Bab 778 – Master Dunia Persilatan
Begitu laki-laki kekar itu berbicara, terdengar logat
dunia persilatan yang sangat kental, bisa dipastikan dia adalah seorang yang
bergelut di dunia persilatan.
Dan badan penuh otot itu terlihat sangat kuat, pakaian
dan penampilannya pun penuh ciri khas seorang petarung.
Thomas Qin pun berkata: “Silahkan duduk, ceritakan
gejalanya secara singkat.”
Laki-laki kekar itu mulai berkata: “Namaku Chandra
Yue, seorang yang berlatih ilmu bela diri, sejak kecil aku sudah berlatih,
memiliki badan yang besar dan kekar. Makan dan istirahat dengan teratur, entah
kenapa, suatu hari leherku tiba-tiba tidak bisa digerakkan, sudah mencoba
menemui beberapa dokter, tetap tidak ada yang bisa memberi penjelasan.”
Thomas mengerutkan kening, menjulurkan tangan menekan
pelan leher Chandra, memang tidak ada tanda-tanda pergeseran tulang.
Posisi tulang normal, tidak ditemukan sedikitpun
keadaan tidak wajar.
“Periksa denyut nadi dulu.”
Setelah Chandra duduk, Thomas Qin pun mulai memeriksa
denyut nadinya, beberapa menit kemudian, Thomas tiba-tiba membuka mata
bertanya.
“Biasanya sering minum terlalu banyak bir ya?”
Chandra Yue tersenyum berkata: “Benar sekali, aku
pandai sekali minum, biasanya minum sampai tidak bisa berhenti, setelah itu
terasa sangat segar.”
Thomas mengerutkan kening, lanjut bertanya: “Apakah
dua tanganmu terasa kesemutan?”
Chandra Yue terkejut sesaat, lalu menjawab: “Memang
benar, tetapi aku baru saja berlatih tinju, aku kira itu pengaruhnya.”
Thomas Qin mengerutkan kening, berkata: “Tentu saja
bukan karena itu. Coba kamu putar leher, apakah terdengar bunyi?”
Baru mencoba memutar leher, Chandra Yue pun mendengar
bunyi ‘krak—‘.
“Aku sudah berlatih ilmu bela diri selama
bertahun-tahun, persendian memang sering berbunyi…”
Tanpa menunggunya selesai bicara, Thomas Qin malah
menggelengkan kepala: “Tidak sesederhana yang kamu pikir.”
Setelah memeriksa denyut nadi, Thomas Qin pun
mengambil kesimpulan.
Kedua nadi sangat kuat, Yangming memanas, kepala
berkeringat, leher kaku dan berat, lambung menjadi lembab dan panas.
Ini adalah penyakit lambung.
Gejalanya memang cukup istimewa, akar permasalahan dan
gejala berbeda cukup jauh.
Satu di leher, satu lagi di lambung.
Mengira sakit leher, Chandra Yue selalu memilih
spesialis tulang ataupun tengkorak saat berkunjung ke rumah sakit, hasilnya
tidak ditemukan masalah apapun.
Inilah salah satu kekurangan pengobatan Barat,
pembagian poli terlalu rinci, mengakibatkan banyak sekali masalah kecil yang
tidak terdeteksi.
Sedangkan pengobatan tradisional Tionghoa
menitikberatkan pemeriksaan menyeluruh, melalui denyut nadi, analisa
permasalahan bisa dilakukan dengan sangat mudah.
Thomas Qin tiba-tiba bertanya: “Imelda, menurutmu
sebaiknya diberi resep apa?”
Imelda berpikir sejenak, lalu berkata: “40
Anemarrhena, 60 Bupleurum, 30 Scutellaria baicalensis, 60 Magnolia…”
Imelda Ye langsung menyebutkan resep, sedangkan Thomas
mulai mengambil obat-obatan, menghaluskannya, menjadikannya obat siap minum.
Proses pembuatan obat tidaklah cepat, bahkan bisa
dikatakan sangat lama, tetapi di pertandingan babak akhir, bukan kecepatan lagi
yang dinilai.
Dan hal-hal yang perlu Thomas Qin perhatikan saat
memasak obat sangatlah rumit, mulai dari besar api, jumlah buka tutup, cara
mengaduk, meski semua hanyalah teknik dasar, namun gerakan Thomas terbilang
sangat lancar, matang dan penuh ketegasan, sama sekali tidak ada gerakan yang
berlebihan, membuat mata para tabib di bawah panggung terpana.
Dia sungguh orang berbakat, hanya memasak obat saja
sudah begitu luar biasa, jika begitu penampilannya yang lain pasti jauh lebih
mengagumkan?
Selesai memasak obat, Thomas mendinginkannya, lalu
memberikan pada Chandra Yue.
“Chandra ya, entah kamu takut sakit atau tidak, aku
akan melakukan akupuntur padamu.”
Chandra Yue tersenyum berkata: “Sudah sejak kecil aku
berlatih ilmu bela diri, yang paling tidak aku takuti adalah rasa sakit,
silahkan dilakukan.”
Thomas tersenyum mendengar jawabannya: “Baiklah,
ingat, kamu sendiri yang mengatakannya.”
No comments: