Bantu admin ya:
1. Share ke MedSos
2. Donasi ke Dana/OVO ~ 089653864821
Philip menatap lawannya
kemudian menutup matanya. Dengan kesadaran spiritualnya dia memasuki Menara
Babel.
Di dalam Menara Babel
Philip merasakan kekuatan hukum yang familier. Tetapi selama ini dia tidak bisa
menggunakan kekuatan hukum ini karena basis kultivasinya yang telah turun
drastis.
Tetapi anehnya, setelah
dirinya terjebak di dalam medan energi lawan, tiba-tiba Philip bisa mengontrol
kekuatan hukum ini dengan sangat baik.
Dia mencoba mengendalikan
kekuatan hukum ini dengan beberapa kali percobaan. Meski awalnya sulit, tetapi
dia tidak punya pilihan lain.
Setengah jam kemudian,
Philip sudah berkeringat deras.
Berkali-kali Philip
meminum pil pemulihan agar bisa memulihkan energinya dengan cepat.
Kekuatan hukum seperti
ini sebenarnya tidak bisa dikendalikan oleh praktisi di bawah level sisi lain
yang semu.
Mungkin karena fakta
bahwa dia pernah mencapai level pseudo sage
saat masih berada di Benua Starfall,
akhirnya dalam setengah jam kemudian, setelah percobaan berkali-kali,
dia mampu berintegrasi dengan kekuatan hukum ini dan dengan terampilmampu
mengendalikannya.
Sementara itu master itu
terus berusaha menekan Philip di dalam medan energinya, berniat menguras habis
energi Philip.
Fungsi medan energi
adalah menjebak musuh di dalamnya, lalu terus menerus menyerap energi lawan
hingga habis.
Jika usahanya berhasil,
maka dantiannya akan rusak dan basis kultivasi Philip akan terhapus hingga dia
menjadi manusia biasa lagi.
Kemudian hanya perlu
menggunakan jarinya untuk membunuh Philip.
Ketika dia terus menekan
Philip, tiba-tiba dia merasakan sesuatu menyelimuti dirinya.
Segera setelah itu dia
kehilangan kendali atas medan energinya.
"Apa yang
terjadi?"
Master itu merasa berada
di suatu ruang yang asing. Menatap sekelilingnya dengan bingung.
Dia tidak tahu tempat
apa ini.
Apakah ini medan energi
Philip?
Begitu pemikiran ini
muncul di benaknya , dia langsung menolaknya.
Philip saat ini hanyalah
seorang praktisi di level tahap akhir pintu ketujuh.
Master ini sempat
terkejut melihat Philip naik level dari tahap tengah ke tahap akhir pintu
ketujuh begitu cepat, dan itu terjadi saat dia sedang ditekan di dalam medan
energinya.
Tapi meskipun takjub,
menurutnya, ranah kultivasi pintu ketujuh masih jauh dari cukup untuk
mengendalikan medan energi.
Berdasarkan pemikiran
itu, dia yakin bahwa ruang yang menjebak dirinya sekarang bukanlah medan energi
Philip.
Menurut pendapatnya,
Philip hanya sedang bermain-main ilusi dengan dirinya.
Selain itu, medan energi
selalu sempit dan gelap, tetapi ruang yang dibuat oleh Philip sangat luas.
Jelas ini bukan medan
energi Philip!
Swoosh!
Tepat ketika dia
menafikkan pikiran ini , dia tiba-tiba menyadari hujan pedang mulai
menyerangnya.
Buzz!
Melihat hujan pedang
yang berjatuhan di seluruh langit, dia segera mengelak untuk menghindarinya.
Tapi pedang-pedang ini
seolah-olah memiliki mata sehingga mampu mengikutinya dengan akurat, mengunci
targetnya dan menusuknya.
Crush!
Selain hujan pedang,
semburan api yang membakar kesadaran spiritualnya dan hujan es yang membekukan
tubuhnya, menyerangnya pada waktu yang bersamaan.
Kejadian ini sungguh
aneh dan menakutkan!
Master itu berjuang
sekuat tenaga untuk menghindari hujan serangan yang aneh tersebut.
Tetapi saat dia sedang
bersusah payah menghindari hujan serangan yang datang sekaligus, tiba-tiba
guntur dari langit menyambarnya!
Rumble!
Master itu tak punya
kemampuan lagi untuk menghindar. Dia hanya menatap guntur yang datang dengan
pasrah.
Detik berikutnya
tubuhnya telah menjadi seperti babi guling yang hangus.
Sebelum dia mati bahkan
dia tidak sadar bahwa medan energinya telah hilang.
Philip berdiri di arena
dan menatap mayatnya sambil berpikir.
Philip menyadari bahwa
dia baru saja bisa menggunakan medan energinya untuk mengendalikan lawan
sehingga lawan tidak bisa menyerangnya secara langsung.
Philip merasa takjub
dengan hasil perjuangannya, hasilnya di luar imajinasinya sendiri. Dia mampu
membunuh master di level sisi lain yang semu yang legendaris.
Menyadari hal ini,
Philip menjadi sangat bersemangat.
No comments: