Silahkan di bantu di bantu..
1. Share ke MedSos
2. Baca dengan Tab Samaran ~ Incognito Tab
3. Donasi ke Dana/OVO ~ 089653864821
Bab 1317 –
Peti Mati Bergerak
Satu jarum itu dapat memutuskan hidup dan mati, satu
jarum itu memiliki kekuatan supernatural, tidak kenal ampun terhadap roh jahat,
tiga belas jarum pintu hantu!
Tiga belas jarum pintu hantu bukan hanya metode
akupuntur, namun lebih merupakan alat tak kasat mata untuk membunuh. Namun,
bagi Thomas, yang terpenting saat ini adalah menyelamatkan orang. Jika tiga
belas jarum pintu hantu benar-benar dapat menghidupkan Lily kembali, maka
Thomas akan memiliki kepercayaan diri untuk menyembuhkannya.
Sambil memegang jarum perak itu di tangannya, Thomas
melangkah mundur untuk menang, tanpa merasa bingung, dia mempercepat
langkahnya. Lalu ketika Lily bergegas menghampirinya, Thomas mulai menancapkan
jarum itu pada tubuhnya, terutama pada bagian pelipisnya.
Pelipisnya membengkak, terdapat roh jahat yang
menempel pada tubuhnya itu. Saat ini Lily sama sekali tidak dapat mengendalikan
tubuhnya, bahkan dirinya yang sekarang bukanlah dirinya yang asli.
Thomas terus-menerus memasukkan jarum perak itu ke
dalam tubuh Lily, sedangkan target Lily hanya satu yaitu membunuh, lalu minum
darah Thomas!
Taring Lily membuat orang yang melihatnya merasa takut
dan putus asa. Namun tampaknya Thomas dapat bertarung dengannya. Sebaliknya,
Vivien dan yang lainnya selalu merasa takut untuk melihatnya dan berpikir
terlalu banyak.
Yang terpenting saat ini adalah pada arena delapan
diagram, peti mati giok itu mulai bergetar.
“Apakah kalian melihatnya? Peti mati itu bergerak?”
“Jangan bicara omong kosong di sini. Bisakah untuk
tidak menakuti orang lain?”
“Sepertinya aku telah melihatnya… Itu benar-benar
bergerak…”
“Tidak akan. Bisakah kamu untuk tidak mengkhawatirkan
hal-hal yang mungkin tidak terjadi? Aku juga pun belum menikah sampai
sekarang.”
“Kalian lihatlah, cis–“
Tianze membuka matanya lebar-lebar, menatap peti batu
giok yang berukuran besar itu. Peti batu giok itu bergetar, meskipun gerakannya
tidak banyak, namun itu benar-benar bergerak.
Banyak orang yang melihatnya, terdapat masalah baru
yang datang bertubi-tubi.
Hingga saat ini, Lily yang ada di depan mata itu belum
terkendalikan juga, namun peti mati itu membuat mereka terjerumus ke dalam
pertarungan.
“Amitabha, Amitabha, Amitabha.”
“Haleluya! Imanuel!”
Mereka terus berdoa dan berdoa, tetapi hingga saat ini
tidak ada yang dapat menyelamatkan mereka. Satu-satunya orang yang dapat
menyelamatkan mereka adalah Thomas.
Thomas mengerutkan alisnya dengan kuat. Dia juga
menyadari peti mati giok itu bergetar. Meski gerakannya sangat halus, namun dia
dapat mendengar dan melihat dengan jelas. Bahkan tidak perlu melihatnya, dia
juga dapat merasakannya.
Lily tampak semakin cemas, dia sungguh ingin
menghabisi Thomas.
Gerakan Thomas menjadi sepuluh kali lebih cepat dari
biasanya. Meskipun ini adalah pertama kalinya dia menggunakan metode tiga belas
jarum pintu hantu, namun Thomas yakin dia dapat menaklukkan Lily.
Benar saja, akhirnya Thomas tinggal menancapkan dua
jarum terakhir pada pelipis Lily. Oleh karena itu, dia tidak boleh melakukan
kesalahan, itu harus ditancap dengan tepat dan akurat. Thomas sama sekali tidak
lalai, karena itu berhubungan dengan hidup dan mati.
“Matilah kau!”
Thomas berteriak dengan penuh amarah, kemudian dengan
kekuatan penuh menduduki bahu Lily, lalu kedua tangannya menekan jarum perak
yang belum tertancap ke dalam, saat ini terdengar jeritan kesakitan, membuat
orang-orang yang mendengarnya disana merasa ngilu.
Jeritan Lily sungguh mengerikan, itu terdengar seperti
jeritan kucing, anjing, dan serigala. Begitu menusuk, seolah hampir menembus
gendang telinga mereka, bahkan masih terngiang-ngiang di telinga mereka.
Thomas mengerutkan alisnya, namun pada saat ini, tubuh
Lily mulai bergetar, dirinya yang asli mulai kembal, berangsur-angsur pulih,
namun masih penuh dengan perjuangan.
“Mati–“
Thomas menepuk kepala Lily, lalu dia pun tersandung,
kemudian jatuh ke tanah, memuntahkan seteguk darah hitam, bahkan itu terlihat
lebih mirip dahak hitam, sungguh sangat menjijikkan.
Thomas menghela napas panjang, ekspresi pada wajahnya
tampak begitu serius. Akhirnya dia berhasil melenyapkan roh jahat yang hinggap
di dalam tubuh Lily.
Teknik tiga belas jarum pintu hantu itu sungguh
mengejutkan Thomas. Ini juga adalah pertama kali nya dia bertarung dengan roh
jahat seperti itu, bahkan dia hanya mencoba-coba, namun tidak disangka bahwa
dia berhasil pada akhirnya.
Ketika ingin menancapkan jarum terakhir pada pelipis
Lily, Thomas dapat merasa yakin bahwa itu bukanlah Lily yang meraung, namun
ialah roh jahat itu.
“Aku… Apa yang telah terjadi denganku? Aku ada
dimana?”
Lily menggelengkan kepalanya keras dan membuka matanya
dengan susah payah. Matanya bingung dan tubuhnya sangat lemah.
“Lily! Apakah kamu baik-baik saja?”
Vivien berteriak pada Lily.
“Aku baik-baik saja, tapi tubuhku terasa sangat lemas.
Kita ada dimana? Ini… kuburan?”
Lily pun bangkit berdiri, namun karena merasa lemas,
seolah hampir pingsan, dia pun terjatuh lagi di depan Thomas.
“Jangan khawatir, tidak apa-apa.”
Thomas menatap Lily yang tampak gemetar, terdapat rasa
takut di dalam tatapannya, itu tidak dapat diungkapkan dalam kata-kata. Dia
terus melangkah mundur sambil berteriak.
“Jangan mendekat! Jangan–Jangan kemari, ah–“
Tampak jelas bahwa jiwa Lily telah mendapat
rangsangan, terlebih lagi setelah melihat Thomas. Sepertinya itu karena dia
baru saja telah dibangunkan. Dia merasa sangat takut pada dirinya sendiri.
“Tidak apa-apa Lily. Kak Thomas lah yang telah
menyelamatkanmu.”
“Benar Lily, kamu tidak boleh membalas kebaikannya
seperti itu. Kak Thomas adalah penyelamat kita.”
Vivien dan Cara berkata dengan perlahan.
“Tidak, jangan bunuh aku, jangan…”
Lily melangkah mundur hingga berada di dekat Vivien
dan yang lainnya, jatuh ke tanah, memeluk lututnya dengan kedua tangan, hanya
menyisakan ketakutan di dalam tatapannya.
“Apakah kalian masih tidak dapat bergerak?”
Thomas menatap ke arah Vivien dan yang lainnya,
bertanya kepada mereka.
“Tidak bisa…”
Jawab Vivien dengan lemas, tampak ada rasa terkejut
pada matanya, dia masih tidak dapat merasa tenang. Bukan hanya dia, namun saat
ini semuanya tampak seperti semut yang ada di atas panci panas, mereka begitu
gelisah dan cemas, tapi tidak dapat berbuat apa-apa.
“Lily, bagaimana dengan Wang Mian? Wang Mian pergi
kemana?”
Thomas bertanya dengan begitu serius. Hanya dengan
menemukan Wang Mian, maka dia tidak perlu tinggal lebih lama lagi.
“Tidak tahu, aku tidak tahu. Biarkanlah aku pergi,
tolonglah, lepaskanlah aku!”
Lily menggelengkan kepalanya dengan putus asa, menutup
matanya rapat-rapat. Orang-orang yang ada di sekitarnya pun tidak berani
berkata-kata.
Thomas pun menggenggam bahu Lily, kemudian dengan
lembut mengelus kepalanya, membuat dirinya menjadi lebih tenang. Karena Lily
baru saja tersadar, sehingga dia sangat ketakutan, merasa bahwa semua orang
ingin mencoba membunuhnya. Dia masih belum dapat mengendalikan kesadarannya
sepenuhnya, walaupun Thomas lah yang telah menyelamatkannya, tetapi aja, sangat
sulit baginya untuk memberikan jawaban dalam waktu singkat.
“Tenang saja. Katakanlah padaku, Wang Mian ada dimana?
Sebenarnya dia ada dimana? Aku akan membawa kalian keluar dari sini.”
Dengan perlahan-lahan Thomas berkata. Karena pada saat
ini suasana hati Lily sangat tidak stabil. Sehingga jika ada sedikit
rangsangan, maka dia mungkin akan jatuh pingsan. Sampai saat itu, Thomas pun
tidak dapat memintanya berbicara.
“Wang Mian… Wang Mian…”
Lily bergumam, terdapat keraguan di dalam tatapannya.
“Ngiuk–“
Suara nyaring itu membuat bulu kuduk berdiri tegak.
Entah bagaimana, pada saat ini, peti giok itu mengeluarkan suara seperti itu,
kemudian tutup peti batu giok yang berwarna putih itu terjatuh.
“Di sana! di sana!”
Lily menunjuk ke peti mati batu giok yang berwarna
putih itu, dia terus menerus melangkah mundur dan berteriak.
Satu jarum itu dapat memutuskan hidup dan mati, satu
jarum itu memiliki kekuatan supernatural, tidak kenal ampun terhadap roh jahat,
tiga belas jarum pintu hantu!
Tiga belas jarum pintu hantu bukan hanya metode
akupuntur, namun lebih merupakan alat tak kasat mata untuk membunuh. Namun,
bagi Thomas, yang terpenting saat ini adalah menyelamatkan orang. Jika tiga
belas jarum pintu hantu benar-benar dapat menghidupkan Lily kembali, maka
Thomas akan memiliki kepercayaan diri untuk menyembuhkannya.
Sambil memegang jarum perak itu di tangannya, Thomas
melangkah mundur untuk menang, tanpa merasa bingung, dia mempercepat
langkahnya. Lalu ketika Lily bergegas menghampirinya, Thomas mulai menancapkan
jarum itu pada tubuhnya, terutama pada bagian pelipisnya.
Pelipisnya membengkak, terdapat roh jahat yang
menempel pada tubuhnya itu. Saat ini Lily sama sekali tidak dapat mengendalikan
tubuhnya, bahkan dirinya yang sekarang bukanlah dirinya yang asli.
Thomas terus-menerus memasukkan jarum perak itu ke
dalam tubuh Lily, sedangkan target Lily hanya satu yaitu membunuh, lalu minum
darah Thomas!
Taring Lily membuat orang yang melihatnya merasa takut
dan putus asa. Namun tampaknya Thomas dapat bertarung dengannya. Sebaliknya,
Vivien dan yang lainnya selalu merasa takut untuk melihatnya dan berpikir
terlalu banyak.
Yang terpenting saat ini adalah pada arena delapan
diagram, peti mati giok itu mulai bergetar.
“Apakah kalian melihatnya? Peti mati itu bergerak?”
“Jangan bicara omong kosong di sini. Bisakah untuk
tidak menakuti orang lain?”
“Sepertinya aku telah melihatnya… Itu benar-benar
bergerak…”
“Tidak akan. Bisakah kamu untuk tidak mengkhawatirkan
hal-hal yang mungkin tidak terjadi? Aku juga pun belum menikah sampai
sekarang.”
“Kalian lihatlah, cis–“
Tianze membuka matanya lebar-lebar, menatap peti batu
giok yang berukuran besar itu. Peti batu giok itu bergetar, meskipun gerakannya
tidak banyak, namun itu benar-benar bergerak.
Banyak orang yang melihatnya, terdapat masalah baru
yang datang bertubi-tubi.
Hingga saat ini, Lily yang ada di depan mata itu belum
terkendalikan juga, namun peti mati itu membuat mereka terjerumus ke dalam
pertarungan.
“Amitabha, Amitabha, Amitabha.”
“Haleluya! Imanuel!”
Mereka terus berdoa dan berdoa, tetapi hingga saat ini
tidak ada yang dapat menyelamatkan mereka. Satu-satunya orang yang dapat
menyelamatkan mereka adalah Thomas.
Thomas mengerutkan alisnya dengan kuat. Dia juga
menyadari peti mati giok itu bergetar. Meski gerakannya sangat halus, namun dia
dapat mendengar dan melihat dengan jelas. Bahkan tidak perlu melihatnya, dia
juga dapat merasakannya.
Lily tampak semakin cemas, dia sungguh ingin
menghabisi Thomas.
Gerakan Thomas menjadi sepuluh kali lebih cepat dari
biasanya. Meskipun ini adalah pertama kalinya dia menggunakan metode tiga belas
jarum pintu hantu, namun Thomas yakin dia dapat menaklukkan Lily.
Benar saja, akhirnya Thomas tinggal menancapkan dua
jarum terakhir pada pelipis Lily. Oleh karena itu, dia tidak boleh melakukan
kesalahan, itu harus ditancap dengan tepat dan akurat. Thomas sama sekali tidak
lalai, karena itu berhubungan dengan hidup dan mati.
“Matilah kau!”
Thomas berteriak dengan penuh amarah, kemudian dengan
kekuatan penuh menduduki bahu Lily, lalu kedua tangannya menekan jarum perak
yang belum tertancap ke dalam, saat ini terdengar jeritan kesakitan, membuat
orang-orang yang mendengarnya disana merasa ngilu.
Jeritan Lily sungguh mengerikan, itu terdengar seperti
jeritan kucing, anjing, dan serigala. Begitu menusuk, seolah hampir menembus
gendang telinga mereka, bahkan masih terngiang-ngiang di telinga mereka.
Thomas mengerutkan alisnya, namun pada saat ini, tubuh
Lily mulai bergetar, dirinya yang asli mulai kembal, berangsur-angsur pulih,
namun masih penuh dengan perjuangan.
“Mati–“
Thomas menepuk kepala Lily, lalu dia pun tersandung,
kemudian jatuh ke tanah, memuntahkan seteguk darah hitam, bahkan itu terlihat
lebih mirip dahak hitam, sungguh sangat menjijikkan.
Thomas menghela napas panjang, ekspresi pada wajahnya
tampak begitu serius. Akhirnya dia berhasil melenyapkan roh jahat yang hinggap
di dalam tubuh Lily.
Teknik tiga belas jarum pintu hantu itu sungguh
mengejutkan Thomas. Ini juga adalah pertama kali nya dia bertarung dengan roh
jahat seperti itu, bahkan dia hanya mencoba-coba, namun tidak disangka bahwa
dia berhasil pada akhirnya.
Ketika ingin menancapkan jarum terakhir pada pelipis
Lily, Thomas dapat merasa yakin bahwa itu bukanlah Lily yang meraung, namun
ialah roh jahat itu.
“Aku… Apa yang telah terjadi denganku? Aku ada
dimana?”
Lily menggelengkan kepalanya keras dan membuka matanya
dengan susah payah. Matanya bingung dan tubuhnya sangat lemah.
“Lily! Apakah kamu baik-baik saja?”
Vivien berteriak pada Lily.
“Aku baik-baik saja, tapi tubuhku terasa sangat lemas.
Kita ada dimana? Ini… kuburan?”
Lily pun bangkit berdiri, namun karena merasa lemas,
seolah hampir pingsan, dia pun terjatuh lagi di depan Thomas.
“Jangan khawatir, tidak apa-apa.”
Thomas menatap Lily yang tampak gemetar, terdapat rasa
takut di dalam tatapannya, itu tidak dapat diungkapkan dalam kata-kata. Dia
terus melangkah mundur sambil berteriak.
“Jangan mendekat! Jangan–Jangan kemari, ah–“
Tampak jelas bahwa jiwa Lily telah mendapat
rangsangan, terlebih lagi setelah melihat Thomas. Sepertinya itu karena dia
baru saja telah dibangunkan. Dia merasa sangat takut pada dirinya sendiri.
“Tidak apa-apa Lily. Kak Thomas lah yang telah
menyelamatkanmu.”
“Benar Lily, kamu tidak boleh membalas kebaikannya
seperti itu. Kak Thomas adalah penyelamat kita.”
Vivien dan Cara berkata dengan perlahan.
“Tidak, jangan bunuh aku, jangan…”
Lily melangkah mundur hingga berada di dekat Vivien
dan yang lainnya, jatuh ke tanah, memeluk lututnya dengan kedua tangan, hanya
menyisakan ketakutan di dalam tatapannya.
“Apakah kalian masih tidak dapat bergerak?”
Thomas menatap ke arah Vivien dan yang lainnya,
bertanya kepada mereka.
“Tidak bisa…”
Jawab Vivien dengan lemas, tampak ada rasa terkejut
pada matanya, dia masih tidak dapat merasa tenang. Bukan hanya dia, namun saat
ini semuanya tampak seperti semut yang ada di atas panci panas, mereka begitu
gelisah dan cemas, tapi tidak dapat berbuat apa-apa.
“Lily, bagaimana dengan Wang Mian? Wang Mian pergi
kemana?”
Thomas bertanya dengan begitu serius. Hanya dengan
menemukan Wang Mian, maka dia tidak perlu tinggal lebih lama lagi.
“Tidak tahu, aku tidak tahu. Biarkanlah aku pergi,
tolonglah, lepaskanlah aku!”
Lily menggelengkan kepalanya dengan putus asa, menutup
matanya rapat-rapat. Orang-orang yang ada di sekitarnya pun tidak berani
berkata-kata.
Thomas pun menggenggam bahu Lily, kemudian dengan
lembut mengelus kepalanya, membuat dirinya menjadi lebih tenang. Karena Lily
baru saja tersadar, sehingga dia sangat ketakutan, merasa bahwa semua orang
ingin mencoba membunuhnya. Dia masih belum dapat mengendalikan kesadarannya
sepenuhnya, walaupun Thomas lah yang telah menyelamatkannya, tetapi aja, sangat
sulit baginya untuk memberikan jawaban dalam waktu singkat.
“Tenang saja. Katakanlah padaku, Wang Mian ada dimana?
Sebenarnya dia ada dimana? Aku akan membawa kalian keluar dari sini.”
Dengan perlahan-lahan Thomas berkata. Karena pada saat
ini suasana hati Lily sangat tidak stabil. Sehingga jika ada sedikit
rangsangan, maka dia mungkin akan jatuh pingsan. Sampai saat itu, Thomas pun
tidak dapat memintanya berbicara.
“Wang Mian… Wang Mian…”
Lily bergumam, terdapat keraguan di dalam tatapannya.
“Ngiuk–“
Suara nyaring itu membuat bulu kuduk berdiri tegak.
Entah bagaimana, pada saat ini, peti giok itu mengeluarkan suara seperti itu,
kemudian tutup peti batu giok yang berwarna putih itu terjatuh.
“Di sana! di sana!”
Lily menunjuk ke peti mati batu giok yang berwarna
putih itu, dia terus menerus melangkah mundur dan berteriak.
No comments: