Bab 12
"Zie, apa maksudmu?" tanya
Luna sambil memutar bola matanya, lalu melanjutkan dengan nada dingin,
"Aku cuma menggunakannya sebagai tameng bagiku untuk menggagalkan
pertunanganku. Aku sama sekali nggak punya perasaan padanya."
"Memang iya? Namun, entah kenapa
aku merasa ekspresimu agak aneh saat kamu membahasnya," balas Suzie sambil
tersenyum main-main. "Ini bukanlah Luna yang menurutku pantas disebut Ratu
Gunung Es!"
Luna sontak melontarkan tatapan
sedingin es ke arah Suzie.
Suzie menjulurkan lidahnya dan
berkata, "Luna, aku cuma bercanda, kok!"
Sampai di sini, Luna menutup buku
catatannya dan memainkan pena di tangannya, lalu bertanya, "Apa yang
sedang dia lakukan saat kamu tiba di sana?"
"Hm, sepertinya atasannya habis
dipukuli. Kalau aku nggak pergi ke sana tepat waktu, dia pasti sudah
dipecat."
Mendengar tindakan Deon, Luna
mencibir dan berkata, "Hmph, dasar ceroboh, dia selalu saja bertindak
sesuka hati. Orang seperti itu nggak akan pernah sukses!"
Dengan tatapan berapi-api, Suzie
berkata, "Tapi, entah kenapa aku merasa dia terlihat cukup maskulin
...."
Luna mencubit hidung Suzie dan
berkata, "Bisa saja kamu! Kamu itu putri sulung Keluarga Yale di ibu kota
provinsi. Kamu pasti mendatangiku dan meminta dipekerjakan sebagai sekretarisku
hanya untuk melarikan diri dari pertunanganmu sendiri, 'kan?"
Suzie mengerutkan bibirnya dan
menjawab, "Aku benci! Jangan ungkit masalah itu lagi!"
"Luna! Ini Paman Julian."
Tiba-tiba, pintu kantor Luna diketuk
oleh Direktur Eksekutif, Julian.
Keduanya buru-buru berhenti
mengobrol. Luna duduk dengan tegak dan berkata dengan datar, "Silakan
masuk."
Julian masuk sambil tersenyum
seterang matahari, "Luna, Tuan Muda Harlan Tier sudah tiba dan sedang
menunggu di bawah."
"Kenapa dia ada di sini?"
Mendengar nama si pemain wanita itu, ekspresi Luna secara naluriah dipenuhi
rasa jijik.
Dia adalah anak orang kaya yang
bersifat sinis dan selalu terlibat rumor. Dia bahkan pernah tak sengaja
membunuh seseorang akibat mengemudi dalam keadaan mabuk, tetapi dia lolos dari
hukuman berkat koneksinya!
Demi menghadapi bajingan seperti itu,
Luna tak segan memanfaatkan Deon untuk menggagalkan pernikahannya dengan
Harlan.
Walau Deon juga seorang pria
rendahan, setidaknya dia lebih enak dipandang.
Julian terkekeh dan berkata,
"Tuan Muda Harlan datang kemari untuk membahas proyek bernilai triliun
rupiah. Luna, kamu baru diangkat menjadi wakil presiden grup kita. Kalau kamu
gagal memberikan performa yang optimal, dewan direksi akan mempertimbangkan
kembali posisimu di perusahaan kita ...."
"Aku tahu. Aku akan turun dan
menyambutnya secara pribadi," ucap Luna dengan tidak berdaya.
Di sisi lain ....
Deon sedang berada di kamar mandi
untuk mencuci muka.
Di saat yang bersamaan, Gomez dan
beberapa pria kekar suruhannya menahan Deon yang hendak keluar dari toilet!
"Pak Gomez, ada apa ini?"
tanya Deon sambil mengerutkan kening.
Gomez mencibir dan berkata,
"Deon, kuakui kamu sangat berani, kamu bahkan berani mengganggu rencana
Tuan Harlan. Sekarang, izinkan aku bertanya, apa yang kamu lakukan di kantor Bu
Luna kemarin?"
Deon tiba-tiba menyadari sesuatu.
Sambil mengingat kembali detail kejadian sebelumnya, dia berkata, "Kamulah
yang telah meracuni Bu Luna di kantornya, 'kan?"
Gomez menyeringai dan berkata,
"Tepatnya, aku hanya menaruh sesuatu ke dalam cangkir Bu Luna atas
perintah Tuan Harlan. Awalnya, aku ingin membuatnya pingsan dan membawanya ke
kamar pribadi hotel Tuan Harlan."
"Tanpa diduga, aku terlambat
satu langkah. Racunnya telah diangkat saat aku kembali ke kantor Bu Luna. Saat
aku memeriksa rekaman CCTV, aku baru tahu bahwa yang masuk ke kantornya adalah
kamu, bajingan!"
"Itulah kenapa Tuan Harlan
sangat marah dan memintaku untuk menghabisimu. Anggap saja kamu lagi nggak
beruntung!"
Begitu Gomez memberikan isyarat
kepada para pria kekar di belakangnya, mereka langsung bergegas menuju Deon.
Mereka semua adalah preman sewaan
yang memiliki catatan kriminal dan berpengalaman melakukan pekerjaan seperti
ini dengan profesional.
"Haha, walau Bu Luna
melindungimu, itu nggak ada gunanya. Kalau kamu menyinggung Tuan Harlan,
artinya kamu menyinggung Keluarga Tier. Sekali kamu menyinggung Keluarga Tier,
kamu nggak akan bisa hidup tenang di Kota Sielo!" ucap Gomez sambil
tertawa angkuh.
Namun di detik berikutnya, para
preman kekar itu malah berteriak dan dihempas ke mana-mana!
"Apa?"
Tawa Gomez seketika berhenti dan
kedua matanya membelalak.
Dengan kakinya yang kuat, Deon
menjatuhkan seorang pria seberat 110 kilogram tanpa kesulitan dan bahkan
mematahkan tempurung lututnya!
"Bocah sialan ini ... jago
bertarung juga rupanya?!"
Melihat situasi tragis ini, ekspresi
Gomez tak lagi angkuh seperti tadi. Dia segera berbalik untuk melarikan diri
tanpa memedulikan yang lain.
Namun, bagaikan angin beliung, Deon
sudah sampai di hadapannya dalam sekejap!
"Pak Gomez, mau ke mana
kamu?" tanya Deon dengan ekspresi tenang.
"Deon, tolong jangan bertindak
impulsif! Aku didukung Tuan Muda Harlan. Kalau kamu menyentuh sehelai rambutku
saja, Tuan Muda Harlan tidak akan pernah memaafkanmu!" ancam Gomez dengan
keras.
Begitu Gomez selesai berbicara, Deon
memegang kepalanya dengan satu tangan dan membantingnya ke wastafel!
Dalam sekejap, darah berceceran ke
mana-mana ....
"Dasar tukang jilat! Aku akan
mencabut semua rambut di tubuhmu sampai tidak bersisa sehelai pun!"
"Anggap saja ini hukuman yang
diberikan oleh Bu Luna!" ucap Deon dengan dingin.
Gomez dipukuli berulang kali hingga
darahnya mengalir dan dia terus meraung kesakitan.
Tak butuh waktu lama, kebisingan di
kamar mandi mencapai telinga Luna dan para tamu yang sedang naik ke atas.
"Apa yang terjadi?" gumam
Luna.
Luna bergegas ke depan kamar mandi,
diikuti tamu-tamunya dari belakang.
Di sana, mereka malah melihat Gomez
yang telah dipukuli Deon sampai hampir mati!
Julian berkata dengan marah,
"Deon, apa-apaan ini?! Kamu itu karyawan baru yang baru saja diangkat
menjadi karyawan tetap! Beraninya kamu memukul manajer departemenmu
sendiri!"
Menyadari apa yang sedang terjadi,
raut wajah pemuda berpakaian rapi yang berdiri di sebelah Luna menjadi kusut.
Dia bertanya, "Bu Luna, apa benar orang ini adalah pegawaimu? Kenapa kualitas
SDM-mu seperti ini?"
Bagai orang tenggelam yang telah
menemukan ban penyelamat, Gomez berseru, "Tuan Harlan, selamatkan
aku!"
Di saat itu, barulah Deon menyadari
bahwa pemuda itu adalah "Tuan Harlan" yang disebut Gomez. Pemuda
itulah pelaku sebenarnya yang beraksi dari balik layar!
"Gomez membawa para preman ini
dan menahanku supaya nggak bisa keluar dari kamar mandi. Dia juga mengatakan
bahwa dia bertindak atas perintah Tuan Harlan dari Keluarga Tier. Aku hanya
membela diri," jelas Deon dengan serius.
Mendengar jawaban ini, semua orang di
sana terkejut.
Julian membelalak dan berkata,
"Apakah kamu punya bukti yang cukup untuk membuktikan ucapanmu?"
Deon menggeleng dan berkata,
"Tidak ada."
Para preman suruhan Gomez kini
terluka parah dan berada di ambang kematian, jadi mereka pasti tidak sanggup
berbicara lagi.
Jadi, Gomez memutuskan untuk mulai
beromong kosong, "Deon-lah yang memerintah para preman ini! Dia mengatakan
bahwa aku mempermalukannya dengan memecatnya di depan umum dan ingin memberiku
pelajaran! Aku melawan sekuat tenaga, tapi aku kalah jumlah!"
Julian mengangkat alisnya dan
berkata, "Pak Gomez pernah bekerja di bawah naunganku. Sebagai eksekutif
senior di perusahaan ini, aku bisa menjamin Pak Gomez nggak mungkin menyewa
preman untuk menindas seorang karyawan baru!"
Para eksekutif lainnya ikut
memanfaatkan situasi ini dan segera menimpali, "Menurut kami, ucapan Pak
Julian benar. Kami juga percaya pada Pak Gomez!"
Harlan tersenyum licik dan berkata,
"Luna, hari ini aku datang kemari khusus untuk membahas proyek bernilai
miliaran rupiah denganmu. Aku yakin kamu nggak akan membiarkan orang lain
menuduhku tanpa bukti, bukan?"
Luna mengerutkan keningnya.
No comments: