Baca dengan Tab Samaran ~ Incognito Tab
Bab 2561
"Apa yang sedang
terjadi?" Roman dan yang lainnya kaget saat melihat mayat para penjaga.
Leon dan Jaxon sudah mencapai
kesepakatan pada malam sebelumnya dan Jaxon sudah memberitahu kakek dan ayahnya
mengenai tawaran Leon.
Dia juga menyebutkan bahwa dia
akan mengajak Leon bertemu dengan Roman.
Karena Pil Matahari dapat
membawa seniman bela diri di Negara Semi Mahakuasa ke Negara Mahakuasa, pil
tersebut akan sangat berguna bagi kaum Feaks.
Roman sangat ingin bertemu
dengan Leon juga untuk mengetahui apakah yang dia katakan tentang Pil Matahari
itu benar.
Oleh karena itu, Roman, Romeo
dan yang lainnya menunggu sejak pagi hingga Jaxon datang bersama Leon.
Namun, keduanya tidak terlihat
dan Jaxon tidak menjawab teleponnya.
Karena panik, rombongan pergi
ke rumah Jaxon untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Tidak pernah dalam mimpi
terliar mereka membayangkan bisa menemukan tubuh Jaxon dan para penjaga
tergeletak di halaman.
Tidak mengherankan jika mereka
tidak dapat menghubungi Jaxon dan mereka semua sangat marah.
Mereka berbalik dan melihat
Leon berdiri di samping Jaxon, yang terbaring dalam genangan darah.
Karena Leon adalah
satu-satunya orang yang hidup, mereka langsung menyimpulkan bahwa Leon adalah
pelaku pembunuhan Jaxon dan para penjaga.
"Siapa kamu? Keluarga
Feaks tidak melakukan apa pun padamu, namun kamu membunuh anakku! Aku akan
membuatmu membayar!" Mata Romeo membelalak marah.
Karena tidak dapat menahan
amarahnya, dia menyerang Leon dan bermaksud melenyapkannya di tempat untuk
mencegahnya melarikan diri.
"Tunggu! Kamu dari Feaks
kan? Ini salah paham. Bukan aku yang membunuh Tuan Feaks dan yang lainnya.
Orang lain yang melakukannya..." Leon terkejut.
Berdasarkan perkataan Romeo,
dia langsung menyimpulkan bahwa orang-orang sebelum dia berasal dari kaum Feaks
dan mereka telah salah mengira dia sebagai pelakunya.
Dia menghindari serangan Romeo
dan berusaha menjelaskan dirinya sendiri.
"Kesalahpahaman?
Kebenaran ada di depan mata kita. Bersiaplah untuk mati!" Romeo menatap
tajam ke arah Leon.
Jaxon adalah putra
satu-satunya dan pembunuhnya ada di hadapannya, jadi tidak mungkin dia bisa
mempertahankan ketenangannya.
Tidak peduli apa yang
dikatakan Leon, dia menolak untuk mempercayainya.
Serangannya tidak berhenti dan
dia terus menyerang Leon.
"Berhenti!"
Bertentangan dengan kemarahannya, Roman tampak jauh lebih tenang.
Ketika Leon menyangkal sebagai
pelakunya, Roman melambaikan tangannya dan mengirimkan gelombang energi sejati
yang kuat yang memblokir serangan Romeo tepat pada waktunya.
No comments: