Silahkan di bantu di bantu..
1. Share ke MedSos
2. Baca dengan Tab Samaran ~ Incognito Tab
3. Donasi ke Dana/OVO ~ 089653864821
Bab 1306 –
Menipu Orang Banyak
“Kita sudah mencari selama beberapa waktu dan tidak
terlihat tempat yang lebih baik dibandingkan dengan tempat ini. Tempat ini
sangatlah luas dan cukup bagi kita semua untuk beristirahat. Hal apa lagi yang
sedang kamu pikirkan??” kata Tianze dengan nada yang dingin.
“Di area ini terdapat aura negatif dan kita tidak
boleh beristirahat di sini. Area ini merupakan sebuah kuburan yang tidak cocok
untuk ditempati oleh manusia.” kata Thomas.
“Kamu mengerti Feng Shui (ilmu topografi kuno dari
Tiongkok)? Haha, jangan bercanda padaku. Ini sudah abad ke-21 dan apakah kamu
boleh berhenti untuk menipu orang banyak dengan perkataanmu itu? Semua ilmu
Feng Shui tidaklah benar, kamu masih muda dan kenapa kamu bisa mempercayai hal
seperti itu? Vivien, lihatlah kakak sepupumu ini.” kata Tianze sambil tersenyum
dingin.
“Benar, kakak sepupu Vivien, bagaimana kalau
membantuku untuk menerawang apakah pada kehidupan sebelumnya dulunya aku adalah
Taibai Jinxing (dewa di dalam taoisme)? Hahaha.”
“Aku juga, apakah dulunya aku adalah Dewi Chang’e
(Dewi dalam taoisme)?”
“Haha, jangan bercanda lagi kalian.”
“Benar, mental kami sangatlah lemah. Jangan membahas
hal seperti itu.”
Vivien juga merasa terkejut setelah mendengar perkataan
Thomas yang begitu menakutkan itu.
“Thomas, aku mohon padamu untuk tidak banyak
berbicara. Bukankah kamu juga mempelajari ilmu medis? Kenapa kamu bisa
mempercayai hal bodoh seperti itu? Apakah kamu boleh untuk tidak bersikap
khawatir yang berlebih? Kamu bahkan membuat semua orang merasa tidak tenang
untuk tidur dan membuatku malu di depan semua temanku ini.” kata Vivien kepada
Thomas sambil melototkan matanya.
Vivien merasa begitu marah melihat Thomas. Thomas
tadinya tidak ikut belajar dari Tianze dan sekarang malah mengatakan hal-hal
bodoh seperti ini? Dia merupakan seseorang yang belajar di bidang medis dan
bahkan dirinya berani membahas hal tentang Fengshui? Hal ini membuat semua
orang menertawakan kebodohan dirinya.
“Sudahlah, anggap saja aku tidak mengatakannya tadi.”
kata Thomas sambil melambaikan tangannya. Sepertinya akan semakin baik jika dia
tidak berbicara, agar dirinya tidak diserang oleh sekelompok orang ini.
“Jika kamu melakukan ini lagi, aku akan memberitahukan
hal ini kepada ibuku dan melapor kepadanya kalau kamu tidak belajar dengan
baik. Apakah kamu boleh berhenti untuk membohongi dirimu sendiri? Kakak sepupu,
aku sangat mohon kepadamu.” kata Vivien dengan wajah yang tidak berdaya.
“Jika tidak ada yang merasakan keanehan, maka kita
akan tinggal di tempat ini. Kita tidak sama seperti seseorang yang suka
menyebar hal konyol untuk menipu banyak orang. Lagipula kita begitu ramai dan
apa yang perlu ditakuti? Jika kita bertemu dengan binatang buas, kita juga bisa
melawannya, karena binatang buas tetap saja takut pada manusia.” kata Tianze
dengan tersenyum.
Kakak sepupu dari Vivien itu sangatlah suka bercanda.
Dia bahkan tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan hanya datang ke tempat ini
untuk meramaikan saja. Dia menganggap dirinya begitu hebat dan tidak berniat
untuk ikut belajar bersama mereka. Orang seperti ini akan sangat sulit untuk
berubah.
“Mulailah untuk memasang tenda kemah. Aku akan pergi
mencari sedikit makanan.” kata Tianze.
“Kakak senior sangatlah baik.”
“Haha, kakak senior, semoga kamu kembali dengan
pendapatan yang berlimpah.”
“Makan malam kita bergantung pada kakak senior.”
“Aku akan ikut pergi bersamamu, kakak senior.”
Tianze melambaikan tangannya sambil berkata, “Di dalam
sana sangatlah berbahaya dan hari sudah gelap. Selain binatang buas, di dalam
hutan sana juga terdapat begitu banyak hal negatif. Aku akan pergi sendirian
dan kalian cukup beristirahat di sini saja.”
Tianze lalu pergi ke dalam hutan sambil membawa
ranselnya.
“Kakak senior sangatlah keren, kapan aku bisa
mendapatkan pasangan yang hebat seperti dirinya?”
“Tidak perlu baper, kakak senior pastilah tidak akan
menyukaimu. Lagipula dia sudah melirikku beberapa kali tadi.”
“Tidak tahu malu, yang dia lirik itu bukanlah kamu,
melainkan aku. Kalian semua janganlah membahas hal yang tidak-tidak lagi di
sini.”
Sekelompok wanita mulai mengobrol dengan semangat.
Meskipun mereka semua membawa makanan, namun mereka tetap ingin merasakan
makanan yang asli di dapatkan dari alam. Mereka sudah terbiasa akan segala rasa
makanan dan rasa makanan yang asli dari alam sangatlah menarik perhatian
mereka.
Setelah setengah jam terlewati, hari semakin gelap dan
mereka pun membuat dua api unggun. Saat ini, Tianze pun kembali sambil membawa
dua ekor ayam.
“Wah! Kakak senior, kamu sangatlah hebat, kamu bahkan
bisa mendapatkan dua ekor ayam.”
“Kakak senior, kami sangat bahagia jika kamu ada di
sini.”
“Benar, kakak senior bagaikan dewa penyelamat bagi
kita semua dan kita tidak perlu mengkhawatirkan banyak hal lagi.”
“Maaf telah merepotkan kamu kakak senior, berikanlah
ayam itu padaku.”
Semua orang merasa begitu terkejut setelah melihat
Tianze kembali dengan dua ekor ayam. Mereka merasa kalau Tianze begitu hebat,
karena Tianze tidak hanya hebat di dalam dunia medis, dia bahkan sangat hebat
dalam memburu. Hal ini membuat semua wanita semakin tertarik padanya.
Thomas hanya tersenyum dan malas untuk membongkar
kenyataan yang ada. Di dalam tasnya itu sebenarnya telah disembunyikan dua ekor
ayam dan dia pastilah merasa sedikit lelah karena telah membawa kedua ayam itu
sepanjang perjalanan. Mungkin dia melakukan ini hanyalah karena demi
mendapatkan pujian saja.
Thomas sangatlah cerdas dan sensitif dalam bidang
pendengaran maupun penciuman. Buku SanfengQi juga membuat kemampuan dirinya
semakin hebat.
Setelah bocah itu pergi sejauh 500 meter, dia pun
mencari tempat untuk beristirahat dan sama sekali tidak berburu. Dia hanya
mengoleskan sedikit lumpur pada wajahnya untuk menipu para wanita itu agar
merek bisa tertarik padanya.
“Kalian tidak menyaksikan apa yang aku hadapi tadi.
kalau bukan karena dua ekor serigala, aku juga tidak akan terlihat kotor
seperti ini. Sebenarnya, aku bisa menangkap kedua ekor ayam ini dengan mudah.
Namun kemunculan serigala itu sangatlah mengganggu dan aku berusaha selama
beberapa saat untuk mengusir mereka.” kata Tianze dengan bangga.
“Apa? Kamu bertemu dengan serigala?”
Semua orang merasa terkejut dan tidak menyangka kalau
ada serigala di dalam hutan ini. Hal ini membuktikan kalau tempat yang mereka
tempati ini sangatlah berbahaya dan mereka kemungkinan akan diterkam kapanpun
itu?
“Apa yang perlu ditakuti? Bukankah itu hanyalah
serigala? Aku bahkan bisa mengusir kedua ekor serigala itu sendirian. Kalau
tidak, bagaimana mungkin aku bisa kembali dengan cepat dan selamat?” kata
Tianze dengan bangga.
“Meskipun serigala menakutkan, namun kita juga harus
mengetahui siapa lawan yang akan dihadapi oleh serigala itu. Sayangnya ada dua
ekor serigala yang datang menghampiriku tadi. Kalau hanya satu ekor, mungkin
kita makan malam kita akan begitu mewah.”
“Aku bahkan begitu ketakutan jika membayangkan hal
itu. Kakak senior kamu sangatlah hebat, kamu bahkan bisa mengusir serigala.”
kata salah seorang dari sekelompok orang itu.
“Sepertinya, kita harus tetap bersikap waspada. Kalau
tidak, kita mungkin saja akan diterkam oleh serigala malam ini. Meskipun kakak
senior tidak merasa takut, namun kita tetap harus bersikap waspada.”
Semua orang menganggukkan kepala dan tidak lagi
meremehkan hal ini. Tetapi mereka juga tidak lagi memikirkan begitu banyak hal
saat ini, karena mereka merasa tidak sabar untuk menyicipi makanan yang berasal
dari alam ini.
“Mari menyantap kedua ekor ayam yang aku dapatkan
malam ini.” kata Tianze sambil tersenyum dan semua orang bisa melihat ekspresi
sombong pada wajah Tianze. Namun semua orang juga tahu kalau Tianze bisa
bersikap sombong karena dirinya memanglah hebat.
“Kakak sepupu Vivien, marilah menyantap sup ayam ini
agar tubuhmu terasa lebih hangat.”
“Kita sudah mencari selama beberapa waktu dan tidak
terlihat tempat yang lebih baik dibandingkan dengan tempat ini. Tempat ini
sangatlah luas dan cukup bagi kita semua untuk beristirahat. Hal apa lagi yang
sedang kamu pikirkan??” kata Tianze dengan nada yang dingin.
“Di area ini terdapat aura negatif dan kita tidak
boleh beristirahat di sini. Area ini merupakan sebuah kuburan yang tidak cocok
untuk ditempati oleh manusia.” kata Thomas.
“Kamu mengerti Feng Shui (ilmu topografi kuno dari
Tiongkok)? Haha, jangan bercanda padaku. Ini sudah abad ke-21 dan apakah kamu
boleh berhenti untuk menipu orang banyak dengan perkataanmu itu? Semua ilmu
Feng Shui tidaklah benar, kamu masih muda dan kenapa kamu bisa mempercayai hal
seperti itu? Vivien, lihatlah kakak sepupumu ini.” kata Tianze sambil tersenyum
dingin.
“Benar, kakak sepupu Vivien, bagaimana kalau
membantuku untuk menerawang apakah pada kehidupan sebelumnya dulunya aku adalah
Taibai Jinxing (dewa di dalam taoisme)? Hahaha.”
“Aku juga, apakah dulunya aku adalah Dewi Chang’e
(Dewi dalam taoisme)?”
“Haha, jangan bercanda lagi kalian.”
“Benar, mental kami sangatlah lemah. Jangan membahas
hal seperti itu.”
Vivien juga merasa terkejut setelah mendengar perkataan
Thomas yang begitu menakutkan itu.
“Thomas, aku mohon padamu untuk tidak banyak
berbicara. Bukankah kamu juga mempelajari ilmu medis? Kenapa kamu bisa
mempercayai hal bodoh seperti itu? Apakah kamu boleh untuk tidak bersikap
khawatir yang berlebih? Kamu bahkan membuat semua orang merasa tidak tenang
untuk tidur dan membuatku malu di depan semua temanku ini.” kata Vivien kepada
Thomas sambil melototkan matanya.
Vivien merasa begitu marah melihat Thomas. Thomas
tadinya tidak ikut belajar dari Tianze dan sekarang malah mengatakan hal-hal
bodoh seperti ini? Dia merupakan seseorang yang belajar di bidang medis dan
bahkan dirinya berani membahas hal tentang Fengshui? Hal ini membuat semua
orang menertawakan kebodohan dirinya.
“Sudahlah, anggap saja aku tidak mengatakannya tadi.”
kata Thomas sambil melambaikan tangannya. Sepertinya akan semakin baik jika dia
tidak berbicara, agar dirinya tidak diserang oleh sekelompok orang ini.
“Jika kamu melakukan ini lagi, aku akan memberitahukan
hal ini kepada ibuku dan melapor kepadanya kalau kamu tidak belajar dengan
baik. Apakah kamu boleh berhenti untuk membohongi dirimu sendiri? Kakak sepupu,
aku sangat mohon kepadamu.” kata Vivien dengan wajah yang tidak berdaya.
“Jika tidak ada yang merasakan keanehan, maka kita
akan tinggal di tempat ini. Kita tidak sama seperti seseorang yang suka
menyebar hal konyol untuk menipu banyak orang. Lagipula kita begitu ramai dan
apa yang perlu ditakuti? Jika kita bertemu dengan binatang buas, kita juga bisa
melawannya, karena binatang buas tetap saja takut pada manusia.” kata Tianze
dengan tersenyum.
Kakak sepupu dari Vivien itu sangatlah suka bercanda.
Dia bahkan tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan hanya datang ke tempat ini
untuk meramaikan saja. Dia menganggap dirinya begitu hebat dan tidak berniat
untuk ikut belajar bersama mereka. Orang seperti ini akan sangat sulit untuk
berubah.
“Mulailah untuk memasang tenda kemah. Aku akan pergi
mencari sedikit makanan.” kata Tianze.
“Kakak senior sangatlah baik.”
“Haha, kakak senior, semoga kamu kembali dengan
pendapatan yang berlimpah.”
“Makan malam kita bergantung pada kakak senior.”
“Aku akan ikut pergi bersamamu, kakak senior.”
Tianze melambaikan tangannya sambil berkata, “Di dalam
sana sangatlah berbahaya dan hari sudah gelap. Selain binatang buas, di dalam
hutan sana juga terdapat begitu banyak hal negatif. Aku akan pergi sendirian
dan kalian cukup beristirahat di sini saja.”
Tianze lalu pergi ke dalam hutan sambil membawa
ranselnya.
“Kakak senior sangatlah keren, kapan aku bisa
mendapatkan pasangan yang hebat seperti dirinya?”
“Tidak perlu baper, kakak senior pastilah tidak akan
menyukaimu. Lagipula dia sudah melirikku beberapa kali tadi.”
“Tidak tahu malu, yang dia lirik itu bukanlah kamu,
melainkan aku. Kalian semua janganlah membahas hal yang tidak-tidak lagi di
sini.”
Sekelompok wanita mulai mengobrol dengan semangat.
Meskipun mereka semua membawa makanan, namun mereka tetap ingin merasakan
makanan yang asli di dapatkan dari alam. Mereka sudah terbiasa akan segala rasa
makanan dan rasa makanan yang asli dari alam sangatlah menarik perhatian
mereka.
Setelah setengah jam terlewati, hari semakin gelap dan
mereka pun membuat dua api unggun. Saat ini, Tianze pun kembali sambil membawa
dua ekor ayam.
“Wah! Kakak senior, kamu sangatlah hebat, kamu bahkan
bisa mendapatkan dua ekor ayam.”
“Kakak senior, kami sangat bahagia jika kamu ada di
sini.”
“Benar, kakak senior bagaikan dewa penyelamat bagi
kita semua dan kita tidak perlu mengkhawatirkan banyak hal lagi.”
“Maaf telah merepotkan kamu kakak senior, berikanlah
ayam itu padaku.”
Semua orang merasa begitu terkejut setelah melihat
Tianze kembali dengan dua ekor ayam. Mereka merasa kalau Tianze begitu hebat,
karena Tianze tidak hanya hebat di dalam dunia medis, dia bahkan sangat hebat
dalam memburu. Hal ini membuat semua wanita semakin tertarik padanya.
Thomas hanya tersenyum dan malas untuk membongkar
kenyataan yang ada. Di dalam tasnya itu sebenarnya telah disembunyikan dua ekor
ayam dan dia pastilah merasa sedikit lelah karena telah membawa kedua ayam itu
sepanjang perjalanan. Mungkin dia melakukan ini hanyalah karena demi
mendapatkan pujian saja.
Thomas sangatlah cerdas dan sensitif dalam bidang
pendengaran maupun penciuman. Buku SanfengQi juga membuat kemampuan dirinya
semakin hebat.
Setelah bocah itu pergi sejauh 500 meter, dia pun
mencari tempat untuk beristirahat dan sama sekali tidak berburu. Dia hanya
mengoleskan sedikit lumpur pada wajahnya untuk menipu para wanita itu agar
merek bisa tertarik padanya.
“Kalian tidak menyaksikan apa yang aku hadapi tadi.
kalau bukan karena dua ekor serigala, aku juga tidak akan terlihat kotor
seperti ini. Sebenarnya, aku bisa menangkap kedua ekor ayam ini dengan mudah.
Namun kemunculan serigala itu sangatlah mengganggu dan aku berusaha selama
beberapa saat untuk mengusir mereka.” kata Tianze dengan bangga.
“Apa? Kamu bertemu dengan serigala?”
Semua orang merasa terkejut dan tidak menyangka kalau
ada serigala di dalam hutan ini. Hal ini membuktikan kalau tempat yang mereka
tempati ini sangatlah berbahaya dan mereka kemungkinan akan diterkam kapanpun
itu?
“Apa yang perlu ditakuti? Bukankah itu hanyalah
serigala? Aku bahkan bisa mengusir kedua ekor serigala itu sendirian. Kalau
tidak, bagaimana mungkin aku bisa kembali dengan cepat dan selamat?” kata
Tianze dengan bangga.
“Meskipun serigala menakutkan, namun kita juga harus
mengetahui siapa lawan yang akan dihadapi oleh serigala itu. Sayangnya ada dua
ekor serigala yang datang menghampiriku tadi. Kalau hanya satu ekor, mungkin
kita makan malam kita akan begitu mewah.”
“Aku bahkan begitu ketakutan jika membayangkan hal
itu. Kakak senior kamu sangatlah hebat, kamu bahkan bisa mengusir serigala.”
kata salah seorang dari sekelompok orang itu.
“Sepertinya, kita harus tetap bersikap waspada. Kalau
tidak, kita mungkin saja akan diterkam oleh serigala malam ini. Meskipun kakak
senior tidak merasa takut, namun kita tetap harus bersikap waspada.”
Semua orang menganggukkan kepala dan tidak lagi
meremehkan hal ini. Tetapi mereka juga tidak lagi memikirkan begitu banyak hal
saat ini, karena mereka merasa tidak sabar untuk menyicipi makanan yang berasal
dari alam ini.
“Mari menyantap kedua ekor ayam yang aku dapatkan
malam ini.” kata Tianze sambil tersenyum dan semua orang bisa melihat ekspresi
sombong pada wajah Tianze. Namun semua orang juga tahu kalau Tianze bisa
bersikap sombong karena dirinya memanglah hebat.
“Kakak sepupu Vivien, marilah menyantap sup ayam ini
agar tubuhmu terasa lebih hangat.”
No comments: