin sekitar 10
meter. Lorong tersebut gelap. Minho terkejut. Ruang rahasianya di luar bayangan
Minho. Hancur sudah harapan Minho akan melihat ruangan seluas Monster In*
Coorporation. Dan lagi ternyata tidak memiliki rahasia sebanyak itu. Cukup
mudah menemukan ruang rahasia untuk masuk ke laboratorium.
Minho memasang ekspresi yang tidak bisa di jelaskan. Mila menatap Minho,
tetapi tidak menyadari ekspresi Minho, karena memang cahaya sudah mulai tidak
ada lagi.
Mila berjalan menuju lorong, dan menekan tombol lampu.
Lampu kemudian hidup, dan seluruh lorong sepanjang 10 meter tersebut menjadi
terang benderang.
Lorong tersebut berwarna putih.
Tidak ada satu pun tulisan seperti dalam toilet.
Bersih tanpa coretan.
Di ujung lorong, terdapat sebuah pintu yang membutuhkan kode akses untuk
masuk.
Mila mendekati pintu setelah berjalan 10 meter.
Memasukkan sebuah kode, dan terdengar suara mekanis, bahwa kode akses
berhasil dan pintu terbuka.
Segera Minho dihadapkan oleh pandangan di depannya.
Ruangan seluas empat ratus meter persegi, atau satu rante hadir di hadapan
matanya.
Minho hampir membelalakkan matanya melihat semua kecangihan alat yang ada
dalam laboratorium.
Minho membuka mulutnya. Hampir saja air liur mengalir dari mulutnya. Dan
juga sepertinya bisa masuk satu telur utuh ke dalam mulutnya.
Tapi bohong…
Minho tidak melihat apa apa selain sebuah ruangan gelap dan kosong.
Mila kemudian menekan sebuah saklar di dinding yang memicu perangkat untuk
menghidupkan pencahayaan dalam ruangan.
Ruangan tersebut benar – benar kosong.
Minho memandang sekeliling, ruangan tersebut juga di cat dengan warna putih
dan Minho melihat ada sebuah tempat tidur di pojok. Tempat tidur dengan seprai
bermotif hello kitty dan terdapat sebuah meja dan kursi di samping tempat
tidur. Sebuah kaca di gantung di dinding di depan meja. Terdapat beberapa
perlengkapan wanita, seperti pembersih wajah dan sebagainya. Ternyata, meja
tersebut adalah meja rias.
‘Apanya laboratorium… ini mah tempat Mila menginap…’ batin Minho
No comments: