Bab 43 Jaga Dia di Sisinya
Jantung Jonathan berdebar kencang. Ia
mengerutkan kening sambil membunyikan klakson.
Melihatnya di dalam mobil, Rose
bertanya, "Mengapa kamu di sini?"
"Hanya lewat saja," jawab
Jonathan tenang.
Mata Rose langsung berbinar. Ia tidak
menyangka akan menemukan jalan keluar. Suaminya yang merupakan pendamping
bintang itu memang bidadari yang dikirim oleh surga. Ia tersenyum dan mengerjap
penuh harap.
"Eh, bolehkah aku menginap
semalam? Semalam saja. Lalu, aku akan berangkat besok pagi."
Melihat Jonathan mengernyitkan
alisnya, dia segera menambahkan, "Aku bisa membayarmu..."
Ia tidak tahu bahwa Jonathan
mengerutkan kening karena ia ingin pergi keesokan paginya. Namun, ia senang
bahwa ia meminta untuk tinggal atas kemauannya sendiri.
Dia menjawab tanpa ekspresi,
"Masuk ke mobil,"
Rose segera duduk di kursi penumpang
karena dia takut dia akan berubah pikiran.
Dalam perjalanan, dia mengagumi
profil sempurna dari suaminya, seorang pendamping bintang.
Dia tak dapat menahan diri untuk
tidak mendesah, "Nama belakangmu sama dengan Tuan Finch itu, tapi kau jauh
lebih baik darinya..."
Dia menggelengkan kepalanya sambil
tampak meremehkan. Jonathan mengerutkan kening. Dia tampak tidak menyukai orang
yang disebut Tuan.
Burung Finch.
berpose
di kamar tamu di kediaman Jonathan di
Zenwood Gardens. Ia langsung tertidur begitu berbaring di tempat tidur.
Jonathan, yang berada di kamar sebelah, menghabiskan malam dengan sangat damai.
Keesokan paginya, saat Jonathan bangun, Rose sudah membeli sarapan. Ia
menyajikannya sambil terus memperhatikan ponselnya.
Dengan sinar matahari yang masuk ke
dalam ruangan, Jonathan merasa sarapannya sangat lezat dengan kehadirannya di
sampingnya. Tiba-tiba, tatapannya membeku ketika ia melihat daftar sewa di
ponselnya. Ia mengerutkan kening sambil bertanya, "Apakah kamu sedang
mencari tempat untuk disewa?"
Rose menjawab, "Ya. Si Tn. Finch
itu terlalu picik. Aku tidak tahu bagaimana aku menyinggung perasaannya. Karena
dia ada di Aquastead, aku mungkin tidak bisa menginap di hotel. Menyewa tempat
tidak akan buruk." Matanya tiba-tiba berbinar ketika dia melihat iklan
sewa yang menarik perhatiannya. Dia segera bersiap untuk menghubungi agen real
estate.
Wajah Jonathan menjadi gelap. Ia
tidak lagi tertarik pada sarapan.
Rose telah mengatur pertemuan dengan
agen real estate. Setelah sarapan, dia membawa semua barang-barangnya sebelum
pergi. Dia bahkan meninggalkan uang sewa satu hari,
Sepanjang pagi, Jonathan tampak
sibuk. Bahkan Finley menyadari ada sesuatu yang mengganggunya.
Dia tidak dapat menahan diri untuk
bertanya, "Tuan Finch, apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiran
Anda?"
Jonathan meliriknya sekilas. Dia
bertanya dengan nada yang sungguh-sungguh, "Jika ada seseorang yang ingin
kau jaga di sisimu, tetapi dia bersikeras untuk pergi, apa yang akan kau
lakukan?" Finley ragu-ragu sebelum menjawab. "Baiklah, aku akan
memastikan dia tidak punya tempat lain untuk pergi dan hanya bisa tinggal di
sisiku..."
Dia terdengar cukup senang dengan
jawabannya saat dia mendapati dirinya menjalani hari di mana dia dapat
membimbing Jonathan.
Namun, dia kemudian menyadari
"seseorang" yang dibicarakan Jonathan mungkin adalah Rose.
Ia teringat malam sebelumnya ketika
Jonathan memerintahkannya untuk menggunakan semua koneksinya guna memastikan
tidak ada hotel di Aquastead yang mengizinkan Rose untuk check-in. Ia tak kuasa
menahan gemetar. Pada saat yang sama, senyum terbentuk di wajah Jonathan saat
ia menyadari bahwa metode yang ia gunakan tadi malam memang merupakan pilihan
yang tepat.
Dia bisa menggunakan metode yang sama
untuk mencegahnya menyewa rumah.
"Beritahukan kepada semua agen
real estate di Aquastead bahwa tidak seorang pun dapat menyewakan rumah kepada
Rose. Siapa pun yang berani melakukannya tidak akan dapat tinggal di Aquastead
lagi," perintahnya.
Ia yakin bahwa ketika saatnya tiba,
ia bisa menghadap wanita itu seperti yang telah dilakukannya malam sebelumnya.
Dengan begitu, wanita itu tidak punya pilihan selain memohon padanya untuk
mengabulkannya.
Di sisi lain, Finley menjadi cemas.
Ia telah bekerja di samping Jonathan sejak ia masih kecil. Selain Anastasia
Young, ia belum pernah melihat Jonathan begitu peduli pada seorang wanita. Ia
bahkan mendengar Rose memanggilnya "suami" di rumah sakit, tetapi ia
tidak marah.
Dia tidak bisa menahan perasaan
gelisah. Bagaimana jika suatu hari Rose menjadi pemilik perempuan keluarga
Finch, dan dia mengetahui bahwa ide Jonathan-lah yang mencegahnya menyewa
rumah? Merasa cemas, dia berkata, "Tuan Finch, apakah tidak apa-apa?
Bagaimana kalau kita..."
Tepat saat itu, ponsel Jonathan
berdering. Tatapannya berubah dingin setelah melihat nama yang tertera di
sana—Anastasia.
No comments: