Bantu admin untuk dapat TeHaeR ya:
1. Share ke MedSos
2. Baca dengan Tab Samaran ~ Incognito Tab
3. Donasi ke Dana/OVO ~ 089653864821
Bab 1108
– Kambuh
Kembali ke rumah, Keluarga Bianca menutup pintu
rapat-rapat dan tidak mau menemui siapa-siapa.
Tentu saja, sebenarnya tidak ada yang datang menemui
mereka, hari ini, Ayah Bianca sudah menjadi sasaran kritik orang-orang. saat
ini mana ada yang berani berhubungan dengan keluarga mereka, bukankah itu sama
dengan menyinggung Dewa Tabib Hua?
Kelak kalau masih ingin tinggal di desa ini, pasti
harus berobat, jika benar-benar menyinggung Dewa Tabib Hua, bukankah akan
sangat rugi.
Di malam hari, Keluarga Bianca mulai mengemas barang
dan berencana besok akan pindah.
Bianca tidak mengatakan apa-apa, dia sibuk dari tadi.
Meskipun mereka sekeluarga tidak mengatakan apa-apa tapi bisa di lihat mereka
terlihat tidak rela.
Diusir seperti ini sungguh tidak menyenangkan.
Thomas Qin tersenyum, dalam hal mengobati penyakit dia
sangat percaya diri.
Dua bersaudara itu, pasti akan segera datang
mencarinya.
♦♦♦
Tengah malam, setelah Marvin dan Marvon pulang, mereka
langsung berbaring dan tertidur.
Meskipun pinggang Marvon pegal dan lemas, tapi
tubuhnya lumayan nyaman dan tidak berkeringat seperti sebelumnya.
Setelah berbaring, dia langsung tertidur pulas.
Setelah Marvin berbaring, dia masih merasa sangat
bersemangat, dan sama sekali tidak mengantuk. Dia merasa dirinya masih bisa
bangun dan bertani.
Setelah bergolek-golek, dia merasa sedikit tidak
nyaman.
Tiba-tiba, dia merasa pinggangnya kesemutan, Marvin
langsung bangkit dan duduk.
“Aduh, pinggangku…”
Marvon langsung berdiri dan menyalakan lampu.
“Kakak, ada apa denganmu?”
Saat ini, wajah Marvin memerah, dia meringis
kesakitan, keringat dingin di dahinya mengalir hingga ke hidungnya, dan menggigit
bibirnya hingga pucat.
Marvon terkejut, “Kakak, tunggu sebentar, aku akan
memanggil Dewa Tabib Hua!”
Selesai berbicara, Marvon langsung keluar,
melangkahkan kakinya seperti terbang!
Setelah keluar, Marvon berteriak.
“Dewa Tabib Hua! Dewa Tabib Hua tolong!”
Setelah tiba di rumah Dewa Tabib Hua, tak peduli
bagaimana pun dia mengetuk pintu tidak ada yang membukakan pintu. Marvon
mati-matian berteriak di luar tapi tidak ada yang menjawab.
Marvon berteriak selama sepuluh menit, karena panik,
dan merasa tidak boleh terus seperti ini, dia bergegas pulang ke rumah, “Ayah
ibu, kakak, Dewa Tabib Hua tidak membukakan pintu!”
Saat ini, Marvin sudah berguling-guling di lantai, dia
sangat kesakitan, mendengar suara rintihannya sungguh memilukan.
Melihat keadaan Marvon, orang tua mereka sedikit
heran.
“Kamu… bagaimana kamu bisa sembuh?”
Marvon baru sadar, saat ini pinggangnya tidak hanya
tidak pegal dan lemas, dia juga merasa sekujur tubuhnya bertenaga dan
pinggangnya hangat, efeknya sudah kelihatan!
“Ibu, aku paham, Dewa Tabib Junior! Dia yang
menyembuhkanku!“
Saat Thomas Qin mengobati Marvon, sebenarnya dia
sedikit percaya pada Thomas Qin.
Bagaimanapun, Thomas Qin bisa mengatakan gejala yang
dialaminya dengan sangat akurat, hal ini tidak bisa dilakukan oleh orang biasa.
Setelah itu, saat Thomas Qin mengakupunktur dirinya,
juga mengatakan lewat malam ini dia akan kondisinya akan membaik, saat ini
masih belum fajar kondisinya sudah sebaik ini, ini membuatnya langsung
mempercayai ucapan Thomas Qin.
“Oh ya, Kakak! Aku ingat pacar Bianca mengatakan jika
kamu sangat kesakitan, seduh Kaolinite dengan air dingin lalu minum!”
Orang tua mereka terdiam sesaat, “Hah? Kaolinite? Itu
bisa diminum?”
Marvon berkata, “Kita coba saja dulu, lihat, kakak
kesakitan hingga hampir pingsan!”
Melihat Marvin sangat kesakitan, keluarganya tidak
berani mengulur waktu, mereka segera menyeduh Kaolinite dengan air dingin di
dalam sumur, lalu memberikannya kepada Marvin.
Setelah meminum semangkuk air dingin, beberapa menit
kemudian, Marvin langsung tenang, keringat dingin sudah membasahi pakaiannya,
dan dia berbaring di tempat tidur seperti anjing mati.
”Kakak, apakah kamu merasa baikan?”
Marvin mengangguk lalu berkata dengan lemas.
“Sudah jauh lebih baik, tidak terlalu sakit lagi.”
Melihat semua ini, Marvon dan keluarganya merasa
sangat terkejut.
Sepertinya Dewa Tabib Junior benar-benar hebat?
Jika tidak, mana mungkin Kaolinite yang diseduh dengan
air dingin ini benar-benar berkhasiat?
Terlebih, mereka melihat Marvon sangat sehat, dan sama
sekali tidak terlihat sakit.
Marvin juga akhirnya mengerti, “Ayah ibu, adik,
sepertinya kita sudah memfitnah Dewa Tabib Junior!”
Thomas Qin barulah Dewa Tabib yang sesungguhnya!
Sebelumnya dia mengatakan penyakit Marvin dan Marvon
adalah penyakit ginjal, Bupleurum tidak boleh konsumsi oleh orang yang memiliki
penyakit ginjal.
Pil mujarab yang diberikan oleh Dewa Tabib Hua
mengandung Bupleurum, begitu meminumnya pasti akan berdampak parah.
Saat itu, Marvin tidak menganggapnya serius, saat ini
setelah mengingat kembali apa yang Thomas Qin katakan benar-benar terjadi!
Dan ini bukan ditebak sembarangan oleh Thomas Qin, dia
benar-benar memiliki kemampuan membuat kesimpulan.
Marvon mengangguk, “Benar, kita sudah memfitnah Dewa
Tabib Junior, kamu mengalami gejala ini setelah kamu meminum obat dari Dewa
Tabib Hua, tapi lihat Dewa Tabib Hua itu, dia bahkan tidak berani membuka
pintu, yang mana yang hebat dan yang mana yang tidak, memangnya kita tidak bisa
lihat? “
“Kakak, ayo pergi minta maaf kepada Dewa Tabib Junior,
bisa jadi penyakitmu bisa disembuhkan!”
Saat ini Marvin merasa sangat menyesal, semestinya
kemarin dia mendengarkan ucapan Dewa Tabib Junior.
“Adik, pergilah ke halaman dan ambilkan aku kayu
bakar!”
Marvon mengangguk, dia mengerti maksud kakaknya. Dia
bergegas pergi ke halaman dan mengikat seikat kayu bakar baru, semua bagian
atasnya tajam.
Dengan bertelanjang dada, Marvin menggendong kayu
bakar di punggungnya, dia bersiap meminta maaf!
Marvin tidak berpendidikan, tapi dia tahu dirinya
harus meminta maaf, semoga ini bisa membuat Dewa Tabib Junior merasa lebih
baik.
Saat keluar dari pintu, Marvin mulai berteriak.
“Marvin minta maaf kepada Tuan Qin!”
Setiap berjalan tiga langkah Marvin berteriak sekali,
suaranya sangat lantang, seluruh desa bisa mendengar suaranya. Tak lama, lampu
di tiap rumah mulai menyala, dan banyak orang dibangunkan oleh Marvin.
Banyak penduduk desa yang keluar, dan merasa bingung
kenapa Marvin melakukan semua ini .
“Marvin, ada apa denganmu!”
Marvin menolak mengatakannya, dia berjalan ke rumah Bianca
sambil menggendong seikat kayu bakar di punggungnya.
Marvon berkata, “Tuan Qin barulah Dewa Tabib yang
sesungguhnya. Sebelumnya kami sudah memfitnah Tuan Qin, kakakku hampir mati
karena meminum pil mujarab dari Dewa Tabib Hua. Untung saja Dokter Qin ada
berpesan, dan berhasil menyelamatkan nyawa kakakku!”
Kata-kata Marvon mengejutkan semua orang.
Dewa Tabib Hua benar-benar tabib abal-abal?
Mereka semua adalah penduduk desa yang sudah percaya
pada Dewa Tabib Hua selama bertahun-tahun. Setiap mereka sakit, mereka akan
mencari Dewa Tabib Hua dan akan sembuh setelah meminum pil mujarab. Tapi
sekarang Dewa Tabib Hua memperburuk kondisi Marvin?
Tentu saja, Marvin dan Marvon tidak mungkin berbohong.
Semua orang bisa melihat dengan jelas seperti apa sikap mereka terhadap Dewa
Tabib Hua dan Thomas Qin siang ini. Jika bukan seperti yang mereka katakan,
nyawa Marvin hampir melayang, mereka tidak akan pernah Dewa Tabib Hua adalah
Tabib abal-abal.
Meskipun sekarang, saat melihat dua bersaudara ini
seperti ini, mereka masih tidak terlalu percaya.
Mereka semua keluar dan mengikuti Marvin ke rumah
Bianca.
Di depan pintu, Marvin berlutut dengan satu kakinya
dan mengepalkan kedua tangannya.
Setelah itu, Marvon mengetuk pintu.
Tok tok tok!
Setelah mengetuk pintu selama beberapa saat, Ayah
Bianca keluar sambil merokok.
Besok mereka akan diusir, malam ini Ayah Bianca tidak
bisa tidur nyenyak.
Begitu mendengar suara dia langsung keluar.
Melihat keadaan di depannya, raut wajah Ayah Bianca
sedikit berubah.
“Ini… Marvin, kamu?”
Marvin berkata, “Paman, apa yang terjadi hari ini
adalah kesalahan kami. Dewa Tabib Hua adalah Tabib abal-abal, dan Tuan Qin
adalah Dewa Tabib yang sesungguhnya. Siang ini kami sudah berbuat salah,
sekarang Marvin datang ke sini untuk meminta maaf!”
Raut wajah Ayah Bianca langsung berubah, tak disangka
ada hal seperti ini?
Sebelumnya Thomas Qin dua bersaudara ini akan datang
dan memohon padanya, tapi dia tidak menganggapnya serius, dia tidak menyangka
mereka benar-benar datang!
“Ini… Thomas!”
Ayah Bianca memanggil Thomas Qin, Bianca dan ibunya
juga keluar dari dalam.
Melihat Thomas Qin, ekspresi wajah Marvin penuh dengan
rasa bersalah.
“Tuan Qin, sebelumnya aku sudah bersalah pada Anda,
tolong maafkan aku!”
Kembali ke rumah, Keluarga Bianca menutup pintu
rapat-rapat dan tidak mau menemui siapa-siapa.
Tentu saja, sebenarnya tidak ada yang datang menemui
mereka, hari ini, Ayah Bianca sudah menjadi sasaran kritik orang-orang. saat
ini mana ada yang berani berhubungan dengan keluarga mereka, bukankah itu sama
dengan menyinggung Dewa Tabib Hua?
Kelak kalau masih ingin tinggal di desa ini, pasti
harus berobat, jika benar-benar menyinggung Dewa Tabib Hua, bukankah akan
sangat rugi.
Di malam hari, Keluarga Bianca mulai mengemas barang
dan berencana besok akan pindah.
Bianca tidak mengatakan apa-apa, dia sibuk dari tadi.
Meskipun mereka sekeluarga tidak mengatakan apa-apa tapi bisa di lihat mereka
terlihat tidak rela.
Diusir seperti ini sungguh tidak menyenangkan.
Thomas Qin tersenyum, dalam hal mengobati penyakit dia
sangat percaya diri.
Dua bersaudara itu, pasti akan segera datang
mencarinya.
♦♦♦
Tengah malam, setelah Marvin dan Marvon pulang, mereka
langsung berbaring dan tertidur.
Meskipun pinggang Marvon pegal dan lemas, tapi
tubuhnya lumayan nyaman dan tidak berkeringat seperti sebelumnya.
Setelah berbaring, dia langsung tertidur pulas.
Setelah Marvin berbaring, dia masih merasa sangat
bersemangat, dan sama sekali tidak mengantuk. Dia merasa dirinya masih bisa
bangun dan bertani.
Setelah bergolek-golek, dia merasa sedikit tidak
nyaman.
Tiba-tiba, dia merasa pinggangnya kesemutan, Marvin
langsung bangkit dan duduk.
“Aduh, pinggangku…”
Marvon langsung berdiri dan menyalakan lampu.
“Kakak, ada apa denganmu?”
Saat ini, wajah Marvin memerah, dia meringis
kesakitan, keringat dingin di dahinya mengalir hingga ke hidungnya, dan menggigit
bibirnya hingga pucat.
Marvon terkejut, “Kakak, tunggu sebentar, aku akan
memanggil Dewa Tabib Hua!”
Selesai berbicara, Marvon langsung keluar,
melangkahkan kakinya seperti terbang!
Setelah keluar, Marvon berteriak.
“Dewa Tabib Hua! Dewa Tabib Hua tolong!”
Setelah tiba di rumah Dewa Tabib Hua, tak peduli
bagaimana pun dia mengetuk pintu tidak ada yang membukakan pintu. Marvon
mati-matian berteriak di luar tapi tidak ada yang menjawab.
Marvon berteriak selama sepuluh menit, karena panik,
dan merasa tidak boleh terus seperti ini, dia bergegas pulang ke rumah, “Ayah
ibu, kakak, Dewa Tabib Hua tidak membukakan pintu!”
Saat ini, Marvin sudah berguling-guling di lantai, dia
sangat kesakitan, mendengar suara rintihannya sungguh memilukan.
Melihat keadaan Marvon, orang tua mereka sedikit
heran.
“Kamu… bagaimana kamu bisa sembuh?”
Marvon baru sadar, saat ini pinggangnya tidak hanya
tidak pegal dan lemas, dia juga merasa sekujur tubuhnya bertenaga dan
pinggangnya hangat, efeknya sudah kelihatan!
“Ibu, aku paham, Dewa Tabib Junior! Dia yang
menyembuhkanku!“
Saat Thomas Qin mengobati Marvon, sebenarnya dia
sedikit percaya pada Thomas Qin.
Bagaimanapun, Thomas Qin bisa mengatakan gejala yang
dialaminya dengan sangat akurat, hal ini tidak bisa dilakukan oleh orang biasa.
Setelah itu, saat Thomas Qin mengakupunktur dirinya,
juga mengatakan lewat malam ini dia akan kondisinya akan membaik, saat ini
masih belum fajar kondisinya sudah sebaik ini, ini membuatnya langsung
mempercayai ucapan Thomas Qin.
“Oh ya, Kakak! Aku ingat pacar Bianca mengatakan jika
kamu sangat kesakitan, seduh Kaolinite dengan air dingin lalu minum!”
Orang tua mereka terdiam sesaat, “Hah? Kaolinite? Itu
bisa diminum?”
Marvon berkata, “Kita coba saja dulu, lihat, kakak
kesakitan hingga hampir pingsan!”
Melihat Marvin sangat kesakitan, keluarganya tidak
berani mengulur waktu, mereka segera menyeduh Kaolinite dengan air dingin di
dalam sumur, lalu memberikannya kepada Marvin.
Setelah meminum semangkuk air dingin, beberapa menit
kemudian, Marvin langsung tenang, keringat dingin sudah membasahi pakaiannya,
dan dia berbaring di tempat tidur seperti anjing mati.
”Kakak, apakah kamu merasa baikan?”
Marvin mengangguk lalu berkata dengan lemas.
“Sudah jauh lebih baik, tidak terlalu sakit lagi.”
Melihat semua ini, Marvon dan keluarganya merasa
sangat terkejut.
Sepertinya Dewa Tabib Junior benar-benar hebat?
Jika tidak, mana mungkin Kaolinite yang diseduh dengan
air dingin ini benar-benar berkhasiat?
Terlebih, mereka melihat Marvon sangat sehat, dan sama
sekali tidak terlihat sakit.
Marvin juga akhirnya mengerti, “Ayah ibu, adik,
sepertinya kita sudah memfitnah Dewa Tabib Junior!”
Thomas Qin barulah Dewa Tabib yang sesungguhnya!
Sebelumnya dia mengatakan penyakit Marvin dan Marvon
adalah penyakit ginjal, Bupleurum tidak boleh konsumsi oleh orang yang memiliki
penyakit ginjal.
Pil mujarab yang diberikan oleh Dewa Tabib Hua
mengandung Bupleurum, begitu meminumnya pasti akan berdampak parah.
Saat itu, Marvin tidak menganggapnya serius, saat ini
setelah mengingat kembali apa yang Thomas Qin katakan benar-benar terjadi!
Dan ini bukan ditebak sembarangan oleh Thomas Qin, dia
benar-benar memiliki kemampuan membuat kesimpulan.
Marvon mengangguk, “Benar, kita sudah memfitnah Dewa
Tabib Junior, kamu mengalami gejala ini setelah kamu meminum obat dari Dewa
Tabib Hua, tapi lihat Dewa Tabib Hua itu, dia bahkan tidak berani membuka
pintu, yang mana yang hebat dan yang mana yang tidak, memangnya kita tidak bisa
lihat? “
“Kakak, ayo pergi minta maaf kepada Dewa Tabib Junior,
bisa jadi penyakitmu bisa disembuhkan!”
Saat ini Marvin merasa sangat menyesal, semestinya
kemarin dia mendengarkan ucapan Dewa Tabib Junior.
“Adik, pergilah ke halaman dan ambilkan aku kayu
bakar!”
Marvon mengangguk, dia mengerti maksud kakaknya. Dia
bergegas pergi ke halaman dan mengikat seikat kayu bakar baru, semua bagian
atasnya tajam.
Dengan bertelanjang dada, Marvin menggendong kayu
bakar di punggungnya, dia bersiap meminta maaf!
Marvin tidak berpendidikan, tapi dia tahu dirinya
harus meminta maaf, semoga ini bisa membuat Dewa Tabib Junior merasa lebih
baik.
Saat keluar dari pintu, Marvin mulai berteriak.
“Marvin minta maaf kepada Tuan Qin!”
Setiap berjalan tiga langkah Marvin berteriak sekali,
suaranya sangat lantang, seluruh desa bisa mendengar suaranya. Tak lama, lampu
di tiap rumah mulai menyala, dan banyak orang dibangunkan oleh Marvin.
Banyak penduduk desa yang keluar, dan merasa bingung
kenapa Marvin melakukan semua ini .
“Marvin, ada apa denganmu!”
Marvin menolak mengatakannya, dia berjalan ke rumah Bianca
sambil menggendong seikat kayu bakar di punggungnya.
Marvon berkata, “Tuan Qin barulah Dewa Tabib yang
sesungguhnya. Sebelumnya kami sudah memfitnah Tuan Qin, kakakku hampir mati
karena meminum pil mujarab dari Dewa Tabib Hua. Untung saja Dokter Qin ada
berpesan, dan berhasil menyelamatkan nyawa kakakku!”
Kata-kata Marvon mengejutkan semua orang.
Dewa Tabib Hua benar-benar tabib abal-abal?
Mereka semua adalah penduduk desa yang sudah percaya
pada Dewa Tabib Hua selama bertahun-tahun. Setiap mereka sakit, mereka akan
mencari Dewa Tabib Hua dan akan sembuh setelah meminum pil mujarab. Tapi
sekarang Dewa Tabib Hua memperburuk kondisi Marvin?
Tentu saja, Marvin dan Marvon tidak mungkin berbohong.
Semua orang bisa melihat dengan jelas seperti apa sikap mereka terhadap Dewa
Tabib Hua dan Thomas Qin siang ini. Jika bukan seperti yang mereka katakan,
nyawa Marvin hampir melayang, mereka tidak akan pernah Dewa Tabib Hua adalah
Tabib abal-abal.
Meskipun sekarang, saat melihat dua bersaudara ini
seperti ini, mereka masih tidak terlalu percaya.
Mereka semua keluar dan mengikuti Marvin ke rumah
Bianca.
Di depan pintu, Marvin berlutut dengan satu kakinya
dan mengepalkan kedua tangannya.
Setelah itu, Marvon mengetuk pintu.
Tok tok tok!
Setelah mengetuk pintu selama beberapa saat, Ayah
Bianca keluar sambil merokok.
Besok mereka akan diusir, malam ini Ayah Bianca tidak
bisa tidur nyenyak.
Begitu mendengar suara dia langsung keluar.
Melihat keadaan di depannya, raut wajah Ayah Bianca
sedikit berubah.
“Ini… Marvin, kamu?”
Marvin berkata, “Paman, apa yang terjadi hari ini
adalah kesalahan kami. Dewa Tabib Hua adalah Tabib abal-abal, dan Tuan Qin
adalah Dewa Tabib yang sesungguhnya. Siang ini kami sudah berbuat salah,
sekarang Marvin datang ke sini untuk meminta maaf!”
Raut wajah Ayah Bianca langsung berubah, tak disangka
ada hal seperti ini?
Sebelumnya Thomas Qin dua bersaudara ini akan datang
dan memohon padanya, tapi dia tidak menganggapnya serius, dia tidak menyangka
mereka benar-benar datang!
“Ini… Thomas!”
Ayah Bianca memanggil Thomas Qin, Bianca dan ibunya
juga keluar dari dalam.
Melihat Thomas Qin, ekspresi wajah Marvin penuh dengan
rasa bersalah.
“Tuan Qin, sebelumnya aku sudah bersalah pada Anda,
tolong maafkan aku!”
No comments: