Bantu admin untuk dapat TeHaeR ya:
1. Share ke MedSos
2. Baca dengan Tab Samaran ~ Incognito Tab
3. Donasi ke Dana/OVO ~ 089653864821
Bab 1076 – Dibius
Kesiagaan Angeline memang benar, sebelumnya Jennie
begitu jahat terhadapnya, sekarang tiba-tiba menjadi begitu baik, ini pasti
tidaklah normal.
Namun Angeline tetaplah meremehkan Jennie.
Trik dari wanita ini sangatlah banyak, dia bisa begitu
terkenal di antara begitu banyak artis sudah menandakan bahwa dia bukanlah
orang biasa.
Angeline ketika membuka lipstik ini, dia langsung
mencium wangi bunga, wangi bunga ini membuatnya terasa senang.
Seolah pengangkat berat mencium smelling salt,
sangatlah senang.
Angeline bergegas menutup lipstick ini, dia merasa ada
yang aneh, wangi lipstick ini mengapa bisa lebih pekat daripada wangi parfum?
Hanya saja semuanya sudah terlambat.
Wangi dari lipstick ini bukanlah obat bius kuat,
melainkan adalah sejenis obat yang memperlancar sistem peredaran darah.
Setelah menggunakannya, peredaran darah menjadi cepat,
pencernaan juga semakin cepat, menggunakan segala jenis obat, efeknya akan kali
lipat.
Dan tadi Angeline meminum arak yang dibius itu,
meskipun dia sudah memuntahkan sebagian, namun masih ada sebagian yang masih
tertinggal di badannya, obatnya sudah mulai terasakan.
Ditambah lagi rangsangan dari lipstick Jennie,
Angeline langsung merasa kedua kakinya sedikit lemas.
Badannya panas dan tatapannya semakin buyar, dia juga
semakin tidak sadarkan diri.
Angeline ketakutan, dia tahu dirinya dibius.
Tidak disangka Jennie begitu licik, sungguh tidak
berhasil dengan kesiagaannya!
Jennie membiusnya pasti bukanlah sebuah hal baik,
wanita ini kejam dan licik, Angeline merasa takut jika memikirkannya.
Di saat ini hanya toiletlah yang aman, Angeline
bergegas mengunci pintu dan selain kunci elektrik, dia juga mengunci pintu
manual di sana.
Setelah itu, dia menyalakan air dan memasukkan
kepalanya di dalam air.
Rasa dingin merangsang kulit kepalanya, itu membuat
Angeline sedikit sadar, namun sayangnya rangsangan dingin tetaplah tidak bisa
menandingi obat-obatan, Angeline perlahan terduduk di lantai, dan tatapannya
perlahan buyar.
Di luar sana terdengar suara ketukan pintu.
“Angeline? Angeline, apakah kamu baik baik saja?”
Jennie mengetuk pintu lumayan lama di luar sana, dia
bertanya kepada Kak Liam, “Apakah obatnya sudah berfungsi?”
Kak Liam menganggukkan kepalanya, “Seharusnya iya,
Angeline terlihat lumayan polos, seharusnya dia tidak pernah menggunakan obat
ini, jika pertama kali, efeknya sangatlah terlihat.”
Jennie mengerti dan langsung menggunakan kartu
elektrik untuk membuka kunci elektrik.
Pintu toilet terbuka, di atas sana masih ada sebuah
kunci manual.
Kak Liam melihatnya dan langsung berkata, “Aku saja.”
Kunci manual seperti begini memang susah untuk menahan
seperti begini, Kak Liam sangatlah besar dan kekar, sekali ditarik olehnya,
kuncinya langsung berubah bentuk.
Ketika menarik untuk kedua kalinya, pintunya langsung
terbuka.
Setelah masuk, Angeline sudah terbaring di lantai dan
tatapannya terlihat masih sadar, dia melihat mereka berdua masuk, dan ingin
menghindar, namun badannya tidak bisa dikendalikan, dia tidak bisa bergerak
sama sekali.
Jennie terus berpura-pura dan berkata, “Angeline minum
kebanyakan ya? Ayo aku bawa kamu pergi ke tempat istirahat.”
Seusai berkata, dia pergi menopang Angeline yang sudah
tidak bisa bergerak sama sekali, dia membangunkannya dan mengisyaratkan Kak
Liam.
Kak Liam langsung keluar dan membuka pintu kamar
sebelah.
Jennie membawa Angeline masuk, dan terlihat di dalam
sana sudah terdekorasi dengan baik.
Seluruh ruangan hanya ada satu kasur, sisanya adalah
mesin semua.
Lampu, kamera, microphone dan lain-lain.
Kameranya bahkan ada tiga, segala jenis sudut sudah
diatur, itu akan direkam dari segala arah.
Dan seluruh ruangan penuh dengan kaca, jika ini
berakting, hasil rekamannya pasti sangatlah bagus.
Kak Liam menatapi kamera dan bertanya, “Apakah ini
bisa memotret dengan jelas?”
Jennie mencibir, “Tentu saja, menurutmu? Ini aku
pinjam dari kru film, ini untuk movie, nanti aku nyalakan untukmu, kamu mainkan
dial’
Kak Liam tersenyum, dia melepaskan bajunya dan
terlihat ototnya yang kekar.
“Tenang saja, aku sangatlah mahir di bidang ini.”
Seusai berkata, Jennie lalu langsung meletakkan
Angeline di atas kasur, dan menyalakan semua mesin lalu langsung keluar.
Jennie juga pernah tidur dengan Kak Liam ini, dia tahu
apa kemampuannya, jadi dia tidak perlu khawatir.
Hanya saja setelah selesai dipotret dan dibuatkan
video clip lalu disebarkan di internet, nama baik Angeline pasti akan hancur!
Wanita hina, beraninya kamu melawanku?
Jennie tersenyum licik, dan terlihat sangatlah seram.
Setelah Jennie pergi Kak Liam melepaskan bajunya dan
mempersiapkan barang, borgol, dan sejenisnya.
Setelah itu, dia mengambil sebuah topeng dan
mengenakannya sendiri, karena ini jika diekspos, dia tidak ingin kelihatan oleh
orang lain, dan jika wanita ini melapor polisi dan menangkapnya, ini juga akan
menjadi sebuah masalah besar.
Melihat Angeline yang terbaring di kasur, Kak Liam
juga sangatlah senang, dia pernah memainkan begitu banyak wanita, namun yang
ini benar-benar bagus, putih dan lembut.
Ketika mau beraksi, tiba-tiba Angeline kejang-kejang.
Angeline lalu muntah dikasur.
Pertama kali makan obat seperti begini, bisa saja ada
efek samping seperti begini, Angeline langsung muntah di kasur.
Kak Liam langsung kehabisan kata-kata, adegan yang
susah payah diatur ini tentu saja tidak boleh disyuting bersama dengan
muntahan-muntahan ini.
Dan ini sungguh membuat orang tidak senang.
Kak Liam tidak punya cara lain, dia hanya bisa
melepaskan Spray dulu dan menggantikan sprei baru.
♦♦♦
Saat ini Thomas sudah tiba di lantai bawah bar, dia
menelepon Angeline dua kali dan tidak diangkat terus, dia langsung merasa ada
kejanggalan.
Untung saja jam tangan Angeline diberikan oleh Thomas,
di atas sana ada GPS yang sangatlah jitu, Thomas langsung naik ke atas.
Ketika melihat posisi Angeline sekitar 10 meter, dan
hingga bisa ketahuan berada di sebuah kamar di lantai 3.
Thomas berjalan ke pintu masuk lantai 3, seorang
satpam menghalangi Thomas dan berkata, “Untuk apa kamu, di sini sudah
dibooking, orang luar…”
Sebelum satpam selesai berkata, Thomas langsung
menebas leher satpam dengan tangannya dan satpam itu langsung pingsan.
Thomas malas untuk basa-basi dengan orang seperti
begini, dia langsung naik dan membuka kamar pertama, di dalam sana ramai sekali
ada yang bernyanyi ada yang menari dan ada juga yang minum arak, namun tidak
ada Angeline.
Setelah itu, dia datang ke kamar kedua, dia mendorong
pintu dan tidak bisa dibuka, dan di dalam sana sangatlah tenang, Thomas
langsung mengerutkan keningnya, dan langsung menendang pintu itu.
Dorr!
Pintu ruangan ini sangatlah kuat, dan dikunci dengan
kunci elektrik, namun di hadapan Thomas, semua ini tidak ada gunanya, dia
langsung menendang pintunya hingga terbuka dengan sekali tendangan.
Ketika melihat adegan di dalam sana, Thomas langsung
marah besar.
Saat ini Angeline tengah terbaring lemas di kasur dan
tidak bisa bergerak.
Sedangkan Kak Liam tengah mengambil sprei dan bersiap
untuk memasangkan spreinya.
Ketika melihat Thomas masuk, dia langsung kaget.
“Ada apa, kamu siapa?!”
Thomas berekspresi marah, “Orang yang datang mengambil
nyawamu!”
Seusai berkata dia melangkah ke arah Kak Liam.
Kak Liam menghempaskan nafasnya, “Dasar bocah juga
beraninya sombong di hadapanku?”
Di hadapan Kak Liam yang kekar dan besar, Thomas
memang terlihat kurus kecil.
Kak Liam meninjunya dan dengan postur tubuh Thomas
begini, jika benar-benar mengenai tinju ini, mungkin saja akan langsung mati.
Dan Thomas hanya menghindar dengan mudah lalu langsung
melangkah hingga ke samping Kak Liam, tangannya tiba-tiba diulurkan ke bawah
Leher Kak Liam, dia mengeluarkan ibu jari dan jari telunjuknya, dia menekan
leher Kak Liam dan ditarik.
Terdengar suara krak, lehernya bergeser, Kak Liam
langsung mati di tempat!
Dia langsung terjatuh di lantai dan tidak bisa melawan
sama sekali!
Bersih dan Lincah!
Thomas bilang mau nyawanya dan berarti akan mengambil
nyawanya, dengan kecepatan yang cepat, dan sama sekali tidak basa-basi!
Kak Liam ini melototkan matanya dan hingga mati dia
juga tidak percaya bahwa Thomas hanya menggunakan dua jari saja sudah
membunuhnya.
Jennie yang berada di depan pintu tiba-tiba masuk dan
ketika melihat adegan ini, dia langsung kaget.
“Kamu cari mati!”
Kesiagaan Angeline memang benar, sebelumnya Jennie
begitu jahat terhadapnya, sekarang tiba-tiba menjadi begitu baik, ini pasti
tidaklah normal.
Namun Angeline tetaplah meremehkan Jennie.
Trik dari wanita ini sangatlah banyak, dia bisa begitu
terkenal di antara begitu banyak artis sudah menandakan bahwa dia bukanlah
orang biasa.
Angeline ketika membuka lipstik ini, dia langsung
mencium wangi bunga, wangi bunga ini membuatnya terasa senang.
Seolah pengangkat berat mencium smelling salt,
sangatlah senang.
Angeline bergegas menutup lipstick ini, dia merasa ada
yang aneh, wangi lipstick ini mengapa bisa lebih pekat daripada wangi parfum?
Hanya saja semuanya sudah terlambat.
Wangi dari lipstick ini bukanlah obat bius kuat,
melainkan adalah sejenis obat yang memperlancar sistem peredaran darah.
Setelah menggunakannya, peredaran darah menjadi cepat,
pencernaan juga semakin cepat, menggunakan segala jenis obat, efeknya akan kali
lipat.
Dan tadi Angeline meminum arak yang dibius itu,
meskipun dia sudah memuntahkan sebagian, namun masih ada sebagian yang masih
tertinggal di badannya, obatnya sudah mulai terasakan.
Ditambah lagi rangsangan dari lipstick Jennie,
Angeline langsung merasa kedua kakinya sedikit lemas.
Badannya panas dan tatapannya semakin buyar, dia juga
semakin tidak sadarkan diri.
Angeline ketakutan, dia tahu dirinya dibius.
Tidak disangka Jennie begitu licik, sungguh tidak
berhasil dengan kesiagaannya!
Jennie membiusnya pasti bukanlah sebuah hal baik,
wanita ini kejam dan licik, Angeline merasa takut jika memikirkannya.
Di saat ini hanya toiletlah yang aman, Angeline
bergegas mengunci pintu dan selain kunci elektrik, dia juga mengunci pintu
manual di sana.
Setelah itu, dia menyalakan air dan memasukkan
kepalanya di dalam air.
Rasa dingin merangsang kulit kepalanya, itu membuat
Angeline sedikit sadar, namun sayangnya rangsangan dingin tetaplah tidak bisa
menandingi obat-obatan, Angeline perlahan terduduk di lantai, dan tatapannya
perlahan buyar.
Di luar sana terdengar suara ketukan pintu.
“Angeline? Angeline, apakah kamu baik baik saja?”
Jennie mengetuk pintu lumayan lama di luar sana, dia
bertanya kepada Kak Liam, “Apakah obatnya sudah berfungsi?”
Kak Liam menganggukkan kepalanya, “Seharusnya iya,
Angeline terlihat lumayan polos, seharusnya dia tidak pernah menggunakan obat
ini, jika pertama kali, efeknya sangatlah terlihat.”
Jennie mengerti dan langsung menggunakan kartu
elektrik untuk membuka kunci elektrik.
Pintu toilet terbuka, di atas sana masih ada sebuah
kunci manual.
Kak Liam melihatnya dan langsung berkata, “Aku saja.”
Kunci manual seperti begini memang susah untuk menahan
seperti begini, Kak Liam sangatlah besar dan kekar, sekali ditarik olehnya,
kuncinya langsung berubah bentuk.
Ketika menarik untuk kedua kalinya, pintunya langsung
terbuka.
Setelah masuk, Angeline sudah terbaring di lantai dan
tatapannya terlihat masih sadar, dia melihat mereka berdua masuk, dan ingin
menghindar, namun badannya tidak bisa dikendalikan, dia tidak bisa bergerak
sama sekali.
Jennie terus berpura-pura dan berkata, “Angeline minum
kebanyakan ya? Ayo aku bawa kamu pergi ke tempat istirahat.”
Seusai berkata, dia pergi menopang Angeline yang sudah
tidak bisa bergerak sama sekali, dia membangunkannya dan mengisyaratkan Kak
Liam.
Kak Liam langsung keluar dan membuka pintu kamar
sebelah.
Jennie membawa Angeline masuk, dan terlihat di dalam
sana sudah terdekorasi dengan baik.
Seluruh ruangan hanya ada satu kasur, sisanya adalah
mesin semua.
Lampu, kamera, microphone dan lain-lain.
Kameranya bahkan ada tiga, segala jenis sudut sudah
diatur, itu akan direkam dari segala arah.
Dan seluruh ruangan penuh dengan kaca, jika ini
berakting, hasil rekamannya pasti sangatlah bagus.
Kak Liam menatapi kamera dan bertanya, “Apakah ini
bisa memotret dengan jelas?”
Jennie mencibir, “Tentu saja, menurutmu? Ini aku
pinjam dari kru film, ini untuk movie, nanti aku nyalakan untukmu, kamu mainkan
dial’
Kak Liam tersenyum, dia melepaskan bajunya dan
terlihat ototnya yang kekar.
“Tenang saja, aku sangatlah mahir di bidang ini.”
Seusai berkata, Jennie lalu langsung meletakkan
Angeline di atas kasur, dan menyalakan semua mesin lalu langsung keluar.
Jennie juga pernah tidur dengan Kak Liam ini, dia tahu
apa kemampuannya, jadi dia tidak perlu khawatir.
Hanya saja setelah selesai dipotret dan dibuatkan
video clip lalu disebarkan di internet, nama baik Angeline pasti akan hancur!
Wanita hina, beraninya kamu melawanku?
Jennie tersenyum licik, dan terlihat sangatlah seram.
Setelah Jennie pergi Kak Liam melepaskan bajunya dan
mempersiapkan barang, borgol, dan sejenisnya.
Setelah itu, dia mengambil sebuah topeng dan
mengenakannya sendiri, karena ini jika diekspos, dia tidak ingin kelihatan oleh
orang lain, dan jika wanita ini melapor polisi dan menangkapnya, ini juga akan
menjadi sebuah masalah besar.
Melihat Angeline yang terbaring di kasur, Kak Liam
juga sangatlah senang, dia pernah memainkan begitu banyak wanita, namun yang
ini benar-benar bagus, putih dan lembut.
Ketika mau beraksi, tiba-tiba Angeline kejang-kejang.
Angeline lalu muntah dikasur.
Pertama kali makan obat seperti begini, bisa saja ada
efek samping seperti begini, Angeline langsung muntah di kasur.
Kak Liam langsung kehabisan kata-kata, adegan yang
susah payah diatur ini tentu saja tidak boleh disyuting bersama dengan
muntahan-muntahan ini.
Dan ini sungguh membuat orang tidak senang.
Kak Liam tidak punya cara lain, dia hanya bisa
melepaskan Spray dulu dan menggantikan sprei baru.
♦♦♦
Saat ini Thomas sudah tiba di lantai bawah bar, dia
menelepon Angeline dua kali dan tidak diangkat terus, dia langsung merasa ada
kejanggalan.
Untung saja jam tangan Angeline diberikan oleh Thomas,
di atas sana ada GPS yang sangatlah jitu, Thomas langsung naik ke atas.
Ketika melihat posisi Angeline sekitar 10 meter, dan
hingga bisa ketahuan berada di sebuah kamar di lantai 3.
Thomas berjalan ke pintu masuk lantai 3, seorang
satpam menghalangi Thomas dan berkata, “Untuk apa kamu, di sini sudah
dibooking, orang luar…”
Sebelum satpam selesai berkata, Thomas langsung
menebas leher satpam dengan tangannya dan satpam itu langsung pingsan.
Thomas malas untuk basa-basi dengan orang seperti
begini, dia langsung naik dan membuka kamar pertama, di dalam sana ramai sekali
ada yang bernyanyi ada yang menari dan ada juga yang minum arak, namun tidak
ada Angeline.
Setelah itu, dia datang ke kamar kedua, dia mendorong
pintu dan tidak bisa dibuka, dan di dalam sana sangatlah tenang, Thomas
langsung mengerutkan keningnya, dan langsung menendang pintu itu.
Dorr!
Pintu ruangan ini sangatlah kuat, dan dikunci dengan
kunci elektrik, namun di hadapan Thomas, semua ini tidak ada gunanya, dia
langsung menendang pintunya hingga terbuka dengan sekali tendangan.
Ketika melihat adegan di dalam sana, Thomas langsung
marah besar.
Saat ini Angeline tengah terbaring lemas di kasur dan
tidak bisa bergerak.
Sedangkan Kak Liam tengah mengambil sprei dan bersiap
untuk memasangkan spreinya.
Ketika melihat Thomas masuk, dia langsung kaget.
“Ada apa, kamu siapa?!”
Thomas berekspresi marah, “Orang yang datang mengambil
nyawamu!”
Seusai berkata dia melangkah ke arah Kak Liam.
Kak Liam menghempaskan nafasnya, “Dasar bocah juga
beraninya sombong di hadapanku?”
Di hadapan Kak Liam yang kekar dan besar, Thomas
memang terlihat kurus kecil.
Kak Liam meninjunya dan dengan postur tubuh Thomas
begini, jika benar-benar mengenai tinju ini, mungkin saja akan langsung mati.
Dan Thomas hanya menghindar dengan mudah lalu langsung
melangkah hingga ke samping Kak Liam, tangannya tiba-tiba diulurkan ke bawah
Leher Kak Liam, dia mengeluarkan ibu jari dan jari telunjuknya, dia menekan
leher Kak Liam dan ditarik.
Terdengar suara krak, lehernya bergeser, Kak Liam
langsung mati di tempat!
Dia langsung terjatuh di lantai dan tidak bisa melawan
sama sekali!
Bersih dan Lincah!
Thomas bilang mau nyawanya dan berarti akan mengambil
nyawanya, dengan kecepatan yang cepat, dan sama sekali tidak basa-basi!
Kak Liam ini melototkan matanya dan hingga mati dia
juga tidak percaya bahwa Thomas hanya menggunakan dua jari saja sudah
membunuhnya.
Jennie yang berada di depan pintu tiba-tiba masuk dan
ketika melihat adegan ini, dia langsung kaget.
“Kamu cari mati!”
No comments: