Baca dengan Tab Samaran ~ Incognito Tab
Bab 1394 –
Mendorong ke Arah Jurang
Suan seketika menjadi sangatlah bersalah, karena dia
tiba-tiba menjadi kaya, itu membuat semua orang menyerangnya.
Takut dengan yang berkuasa dan membully yang lemah,
itulah sifat dari teman-teman sekolahnya, karena mereka takut diri mereka menyinggung
Tuan Yusan, jadi sekarang hanya dengan membully Suan, barulah akan membawakan
rasa senang bagi mereka dan membawakan rasa aman bagi mereka.
Karena satu line dengan Tuan Yusan sudah membuat
mereka merasa terhormat.
Thomas mengerutkan keningnya, teman sekolahan ini
sungguh terlalu mata duitan, mereka membela yang berkuasa, sama sekali tidak
menganggap Suan, pertemanan mereka bagaikan sebuah lelucon saja.
Terutama Lee itu, dia masih dendam terhadap Suan, di
saat ini dia sangatlah ingin menginjak-injak Suan barulah akan merasa puas.
“Suan, masih tunggu apa kamu, cepat bersama temanmu
berlutut dan meminta maaf kepada Tuan Yusan, meminta maaf dan mengakui
kesalahan, kita masih menunggu untuk makan malam.”
Fiona menatapi mereka dengan tatapan meledek, hari ini
dia akan membully habis-habisan dengan Thomas.
Adanya Tuan Yusan yang menjadi tulang belakangnya, dia
tidak takut apapun, tujuannya hari ini mencari Thomas kemari sangatlah jelas
yaitu menyuruhnya berlutut dan meminta maaf di hadapannya.
Tatapan Fiona sangatlah menyeramkan, sekarang Suan
sangatlah kesulitan, dia sama sekali tidak pantas untuk beradu dengan Tuan
Yusan.
“Kenapa, Suan, kamu tidak memberi muka kepada Tuan
Yusan? Sepertinya kamu semakin hebat saja, bahkan Tuan Yusan juga tidak kamu
anggap sama sekali, apakah kamu tahu bahwa kamu sedang menunda waktu kita
semua? waktu Tuan Yusan sangatlah berharga, sekarang kasih kamu kesempatan
untuk berlutut dan meminta maaf, Tuan Yusan akan tidak menghiraukannya
denganmu, mengapa kamu tidak mengerti?”
Fiona mencibir.
“Tuan Yusan, aku benar-benar tidak bermaksud seperti
begitu, kamu lihat, kita semua adalah teman sekolahan, bagaimana jika nanti aku
traktir kamu minum arak saja?”
Suan berkata dengan nurut, dia bertindak dengan
sangatlah terpaksa.
Lee langsung menampar Suan, ada banyak teman-teman
yang kaget, namun ekspresi Tuan Yusan tidaklah berubah sama sekali.
“Menyuruhmu berlutut ya sudah berlutut, masih banyak
basa basi, Tuan Yusan mana perlu kamu traktir traktir, kamu ini sampah
masyarakat masih berani mendekatkan hubungan dengan Tuan Yusan, Tuan Yusan bisa
melirikmu sedetik saja sudah adalah karma baikmu, sekarang kamu diberi
kesempatan namun tidak memanfaatkannya dengan baik, kamu ini sungguh tidak tahu
diri.”
Lee memanfaatkan kesempatan ini untuk menampar Suan,
Suan juga sangatlah marah, dia menatapi Lee dengan tatapan marah namun dia
tidak berani membalas.
“Berlutut!”
Fiona menggertak, Suan kaget hingga ekspresinya pucat,
dia tahu dengan kemampuan Tuan Yusan, dulu ketika sekolah saja, ada orang yang
merebut wanita dengan Tuan Yusan, keesokan harinya, urat tangan dan urat
kakinya semuanya dipotong dan dia langsung dikeluarkan dari sekolah, Tuan Yusan
adalah orang yang sangatlah berkedudukan di kota Donghai, Suan yang tiba-tiba
kaya benar-benar tidak sanggup untuk melawannya.
“Tuan Yusan, aku berlutut untukmu, tapi temanku tidak
berhubungan dengan masalah ini, kamu jangan mempersulit dia lagi.”
Suan berkata sambil menggertakkan giginya.
Lelaki tidak boleh sembarangan berlutut, namun jika
hari ini dia tidak berlutut, maka masalah hari ini tidak akan berakhir dengan
baik.
Suan ingin menampar dirinya sendiri, dia menatapi
Thomas dan penuh dengan tatapan merasa bersalah dan menyesal.
“Jika mau berlutut maka berlutut bersama, apa maksud
kamu sendiri saja yang berlutut, hari ini dia membantah Tuan Yusan, kamu masih
ingin membantunya menanggung kesalahan ini? Apakah kamu punya hak itu? Thomas,
kamu cepat berlutut kepada Tuan Yusan! Jika tidak kamu jangan pernah berpikir
untuk bisa keluar dari ruangan ini!”
Kata Fiona dengan tatapan seram.
Bisa ular Bisa lebah, semuanya tidaklah mematikan,
yang paling berbisa dan mematikan adalah hati wanita!
“Jika mau menyalahkan kamu hanya bisa menyalahkan
dirimu telah menyinggungku, sekarang di hadapan Tuan Yusan, kalian semua harus
menunduk.”
“Berlutut!”
“Berlutut!”
“Berlutut!”
Semua teman-teman sekolahan terus memanas-manasi
suasana, mereka ingin Thomas dan Suan berlutut di hadapan Tuan Yusan, Fiona
sangatlah bangga dan mengangkat kepalanya dengan bangga.
Suan berekspresi putus asa, teman-temannya ini
semuanya mendorong mereka menuju ke jurang.
Suan tahu bahwa jika tidak berlutut di hadapan Tuan
Yusan, hari ini dia tidak bisa pergi.
Teman-teman di sekitar mereka terus memberi tekanan
kepada mereka, Suan sudah nyaris tidak kuat menerimanya, perkumpulan
teman-teman ini malah membuat dirinya menjadi badut satu-satunya disini, Suan
sangatlah merasa menyesal.
Sifat manusia yang jelek juga memberikannya sebuah
pelajaran yang mendalam, selain Thomas, teman-temannya ini hanyalah badut yang
tukang jilat saja.
Di hadapan Alton, mereka bagaikan anjing yang
menggerakkan ekornya.
Harga dirinya ditantang parah, Suan sangatlah bimbang
dalam hati, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, karena otaknya sudah
sangatlah bingung oleh perkataan Lee dan juga Fiona, dan makian dari
teman-temannya ini membuat dirinya menjadi pelampiasan bagi mereka semua.
Fiona Han!
Semua ini karena wanita hina ini!
Suan menggertakkan giginya, dia ingin menamparnya,
waktu itu Thomas menghajarnya adalah sebuah pilihan yang tepat.
Saat ini Suan tahu bahwa diantara teman-temannya ini
sudah tidak ada tempat baginya.
Sifat jelek manusia terlihat jelas disini, di hadapan
kekuasaan dan uang, pertemanan bagaikan kotoran anjing.
Namun Suan tidak punya pilihan lain, ini adalah jalan
satu-satunya baginya.
“Kenapa, kamu tidak ingin berlutut? Sepertinya kamu
tidak menyadari kesalahanmu.”
Alton menatapi Thomas dan berkata sambil tersenyum.
“Apa salahku? Menyuruhku berlutut kepada sampah
masyarakat sepertimu? Menurutku kamu gila, hahaha, sungguh lucu sekali, kamu
terlalu meninggikan derajat kamu!”
Thomas berkata dengan santai, dia terlihat tenang dan
tidak tegang, dia sama sekali tidak menganggap Alton, Suan yang akan berlutut
juga ditarik kembali olehnya.
“Berlutut kepada orang seperti ini? Apakah kamu gila?
Ini semua adalah sampah masyarakat, palingan nanti kedepannya tidak perlu
berhubungan lagi saja, teman seperti ini tidak perlu dipertahankan, acara
perkumpulan teman-teman apaan, ini hanya datang kemari untuk menjadi anjing
tukang jilat saja, hmph, benar-benar membuatku melihat apa yang namanya sampah
masyarakat yang tidak punya batas kesabaran, sungguh membuat orang muak.”
Perkataan Thomas langsung mengundang kemarahan semua
orang, mereka semua terus membalas perkataannya, bukankah ini memaki mereka?
“Ini acara teman kami, memangnya kamu siapa? Beraninya
kamu memaki orang, kalau begitu hari ini kamu jangan berpikir untuk bisa pergi,
kamu wajib berlutut! dan meminta maaf kepada Tuan Yusan, meminta maaf kepada
kami semua.”
“Iya kamu sama saja seperti Suan, benar-benar orang
yang tidak tahu diri, ada Tuan Yusan disini kamu masih berani begitu sombong,
apakah kamu benar-benar menganggap Tuan Yusan adalah oksigen?”
“Kamu orang luar ini apa hak kamu berkata disini,
apakah kamu merasa dirimu sangatlah hebat?”
“Suan, kamu lihat sendiri, ini adalah manusia sampah
yang kamu bawa, dia sampah bagaikan kamu, hari ini kamu harus memberi sebuah
tanggung jawab kepada semua teman-teman.”
Semua orang kembali menunjuk tombak ke arah Thomas,
Thomas memaki semua orang, tidak ada yang bisa duduk diam saja.
“Teman-teman, saatnya menunjukkan kekompakan kita,
jika hari ini kedua bajingan ini tidak berlutut dan meminta maaf kepada kita
semua, kita hajar mereka.”
Kata Lee.
“Hajar saja, ada Tuan Yusan disini, takut apa kita.”
Fiona sudah tidak sabaran, sehebat apapun Thomas,
apakah dia bisa melawan orang sebanyak itu?
Suan keringatan parah, dia benar-benar takut, begitu
banyak orang jika menghajar mereka pasti akan gawat.
Suan sangatlah takut, Thomas, kamu sungguh tidak
sabaran, sebagai lelaki harus bisa maju dan bisa mundur juga, kali ini
kita-benar benar gawat.
“Dasar segerombolan orang yang tidak berdaya, lihatlah
Suan, inilah yang namanya pertemanan, teman-temanmu sungguh mengecewakan,
jangankan kamu Alton, sekalipun kepala keluarga Hua datang kemari, aku juga
pasti akan memakinya, kamu juga pantas dipanggil Tuan Yusan? Tampaknya kamu
baru pulang dari luar dan tidak tahu siapakah penguasa kota Donghai.”
Thomas menatapi Alton dan tatapan mereka bertemu,
tatapan Alton sangatlah tajam dan sejenak kemudian dia tertawa terbahak-bahak.
“Sungguh sombong, kamu ini main api, Thomas, kamu si
anak yang tertinggal di keluarga Qin, tampaknya kamu tidak tahu diri, tahun
depan, tanggal hari ini akan menjadi hari peringatan kematianmu.”
No comments: