Baca dengan Tab Samaran ~ Incognito Tab
Bab 1370 –
Nanti Aku Bungkus Semuanya
Vivien benar-benar kehabisan kata-kata melihat tingkah
Yingna Sun sekeluarga.
“Masakan akan segera siap, Vivien, kemari bantu
sebentar.” Kata Ernie Tang.
Malas sekali melihat beberapa patung dewa yang duduk
disana, Vivien segera berbalik badan memasuk dapur untuk membantu.
“Bu, kenapa mereka datang lagi?”
Kata Vivien dengan wajah cemberut.
“Kamu jangan terlalu banyak bicara, mereka semua
adalah kerabat kita, jangan bicara sembarang disini, itu Paman Keduamu, kita
berhutang pada Paman Keduamu, dia Kakak Kedua Ibu, generasi di atasmu, jika
sampai mendengar kamu bicara sembarang lagi, jangan salahkan Ibu marah padamu.”
Kata Ernie Tang sambil melototi Vivien.
Vivien menghela nafas berat dalam hati, benar-benar
sedih, tetapi semua itu urusan orangtua, dia malas sekali bertanya lebih
lanjut. Bukannya tidak hormat pada Paman Kedua, sebaliknya Paman Kedua sangat
jujur dan tulus, Vivien sangat menghormatinya, tetapi berbeda dengan Bibi Kedua
yang terlalu tidak tahu malu, sama sekali tidak menganggap dirinya sebagai
orang luar, duduk dengan penuh wibawa, juga menyuruh dirinya membuatkan teh,
dipikir-pikir saja terasa kesal.
“Cepat, bawa masakan laut ini ke atas meja.” Kata
Ernie sambil melihat ke arah Vivien.
Vivien pun membawa semangkok besar masakan laut, di
dalamnya penuh dengan lobster dan abalon, terlihat sangat segar, dengan warna yang
cerah dan indah. Semua disajikan dengan ukuran besar, memenuhi mangkok besar,
membuat Yingna Sun dan Kangsan Tang menelan liur melihatnya.
Masakan laut sebanyak itu, menghabiskan uang berapa
banyak ya?
Sepuluh ekor lobster saja, sudah bernilai ribuan Yuan
kan? Juga ada berbagai jenis abalon, kepiting besar dan banyak hasil laut
lainnya, benar-benar mewah, semua yang enak ada disana.
“Ini menarik sekali.”
Kata Yingna Sun sambil tersenyum, suasana hatinya
sangat gembira, dia paling suka makan makanan laut, tetapi berapa banyak uang
yang harus dihabiskan, bagaimana mungkin keluarganya mampu? Biasanya makanan
laut paling mahal yang dia makan hanya sebatas ebi, memakan hidangan kali ini,
mungkin saja setara dengan biaya hidup mereka selama setengah tahun di dalam
desa.
Ckckck! Tidakkah ini terlalu mewah?
Dalam hati Yingna Sun merasa sangat senang, air liur
dalam mulut sudah membanjir, kelihatannya hari ini mereka sungguh beruntung,
makan malam yang begitu memuaskan, pasti pulang dengan perut puas bukan?
Kangsan Tang terus menggosokkan kedua tangan, menatap
pacarnya dengan penuh bangga.
“Sudah kukatakan, keluarga Bibi Kedua memang kaya
raya, apakah kamu melihatnya sendiri? Begitu banyak makanan laut dihidangkan,
pasti menghabiskan uang ribuan Yuan kan?”
Kata Kangsan Tang dengan bisikan kecil di telinga
Johanna Yu.
“Ribuan Yuan? Puluhan ribu Yuan pun belum tentu bisa
membeli semua makanan ini.”
Kata Johanna Yu dengan sinis, lalu membalikkan bola
mata menatap Kangsan, seperti sedang menatap orang desa, kelihatan jelas dia
belum pernah makan makanan semewah itu.
Tetapi Johanna Yu juga merasa sangat senang, Kangsan
Tang tidak mampu memakannya, sama halnya dirinya pun tidak mampu, di
rumah-rumah orang pada umumnya, siapa yang rela menghabiskan uang puluhan ribu
Yuan untuk sekali makan saja?
“Cepat duduk kemari, Kakak Ipar Kedua, untuk apa
malu-malu, kita bukan pertama kali makan bersama kok.”
Kata Yingna Sun, karena dia sudah tidak sabar ingin
mulai makan, tetapi sebelum itu, dia segera mengeluarkan handphone memotretnya,
agar bisa dipamerkan ke Ibu-Ibu di desa saat pulang nanti, seumur hidup mereka
pasti tidak pernah makan makanan seenak itu.
Hartanto Lin tercengang, itu adalah rumahnya sendiri,
tetapi kenapa malah membuat dirinya merasa tidak enak hati.
“Baik, baik.” Kata Hartanto sambil tersenyum.
“Jangan sungkan, makanan laut hari Ini sangat cukup
kok, di kuali masih ada banyak sup makanan laut.”
Kata Ernie sambil tersenyum, lanjut membawakan satu
mangkok besar lagi, porsi sebesar itu pasti tidak mampu dihabiskan.
“Terlalu mewah deh, hahaha, Adik Kedua, aku saja
menjadi tidak enak hati.”
Kata Yingna Sun sambil tersenyum manja, kerutan
bermunculan di wajahnya saat tersenyum.
“Banyak sekali masakan laut yang dihidangkan,
bagaimana jika tidak mampu dihabiskan, kelak jika tidak mampu aku bungkus saja,
dibiarkan semalaman akan rusak dan tidak anak lagi.”
Kata Yingna Sun sambil merapatkan bibir, sedikitpun
tidak merasa sungkan.
Vivien membalikkan bola mata, astaga! Makan enak hari
ini, diperkirakan akan tidak kenyang dan puas lagi.
“Cepat makan, tunggu apa lagi?”
Yingna Sun segera mengambil sebuah lobster besar,
memotong bagian kepalanya, lalu mulai disantap.
Senyuman pada bibir Ernie Tang menjadi kaku, Kakak
Ipar Kedua sungguh terus-terang, sama sekali tidak dibuat-buat.
“Sebentar lagi Thomas juga akan datang, bagaimana jika
kita tunggu dia saja, Kakak Ipar Kedua?”
“Benar, tunggu Thomas saja.”
Kata Wanton Tang, dia menatap Yingna Sun dengan sangat
tidak berdaya, istrinya ini benar-benar membuat malu, tetapi dia yang selalu tunduk
pada istri hanya bisa memendamnya dalam hati.
“Tunggu apa lagi, bukan orang luar kan? Makan di rumah
sendiri, jika keburu ya makan bersama, jika tidak ya makan sendiri nanti,
berbicara soal makanan laut, tidak enak jika dibiarkan dingin. Sama halnya dengan
di rumahku, jika menggoreng telur dan memasukkan selapis ebi di atasnya, pasti
akan bau amis saat makan setelah dingin.” Kata Yingna Sun sambil tersenyum.
Johanna membalikkan bola mata, bibir tersenyum dingin,
Yingna Sun benar-benar memalukan.
“Ting…tong—–“
Saat sedang berbicara, bel rumah berbunyi, Vivien
segera pergi membukakan pintu, barulah yang datang kali ini Thomas Qin.
“Kamu sudah datang ya Kakak Thomas, cepat masuk.”
Begitu melihat ke dalam rumah, Thomas menyadari Paman
Kedua sekeluarga juga disana, ditambah dengan seorang perempuan berdandan tebal
duduk di samping Kangsan Tang, seharusnya itu calon istrinya.
“Paman Kedua datang juga ya.”
Kata Thomas sambil tersenyum, Wanton pun mengangguk
sambil tersenyum ramah.
“Cepat masuk, Thomas, semua sedang menunggumu.” Kata
Ernie sambil menarik Thomas ke dalam rumah.
“Cepat, makan apapun harus panas, sebagai orangtua,
kami malah harus menunggu anak muda sepertimu, pantas tidak?”
Kata Yingna Sun dengan wajah cemberut, dia dan Thomas
Qin memang selalu tidak sependapat, sebelumnya Thomas Qin juga mendesaknya
menuliskan surat hutang pada Ernie Tang, apa-apaan!
“Bibi Kedua datang untuk membayar hutang ya? Cepat
sekali sudah punya uang?” Kata Thomas sambil tersenyum.
Dilontarkan pertanyaan seperti itu olehnya, seketika
membuat Yingna Sun terdiam seribu bahasa, kenapa malah mengungkitnya di situasi
seperti ini.
Raut wajah Yingna Sun tidak berubah, hanya menghirup
nafas dalam, melototi Thomas sekilas.
“Hutang apanya, sembarang bicara deh Thomas, cepat
mulai makan.”
Kata Ernie Tang sambil tersenyum, uang itu sama sekali
tidak dia pikirkan lagi, anggap saja sebagai gantinya untuk Kakak Kedua.
“Mewah sekali, kelihatannya hari ini adalah hari yang
sangat menguntungkan. Terima kasih Tante Kedua.”
Thomas Qin tersenyum penuh rasa bahagia, tanpa seorang
Ibu Kandung, Tante Kedua bagai Ibunya sendiri, oleh karena itu, tidak sungkan
sedikitpun, dia pun mencuci tangan, lalu segera duduk, bersiap-siap mulai
makan.
“Semuanya makan yang banyak, hari ini aku membuat
banyak sekali masakan laut, pasti cukup.”
Melihat keluarga besar berkumpul dan makan bersama,
hati Ernie Tang dihiasi kegembiraan, yang paling didambakan oleh orang kaya
adalah keharmonisan keluarga, Ernie Tang memang tidak kekurangan uang, ditambah
dengan meneruskan harta kekayaan Keluarga Tang, mereka terbilang sangat kaya,
di usia yang sudah terbilang tua, yang paling membahagiakan adalah komunikasi
dan kebersamaan antar anggota keluarga.
Makan bersama itu dilewati dengan penuh kegembiraan,
biasanya Thomas Qin pun tidak terlalu suka dengan makanan laut, makanan laut
apa yang belum pernah dia makan? Tetapi kebetulan belakangan ini memerlukan
asupan yang cukup besar, setiap kali makan pasti menghabiskan makanan dengan
jumlah tidak sedikit.
Makan mewah masakan laut kali ini, seolah dikhususkan
untuk dirinya.
Thomas Qin menghabiskan banyak sekali makanan, membuat
Ernie semakin senang, hanya saja ada seorang yang dibuat kesal.
Thomas sendiri melahap 4 ekor lobster sekaligus, juga
memakan tidak sedikit kepiting, teripang, dan kerang-kerangan, hampir semangkok
besar masakan laut dihabiskan olehnya sendiri.
Yang lainnya, jika dijumlahkan, hanya menghabiskan
satu mangkok makanan, bagi Thomas, masakan itu benar-benar memulihkan energi
dalam diri.
Begitu banyak masakan laut tentu tidak mampu
dihabiskan, awalnya Yingna Sun sudah merencanakan membungkusnya, kini
kelihatannya Thomas Qin akan segera menghabiskannya, jika begitu, bukankah
dirinya tidak bisa bungkus pulang lagi?
“Kurangi makanmu.” Kata Yingna Sun amat menyayangkan
makanan di atas meja.
Ernie Tang sama sekali tidak menyayangkannya, karena
itu adalah keponakannya sendiri, bahkan bisa dianggap sebagai anak sendiri,
memberikannya makanan sebanyak apapun tetap saja mampu, dan awalnya dia memang
sengaja membeli lebih banyak, agar bisa dibawa pulang oleh Thomas jika tidak
mampu dihabiskan, hanya saja kini kelihatannya nafsu makan Thomas benar-benar
mengejutkan.
Vivien benar-benar kehabisan kata-kata melihat tingkah
Yingna Sun sekeluarga.
“Masakan akan segera siap, Vivien, kemari bantu
sebentar.” Kata Ernie Tang.
Malas sekali melihat beberapa patung dewa yang duduk
disana, Vivien segera berbalik badan memasuk dapur untuk membantu.
“Bu, kenapa mereka datang lagi?”
Kata Vivien dengan wajah cemberut.
“Kamu jangan terlalu banyak bicara, mereka semua
adalah kerabat kita, jangan bicara sembarang disini, itu Paman Keduamu, kita
berhutang pada Paman Keduamu, dia Kakak Kedua Ibu, generasi di atasmu, jika
sampai mendengar kamu bicara sembarang lagi, jangan salahkan Ibu marah padamu.”
Kata Ernie Tang sambil melototi Vivien.
Vivien menghela nafas berat dalam hati, benar-benar
sedih, tetapi semua itu urusan orangtua, dia malas sekali bertanya lebih
lanjut. Bukannya tidak hormat pada Paman Kedua, sebaliknya Paman Kedua sangat
jujur dan tulus, Vivien sangat menghormatinya, tetapi berbeda dengan Bibi Kedua
yang terlalu tidak tahu malu, sama sekali tidak menganggap dirinya sebagai
orang luar, duduk dengan penuh wibawa, juga menyuruh dirinya membuatkan teh,
dipikir-pikir saja terasa kesal.
“Cepat, bawa masakan laut ini ke atas meja.” Kata
Ernie sambil melihat ke arah Vivien.
Vivien pun membawa semangkok besar masakan laut, di
dalamnya penuh dengan lobster dan abalon, terlihat sangat segar, dengan warna yang
cerah dan indah. Semua disajikan dengan ukuran besar, memenuhi mangkok besar,
membuat Yingna Sun dan Kangsan Tang menelan liur melihatnya.
Masakan laut sebanyak itu, menghabiskan uang berapa
banyak ya?
Sepuluh ekor lobster saja, sudah bernilai ribuan Yuan
kan? Juga ada berbagai jenis abalon, kepiting besar dan banyak hasil laut
lainnya, benar-benar mewah, semua yang enak ada disana.
“Ini menarik sekali.”
Kata Yingna Sun sambil tersenyum, suasana hatinya
sangat gembira, dia paling suka makan makanan laut, tetapi berapa banyak uang
yang harus dihabiskan, bagaimana mungkin keluarganya mampu? Biasanya makanan
laut paling mahal yang dia makan hanya sebatas ebi, memakan hidangan kali ini,
mungkin saja setara dengan biaya hidup mereka selama setengah tahun di dalam
desa.
Ckckck! Tidakkah ini terlalu mewah?
Dalam hati Yingna Sun merasa sangat senang, air liur
dalam mulut sudah membanjir, kelihatannya hari ini mereka sungguh beruntung,
makan malam yang begitu memuaskan, pasti pulang dengan perut puas bukan?
Kangsan Tang terus menggosokkan kedua tangan, menatap
pacarnya dengan penuh bangga.
“Sudah kukatakan, keluarga Bibi Kedua memang kaya
raya, apakah kamu melihatnya sendiri? Begitu banyak makanan laut dihidangkan,
pasti menghabiskan uang ribuan Yuan kan?”
Kata Kangsan Tang dengan bisikan kecil di telinga
Johanna Yu.
“Ribuan Yuan? Puluhan ribu Yuan pun belum tentu bisa
membeli semua makanan ini.”
Kata Johanna Yu dengan sinis, lalu membalikkan bola
mata menatap Kangsan, seperti sedang menatap orang desa, kelihatan jelas dia
belum pernah makan makanan semewah itu.
Tetapi Johanna Yu juga merasa sangat senang, Kangsan
Tang tidak mampu memakannya, sama halnya dirinya pun tidak mampu, di
rumah-rumah orang pada umumnya, siapa yang rela menghabiskan uang puluhan ribu
Yuan untuk sekali makan saja?
“Cepat duduk kemari, Kakak Ipar Kedua, untuk apa
malu-malu, kita bukan pertama kali makan bersama kok.”
Kata Yingna Sun, karena dia sudah tidak sabar ingin
mulai makan, tetapi sebelum itu, dia segera mengeluarkan handphone memotretnya,
agar bisa dipamerkan ke Ibu-Ibu di desa saat pulang nanti, seumur hidup mereka
pasti tidak pernah makan makanan seenak itu.
Hartanto Lin tercengang, itu adalah rumahnya sendiri,
tetapi kenapa malah membuat dirinya merasa tidak enak hati.
“Baik, baik.” Kata Hartanto sambil tersenyum.
“Jangan sungkan, makanan laut hari Ini sangat cukup
kok, di kuali masih ada banyak sup makanan laut.”
Kata Ernie sambil tersenyum, lanjut membawakan satu
mangkok besar lagi, porsi sebesar itu pasti tidak mampu dihabiskan.
“Terlalu mewah deh, hahaha, Adik Kedua, aku saja
menjadi tidak enak hati.”
Kata Yingna Sun sambil tersenyum manja, kerutan
bermunculan di wajahnya saat tersenyum.
“Banyak sekali masakan laut yang dihidangkan,
bagaimana jika tidak mampu dihabiskan, kelak jika tidak mampu aku bungkus saja,
dibiarkan semalaman akan rusak dan tidak anak lagi.”
Kata Yingna Sun sambil merapatkan bibir, sedikitpun
tidak merasa sungkan.
Vivien membalikkan bola mata, astaga! Makan enak hari
ini, diperkirakan akan tidak kenyang dan puas lagi.
“Cepat makan, tunggu apa lagi?”
Yingna Sun segera mengambil sebuah lobster besar,
memotong bagian kepalanya, lalu mulai disantap.
Senyuman pada bibir Ernie Tang menjadi kaku, Kakak
Ipar Kedua sungguh terus-terang, sama sekali tidak dibuat-buat.
“Sebentar lagi Thomas juga akan datang, bagaimana jika
kita tunggu dia saja, Kakak Ipar Kedua?”
“Benar, tunggu Thomas saja.”
Kata Wanton Tang, dia menatap Yingna Sun dengan sangat
tidak berdaya, istrinya ini benar-benar membuat malu, tetapi dia yang selalu tunduk
pada istri hanya bisa memendamnya dalam hati.
“Tunggu apa lagi, bukan orang luar kan? Makan di rumah
sendiri, jika keburu ya makan bersama, jika tidak ya makan sendiri nanti,
berbicara soal makanan laut, tidak enak jika dibiarkan dingin. Sama halnya dengan
di rumahku, jika menggoreng telur dan memasukkan selapis ebi di atasnya, pasti
akan bau amis saat makan setelah dingin.” Kata Yingna Sun sambil tersenyum.
Johanna membalikkan bola mata, bibir tersenyum dingin,
Yingna Sun benar-benar memalukan.
“Ting…tong—–“
Saat sedang berbicara, bel rumah berbunyi, Vivien
segera pergi membukakan pintu, barulah yang datang kali ini Thomas Qin.
“Kamu sudah datang ya Kakak Thomas, cepat masuk.”
Begitu melihat ke dalam rumah, Thomas menyadari Paman
Kedua sekeluarga juga disana, ditambah dengan seorang perempuan berdandan tebal
duduk di samping Kangsan Tang, seharusnya itu calon istrinya.
“Paman Kedua datang juga ya.”
Kata Thomas sambil tersenyum, Wanton pun mengangguk
sambil tersenyum ramah.
“Cepat masuk, Thomas, semua sedang menunggumu.” Kata
Ernie sambil menarik Thomas ke dalam rumah.
“Cepat, makan apapun harus panas, sebagai orangtua,
kami malah harus menunggu anak muda sepertimu, pantas tidak?”
Kata Yingna Sun dengan wajah cemberut, dia dan Thomas
Qin memang selalu tidak sependapat, sebelumnya Thomas Qin juga mendesaknya
menuliskan surat hutang pada Ernie Tang, apa-apaan!
“Bibi Kedua datang untuk membayar hutang ya? Cepat
sekali sudah punya uang?” Kata Thomas sambil tersenyum.
Dilontarkan pertanyaan seperti itu olehnya, seketika
membuat Yingna Sun terdiam seribu bahasa, kenapa malah mengungkitnya di situasi
seperti ini.
Raut wajah Yingna Sun tidak berubah, hanya menghirup
nafas dalam, melototi Thomas sekilas.
“Hutang apanya, sembarang bicara deh Thomas, cepat
mulai makan.”
Kata Ernie Tang sambil tersenyum, uang itu sama sekali
tidak dia pikirkan lagi, anggap saja sebagai gantinya untuk Kakak Kedua.
“Mewah sekali, kelihatannya hari ini adalah hari yang
sangat menguntungkan. Terima kasih Tante Kedua.”
Thomas Qin tersenyum penuh rasa bahagia, tanpa seorang
Ibu Kandung, Tante Kedua bagai Ibunya sendiri, oleh karena itu, tidak sungkan
sedikitpun, dia pun mencuci tangan, lalu segera duduk, bersiap-siap mulai
makan.
“Semuanya makan yang banyak, hari ini aku membuat
banyak sekali masakan laut, pasti cukup.”
Melihat keluarga besar berkumpul dan makan bersama,
hati Ernie Tang dihiasi kegembiraan, yang paling didambakan oleh orang kaya
adalah keharmonisan keluarga, Ernie Tang memang tidak kekurangan uang, ditambah
dengan meneruskan harta kekayaan Keluarga Tang, mereka terbilang sangat kaya,
di usia yang sudah terbilang tua, yang paling membahagiakan adalah komunikasi
dan kebersamaan antar anggota keluarga.
Makan bersama itu dilewati dengan penuh kegembiraan,
biasanya Thomas Qin pun tidak terlalu suka dengan makanan laut, makanan laut
apa yang belum pernah dia makan? Tetapi kebetulan belakangan ini memerlukan
asupan yang cukup besar, setiap kali makan pasti menghabiskan makanan dengan
jumlah tidak sedikit.
Makan mewah masakan laut kali ini, seolah dikhususkan
untuk dirinya.
Thomas Qin menghabiskan banyak sekali makanan, membuat
Ernie semakin senang, hanya saja ada seorang yang dibuat kesal.
Thomas sendiri melahap 4 ekor lobster sekaligus, juga
memakan tidak sedikit kepiting, teripang, dan kerang-kerangan, hampir semangkok
besar masakan laut dihabiskan olehnya sendiri.
Yang lainnya, jika dijumlahkan, hanya menghabiskan
satu mangkok makanan, bagi Thomas, masakan itu benar-benar memulihkan energi
dalam diri.
Begitu banyak masakan laut tentu tidak mampu
dihabiskan, awalnya Yingna Sun sudah merencanakan membungkusnya, kini
kelihatannya Thomas Qin akan segera menghabiskannya, jika begitu, bukankah
dirinya tidak bisa bungkus pulang lagi?
“Kurangi makanmu.” Kata Yingna Sun amat menyayangkan
makanan di atas meja.
Ernie Tang sama sekali tidak menyayangkannya, karena
itu adalah keponakannya sendiri, bahkan bisa dianggap sebagai anak sendiri,
memberikannya makanan sebanyak apapun tetap saja mampu, dan awalnya dia memang
sengaja membeli lebih banyak, agar bisa dibawa pulang oleh Thomas jika tidak
mampu dihabiskan, hanya saja kini kelihatannya nafsu makan Thomas benar-benar
mengejutkan.
No comments: