Membakar Langit ~ Bab 28

   

Bab 28

 

"Seharusnya dia bahkan belum menjadi janin," kata Dokter Andrian yang setuju dengan ucapan Bagas dan ikut mengolok- olok.

 

"Aku tahu kamu nggak terima, kamu pasti mendiagnosis kalau Pak Tobby terkena Racun Embun Beku."

 

"Ya! Dokter Bagas bilang ayahku keracunan Racun Embun Beku, bukan benar-benar penyakit. Racun ini sulit diobati, ada delapan belas resep yang berbeda, dengan perbedaan yang signifikan dalam cara mengobatinya."

 

Jessy merasa yakin dengan keahlian medis Adriel.

 

"Kamu bahkan bisa melihat ini adalah Racun Embun Beku?"

 

Bagas merasa heran.

 

Racun embun beku tidak umum dan sulit untuk diagnosis. Orang awan mungkin bahkan belum tentu pernah mendengarnya. Bahkan Kepala Rumah Sakit Utama dan para ahli di sana tidak bisa mendiagnosisnya.

 

Namun, bagaimanapun juga, dibutuhkan Rumput Air Liur Naga untuk mengobati racun ini.

 

Adriel melanjutkan, "Pak Tobby bukan keracunan Racun Embun Beku, tapi Racun Kristal yang jauh lebih kompleks."

 

"Omong kosong, apa itu Racun Kristal, aku bahkan nggak pernah mendengarnya, "kata Bagus dengan tidak acuh.

 

"Gejala Racun Kristal sama kayak Racun Embun Beku, membuat darah menggumpal dengan suhu dingin. Racun Embun Beku adalah manifestasi, tapi mengandung Racun Api Fosfor di dalam pembuluh darah."

 

"Kalau diracuni dengan cara tradisonal, mengonsumsi Obat Matahari akan segera memicu Racun Api Fosfor di dalam pembuluh darah, menyebabkan pertempuran antara panas dan dingin Nggak ada obat yang bisa menyembuhkannya, dalam setengah menit ketujuh lubang tubuh pasien akan mengalami pendarahan dan mati."

 

"Rencana pengobatanmu nggak cuma nggak bisa menyelamatkan Pak Tobby, tapi malah akan membunuhnya. Jadi, apa salah kalau aku bilang keterampilan medismu nggak bagus, rencana pengobatanmu salah besar?"

 

Setelah Adriel selesai berbicara, wajah Shalina dan Jessy memucat ketakutan.

 

Wajah Bagas juga terlihat sedikit tidak enak, tetapi dia tetap keras kepala berkata, "Kamu ngomong kayak kamu begitu hebat saja, kenapa diagnosismu benar dan diagnosisku salah?"

 

"Masih keras kepala?"

 

Adriel dengan tenang melihat Bagas dan berkata, "Saat kamu memeriksa nadinya, kamu nggak menemukan ada yang aneh? Mungkin kamu merasakannya, tapi dengan keahlian medismu, kamu nggak tahu apa arti keanehan itu, jadi kamu sembarangan mendiagnosis dan mengabaikan keanehan samar itu."

 

Pandangan semua orang beralih ke Bagas.

 

Tiba-tiba, wajah Bagas memucat, keringat mulai bercucuran di dahinya. Dia jelas terlihat sedang gugup dan takut.

 

Seperti yang dikatakan oleh Adriel, Bagas memang merasakan keanehan, tetapi dia memilih untuk mengabaikannya dan menganggapnya tidak penting.

 

"Mendiagnosis penyakit membutuhkan wawasan yang tajam, nggak boleh mengabaikan setiap detail, kalau nggak, akan membuat kesalahan yang berakibat fatal!"

 

Adriel berkata sambil melangkah maju, Bagas dan para dokter lainnya segera mundur, sepenuhnya terpesona oleh kemampuan Adriel.

 

"Kamu dan kalian semua, nggak bisa mengikuti aturan dasar praktik medis, tapi masih menyebut diri kalian sebagai dokter? Seorang Dokter Sakti? Lucu sekali! Memalukan!"

 

Adriel penuh dengan semangat, kata- katanya tajam seperti pisau, membuat Bagas dan yang lainnya tidak bisa mengangkat kepala mereka karena malu dan tidak bisa berkata-kata.

 

Yunna tersenyum, matanya berkilauan dengan cahaya yang berair, memandang Adriel dengan penuh kagum.

 

Saat ini Adriel benar-benar keren!

 

Wina juga menunjukkan rasa kagumnya tanpa menyembunyikannya.

 

"Pak Adriel, tolong selamatkan suamiku, keluarga Buana pasti akan mengingat bantuan besar ini!"

 

Shalina juga sudah sepenuhnya percaya. Mengingat perbutannya tadi, dia sangat ketakutan. Dia hampir membunuh suaminya sendiri. Sikapnya terhadap Adriel juga menjadi makin hormat.

 

Bagas yang sudah berpraktik selama puluhan tahun, sekarang ditegur oleh seorang junior yang lebih muda. Meski dia menyadari kesalahannya, dia masih merasa tidak puas.

 

"Meskipun diagnosismu benar, bagaimana kamu bisa mengatasi racun yang begitu kompleks? Kalau kamu nggak bisa mengatasinya, maka semua ucapanmu cuma omong kosong dan tidak berguna!"

 

"Tutup mulutmu! Aku yakin Pak Adriel pasti bisa menyelamatkan suamiku. Kalau kemampuanmu nggak sebagus orang lain, diamlah. Berkoar -koar terus, cuma bisa mengolok-olok orang lain!"

 

Teriak Shalina dengan marah. Hatinya berpikir, jangan terus berkoar lagi, kalau Bagas membuat Pak Adriel marah lagi dan tidak mau turun tangan, apa yang harus dia lakukan!

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 28 Membakar Langit ~ Bab 28 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on November 02, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.