Bab 110
Lisa hanya bisa pasrah melihat Wiryo
membuka celananya karena dia tidak memiliki tenaga untuk melawan.
Kini, obat di dalam tubuhnya mulai
bereaksi. Dia merasakan tubuhnya mulai panas dan kesadarannya mulai kabur. Lisa
mulai tidak sadarkan diri.
"Dasar gadis nggak tahu diri.
Aku jadi terpaksa pakai cara ini. Apa kamu pikir kamu bisa lepas dariku?"
ucap Wiryo.
"Kenapa kamu berpura-pura
seperti gadis suci di depanku? Aku sudah menyiapkan kamera, akan kurekam
semuanya untukmu. Kamu bisa perlahan menikmati sendiri bagaimana penampilanmu
di atas ranjang," ucap Wiryo sambil mengelus lembut paha Lisa yang makin naik
ke atas.
"Dengan adanya video dan foto
ini, mulai sekarang kamu hanya bisa patuh dan taat padaku. Kalau nggak, aku
akan sebarkan semuanya," ujar Wiryo.
Lisa ketakutan saat mendengar
perkataan jahat dari Wiryo.
Tangan kotor itu makin mendekati
tubuhnya. Lisa hanya bisa berusaha untuk menghindar, tetapi tubuhnya sangat
lemas dan tidak bisa menghidarinya.
"Kamu nggak tahu malu. Bajingan
! Kamu nggak akan mati dengan tenang!" ucap Lisa marah.
Lisa tidak punya pilihan lagi selain
mengutuk.
Wiryo tertawa dan berkata,
"Bagus. Terus maki aku, aku suka."
Lisa meneteskan air mata yang penuh
dengan rasa malu dan tidak berdaya.
Duarr!
Terdengar suara ledakan besar!
Pintu kamar dibuka oleh seseorang!
Dan orang yang membuka pintu adalah
pengawal yang ditinggalkan oleh Wiryo di depan.
Wiryo mendengar suara berisik. Dia
pun mengerutkan keningnya dan berjalan keluar dari kamar tidur. Dia melihat
Aaron si pengawalnya terbaring di lantai, sementara tidak ada orang lain di
depan pintu.
Wiryo marah dan berteriak, "Aaron,
apa yang kamu lakukan?"
Aaron memuntahkan darah segar sambil
berkata, "Pak Wiryo, ada... ada orang yang datang."
"Siapa? Apa kamu nggak bisa
mengalahkannya?" tanya Wiryo yang marah.
"Dia memang nggak bisa
mengalahkanku."
Terdengar suara dari luar pintu. Dia
adalah Adriel.
"Siapa kamu?" tanya Wiryo.
Melihat kedatangan Adriel yang
merusak rencananya, Wiryo merasa marah dan ingin membunuhnya.
Adriel malas berbicara banyak dengan
Wiryo. Dia menggerakkan tubuhnya dengan cepat seperti hantu dan seketika tiba
di depan Wiryo. Hal ini membuat Wiryo terkejut.
Adriel mencekik leher Wiryo dan
berkata, " Jika kamu berani mengganggu Lisa lagi, aku akan
membunuhmu."
Wiryo merasa dirinya hampir mati dan
sangat ketakutan hingga tidak bisa berbicara.
Adriel tidak berniat membunuh. Namun,
dia juga tidak akan melepaskan Wiryo begitu saja. Dia langsung menggunakan
tendangan yang mematikan untuk menghancurkan alat vital Wiryo.
Wiryo merasa sangat kesakitan, tetapi
tidak bisa mengeluarkan sedikit suara pun.
Adriel melempar Wiryo ke lantai.
Kini, Wiryo menjerit kesakitan sambil memegang celana dalamnya.
Adriel memasuki kamar. Kini, efek
obat Lisa sudah bereaksi sepenuhnya. Dia terus berguling guling di atas
ranjang. Seluruh tubuhnya berwarna merah muda, bahkan dia sudah melepas seluruh
pakaiannya. Lisa mulai tidak sadarkan diri.
Lisa melihat pria itu dan langsung
menghampirinya. Memeluk sambil meraba - raba tubuh Adriel.
Adriel segera mengeluarkan jarum
perak, meletakkan Lisa di atas ranjang, dan segera menusuk Lisa dengan tujuh
jarum perak untuk mengeluarkan racun dari tubuh Lisa.
Tidak lama kemudian, racun di dalam
tubuh lisa keluar dari pori-pori tubuhnya dan membasahi sprei ranjang.
Warna kulit Lisa perlahan memudar dan
tatapan matanya juga menjadi lebih jernih, bahkan kesadarannya juga pulih
kembali. "Adriel? Kenapa kamu di sini?" tanya Lisa.
Note: Tersedia Versi Teks Bab 101 - Bab 300
Donasi untuk novel ini 20K untuk bab tersebut.
Yang berminat hub wa 089653864821, donasi ke DANA nomor tersebut
No comments: