Membakar Langit ~ Bab 103

 

Bab 103

 

Adriel akhirnya berhenti berpura-pura dan langsung mengaku, "Dua tahun nggak bertemu, kamu tumbuh dengan baik. Biar Kakak periksa tubuhmu sedikit."

 

Yasmin menjerit. Dia segera menggunakan satu tangan untuk menutupi dadanya yang indah.

 

Namun, dia menyadari mata Adriel menatap ke bagian lain dan posisinya sekarang membuat semua terlihat dengan jelas.

 

Yasmin segera menggunakan tangannya untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.

 

"Lepaskan aku! Bajingan!" teriak Yasmin.

 

"Nggak mau," jawab Adriel.

 

"Adriel, aku akan membunuhmu! Aku akan mencungkil matamu dan membuatmu benar -benar buta!"

 

Yasmin sangat marah, dia juga ingin sekali bersembunyi di dalam lubang saking malunya.

 

Saat itu, Ana membuka pintu dan masuk. Dia melihat kejadian itu.

 

"Adriel!" teriak Ana.

 

Otak Ana seakan bergetar. Dia langsung berlari mendekat.

 

"Apa yang mau kamu lakukan pada Yasmin?"

 

Melihat Ana, Adriel sedikit tersadar dan melepaskan Yasmin.

 

Yasmin yang sudah tidak peduli pun ingin segera menyerang Adriel lagi.

 

Ana menghentikannya dan menarik anaknya ke belakang.

 

"Ibu... dia nggak buta. Dia bisa melihat semuanya," ujar Yasmin sambil menangis penuh dengan rasa malu dan marah.

 

"Bukankah Ibu sudah bilang untuk berpakaian dengan baik di rumah? Cepat naik ke atas!" kata Ana dengan tegas.

 

"Aku akan membunuhnya dan mencungkil matanya," teriak Yasmin dengan penuh kemarahan.

 

"Naik ke atas!" perintah Ana dengan marah.

 

Melihat ibunya sudah marah, Yasmin tidak berani membantah lagi. Dia berlari naik ke lantai atas sambil menangis.

 

"Adriel, bukankah kamu sudah berjanji untuk nggak menyakiti Yasmin? Kenapa kamu melanggar janji?" ujar Ana dengan marah.

 

"Kamu cemburu?" balas Adriel sambil tersenyum.

 

"Cemburu apa? Dasar bajingan!"

 

Ana benar-benar naik pitam.

 

"Ini bukan salahku. Dia sendiri yang nggak memakai baju dan menyerangku duluan. Lagi pula, aku nggak melakukan apa-apa padanya," kata Adriel sambil duduk.

 

"Kalau aku nggak pulang, apa kamu bisa jamin nggak akan melakukan sesuatu padanya?" tuntut Ana.

 

"Entahlah," jawab Adriel jujur.

 

Jika Ana tidak pulang, Adriel benar-benar tidak yakin apakah dia bisa menahan diri terhadap Yasmin.

 

"Segera pergi. Aku nggak mau melihatmu lagi," kata Ana dengan dingin.

 

"Kalau aku nggak mau pergi, apa yang bisa kamu lakukan?" balas Adriel dengan santai dan mengangkat kakinya.

 

Lalu, dia menepuk pahanya dan berkata, " Duduk sini."

 

Ana menggigit bibirnya dan berkata pelan, " Aku mohon padamu, pergi sekarang. Jangan biarkan Yasmin tahu tentang hubungan kita.

 

"Oke, aku akan datang lagi malam ini. Bersihkan dirimu dan tunggu aku," kata Adriel sambil berdiri.

 

Dia menepuk pantat Ana dan mencubitnya.

 

Tidak disangka, Yasmin melihat kejadian itu dari tangga.

 

"Dasar buta, apa yang kamu lakukan? Beraninya kamu memukul ibuku?"

 

Yasmin sontak marah dan langsung berlari menghampiri mereka dengan niat membunuh.

 

Yasmin tidak terima karena dia gagal mengalahkan Adriel tadi, jadi dia berlari dengan ancang-ancang, lalu melompat dan menendang ke arah Adriel.

 

Adriel dengan mudah menghindar dan menangkap kakinya, lalu menariknya sehingga Yasmin jatuh dengan posisi split di lantai.

 

Yasmin segera bangkit dan ingin menyerang lagi, tetapi Ana menghentikannya.

 

"Yasmin, kamu bukan tandingannya," ujar Ana.

 

"Nggak mungkin!" Yasmin tidak percaya.

 

Beberapa hari lalu, Adriel hampir mati di tangannya.

 

"Tania terluka parah oleh dia dan masih terbaring di rumah sakit," kata Ana. Yasmin terlihat sangat tidak percaya.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 103 Membakar Langit ~ Bab 103 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on November 28, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.