Bab 23
Jessy menggertakkan giginya dan
membuka pintu mobil lalu masuk. Jessy berkata dalam hatinya, 'Toh, dia membawa
rumput air liur naga, sesampainya di rumah sakit baru dibicarakan lagi.'
Johny terkejut melihat Jessy malah
masuk ke mobil Adriel.
"Apa yang terjadi? Kenapa Nona
Jessy masuk ke mobil orang itu?" Johny terlihat kebingungan.
"Dia pasti mengatakan sesuatu,
menggunakan rumput air liur naga untuk menjebak Nona Jessy masuk ke mobilnya!
Nona Jessy mungkin dalam bahaya!"
Pegawai toko menganalisis.
"Cepat, ambil ponselku dan
telepon ayahku untuk memberi tahu orang-orang keluarga Buana. Jessy adalah
milikku dan orang itu nggak boleh mengambil keuntungan!"
Johny berteriak marah dengan matanya
yang membelalak.
Jessy mendengar kata-kata Adirel dan
menutup mulutnya. Kalau bukan karena takut melawan Adriel saat ini, Jessy akan
mengeluarkan cemoohan tentang kesombongan dan kesongongan pria itu.
"Maksudnya, kemampuan medismu
sangat hebat, ya?"
Jessy masih tidak tahan untuk
bertanya.
"Yang pasti lebih hebat dari
Bagas Luosa."
Tentu saja Jessy tidak akan percaya kata-
kata Adriel.
"Kalau boleh tanya, namamu
siapa?" tanya Jessy.
"Adriel Lavali."
Jessy memikirkan dengan serius dan
memastikan kalau dia tidak pernah mendengar tentang Adriel di Kota Silas.
"Tapi siapa kamu sebenarnya? Aku
mengenal banyak orang muda yang hebat di Kota Silas. Kamu bisa mengalahkan
Johny, itu menunjukkan kemampuanmu melebihinya. Tapi aku belum pernah mendengar
tentangmu atau mengenalmu."
Jessy yang penasaran berkata.
"Apa termasuk hebat kalau
dikenali olehmu?"
Satu kalimat Adriel langsung membuat
Jessy terdiam. Jessy berkata dalam hatinya, 'Sombong sekali dia. Kalau bukan
karena rumput air liur naga adalah miliknya, aku nggak sudi mengenalnya !!
Pada saat itu, ponsel Jessy
berdering, itu adalah panggilan dari ibunya, Shalina Tanjaya.
"Jeje, kamu ada di mana? Apa
kamu dalam bahaya? Aku dengar rumput air liur naga sudah dibeli orang lain dan
dia bahkan melukai Johny. Kamu naik mobilnya, 'kan?"
Shalina ketakutan setelah mendengar
berita tersebut.
Tobby sakit dan dalam keadaan kritis,
kalau putrinya mengalami masalah lagi, maka Shalina akan hancur.
"Ibu, jangan khawatir, aku
baik-baik saja. Kami sedang menuju rumah sakit."
Shalina lebih tenang saat
mendengarnya.
"Apa kamu sudah mendapat rumput
air liur naga?"
"Anggap ... Saja begitu.
Sebentar lagi aku akan sampai rumah sakit."
Setelah menutup telepon, Jessy diam-
diam mengirim pesan kepada temannya untuk segera memeriksa informasi tentang
Adriel.
Adriel mengemudikan mobilnya dengan
sangat cepat, hanya membutuhkan waktu kurang dari sepuluh menit dari Apotek
Darma menuju Rumah Sakit Utama.
Sebenarnya Adriel memilih untuk
mengobati Tobby karena dua alasan.
Pertama, pada saat itu Jessy menangis
dan hampir berlutut. Adriel sedikit tidak tega.
Kedua, Tobby telah menjabat selama bertahun-tahun
dan memiliki reputasi yang baik di kalangan penduduk Kota Silas. Dia juga telah
melakukan banyak hal yang menguntungkan masyarakat.
Kalau Tobby adalah seorang pejabat
korup yang memiliki reputasi buruk, bahkan kalau Tobby mati di depannya pun,
Adriel tidak akan pernah membantu untuk menyelamatkan.
Jessy membawa Adriel ke ruang rawat
Tobby.
Banyak orang di ruang rawat Tobby.
Selain Shalina, sekretaris dan pengawal Tobby, ada beberapa kepala rumah sakit,
berikut pakar medis dan dokter sakti Kota Silas, Bagas, untuk bekerja sama.
"Jeje, mana rumput air liur
naga?"
Shalina bertanya dengan cemas.
"Ada padanya," jawab Jessy
sambil menunjuk Adriel.
"Cepat, berikan padaku!"
Shalina berkata.
"Apa aku mengatakan akan
memberikannya padamu?" jawab Adriel dengan tenang.
"Berani sekali kamu! Aku
perintahkan, segera serahkan rumput air liur naga dan keluarga Buana nggak akan
memperlakukanmu dengan nggak adil. Kalau nggak, kamu nggak akan mampu
menanggung akibatnya."
Shalina berkata dengan nada dingin.
Adriel melirik singkat Shalina dan
berkata dengan nada tidak senang, "Putrimu sangat memohon-mohon dan aku
melihatnya sangat patuh. Oleh karena itu aku datang baik-baik untuk
menyelamatkan orang. Kalau sikapmu seperti ini, maka aku akan pergi."
Adriel berbalik dan pergi.
"Berhenti!"
No comments: