Bantu admin untuk dapat TeHaeR ya:
1. Share ke MedSos
2. Baca dengan Tab Samaran ~ Incognito Tab
3. Donasi ke Dana/OVO ~ 089653864821
Bab 1106
– Bertanya
Thomas Qin menatap mereka dari ke atas hingga ke
bawah, lalu mengangguk.
Si kembar ini memiliki kulit yang kemerahan, bibir
mereka pucat dan pecah-pecah, telinga mereka merah, dan bungkuknya sangat
parah. Tampaknya mereka sudah kurang sehat dalam waktu yang lama.
Bahkan bisa dikatakan bukan kurang sehat, seharusnya
sudah lama sakit, tapi karena penyakitnya tidak terlalu serius jadi selalu
tidak diobati.
Si kembar ini bernama Marvin dan Marvon. Dua
bersaudara ini bekerja sebagai petani . Mereka memiliki fisik yang baik, tapi
dalam dua tahun terakhir kondisi fisik mereka menurun.
“Dewa Tabib Hua, dulu kami sangat kuat dan bisa
bertani dalam waktu yang lama. Sekarang, setiap kali bekerja setengah jam,
sekujur tubuhku berkeringat seperti sedang mandi, aku tidak bertenaga dan tidak
nafsu makan, aku merasa sangat frustasi.”
Dewa Tabib Hua mengangguk, “Kalau begitu, satu tabib
akan memeriksa satu orang. Siapa yang akan aku periksa?“
“Aku!”
“Aku!”
Dua bersaudara itu menjawab dengan serentak.
Selesai berbicara, sang adik mengerutkan kening dan
berkata, “Kakak, kamu adalah kakak, harusnya kamu mengalah, kamu berobatlah
dengan pacar Bianca, biarkan Dewa Tabib Hua mengobatiku!”
“Adik, biasanya aku selalu mengalah padamu, dalam hal
ini aku tidak bisa mengalah padamu. Aku adalah tulang punggung utama keluarga
kita, aku harus sembuh duluan!”
“Apa yang maksud dengan kamu adalah tulang punggung
utama? Memangnya pekerjaanku lebih sedikit dari pekerjaanmu?”
“Tidak bisa, saat kecil Dewa Tabib Hua yang membantu
kelahiranku, aku lebih familiar dengan Tabib Dewa Hua.”
“Omong kosong! Kelahiranmu dibantu oleh Dewa Tabib
Hua, memangnya aku bukan?”
“…..”
Dua bersaudara itu langsung bertengkar, agar bisa
diobati oleh Dewa Tabib Hua.
Mereka sama-sama meremehkan Thomas Qin, mereka merasa
diobati oleh Thomas Qin seperti tidak diobati, tidak ada gunanya, jadi mereka
harus memperebutkan kesempatan diobati oleh Dewa Tabib Hua.
Pada akhirnya, dua bersaudara itu bersuit, sang kakak,
Marvin yang menang dan akan diobati oleh Dewa Tabib Hua.
Dengan enggan Marvon, menghampiri Thomas Qin.
Mereka duduk di kursi yang terpisah dan mulai
memeriksa denyut nadi.
Thomas Qin memeriksa denyut nadinya dan mulai
memeriksa penyakitnya, Marvon memanyunkan bibirnya dan mencibir.
“Kakak, kamu bisa memeriksa penyakit tidak? Kamu tidak
akan memberikan diagnosa yang salah kan?”
Kalau demi bertanding Thomas Qin salah mendiagnosis
penyakitnya, maka akan gawat.
Untungnya, penyakit dua bersaudara ini sama, dengan
kata lain, setelah memeriksa yang satu, bisa tahu penyakitnya apa.
Thomas Qin tersenyum lalu menatap Marvon dan berkata.
“Saat bangun tidur di pagi hari, kamu sedikit bau
mulut kan?”
Marvon terdiam sejenak lalu mengerutkan kening dan
berkata, “Bagaimana kamu bisa tahu?“
Dulu Marvon tidak seperti ini, dalam dua tahun terakhir,
saat bangun tidur bau mulut menjadi sangat parah.
Biasanya dia makan dengan normal, dan menggosok gigi
di malam hari, dia sangat memperhatikan kebersihan diri, tetapi entah kenapa
masih begini.
Thomas Qin tidak menjawab, dan melanjutkan bertanya.
“Apakah biasanya saat makan kamu jarang makan daging?
Begitu makan daging, kamu akan mengalami gangguan pencernaan, kan?”
Raut wajah Marvon menjadi serius.
“Benar, aku tidak terlalu suka makan daging, bahkan
mencium bau daging membuatku mual, tapi kalau tidak makan daging tidak aku
punya tenaga untuk bekerja, jadi aku memaksakan diri memakannya. Setiap kali
aku makan daging, perutku sedikit sakit, bagaimana kamu bisa tahu?”
Marvon tidak pernah memberi tahu siapa pun mengenai
hal ini. Dia selalu mengira masakan di rumahnya tidak bersih, tapi hari ini,
ketika Thomas Qin mengatakan ini, dia baru sadar.
Thomas Qin bertanya lagi, “Kamu sering pergi ke toilet
tidak?”
“Sering!”
“Apakah urinmu merah?”
“Iya!”
Semua yang Thomas Qin tanyakan adalah gejala yang dia
alami, dan setiap kali dia bertanya pertanyaannya semakin akurat, Marvon
langsung mempercayai Thomas Qin.
Orang ini tidak seperti tabib, tapi seperti peramal.
“Tabib, sebenarnya ada apa denganku?”
Thomas Qin tidak berbicara, dia hanya melirik Dewa
Tabib Hua di sebelahnya.
Dewa Tabib Hua bergumam dalam waktu lama tapi dia
tidak mengatakan apa-apa, dia hanya memeriksa denyut nadi pasien, mengelus
janggutnya, pura-pura mengerti, seolah-olah dia tahu semuanya.
Namun, saat ini Marvin masih sangat mempercayainya, semakin
dia seperti ini, Marvin semakin merasa Dewa Tabib Hua sangat hebat, dia tidak
perlu banyak bertanya.
Tabib di sebelahnya terus bertanya, di mata mereka,
tabib yang sesungguhnya bisa langsung tahu penyakit pasien hanya dengan
memeriksakan denyut nadi,dan tidak perlu mengatakan apa-apa. Ini baru Dewa
Tabib yang sesungguhnya.
Apa hebatnya kalau mendiagnosa sambil bertanya?
Tetapi orang-orang tidak tahu, melihat, mendengar,
bertanya, merupakan hal yang sangat penting dalam TCM.
Meski terkadang saat kondisi penyakitnya terlalu
kentara, bagian bertanya ini boleh dilewatkan, tapi kebanyakan harus bertanya,
kemudian ditambah dengan memeriksa denyut nadi agar diagnosanya lebih akurat.
Sebenarnya, Dewa Tabib Hua tidak menemukan penyakit
apapun, tapi dia tidak peduli, apapun penyakit yang dia tangani, bisa sembuh
dengan cepat.
“Hmm, aku sudah mengerti, penyakitmu tidak sulit
diobati, aku akan meresepkan obat untukmu.”
Selesai berbicara, Dewa Tabib Hua mengambil sebuah pil
lalu menyerahkannya pada Marvin.
Melihat pil ini, wajah Marvin langsung berseri.
“Terima kasih, Dewa Tabib Hua!”
Dia tahu ini adalah obat paling terkenal Dewa Tabib
Hua, yang bernama Pil mujarab.
Pil mujarab ini bisa menyembuhkan segala macam
penyakit, setelah meminumnya akan langsung bersemangat, sejak kecil tubuhnya
sangat kuat jadi tidak pernah sakit, karena itu dia belum pernah makan obat
ini.
Dewa Tabib Hua menjual obat ini dengan harga yang
lumayan mahal, kali ini dia bisa memakan dengan gratis, dia merasa sangat
beruntung.
Setelah mengambil pil itu, Marvin yang hendak
meminumnya dihentikan oleh Thomas Qin.
“Tunggu sebentar, penyakitmu ini tidak boleh minum Pil
mujarab.”
Marvin terdiam sejenak, lalu melirik Thomas Qin sambil
mengerutkan kening.
“Kenapa tidak boleh?”
Thomas Qin berkata, “Di Pil mujarab ada Bupleurum.
Bupleurum bisa mengobati penyakit lain, tapi tidak bisa menyembuhkan penyakit
ginjal.”
Raut wajah Dewa Tabib Hua langsung berubah, dia seolah
tersadar akan sesuatu.
Ia telah menjadi tabib selama lebih dari sepuluh
tahun, tapi ada beberapa kali dia gagal. Kebanyakan pasien yang meminum Pil
mujarab akan memiliki reaksi yang sangat baik, tapi ada beberapa pasien tidak
hanya tidak membaik, malah menjadi semakin parah.
Apakah karena Bupleurum tidak boleh digunakan untuk
penyakit ginjal?
Tapi dia sendiri saja tidak tahu komposisi Pil mujarab
ini, darimana bocah ini tahu komposisi Pil mujarab ini?
Marvin mengerutkan kening lalu mencibir, “Kamu tahu
apa? Dewa Tabib Hua bilang aku tidak apa-apa, kamu masih bicara sembarangan?
Sudah banyak orang di desa kami yang mengonsumsi obat Dewa Tabib Hua, obatnya
cukup ampuh, jika kamu tidak bisa mengobati penyakit kami, segeralah mengaku
kalah!”
Thomas Qin mengerutkan kening lalu menggelengkan
kepalanya dengan tak berdaya.
“Kalau begitu kamu makan saja, ingat kalau kamu merasa
sangat kesakitan sampai kamu tidak tahan lagi, kamu bisa menyeduh kaolinite
dengan air dingin lalu meminumnya.”
Marvin meludah, “Cih! Sembuhkan saja pasienmu, jangan
mengutukku.”
Ketika Marvon mendengar ucapan Thomas Qin, dia juga merasa
sedikit tidak senang.
“Kamu bisa mengobatiku atau tidak? Adikku bisa
langsung sembuh setelah minum obat. Kamu bisa menyembuhkanku atau tidak?”
Marvon mulai tidak sabar, tadinya sedikit percaya pada
Thomas Qin, tapi saat ini kepercayaannya sudah menghilang.
Thomas Qin berkata, “Bisa saja jika ingin
menyembuhkannya sekarang. Penyakitmu ini dinamakan penyakit ginjal tapal kuda.”
“Ginjalmu tumbuh bersama lalu lambat laun menjadi
satu, seperti saudara kembar.”
“Saat dua ginjal itu menyatu dan menjadi satu ginjal,
fungsi ginjal akan berkurang setengahnya, tapi tubuh kalian tetap menganggap
kalian memiliki dua ginjal, dan masih banyak fungsi ginjal yang bekerja secara
normal, jadi menyebabkan ginjal kalian bekerja berlebihan dan mengakibatkan
kondisi kalian seperti ini.”
“Kalau kalian berobat ke tabib, tabib akan mengatakan
ginjal kalian lemah, lalu akan menyuruh kalian makan makanan bernutrisi, tapi
sebenarnya tidak ada gunanya.”
“Jika kalian mencari dokter, dokter akan mengatakan
kalian mengalami kelainan bentuk ginjal, dan kalian tidak apa-apa.”
Thomas Qin menatap mereka dari ke atas hingga ke
bawah, lalu mengangguk.
Si kembar ini memiliki kulit yang kemerahan, bibir
mereka pucat dan pecah-pecah, telinga mereka merah, dan bungkuknya sangat
parah. Tampaknya mereka sudah kurang sehat dalam waktu yang lama.
Bahkan bisa dikatakan bukan kurang sehat, seharusnya
sudah lama sakit, tapi karena penyakitnya tidak terlalu serius jadi selalu
tidak diobati.
Si kembar ini bernama Marvin dan Marvon. Dua
bersaudara ini bekerja sebagai petani . Mereka memiliki fisik yang baik, tapi
dalam dua tahun terakhir kondisi fisik mereka menurun.
“Dewa Tabib Hua, dulu kami sangat kuat dan bisa
bertani dalam waktu yang lama. Sekarang, setiap kali bekerja setengah jam,
sekujur tubuhku berkeringat seperti sedang mandi, aku tidak bertenaga dan tidak
nafsu makan, aku merasa sangat frustasi.”
Dewa Tabib Hua mengangguk, “Kalau begitu, satu tabib
akan memeriksa satu orang. Siapa yang akan aku periksa?“
“Aku!”
“Aku!”
Dua bersaudara itu menjawab dengan serentak.
Selesai berbicara, sang adik mengerutkan kening dan
berkata, “Kakak, kamu adalah kakak, harusnya kamu mengalah, kamu berobatlah
dengan pacar Bianca, biarkan Dewa Tabib Hua mengobatiku!”
“Adik, biasanya aku selalu mengalah padamu, dalam hal
ini aku tidak bisa mengalah padamu. Aku adalah tulang punggung utama keluarga
kita, aku harus sembuh duluan!”
“Apa yang maksud dengan kamu adalah tulang punggung
utama? Memangnya pekerjaanku lebih sedikit dari pekerjaanmu?”
“Tidak bisa, saat kecil Dewa Tabib Hua yang membantu
kelahiranku, aku lebih familiar dengan Tabib Dewa Hua.”
“Omong kosong! Kelahiranmu dibantu oleh Dewa Tabib
Hua, memangnya aku bukan?”
“…..”
Dua bersaudara itu langsung bertengkar, agar bisa
diobati oleh Dewa Tabib Hua.
Mereka sama-sama meremehkan Thomas Qin, mereka merasa
diobati oleh Thomas Qin seperti tidak diobati, tidak ada gunanya, jadi mereka
harus memperebutkan kesempatan diobati oleh Dewa Tabib Hua.
Pada akhirnya, dua bersaudara itu bersuit, sang kakak,
Marvin yang menang dan akan diobati oleh Dewa Tabib Hua.
Dengan enggan Marvon, menghampiri Thomas Qin.
Mereka duduk di kursi yang terpisah dan mulai
memeriksa denyut nadi.
Thomas Qin memeriksa denyut nadinya dan mulai
memeriksa penyakitnya, Marvon memanyunkan bibirnya dan mencibir.
“Kakak, kamu bisa memeriksa penyakit tidak? Kamu tidak
akan memberikan diagnosa yang salah kan?”
Kalau demi bertanding Thomas Qin salah mendiagnosis
penyakitnya, maka akan gawat.
Untungnya, penyakit dua bersaudara ini sama, dengan
kata lain, setelah memeriksa yang satu, bisa tahu penyakitnya apa.
Thomas Qin tersenyum lalu menatap Marvon dan berkata.
“Saat bangun tidur di pagi hari, kamu sedikit bau
mulut kan?”
Marvon terdiam sejenak lalu mengerutkan kening dan
berkata, “Bagaimana kamu bisa tahu?“
Dulu Marvon tidak seperti ini, dalam dua tahun terakhir,
saat bangun tidur bau mulut menjadi sangat parah.
Biasanya dia makan dengan normal, dan menggosok gigi
di malam hari, dia sangat memperhatikan kebersihan diri, tetapi entah kenapa
masih begini.
Thomas Qin tidak menjawab, dan melanjutkan bertanya.
“Apakah biasanya saat makan kamu jarang makan daging?
Begitu makan daging, kamu akan mengalami gangguan pencernaan, kan?”
Raut wajah Marvon menjadi serius.
“Benar, aku tidak terlalu suka makan daging, bahkan
mencium bau daging membuatku mual, tapi kalau tidak makan daging tidak aku
punya tenaga untuk bekerja, jadi aku memaksakan diri memakannya. Setiap kali
aku makan daging, perutku sedikit sakit, bagaimana kamu bisa tahu?”
Marvon tidak pernah memberi tahu siapa pun mengenai
hal ini. Dia selalu mengira masakan di rumahnya tidak bersih, tapi hari ini,
ketika Thomas Qin mengatakan ini, dia baru sadar.
Thomas Qin bertanya lagi, “Kamu sering pergi ke toilet
tidak?”
“Sering!”
“Apakah urinmu merah?”
“Iya!”
Semua yang Thomas Qin tanyakan adalah gejala yang dia
alami, dan setiap kali dia bertanya pertanyaannya semakin akurat, Marvon
langsung mempercayai Thomas Qin.
Orang ini tidak seperti tabib, tapi seperti peramal.
“Tabib, sebenarnya ada apa denganku?”
Thomas Qin tidak berbicara, dia hanya melirik Dewa
Tabib Hua di sebelahnya.
Dewa Tabib Hua bergumam dalam waktu lama tapi dia
tidak mengatakan apa-apa, dia hanya memeriksa denyut nadi pasien, mengelus
janggutnya, pura-pura mengerti, seolah-olah dia tahu semuanya.
Namun, saat ini Marvin masih sangat mempercayainya, semakin
dia seperti ini, Marvin semakin merasa Dewa Tabib Hua sangat hebat, dia tidak
perlu banyak bertanya.
Tabib di sebelahnya terus bertanya, di mata mereka,
tabib yang sesungguhnya bisa langsung tahu penyakit pasien hanya dengan
memeriksakan denyut nadi,dan tidak perlu mengatakan apa-apa. Ini baru Dewa
Tabib yang sesungguhnya.
Apa hebatnya kalau mendiagnosa sambil bertanya?
Tetapi orang-orang tidak tahu, melihat, mendengar,
bertanya, merupakan hal yang sangat penting dalam TCM.
Meski terkadang saat kondisi penyakitnya terlalu
kentara, bagian bertanya ini boleh dilewatkan, tapi kebanyakan harus bertanya,
kemudian ditambah dengan memeriksa denyut nadi agar diagnosanya lebih akurat.
Sebenarnya, Dewa Tabib Hua tidak menemukan penyakit
apapun, tapi dia tidak peduli, apapun penyakit yang dia tangani, bisa sembuh
dengan cepat.
“Hmm, aku sudah mengerti, penyakitmu tidak sulit
diobati, aku akan meresepkan obat untukmu.”
Selesai berbicara, Dewa Tabib Hua mengambil sebuah pil
lalu menyerahkannya pada Marvin.
Melihat pil ini, wajah Marvin langsung berseri.
“Terima kasih, Dewa Tabib Hua!”
Dia tahu ini adalah obat paling terkenal Dewa Tabib
Hua, yang bernama Pil mujarab.
Pil mujarab ini bisa menyembuhkan segala macam
penyakit, setelah meminumnya akan langsung bersemangat, sejak kecil tubuhnya
sangat kuat jadi tidak pernah sakit, karena itu dia belum pernah makan obat
ini.
Dewa Tabib Hua menjual obat ini dengan harga yang
lumayan mahal, kali ini dia bisa memakan dengan gratis, dia merasa sangat
beruntung.
Setelah mengambil pil itu, Marvin yang hendak
meminumnya dihentikan oleh Thomas Qin.
“Tunggu sebentar, penyakitmu ini tidak boleh minum Pil
mujarab.”
Marvin terdiam sejenak, lalu melirik Thomas Qin sambil
mengerutkan kening.
“Kenapa tidak boleh?”
Thomas Qin berkata, “Di Pil mujarab ada Bupleurum.
Bupleurum bisa mengobati penyakit lain, tapi tidak bisa menyembuhkan penyakit
ginjal.”
Raut wajah Dewa Tabib Hua langsung berubah, dia seolah
tersadar akan sesuatu.
Ia telah menjadi tabib selama lebih dari sepuluh
tahun, tapi ada beberapa kali dia gagal. Kebanyakan pasien yang meminum Pil
mujarab akan memiliki reaksi yang sangat baik, tapi ada beberapa pasien tidak
hanya tidak membaik, malah menjadi semakin parah.
Apakah karena Bupleurum tidak boleh digunakan untuk
penyakit ginjal?
Tapi dia sendiri saja tidak tahu komposisi Pil mujarab
ini, darimana bocah ini tahu komposisi Pil mujarab ini?
Marvin mengerutkan kening lalu mencibir, “Kamu tahu
apa? Dewa Tabib Hua bilang aku tidak apa-apa, kamu masih bicara sembarangan?
Sudah banyak orang di desa kami yang mengonsumsi obat Dewa Tabib Hua, obatnya
cukup ampuh, jika kamu tidak bisa mengobati penyakit kami, segeralah mengaku
kalah!”
Thomas Qin mengerutkan kening lalu menggelengkan
kepalanya dengan tak berdaya.
“Kalau begitu kamu makan saja, ingat kalau kamu merasa
sangat kesakitan sampai kamu tidak tahan lagi, kamu bisa menyeduh kaolinite
dengan air dingin lalu meminumnya.”
Marvin meludah, “Cih! Sembuhkan saja pasienmu, jangan
mengutukku.”
Ketika Marvon mendengar ucapan Thomas Qin, dia juga merasa
sedikit tidak senang.
“Kamu bisa mengobatiku atau tidak? Adikku bisa
langsung sembuh setelah minum obat. Kamu bisa menyembuhkanku atau tidak?”
Marvon mulai tidak sabar, tadinya sedikit percaya pada
Thomas Qin, tapi saat ini kepercayaannya sudah menghilang.
Thomas Qin berkata, “Bisa saja jika ingin
menyembuhkannya sekarang. Penyakitmu ini dinamakan penyakit ginjal tapal kuda.”
“Ginjalmu tumbuh bersama lalu lambat laun menjadi
satu, seperti saudara kembar.”
“Saat dua ginjal itu menyatu dan menjadi satu ginjal,
fungsi ginjal akan berkurang setengahnya, tapi tubuh kalian tetap menganggap
kalian memiliki dua ginjal, dan masih banyak fungsi ginjal yang bekerja secara
normal, jadi menyebabkan ginjal kalian bekerja berlebihan dan mengakibatkan
kondisi kalian seperti ini.”
“Kalau kalian berobat ke tabib, tabib akan mengatakan
ginjal kalian lemah, lalu akan menyuruh kalian makan makanan bernutrisi, tapi
sebenarnya tidak ada gunanya.”
“Jika kalian mencari dokter, dokter akan mengatakan
kalian mengalami kelainan bentuk ginjal, dan kalian tidak apa-apa.”
No comments: