Membakar Langit ~ Bab 101

Bab 101

 

Jessy jelas bukan tandingan David. Adriel segera menarik Jessy ke belakang, lalu mengambil sebutir berondong dari wadah dan memantulkannya dengan jarinya.

 

Berondong itu melesat dan menghantam wajah David dengan bunyi yang jelas.

 

David menjerit kesakitan sambil menutup wajahnya.

 

"Lemah sekali," ujar Adriel.

 

Dipukul oleh sebutir berondong dan menjerit kesakitan di depan banyak orang, harga diri David jelas terluka.

 

Tanpa peduli dengan rasa sakit di wajahnya, dia segera menyerang lagi.

 

Adriel kembali memantulkan sebutir berondong, kali ini mengenai lutut David.

 

David langsung jatuh berlutut dengan satu kaki, lalu sebutir berondong lagi mengenai lutut lainnya.

 

David langsung berlutut sempurna di hadapan Adriel. Rasa sakit di lutut membuatnya tidak bisa berdiri.

 

"Kalau kalah, ya, mengaku kalah saja. Aku nggak akan membunuhmu. Kenapa kamu harus berlutut seperti ini?" ujar Adriel.

 

"Bajingan!" umpat David. Dia sudah marah besar.

 

Wanita di sampingnya segera mencoba membantunya berdiri.

 

"Awas!" tolak David sambil mendorong wanita itu dan berdiri perlahan. Akhirnya dia sadar, orang di depannya ini adalah seorang ahli. Kekuatannya jauh di atas dirinya.

 

"Kamu berani mempermalukanku di depan umum? Matilah kamu! Aku tidak akan mengampunimu!" teriak David menggeram marah.

 

Adriel mengambil sebutir berondong lagi dari wadah. Itu membuat David terkejut dan mundur beberapa langkah.

 

Namun, Adriel tidak melanjutkan serangannya. Dia hanya memasukkan berondong itu ke mulutnya.

 

"Pergilah. Atau kamu mau beberapa butir berondong lagi?" kata Adriel dengan tenang.

 

Wajah David berubah menjadi pucat. Dia pun pergi sambil meninggalkan ancaman, " Jangan pergi kalau berani!"

 

Begitu dia pergi, orang-orang di sekitar mulai berkomentar.

 

"Anaknya Mahaguru Osman dikalahkan ?"

 

"Siapa orang ini? Berani sekali. Yang menantang seorang Mahaguru pasti mati!"

 

Semua orang menatap Adriel.

 

"Ayo, filmnya akan segera mulai," kata Adriel kepada Jessy.

 

"Pak Adriel, bagaimana kalau kita batal nonton? David pasti nggak akan diam saja. Bagaimana kalau Mahaguru Osman datang nanti?" ujar Jessy yang tampak sangat khawatir.

 

"Kalau dia datang, biarkan saja. Aku nggak takut padanya," balas Adriel.

 

Osman adalah seorang mahaguru tingkat lima. Meskipun pangkatnya lebih tinggi dari Adriel, Adriel sama sekali tidak gentar.

 

Dia memiliki kemampuan mata ganda, Jurus Macan Pengguncang Langit dan juga Jurus Tiga Ribu Halilintar. Ini kesempatan yang sempurna untuk menguji kehebatannya melawan seorang mahaguru tingkat lima.

 

"Sombong sekali."

 

"Dasar nggak tahu diri, cuma bisa pamer di depan wanita saja."

 

Orang-orang di bioskop mendengar ucapan Adriel dan langsung mencemooh.

 

Empat Mahaguru di Kota Silas adalah sosok yang sangat dihormati. Meskipun Adriel

 

sudah cukup terkenal di kalangan atas, dia

 

belum benar-benar dikenal di seluruh kota.

 

"Pak Adriel, dia itu mahaguru tingkat lima. Sebaiknya kita pergi saja," kata Jessy.

 

Dia tidak percaya Adriel bisa mengalahkan Osman, seorang mahaguru tingkat lima. Jadi, dia segera menarik Adriel keluar dari bioskop.

 

"Pak Adriel, maafkan aku. Aku nggak menyangka akan bertemu dengan David di sini dan menyebabkan keributan ini," ujar Jessy, buru-buru meminta maaf.

 

Adriel menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak apa-apa."

 

"Tapi Bapak nggak perlu khawatir. Aku akan segera menelepon ayahku agar dia bicara langsung dengan Mahaguru Osman. Aku yakin Mahaguru Osman akan memberikan sedikit toleransi," kata Jessy.

 

"Ehh... sebenarnya nggak perlu," balas Adriel.

 

"Masalah ini terjadi karena aku. Aku nggak bisa diam saja," tolak Jessy.

 

Kemudian, dia berjalan ke samping untuk menelepon Tobby dan menjelaskan situasinya.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 101 Membakar Langit ~ Bab 101 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on November 28, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.