Silahkan di bantu di bantu..
1. Share ke MedSos
2. Baca dengan Tab Samaran ~ Incognito Tab
3. Donasi ke Dana/OVO ~ 089653864821
Bab 1308 –
Kakak Senior, Tolong Aku
Serigala sudah datang!
Ketiga kata ini pun muncul di dalam benak semua orang.
Apakah benar serigala sudah datang?
Tianze yang tadinya bersikap begitu percaya diri itu
pun terlihat begitu murung. Suara auman itu terdengar begitu dekat dari area mereka
saat ini. Apakah benar serigala sudah datang?
“Kakak senior, aku takut.”
“Aku juga…. Bagaimana ini? Apakah itu merupakan
serigala yang berhasil kamu usir tadi?”
“Kakak senior, tolong aku!”
Semua orang mulai bersembunyi di belakang tubuh Tianze
dan ekspresi wajah Tianze terlihat begitu pucat saat ini. Dia lalu berpikir di
dalam hati, untuk apa kalian bersembunyi di belakang aku? Apakah cuma kalian
yang merasa takut dan aku tidak? Aku hanyalah berpura-pura hebat tadi dan
kalian bahkan benar mempercayai aku?
Namun Tianze sudah memamerkan semua hal yang tidak
benar itu tadi dan dia juga tahu kalau tidak ada gunanya lagi untuk berkata
jujur.
“Tidak apa-apa, jangan khawatir, ada aku di sini!”
kata Tianze dengan pelan sambil memantau area sekitarnya. Jantungnya berdegup
kencang saat ini karena mereka semua akan diterkam jika serigala itu benar ada.
“Sudah datang.” kata Thomas dengan suara yang pelan.
“Siapa yang datang?” tanya Tianze dengan wajah yang
pucat.
“Serigala sudah datang.” kata Thomas sambil melirik ke
arah Tianze.
“Kami akan berserah kepadamu karena kamu adalah
pahlawan yang mampu mengalahkan serigala.” kata Thomas sambil tersenyum.
“Kamu masih bisa tertawa di saat seperti ini? Thomas,
cepatlah datang untuk bersembunyi di belakang kakak senior.” kata Vivien dengan
penuh khawatir.
Meskipun semua kelakuan Thomas tadi membuat dirinya
merasa begitu marah, namun di saat darurat seperti ini, dia tidak ingin melihat
Thomas mati diterkam serigala.
Tianze lalu berkata di dalam hati, untuk apa kamu
bersembunyi di belakang aku, aku tidak ingin menjadi tameng untukmu.
“Tidak apa-apa, jangan panik, tidak akan terjadi
apapun selagi kakak senior ada di sini. Meskipun serigala itu benar ada, aku
yakin kakak senior juga bisa melawannya.” kata salah satu dari mereka.
“Benar, kakak senior, kami bergantung padamu.” mereka
semua bersembunyi di belakang Tianze dan merasa begitu ketakutan.
Tianze hanya bisa menggertakkan giginya, dirinya masih
bisa bertahan saat ini karena serigala itu belum muncul. Namun dia tidak akan
maju ketika serigala itu benar datang.
“Ini merupakan saatnya untuk menunjukkan kemampuanmu
kepada kami. Kami hanya bisa berserah kepadamu.” kata Thomas sambil menatap ke
arah Tianze.
“Keadaan sudah terasa begitu panik dan kamu masih bisa
bersikap santai seperti ini? Serigala yang akan datang pastilah tidak hanya
satu ekor saja. Yang datang pastilah sekelompok serigala, kalau kamu memang
hebat, bagaimana kalau kamu yang melawannya? Jika kamu bisa mengalahkannya, aku
akan berlutut di depan kamu.” kata Tianze.
Wajah Tianze sudah dibasahi oleh keringat dan terlihat
begitu ketakutan. Suara auman itu terdengar semakin dekat dan tubuhnya sudah
gemetaran saat ini.
“Thomas, apakah kamu ingin mati? Suara auman itu
berasal dari belakangmu dan kenapa kamu tidak segera kemari?!” kata Vivien
dengan penuh khawatir.
Apakah Thomas sudah gila? Atau dia sudah tidak ingin
hidup lagi?
Saat ini, terlihat empat ekor serigala di dalam hutan
tersebut. Ketika serigala itu memunculkan kepalanya, terlihat sepasang mata
besar yang berwarna hijau.
Serigala sudah datang, serigala benar sudah datang!
Ekspresi semua orang seketika berubah dan mereka mulai
berteriak ketakutan.
“Serigala telah datang, cepat lari!”
“Kakak senior, majulah!”
“Aku tidak ingin mati…. Aku tidak ingin mati…..”
“Huhu…….”
Saat ini, orang pertama yang melarikan diri adalah
Tianze. Dia tidak lagi memikirkan hal lain dan yang paling penting adalah
keselamatan nyawanya.
Terbengong!
Saat ini, semua orang terbengong melihat Tianze yang
tadinya masih bersikap sombong itu dan sekarang dirinya malah menjadi orang
pertama yang melarikan diri. Dia bahkan melarikan diri sebelum mereka semua
menyadari hal ini. Dirinya begitu memamerkan kemampuannya tadi dan sekarang
malah melarikan diri lebih cepat dari pada yang lain.
Apa yang harus mereka lakukan setelah Tianze melarikan
diri? Mereka pastilah akan diterkam oleh sekelompok serigala itu.
“Kakak senior, janganlah melarikan diri!”
“Kakak senior, bukankah kamu bisa melawan serigala?”
“Kakak senior, tolonglah kami!”
Tolong kepalamu! Aku sendiri bahkan tidak tahu bisa
selamat pergi dari tempat ini atau tidak.
Meskipun kedua kaki Tianze terus bergetar, namun dia
tetap berusaha untuk berlari, karena ia akan segera mati jika tidak melarikan
diri.
Namun kebanyakan dari mereka tidak tahu harus berlari
ke arah mana. Bahkan ada beberapa wanita yang tidak bisa berlari lagi karena
merasa begitu ketakutan.
Tianze pun berlari keluar dari area sekitar serigala
itu dan ketika ia menolehkan kepalanya, ia baru menyadari kalau ada delapan
ekor serigala di depannya dan terlihat begitu banyak serigala dari segala arah,
tengah berjalan ke arahnya.
Total serigala yang sedang berjalan dari segala arah
itu bahkan hampir mencapai 20 ekor.
Tianze seketika tidak tahu harus melakukan apa. Tidak
hanya dirinya, semua orang juga merasakan hal yang sama. Mereka bahkan tidak
sanggup menghadapi satu ekor singa ataupun harimau, apalagi 20 ekor serigala.
Kelompok serigala merupakan salah satu jenis binatang
buas yang sangat mengerikan. Jangankan sekelompok, satu ekor serigala saja
sudah cukup mengerikan bagi mereka.
Vivien melototkan matanya ketika melihat empat ekor
serigala yang ada di dekat mereka itu sedang berjalan menghampiri Thomas.
Tamatlah sudah!
Vivien tahu kalau Thomas juga tidak bisa melawan
keempat serigala itu dan dia pastilah akan mati.
Ketika keempat serigala itu hendak menerkam Thomas,
Vivien pun memejamkan matanya. Dia juga tahu kalau ia tidak bisa bertahan hidup
untuk waktu yang lebih lama lagi, namun Thomas bisa muncul di tempat ini juga
karena dirinya.
“Maafkan aku, kakak sepupu….” Vivien merasa begitu
bersalah pada Thomas. Kalau bukan karena dirinya, Thomas juga tidak akan datang
ke tempat berbahaya ini.
“Duar”
“Duar! Duar! Duar!”
Saat ini, terdengar suara pukulan yang keras dan
keempat serigala itu sudah terjatuh di depan Thomas dengan kondisi mulut yang
mengeluarkan busa putih.
“Ini…. Bagaimana mungkin?” Vivien merasa begitu
terkejut dan begitu juga dengan semua orang yang ada di sana.
Thomas bahkan sanggup mengalahkan keempat serigala itu
hanya dengan menggunakan tinjuannya? Thomas mendaratkan tinjuannya di atas
kepala serigala dan tinjuan itu membuat serigala itu jatuh dengan kondisi tubuh
yang bergetar.
“Ini sangatlah sadis.”
“Betapa kuatnya tinjuan itu.”
“Aku bahkan mendengar suara patah tulang. Apakah
tulang serigala itu patah karena tinjuan dari kakak sepupu Vivien?”
“Ini..…. Sangatlah hebat!”
Vivien tidak menyaksikan aksi Thomas tadi, karena dia
takut untuk melihat tubuh Thomas yang akan habis diterkam oleh serigala itu.
Namun ada beberapa dari mereka yang menyaksikan langsung bagaimana cara Thomas
mengalahkan para serigala itu dengan tinjuannya. Saat ini, sekeliling mereka
terasa begitu hening dan terlihat puluhan serigala lainnya sedang berkelana ke
arah Thomas.
Thomas lah yang membunuh para serigala itu dan
pahlawan yang sebenarnya adalah Thomas!
Tianze saat ini sedang bersembunyi di balik pohon dan
merasa begitu ketakutan. Semua sikap sombong pada dirinya tadi sudah
menghilang.
Saat ini, semua orang mulai menyadari kalau semua
perkataan yang diucapkan Tianze sebelumnya kemungkinan tidaklah benar dan di
saat darurat ini, hanya Thomas lah yang mampu mengalahkan para serigala itu.
Tianze yang mereka anggap sebagai pahlawan serigala itu seketika berubah
menjadi anjing lemah dan mereka semua seketika merasa begitu malu karena mereka
hanya bisa berharap kepada pria yang tadinya mereka hina itu.
“Aum.….”
“Aum….. Aaum..…”
Suara auman serigala itu semakin kencang dan puluhan
serigala itu mulai mendekati Thomas. Semua orang merasa begitu panik ketika
melihat adegan itu.
Serigala sudah datang!
Ketiga kata ini pun muncul di dalam benak semua orang.
Apakah benar serigala sudah datang?
Tianze yang tadinya bersikap begitu percaya diri itu
pun terlihat begitu murung. Suara auman itu terdengar begitu dekat dari area mereka
saat ini. Apakah benar serigala sudah datang?
“Kakak senior, aku takut.”
“Aku juga…. Bagaimana ini? Apakah itu merupakan
serigala yang berhasil kamu usir tadi?”
“Kakak senior, tolong aku!”
Semua orang mulai bersembunyi di belakang tubuh Tianze
dan ekspresi wajah Tianze terlihat begitu pucat saat ini. Dia lalu berpikir di
dalam hati, untuk apa kalian bersembunyi di belakang aku? Apakah cuma kalian
yang merasa takut dan aku tidak? Aku hanyalah berpura-pura hebat tadi dan
kalian bahkan benar mempercayai aku?
Namun Tianze sudah memamerkan semua hal yang tidak
benar itu tadi dan dia juga tahu kalau tidak ada gunanya lagi untuk berkata
jujur.
“Tidak apa-apa, jangan khawatir, ada aku di sini!”
kata Tianze dengan pelan sambil memantau area sekitarnya. Jantungnya berdegup
kencang saat ini karena mereka semua akan diterkam jika serigala itu benar ada.
“Sudah datang.” kata Thomas dengan suara yang pelan.
“Siapa yang datang?” tanya Tianze dengan wajah yang
pucat.
“Serigala sudah datang.” kata Thomas sambil melirik ke
arah Tianze.
“Kami akan berserah kepadamu karena kamu adalah
pahlawan yang mampu mengalahkan serigala.” kata Thomas sambil tersenyum.
“Kamu masih bisa tertawa di saat seperti ini? Thomas,
cepatlah datang untuk bersembunyi di belakang kakak senior.” kata Vivien dengan
penuh khawatir.
Meskipun semua kelakuan Thomas tadi membuat dirinya
merasa begitu marah, namun di saat darurat seperti ini, dia tidak ingin melihat
Thomas mati diterkam serigala.
Tianze lalu berkata di dalam hati, untuk apa kamu
bersembunyi di belakang aku, aku tidak ingin menjadi tameng untukmu.
“Tidak apa-apa, jangan panik, tidak akan terjadi
apapun selagi kakak senior ada di sini. Meskipun serigala itu benar ada, aku
yakin kakak senior juga bisa melawannya.” kata salah satu dari mereka.
“Benar, kakak senior, kami bergantung padamu.” mereka
semua bersembunyi di belakang Tianze dan merasa begitu ketakutan.
Tianze hanya bisa menggertakkan giginya, dirinya masih
bisa bertahan saat ini karena serigala itu belum muncul. Namun dia tidak akan
maju ketika serigala itu benar datang.
“Ini merupakan saatnya untuk menunjukkan kemampuanmu
kepada kami. Kami hanya bisa berserah kepadamu.” kata Thomas sambil menatap ke
arah Tianze.
“Keadaan sudah terasa begitu panik dan kamu masih bisa
bersikap santai seperti ini? Serigala yang akan datang pastilah tidak hanya
satu ekor saja. Yang datang pastilah sekelompok serigala, kalau kamu memang
hebat, bagaimana kalau kamu yang melawannya? Jika kamu bisa mengalahkannya, aku
akan berlutut di depan kamu.” kata Tianze.
Wajah Tianze sudah dibasahi oleh keringat dan terlihat
begitu ketakutan. Suara auman itu terdengar semakin dekat dan tubuhnya sudah
gemetaran saat ini.
“Thomas, apakah kamu ingin mati? Suara auman itu
berasal dari belakangmu dan kenapa kamu tidak segera kemari?!” kata Vivien
dengan penuh khawatir.
Apakah Thomas sudah gila? Atau dia sudah tidak ingin
hidup lagi?
Saat ini, terlihat empat ekor serigala di dalam hutan
tersebut. Ketika serigala itu memunculkan kepalanya, terlihat sepasang mata
besar yang berwarna hijau.
Serigala sudah datang, serigala benar sudah datang!
Ekspresi semua orang seketika berubah dan mereka mulai
berteriak ketakutan.
“Serigala telah datang, cepat lari!”
“Kakak senior, majulah!”
“Aku tidak ingin mati…. Aku tidak ingin mati…..”
“Huhu…….”
Saat ini, orang pertama yang melarikan diri adalah
Tianze. Dia tidak lagi memikirkan hal lain dan yang paling penting adalah
keselamatan nyawanya.
Terbengong!
Saat ini, semua orang terbengong melihat Tianze yang
tadinya masih bersikap sombong itu dan sekarang dirinya malah menjadi orang
pertama yang melarikan diri. Dia bahkan melarikan diri sebelum mereka semua
menyadari hal ini. Dirinya begitu memamerkan kemampuannya tadi dan sekarang
malah melarikan diri lebih cepat dari pada yang lain.
Apa yang harus mereka lakukan setelah Tianze melarikan
diri? Mereka pastilah akan diterkam oleh sekelompok serigala itu.
“Kakak senior, janganlah melarikan diri!”
“Kakak senior, bukankah kamu bisa melawan serigala?”
“Kakak senior, tolonglah kami!”
Tolong kepalamu! Aku sendiri bahkan tidak tahu bisa
selamat pergi dari tempat ini atau tidak.
Meskipun kedua kaki Tianze terus bergetar, namun dia
tetap berusaha untuk berlari, karena ia akan segera mati jika tidak melarikan
diri.
Namun kebanyakan dari mereka tidak tahu harus berlari
ke arah mana. Bahkan ada beberapa wanita yang tidak bisa berlari lagi karena
merasa begitu ketakutan.
Tianze pun berlari keluar dari area sekitar serigala
itu dan ketika ia menolehkan kepalanya, ia baru menyadari kalau ada delapan
ekor serigala di depannya dan terlihat begitu banyak serigala dari segala arah,
tengah berjalan ke arahnya.
Total serigala yang sedang berjalan dari segala arah
itu bahkan hampir mencapai 20 ekor.
Tianze seketika tidak tahu harus melakukan apa. Tidak
hanya dirinya, semua orang juga merasakan hal yang sama. Mereka bahkan tidak
sanggup menghadapi satu ekor singa ataupun harimau, apalagi 20 ekor serigala.
Kelompok serigala merupakan salah satu jenis binatang
buas yang sangat mengerikan. Jangankan sekelompok, satu ekor serigala saja
sudah cukup mengerikan bagi mereka.
Vivien melototkan matanya ketika melihat empat ekor
serigala yang ada di dekat mereka itu sedang berjalan menghampiri Thomas.
Tamatlah sudah!
Vivien tahu kalau Thomas juga tidak bisa melawan
keempat serigala itu dan dia pastilah akan mati.
Ketika keempat serigala itu hendak menerkam Thomas,
Vivien pun memejamkan matanya. Dia juga tahu kalau ia tidak bisa bertahan hidup
untuk waktu yang lebih lama lagi, namun Thomas bisa muncul di tempat ini juga
karena dirinya.
“Maafkan aku, kakak sepupu….” Vivien merasa begitu
bersalah pada Thomas. Kalau bukan karena dirinya, Thomas juga tidak akan datang
ke tempat berbahaya ini.
“Duar”
“Duar! Duar! Duar!”
Saat ini, terdengar suara pukulan yang keras dan
keempat serigala itu sudah terjatuh di depan Thomas dengan kondisi mulut yang
mengeluarkan busa putih.
“Ini…. Bagaimana mungkin?” Vivien merasa begitu
terkejut dan begitu juga dengan semua orang yang ada di sana.
Thomas bahkan sanggup mengalahkan keempat serigala itu
hanya dengan menggunakan tinjuannya? Thomas mendaratkan tinjuannya di atas
kepala serigala dan tinjuan itu membuat serigala itu jatuh dengan kondisi tubuh
yang bergetar.
“Ini sangatlah sadis.”
“Betapa kuatnya tinjuan itu.”
“Aku bahkan mendengar suara patah tulang. Apakah
tulang serigala itu patah karena tinjuan dari kakak sepupu Vivien?”
“Ini..…. Sangatlah hebat!”
Vivien tidak menyaksikan aksi Thomas tadi, karena dia
takut untuk melihat tubuh Thomas yang akan habis diterkam oleh serigala itu.
Namun ada beberapa dari mereka yang menyaksikan langsung bagaimana cara Thomas
mengalahkan para serigala itu dengan tinjuannya. Saat ini, sekeliling mereka
terasa begitu hening dan terlihat puluhan serigala lainnya sedang berkelana ke
arah Thomas.
Thomas lah yang membunuh para serigala itu dan
pahlawan yang sebenarnya adalah Thomas!
Tianze saat ini sedang bersembunyi di balik pohon dan
merasa begitu ketakutan. Semua sikap sombong pada dirinya tadi sudah
menghilang.
Saat ini, semua orang mulai menyadari kalau semua
perkataan yang diucapkan Tianze sebelumnya kemungkinan tidaklah benar dan di
saat darurat ini, hanya Thomas lah yang mampu mengalahkan para serigala itu.
Tianze yang mereka anggap sebagai pahlawan serigala itu seketika berubah
menjadi anjing lemah dan mereka semua seketika merasa begitu malu karena mereka
hanya bisa berharap kepada pria yang tadinya mereka hina itu.
“Aum.….”
“Aum….. Aaum..…”
Suara auman serigala itu semakin kencang dan puluhan
serigala itu mulai mendekati Thomas. Semua orang merasa begitu panik ketika
melihat adegan itu.
No comments: