Baca dengan Tab Samaran ~ Incognito Tab
Bab 1393 –
Harga Dirinya yang Berulah
Tangan Suan berhenti ditengah-tengah, itu semakin
terlihat canggung.
Lee mencibir, sana berlagak hebat lagi, mau bertarung
denganku, kamu masih terlalu muda, kamu kira kamu punya sedikit uang dan sudah
menjadi boss besar? Sungguh tidak tahu diri.
Tuan Yusan ada disini dan kamu masih mau tampak hebat,
sekarang memalukan bukan?
“Tuan Yusan, ayolah sebatang saja, kasih muka
sedikit.”
Suan berkata sambil tertawa, jika tidak merokok, itu
sungguh memalukan, dia sudah mengambil rokoknya sangatlah lama.
“Kamu mau muka dariku? Hahaha, kamu sungguh
meninggikan kedudukanmu.”
Alton berkata dengan tatapan seram, dia menatapi Suan
dan ekspresi Suan sangatlah buruk, namun Suan tidak bisa berkata apa-apa, saat
ini suasana menjadi sangatlah canggung, Suan tidak menyangka Alton akan begitu
langsung dan tidak memberi muka sama sekali.
Di hadapan publik seperti begini, dia sangatlah
kesulitan, tadi dia masih berpikir apakah harus menyalakan rokok untuk Tuan
Yusan atau tidak, tapi setelah dia tahu semuanya, Tuan Yusan sama sekali tidak
memandangnya, ini sangatlah canggung.
“Kamu tidak mengerti perkataan Tuan Yusan? Tuan Yusan
tidak ingin merokok, kamu tidak pantas untuk menyalakan rokok untuk Tuan Yusan,
dasar tidak tahu malu, tidak tahu diri.” kata Lee.
“Lihatlah tampangmu ini, masih berani meminta muka di
hadapan Tuan Yusan, kamu tidak pantas, Tuan Yusan punya identitas apa, dan apa
identitasmu, kamu punya sedikit uang dan mengira dirimu berharga? di hadapan
Tuan Yusan kamu tidaklah berguna sama sekali.”
Perkataan Lee sangatlah kasar, namun tidak ada yang
berani ikut campur, jika ada yang berani berkata, itu bukankah berarti
membantah Tuan Yusan?
Mereka semua adalah teman sekolah, namun di hadapan
Tuan Yusan, mereka semua lebih rendah, Tuan Yusan tidak berkata, mereka juga
tidak berani berkata, mereka takut menyinggung Tuan Yusan, jika begitu
bagaimana bisa mereka bisa terus tinggal di kota Donghai, bagaimana bisa tetap
tinggal di provinsi Handong?
Jadi tadi Lee langsung menjadi tukang jilat sekali
Alton muncul, dia tahu arah angin dan tahu mana yang harus dia jalani.
Suan berekspresi buruk, dia mengepalkan rokok dan
korek api di tangannya, jika tadi Lee mempermalukannya dia sudah marah dari
tadi, namun karena ada Tuan Yusan yang ada di samping sana melihat mereka, Suan
tidaklah berani.
“Kita semua adalah teman, sudahlah, beri muka
kepadaku, jangan berdebat dengannya, dia tidaklah tahu diri, kita sama-sama
adalah teman, aku juga malas melihat kamu malu-maluan disini, cepat ambil kursi
untuk Tuan Yusan.”
Fiona mencibir, dia tampak seolah sangatlah murah
hati.
Suan sekalipun sangatlah tidak bersedia, namun dia
juga hanya bisa menundukkan kepala dan mengambil kursi untuk Tuan Yusan.
Thomas mengerutkan keningnya dan menarik tangan Suan.
“Mempermalukan orang seperti begini, apakah ini seru?
Kalian semua adalah teman sekolah, apakah hati nurani kalian semuanya sudah
tidak ada lagi?”
Thomas berkata dengan santai.
“Slapa juga kamu, ada Tuan Yusan disini, apakah ada
tempat untuk kamu berbicara disini? Kamu cari mati?” kata salah satu orang
disana.
“Iya, kamu juga hanyalah supir saja, untuk apa
berpura-pura hebat, majikanmu bahkan tidak berani berkata apa-apa, kamu masih
ingin bertindak hebat?”
“Tuan Yusan adalah teman kami, memangnya siapa kamu,
dan kamu juga Suan, apakah kamu tolol? Apa maksud kamu membawa orang ini ke
perkumpulan kita, apakah datang untuk merusak suasana?”
“Bukannya kenapa, Suan, asalkan kamu punya otak, kamu
juga tidak akan membawa sampah ini kesini, ini kita adalah perkumpulan teman sekolah,
mengapa kamu membawa supirmu, mau terlihat bahwa kamu kaya? Tuan Yusan kaya
atau tidak, apakah dia ada begitu sombong sepertimu?”
“Dasar miskin, sudah terlalu sering miskin, takut kita
merendahkannya, hahaha, orang seperti ini memang karena pengaruh harga dirinya,
dia tidak kuat menerimanya, dia takut semua orang merendahkannya.”
“Suan, cepatlah kamu berlutut di hadapan Tuan Yusan
dan suruh supirmu juga, jangan sampai nanti Tuan Yusan marah.”
Nyaris semua teman mengarah konflik ke arah Suan dan
Thomas, di saat ini jika mereka berdua tidak berlutut dan meminta maaf, seolah
mereka akan menjadi orang yang sangatlah bersalah.
Suan sangatlah cemberut, dia nyaris menangis, dia
sangatlah menyesal, dirinya tidak seharusnya mendengar perkataan Fiona dan membawa
Thomas kesini juga, ini sama saja dengan mencari masalah.
Di saat ini sekalipun Suan bodoh, dia juga sudah
mengerti tujuan Fiona, dia ingin membawa Thomas kesini dan mempermalukannya.
Thomas sebelumnya memukul dia di Grand Hyatt Hotel,
wanita yang penuh dendam seperti dia mana mungkin akan meminta maaf kepada
Thomas.
Sekarang malahan Tuan Yusan datang, Lee yang tukang
penjilat dan Fiona yang sok hebat di belakang orang hebat, seketika membuat
Suan terlarut dalam kebingungan, dia sama sekali tidak tahu apa yang harus
dilakukan.
Tuan Yusan sekali muncul langsung menarik perhatian
semua orang, tadi orang yang membaik-baikan Suan langsung berbalik menyindirnya
bahkan menyuruhnya berlutut dan meminta maaf di hadapan Tuan Yusan, ini sungguh
keterlaluan.
Perkataan Thomas membuat semua temannya benar-benar
marah, di saat ini sekalipun dirinya juga tidak bisa membalikkan suasana,
karena Lee dan juga orang yang tidak ingin melihatnya hidup baik jelas membuat
masalah terus, hanya saja Thomas terbawa masuk ke dalam masalah ini saja.
“Kita semua adalah teman, hahaha, aku meminta maaf
kepadamu, Tuan Yusan, kamu jangan terlalu menganggap perkataan temanku tadi.”
Suan menundukkan kepala dan bersikap hormat kepada
Tuan Yusan.
“Keparat kamu, apakah permintaan maaf kamu seperti
begini, jika tidak berlutut mana terlihat tulus, Suan, menurutku kamu tidak
menganggap Tuan Yusan, dan apaan temanmu, itu juga hanyalah supirmu saja, Kamu
tidak puas terhadap Tuan Yusan tinggal bilang saja, jangan menggunakan supirmu
layaknya senjatamu, bukannya kamu tidak senang, kenapa apakah masih harus Tuan
Yusan meminta maaf untukmu dan menyalakan rokok untukmu serta mengambil kursi
untuk kamu?”
Kata Lee sambil melototkan matanya.
“Aku tidak bermaksud seperti begitu, Lee, kamu
sembarangan bicara, Thomas adalah teman aku, dia bukanlah supirku, bagaimana
mungkin aku menyuruhnya bersikap tidak sopan terhadap Tuan Yusan.”
Suan sangatlah panik, Lee ini sungguh
menambah-nambahkan permasalahan, dia tidak senang terhadapnya hanya saja tadi
karena awal-awal Suan tidak menyalakan rokok untuknya saja, sekarang Tuan Yusan
datang, dia membuat semua tanggung jawabnya menjadi salah Suan, sungguh kejam
sekali.
Tidak hanya Lee, ada banyak teman-teman yang menjadi
tidak menganggap Suan.
“Suan, kita adalah teman sekolah, namun tidak disangka
kamu begitu licik, kamu sungguh dendaman, di depan muka kamu tidak berani
apa-apa terhadap Tuan Yusan, namun kamu malah main di belakang, Hahaha, kamu
kejam sekali.”
“Jika bukan karena Tuan Yusan melihat kamu adalah
teman sekolah, kamu sudah dari tadi dilempar keluar, apakah kamu tahu itu? Kamu
tidak akan punya hak untuk bisa berdiri disini dan berbicara dengan kami,
sekarang menyuruh kamu meminta maaf kepada Tuan Yusan saja kamu malah merasa
tidak bersalah? Sekalipun temanmu, dia telah membantah Tuan Yusan, apakah tidak
perlu berlutut dan meminta maaf kepada Tuan Yusan?”
“Perkumpulan teman sekolah ini hancur karena kamu,
Suan, oh Suan, kamu sungguh berubah, karena punya sedikit uang langsung
sombong, hari ini jika tidak ada Tuan Yusan disini, kamu mungkin semakin
menjadi-jadi.”
“Masih berdiri disana kenapa, cepat berlutut dan
meminta maaf kepada Tuan Yusan, apakah kamu mengira dengan menundukkan kepala
seperti begitu, masalahnya akan selesai, jika aku, aku sudah marah besar, ini
Tuan Yusan sekarang sedang memberi kesempatan kepadamu, apakah kamu tidak tahu
harus memanfaatkan kesempatan dengan baik, nanti Jika Tuan Yusan marah, kalian
berdua akan gawat semua.”
Para teman-teman terus menunjuk dan berbisik, seolah
mereka sangatlah kecewa, mereka benar-benar menganggap Suan adalah seekor
anjing.
Suan memang sudah punya uang, namun juga menjadi musuh
mereka, Tuan Yusan begitu berkedudukan tinggi, selama ini adalah orang yang
mereka hormati, namun Suan atas hak apa bisa berada di atas mereka, mereka
ingin sekali Suan sekarang dipermalukan, barulah itu akan membuat mereka
senang.
Suan memang tidak seharusnya punya uang!
Dia didendam, diiri oleh orang lain, orang-orang ini
semuanya hanya tahu dengki dan iri saja.
No comments: