Bab 6
"Tutup
mulutmu! Kamu pasti bersekongkol dengan mereka, mau turun dari mobil dan
melarikan diri, 'kan?"
Saat ini,
Wina Millano sangat ketakutan, dia hanya bisa melampiaskannya kepada Adriel.
"Ayah,
cepat bunuh dia!"
Tentu saja
Simon Millano tidak percaya Adriel punya kemampuan untuk menyelamatkan mereka,
dia pasti hanya mencari alasan untuk turun dari mobil.
Simon sudah
bersiap menarik pelatuk ketika pistolnya tiba-tiba dirampas Adriel. Dia tidak
tahu bagaimana cara Adriel merampas pistol itu.
"Kalau
aku mau membunuh kalian, kalian sudah mati waktu di gunung."
Setelah
panik, Simon dengan tegas berkata, "Oke! Asalkan kalian menyelamatkan
kita, aku janji akan memberikan kalian 200 miliar."
Adriel
melempar pistolnya kepada Simon, lalu turun dari mobil.
"Ayah,
kamu nggak benar-benar percaya dia bisa untuk menyelamatkan kita, 'kan?"
Wina yakin
dengan pendapatnya dan meremehkan Adriel.
"Memangnya
ada cara lain?"
Simon melihat
ke arah luar jendela mobil. Setelah Adriel turun, tanpa berkata-kata, dia
langsung menyerang ahli tingkat tujuh itu.
“Cari
mati!"
Pria paruh
baya itu menendang keras James yang terluka parah dan sekarat, dengan mata yang
penuh dengan niat membunuh, dia mengangkat tinjunya.
Bang!
Tangan pria
paruh baya itu patah ketika tinju mereka bertabrakan, tubuhnya terlempar
sepuluh meter dan jatuh dengan keras.
Kalah dalam
satu serangan!
Tidak ada
tandingannya!
Di dalam
mobil, Simon dan Wina yang melihat pemandangan ini merasa terkejut dan tidak
percaya.
Pria yang
membawa pisau merasa ketakutan ketika melihat Adriel mengalahkan ahli tingkat
tujuh dengan satu pukulan.
Adriel tidak
mengejar mereka lagi, dia berbalik dan membuka pintu mobil.
"Selesai."
Simon dan
Wina baru tersadar. Dalam waktu kurang dari satu menit, mereka yang awalnya
terjebak dalam kematian berhasil Adriel atasi dengan mudah.
Simon segera
turun dari mobil, menangkupkan tangannya dan berkata, "Terima kasih atas
bantuanmu, Pak Adriel. Aku terlalu meremehkanmu dan sudah menyinggungmu,
kuharap Pak Adriel bisa memaafkanku."
Panggilan
Simon pada Adriel berubah, tidak ada lagi keraguan, hanya ada rasa terima kasih
dan keterkejutan.
"Kamu
bayar saja."
Adriel
berkata dengan nada tenang.
"200
miliar, nggak boleh kurang sedikit pun, Pak Adriel jangan khawatir."
Setelah itu,
Simon segera berjalan ke arah James.
Saat ini,
Wina turun dari mobil, tetapi pandangannya pada Adriel sudah sepenuhnya
berubah.
Kemampuan
Adriel sepenuhnya menghancurkan keraguan Wina dan menjadi tamparan keras
untuknya.
Wina
kesulitan menyembunyikan rasa malunya. Bibirnya bergerak sedikit, tetapi tidak
bisa mengucapkan kata-kata maaf karena terhalang gengsi.
"James,
bertahanlah!"
Simon
membantu James yang terluka parah, dia terlihat sudah hampir mati.
Wina juga
segera berlari ke sana, membantu mengangkat James dan bersiap membawanya ke
rumah sakit untuk diselamatkan.
"Nggak
sempat lagi, hidupku sudah selesai, nggak ada jalan kembali lagi."
Ucap James
dengan napas yang lemah sambil batuk darah.
"Pak
Adriel, kamu sangat pandai dalam bidang medis, tolong selamatkan dia."
Simon
memohon.
"Bisa!
Tapi, harus memberikan uang tambahan," kata Adriel.
"Nggak
masalah, asalkan kamu bisa meyelamatkannya, aku akan memberikanmu 200 miliar
lagi."
Simon berkata
dengan cepat.
"Sepertinya
nyawa pengawal ini sangat berharga bagimu, sampai bernilai 200 miliar."
Saat Adriel
berbicara, dia mengeluarkan jarum perak dan bersiap untuk menyelamatkannya.
"James
sudah mengikutiku dua puluh tahun lebih, dia sudah menyelamatkanku
berkali-kali, dia sudah seperti anakku. Kuharap Pak Adriel bisa
menyelamatkannya."
Adriel dengan
santai berkata, "Aku juga sudah menyelamatkanmu dua kali, apa kamu juga
akan memperlakukanku seperti anak sendiri?"
"Jangan
bercanda Pak Adriel, aku nggak akan berani. Mulai sekarang, Pak Adriel adalah
tamu terhormat utama di keluarga Millano. Kalau ada keperluan, keluarga Millano
akan berusaha sebaik mungkin untuk membalas budi."
Kata Simon.
Adriel sekali
lagi menggunakan Jarum Takdir.
Menyembuhkan
James lebih sulit dari menyembuhkan Simon. Adriel menggunakan sembilan jarum
perak, dalam waktu singkat, dahinya berkeringat dan energi sejati yang
dikeluarkan juga cukup besar.
Wina
menelepon ke rumah. Setengah jam kemudian, lebih dari sepuluh mobil tiba.
"Ayah,
apa kamu baik-baik saja?"
Yunna Millano
memimpin, memakai kebaya yang memperlihatkan lekuk tubuh sempurnanya,
membuatnya tampak anggun dan elegan.
Wajahnya
memancarkan kecantikan, tanpa kekurangan sedikit pun.
Rambut
panjangnya tergerai, bergoyang lembut seperti hembusan angin, mata cokelat
cerah yang penuh keyakinan.
Saat Yunna
berjalan mendekat, Adriel mencium aroma wangi yang ringan.. Dia benar-benar
seorang wanita cantik!
Yunna dan Ana
diakui sebagai dua wanita cantik di Kota Silas.
"Aku
baik-baik, semuanya berkat Pak Adriel. Hari ini, dia sudah menyelamatkan
hidupku dua kali."
Kata Simon.
"Dia?"
Yunna melihat
Adriel yang sedang menusukkan jarum perak untuk menyelamatkan James. Dia juga
agak terkejut.
"Benar!
Meski masih muda, Pak Adriel punya keahlian medis yang hebat dan kekuatan yang
sangat kuat. Dengan satu gerakan saja, dia berhasil membuat seorang ahli
tingkat tujuh luka berat."
Simon dengan
singkat menceritakan luka dan kejadian yang baru saja terjadi kepada Yunna.
Pandangan
Yunna kepada Adriel juga berubah dari kaget menjadi kagum.
"Tolong
atur tempat ini, jangan ganggu Pak Adriel," kata Simon.
Yunna
mengangkat tangannya sedikit dan berkata kepada pengawal, ”Bersihkan tempat
ini, jangan tinggalkan jejak. Bunuh semua! Biarkan satu orang hidup, cari tahu
siapa yang mengirim mereka."
Yunna
memimpin Grup Jahaya yang besar, dia bekerja dengan cepat dan tegas.
Adriel
mencabut jarum perak. James yang hampir mati, hidup kembali dan bisa
perlahan-lahan berdiri sendiri.
Simon dan
Wina melihat sendiri seberapa parahnya luka James. Bahkan kalau dibawa ke rumah
sakit, kemungkinan untuk selamat kurang dari lima persen.
Hanya dalam
waktu singkat dan beberapa jarum perak, Adriel berhasil menyelamatkannya,
bahkan bisa membuatnya bangkit dan berjalan.
Sungguh luar
biasa.
Mereka belum
pernah melihat keahlian medis yang begitu luar biasa.
"James,
bagaimana keadaanmu?"
Simon
bertanya.
"Luka
dalamnya sudah sembuh. Setelah istirahat beberapa hari harusnya bisa pulih
sepenuhnya."
"Ini …
"
Simon
sepenuhnya ditaklukkan oleh keahlian medis Adriel.
"Pak
Adriel … bukan, Dokter Adriel, kemampuan medismu setara dengan Hota, luar
biasa."
"Terima
kasih sudah menyelamatkanku, Dokter Adriel."
James
mengangkat tangannya.
"Nggak
perlu berterima kasih, Pak Simon memberiku 200 miliar untuk biaya pengobatanmu,
aku hanya melakukan tugasku."
Adriel
mengangkat tangannya sedikit lelah.
Sekarang
dengan kemampuannya, menggunakan jarum takdir untuk menyelamatkan seseorang
dari kematian dengan paksa agak sulit, energi sejati dalam tubuhnya hampir
habis.
"Yunna,
Dokter Adriel terlihat lelah, bantu dia naik mobil, kita pulang dulu."
Simon
berkata.
"Dokter
Adriel, silakan naik ke mobil."
Yunna membuka
pintu mobil dengan senyuman.
Dari seluruh
kota Silas, Adriel orang pertama yang bisa membuat Yunna membuka pintu mobil.
"Yunna,
kamu temani Dokter Adriel, kalian anak muda bisa banyak ngobrol."
Simon memberi
isyarat mata kepada Yunna.
Yunna dengan
cepat mengerti dan naik ke dalam mobil, menemani Adriel.
No comments: