Bab 2563
Don mengepalkan tangannya, dan
suara retakan tulang terdengar.
Mata tua Don dipenuhi amarah.
Dia menatap Sean dan berkata dengan dingin, "Kamu akan menyesal bersikap
sombong!"
Setelah mengatakan itu, Don
meninju Sean.
Sean tertawa kecil dan
menjawab, "Menyesal? Kamu tidak memenuhi syarat untuk membuatku menyesali
apa pun."
Sean dengan tenang mengangkat
tangan kanannya dan meraih tangan Don.
Itu adalah pemandangan yang
menggelikan. Don menyerang lebih dulu, tapi sepertinya dia telah melayangkan
tinjunya ke tangan Sean.
Don tampak seperti mengirim
dirinya ke dalam perangkap Sean, dan kerumunan yang menyaksikan pertempuran itu
menjadi bingung.
Mereka berpikir, 'Kamu tidak
harus sengaja mengadakan pertunjukan, bukan?'
Semua orang di ruangan itu
tahu Don tidak akan pernah mengadakan pertunjukan untuk Sean. Hanya ada satu
hal yang bisa menjelaskannya-Sean jauh lebih kuat dari Don.
Retakan! Retakan!
Sean tersenyum sambil
mengepalkan tangan Don lebih keras, dan terdengar suara tulang berderit.
Ada sedikit kepanikan di wajah
keriput Don. Seluruh tubuh Don gemetar, mungkin karena rasa sakit yang menusuk
saat tinjunya diremas oleh Sean.
Retakan!
Terjadi retakan keras beberapa
saat kemudian.
Kerumunan yang fokus pada
pertarungan Sean dan Don menjadi tegang ketika mereka mendengar suara retakan
tulang.
Sean melonggarkan
cengkeramannya, dan Don segera mundur. Namun, tinju Don sudah terpelintir dan berubah
bentuk. Bahkan tulangnya hancur dan menembus kulit hingga terlihat.
Semua orang tersentak
melihatnya. Dibutuhkan kekuatan yang mengerikan untuk menghancurkan tinju pria
seperti ini.
Lagipula, Don bukanlah manusia
biasa. Bagaimana Don bisa menjadi orang biasa ketika keluarga Lake di Janestown
mengirimnya untuk melindungi ahli waris kedua mereka?
Don menjauhkan diri dari Sean.
Matanya yang berpengalaman menatap Sean dengan sedikit ketakutan.
Kenapa Ocean City punya orang
kuat sepertimu?” Don menatap Sean, suaranya bergetar.
Sean mengangkat alisnya dan
menjawab sambil tersenyum, “Jika kamu selamat hari ini, kamu akan segera
mengetahui siapa aku.”
Sosoknya berkedip setelah
mengatakan itu.
Saat dia muncul kembali, dia
sudah berada di depan Don.
“Jika kamu memiliki kehidupan
selanjutnya, ingatlah untuk tidak menjadi antek keluarga Lake, apalagi
melawanku,” kata Sean sambil memandang rendah lelaki tua di hadapannya.
Jantung Don berdebar kencang
saat krisis besar langsung menyelimuti dirinya. Tak berani ragu, Don melangkah
mundur, berusaha membuka jarak antara Sean dan dirinya.
Dia cepat, tapi Sean lebih
cepat darinya. Sebelum Don sempat mundur beberapa langkah, tangan Sean yang
baru saja meremukkan tinju Don sudah berada di leher Don.
No comments: