Bab 1
"Hoammmmm..."
Terdengar suara menguap panjang dan nyaring.
Untung di sekitar tidak ada yang mendengarkan, kalau tidak
pasti akan banyak yang merasa terganggu.
Tapi boong...
Manalah mungkin ada yang terganggu.
Minho, sosok pemuda berusia 17 tahun, hari ini bolos dari
sekolah. Tidur siang di bawah jembatan rel kereta api yang mengangkut minyak,
akhirnya terbangun karena suara kereta api yang melintas di atasnya.
Kalau biasanya orang memandang kereta api dari samping, atau
malah dari atas kalau kita melihat dari gedung tinggi atau jembatan
penyeberangan, Minho malah bisa melihat kereta api dari bawah... Memang yang
seru itu yang melihat dari bawah... Wkwkkwkw...
Minho, seorang pemuda berbadan atletis. Semasa sekolah,
merupakan seorang siswa yang hobinya membuat trouble. Tidak membuat PR,
bertengkar dengan teman, dan juga pandai melakukan beberapa trik untuk
mengelabui teman nya.
Hari ini, Minho bolos dari sekolah karena tidak mengerjakan
PR Fisika nya. Pak Banaban, selalu menghukum siswa yang tidak siap PR. Jadinya,
Minho males ke sekolah setiap ada pelajaran Fisika di sekolah.
Tapi, sebandal bandalnya Minho, dia lebih memilih tidak
masuk kelas, dari pada harus bertengkar dan melawan guru. Almarhum neneknya,
sebelum meninggal pernah berpesan, jadilah orang yang berbudi pekerti, walaupun
uang tak ada, sikap santun ke orang tua harus tetap di junjung tinggi.
Semasa hidupnya, nenek selalu menjaga Minho dengan baik.
Sejak kedua orang tua Minho meninggal secara misterius, Nenek yang menjadi
orang tua untuk Minho. Tetapi baru sebulan lalu, nenek pergi menyusul kedua
orang tua Minho. Karena sedihnya, Minho seperti banyak lupa atas apa yang sudah
diingatkan Nenek.
Always berantam bersama temannya. Minho sendiri, merupakan
pemegang sabuk hitam di karate, makanya dia tidak akan kalah setiap berantam
dengan teman - temannya.
Minho melompat dari puncak tembok tempat dia tidur, menuju
tanah.
Karena keahliannya dalam bela diri, Minho bisa menjatuhkan
dirinya ke tanah, walau pakai sepatu, tanpa menimbulkan suara... Beda tipis
sama hantu ding dong itu lah...
Minho berjalan menuju ke rumah yang ditinggalkan neneknya
kepada dirinya. Minho tidak punya siapa - siapa lagi, sehingga dirinya tinggal
sendiri di rumah tersebut.
Minho berjalan kaki menyusuri jalan menuju rumahnya.
Tiba - tiba, dua orang berboncengan motor datang.
Menggunakan baju loreng, dan yang membonceng adalah seorang berbaju polisi,
berhenti tepat disamping Minho.
"Dik, namamu Minho kan?" tanya pria berbaju
loreng.
Minho memandang orang yang bertanya padanya tentang dirinya.
Haruskah dia menyangkal. Sepertinya tidak mungkin.
"Ada apa dengan mencari Minho ya?" tanya Minho
kembali ke pria berbaju loreng. Walau menggunakan baju loreng, usia pria
tersebut hampir sama dengan Minho. Minho menjadikan alasan tersebut untuk
mempersiapkan diri dari berjaga jaga.
"Kamu tidak perlu tahu kenapa saya mencari mu, Minho.
Yang pasti, kami memiliki urusan dengan mu.”
Pria berbaju loreng mengambil sesuatu dari kantong
celananya. Minho tidak tahu itu apa. Yang dia tahu, sepertinya itu bukan hal
yang baik.
“Tiga…” teriak Minho sambil melarikan diri. Dia sudah
menghitung, satu dan dua di dalam hatinya. Dia meneriakkan tiga, sebagai aba –
aba saat nya lari.
Minho mengetahui daerah tempat tinggalnya seperti jemari
tangannya. Sementara kedua orang tadi, langsung menggunakan motornya untuk
mengejar Minho. Minho berkelok – kelok, masuk keluar gang, dan sekali – kali
melompat melalui perkarangan rumah warga. Setelah sekian lama berlari ziggy
zagga, akhirnya Minho bisa lolos dari kejaran dua orang tadi.
Minho tidak langsung menuju rumahnya, karena Minho yakin,
kedua orang tadi sudah mengecek asal usulnya dan mengintai rumahnya. Minho
duduk di atas sebuah pohon rindang yang tingginya mencapai atap rumah bertingkat
dua. Pohon itu memiliki ruang yang bisa digunakan untuk menyembunyikan orang,
dan orang yang bersembunyi, bisa memperhatikan sekitarnya dengan baik, karena
tertutup daun daun.
Minho menghela nafas sedikit panjang. Dia menyadari, bahwa
kedua orang tersebut mungkin memang berniat untuk menangkapnya. Pikiran Minho
menuju ke dua hari yang lalu.
***
Flash Back sebentar yaa..
Sepulang dari mengunjungi makam neneknya, yang berada di
samping pagar jalan tol, Minho mendengar suara keras dari knalpot mobil.
Mungkin suara knalpot mobil balap. Minho memanjat pagar pembatas jalan tol, dan
melihat sebuah adegan seperti di film – film balap. Ada kejar – kejaran dua
mobil balap, dengan suara nyaring di jalan tol tersebut. Jauh di ujung, dan
berjalan menuju arah dirinya.
Tiba – tiba terdengar suara yang sangat kuat.
Duarr….
Ban mobil balap yang paling depan, alias yang dikejar,
meledak. Mungkin kepanasan. Akibatnya, mobil terbang terguling – guling di
jalan raya menuju ke arah Minho.
Yang pertama terlintas di pikiran MInho adalah mengaktifkan
ponselnya, merekam kegiatan itu, dan menyebarkannya di akun youtube milik Minho.
Siapa tahu viral, bisa mendapat banyak cuan. Tapi hal itu akhirnya tidak jadi
dilakukan Minho. Ada dua hal penyebabnya, yang pertama, ponsel Minho bukan
ponsel untuk merekam. Ponsel Minho masih bisa membuat orang opname jika
dilempar kena kepalanya. Yang kedua, waktu tidak mencukupi. Mobil tersebut
terbang dengan cepat ke arah Minho.
Alarm tanda bahaya Minho muncul. Insting yang sudah Minho
asah karena sering berkelahi menyatakan, bahwa jika Minho tetap diam di tempat,
dan mobil yang terbang , memantul, terbang lagi, dengan kecepatan mungkin
sekitar 200km / jam menabrak Minho secara langsung, yang akan terjadi mungkin Minho
akan tidur di samping nenek saat itu juga.
Minho kemudian cepat berpikir. Dia berpikir sudah saatnya
menerapkan keterampilan yang pernah di baca nya dari sebuah buku. Minho
berdiri. Dia menatap mobil yang sedang menuju ke arahnya dengan fokus. Menurut
komik yang Minho baca, ada jurus yang namanya menahan benda, atau menolak
benda. Yang sering membaca komik On* Piec* itu pasti tahu apa nama jurus itu.
Minho merasa dia memiliki salah satu kemampuan, karena bisa
merasakan adanya bahaya di sekitarnya. Jadi Minho yakin, dia akan memiliki
salah satu kemampuan lainnya.
Minho memejamkan matanya setelah sebelumnya fokus menatap
mobil. Kalau di kalkulasi secara fisika, masih ada waktu sekitar 10 detik lagi,
sebelum mobil menabrak Minho. Minho berencana mengunakan 5 detik pertama untuk
memperkuat kemampuannya, yang dikatakan sebagai Ryo* dalam komik yang sama pada
Arc Wan*. Lalu Minho berencana menggunakan 5 detik sisanya untuk menghentikan
atau malah memukul balik mobil tersebut.
Satu Detik…
Dua Detik…
Tiga Detik…
Empat Detik…
Lima Detik…
Lima detik akhirnya selesai. Ada senyum tipis terbentuk di
mulut Minho. Menatap mobil yang secara hitungan 5 detik lagi menabrak dirinya,
Minho sudah memantapkan tekadnya. Pada detik ke enam, Minho mengangkat
tangannya ke arah mobil.
Detik berikutnya, Minho menyadari bahwa tenaganya akhirnya
muncul. Tenaga yang di perintah dari otak, dan dialirkan dari otot – otot,
semua di arahkan ke bagian bawah tubuh Minho.
Detik berikutnya, di dapati Minho sedang melakukan posisi
setengah berjongkok.
Detik kemudian, Minho melompat ke samping.
Detik kemudian, Minho merasakan ada angin kencang menerpa
wajahnya, dan dia melihat mobil tadi telah melewati dirinya dari samping.
Saat itu juga, Minho bersyukur bahwa dia tidak sebodoh itu.
Sempat Minho terlalu percaya dengan komik, maka namanya mungkin akan tertulis
di pusara di samping makam neneknya.
Note:
Bisa di baca juga versi video dan suara
Mohon Like, Komen, Share dan Subscribe
No comments: