Bab 21
Johny langsung mengambil posisi
bertarung, tangan kirinya menggunakan Teknik Penguncian Kuat, sementara tangan
kanannya menggunakan Teknik Penguncian Lembut. Kekuatan terkonsentrasi pada
lima jari, kombinasi kedua teknik itu menghasilkan serangan yang agresif dan
ganas.
Kalau Johny memegang sendi seseorang,
maka sendi itu akan hancur seketika.
Meskipun Adriel sekarang adalah
mahaguru alam bawaan, dia kurang pengalaman dalam pertempuran dan banyak
gerakan - gerakan bela diri yang belum dipadukan dengan sempurna.
Ketika bertemu dengan ahli bela diri
yang lebih lemah, dia bisa dengan mudah mengalahkan sepuluh orang sekaligus.
Tingkat keahliannya tidak sama dengan
kekuatan pertempuran sebenarnya. Pengalaman dan keterampilan bertempur,
integrasi dan tingkat keahlian gerakan seni bela diri juga merupakan faktor
penting yang memengaruhi kekuatan pertempuran sebenarnya.
Adriel tidak terburu-buru untuk
mencari kemenangan dengan satu langkah. Dia melihat kalau kemampuan Johny cukup
bagus. Adriel hanya memberinya kesempatan untuk berlatih dan mengumpulkan
pengalaman pertempuran.
Kemampuan tahap pertama mata ganda
Adriel teraktivasi, dia mampu melihat dalam gelap, jarak jauh dan kecepatan
dalam mode lambat.
Kecepatan dalam mode lambat merujuk
pada melambatkan serangan lawan dengan memecah semua gerakan, membuat prediksi
dan tanggapan.
Kalau mengaktivasi tahap kedua,
Adriel akan memiliki kemampuan penglihatan dan ingatan yang kuat, serta dapat
meniru gerakan bela diri orang lain.
Johny menggunakan Teknik
Pengendalian, dipadukan dengan gerakan tubuh yang lincah dan cepat. Serangannya
ganas dan tajam, membuat orang-orang yang menyaksikan merasa dia sangat hebat.
"Pak Johny hebat, ya. Aku yakin
orang itu nggak akan bertahan lama dan kalah telak. 11
"Orang yang nggak tahu terima
kasih dan tamak memang pantas mendapat pelajaran."
Jessy juga sangat menghargai
kemampuan yang ditunjukkan oleh Johny. Dia berpikir, tidak sia-sia Johny
menjadi yang terbaik di antara generasi muda di Kota Silas, sungguh luar biasa!
Johny terus menyerang dengan kuat.
Adriel tampak dalam posisi defensif yang pasif dan kalah, tetapi sebenarnya dia
sangat terampil.
Sementara itu, meskipun Johny tampak
unggul, sebenarnya dia tidak mendapatkan keuntungan apa pun.
Makin Johny menyerang, makin dirinya
terkejut.
Johny memikirkan, dari mana Adrial
muncul, kenapa begitu sulit untuk menghajarnya. Johny sudah menggunakan lebih
dari tiga puluh gerakan tetapi sama sekali tidak melukai Adriel.
"Kenapa kamu makin lambat? Lebih
cepat sedikit. Apa ini kemampuanmu yang sebenarnya?"
Adriel malah mendesak Johny.
"Anak muda, kamu cari
mati!"
Johny merasa sangat marah dan malu.
Sebelumnya dia tidak menggunakan serangan yang sebenarnya, meninggalkan ruang
untuk improvisasi.
Akan tetapi perkataan Adriel
membangkitkan amarah Johny, dia menyerang titik fatal Adriel tanpa berbelas
kasihan.
Adriel merasa sudah cukup, gerakan
Johny sudah kehabisan tenaga dan tidak bisa melanjutkan pertarungan. Adriel mengubah
pukulannya menjadi cengkeraman, meniru Teknik Pengendalian Johny dan
mencengkeram pergelangan pria itu.
Klek!
Johny berteriak kesakitan,
pergelangan tangannya sangat sakit, dia lalu menendang dengan lutut yang
diangkat.
Adriel sekali lagi menekan sendi
lutut Johny dan pria itu kembali berteriak. Johny lalu ditampar oleh Adriel dan
terlempar ke meja konter.
Situasi seketika berbalik, Johny
tiba-tiba kalah menyebabkan kericuhan di sekitar mereka.
"Pak Johny kalah?"
"Kok bisa? Pasti karena Pak Johny
lengah dan tiba-tiba diserang oleh pria itu dengan cara licik."
Jessy juga terkejut, dia pikir Johny
akan menang, tetapi ternyata hasilnya benar - benar berbalik.
Orang biasa melihat keramaian,
sedangkan orang yang ahli melihat trik.
Jessy sendiri juga seorang ahli bela
diri, hanya saja kemampuannya tidak sebanding dengan Johny. Dia bisa melihat
kalau Adriel mengalahkan Johny secara langsung, bukan karena Johny lengah atau
meremehkan lawan.
Johny segera dibantu oleh para
pegawai Apotek Darma.
"Dasar bajingan!
Berani-beraninya kamu melukaiku? Aku nggak peduli siapa kamu, tapi kamu sudah
pasti mati. Tunggu saja!"
Raut wajah Johny berubah masam, dia
berkata dengan wajah yang mengerikan.
"Berkoar-koar tanpa
kemampuan."
Adriel melemparkan kalimat ini dan
langsung pergi dari Apotek Darma.
"Ah! Aku ingin membunuhnya, aku
ingin dia mati!"
Johny melihat ke langit dan berteriak
keras dengan amarah.
Dia yang selalu sombong, ingin
menunjukkan kehebatannya di depan Jessy, tetapi ternyata gagal total dan mempermalukan
diri sendiri.
No comments: