Membakar Langit ~ Bab 31

Bab 31

 

"Bu Shalina, aku belum selesai bicara."

 

"Silakan berbicara."

 

Ekspresi Shalina terlihat tidak senang, dia berpikir, apa 200 miliar tidak cukup? Apa dia mau menaikkan harga lagi?

 

"Aku mengobati orang sesuai dengan suasana hatiku. Kalau aku memang mau menyelamat orang itu, nggak dibayar juga nggak apa-apa. Kalau aku nggak mau, bahkan orang kaya raya atau pejabat tinggi menawarkan harga yang tinggi, aku akan tetap membiarkan orang itu mati dan memilih nggak menyelamatkanya."

 

"Hari ini suasana hatiku sedang baik, karena Yunna, aku hanya akan mengambil biaya konsultasi sebesar 200 ribu."

 

Adriel mengacungkan kedua jari kanannya.

 

"Berapa? Dua ... 200 ribu?"

 

Shalina dan Jessy tidak memercayai pendengaran mereka sendiri.

 

"Ya, 200 ribu."

 

Shalina langsung merasa malu. Dia tahu jelas betapa hebatnya keahlian medis Adriel, dia sama sekali tidak perlu berusaha menjilat mereka.

 

Meskipun Tobby adalah Menteri Keuangan, orang seperti Adriel tidak mungkin menganggapnya penting.

 

Jadi, dia juga tahu Adriel mengambil 200 ribu sebagai biaya konsultasi karena sedang dalam suasana hati yang baik dan memberi wajah kepada Yunna seperti yang dia katakan.

 

"Nggak bisa, nggak bisa! 200 ribu terlalu sedikit, setidaknya harus dua miliar. juta. Keterampilan medis Dokter Adriel sangat hebat, kita juga nggak mungkin nggak tahu diri."

 

Ucap Shalina, dia sangat berterima kasih di dalam hatinya.

 

"Kalau aku bilang 200 ribu, ya 200 ribu. Bu Shalina nggak usah sungkan," ucap

 

Adriel.

 

"Bu Shalina, dengarkan saja ucapan Pak Adriel."

 

Yunna juga merasa senang, satu kalimat dari Adriel akan membuatnya mendapatkan banyak bantuan dari keluarga Buana lagi. Dia memang tidak perlu membayar, hasilnya tetap sama, jadi dia berusaha meyakinkan mereka.

 

"Oke deh, kalau gtiu aku hanya bisa mendengarkan ucapanmu, terima kasih Dokter Adriel."

 

Akhir yang seperti ini bisa dikatakan sebagai hal yang sangat baik untuk Shalina.

 

Adriel keluar dari ruang sakit, diikuti oleh Yunna yang bertanya dengan suara kecil, " Apa Pak Tobby sengaja diracuni atau memang hanya keracunan?"

 

"Pasti ada yang sengaja melakukannya. Orang yang meracuninya pasti seorang ahli racun, kalau nggak dia nggak akan bisa mencampur racun kristal. Kamu bisa memperingati mereka."

 

Ucap Adriel.

 

Yunna menganggukkan kepala dan pergi mencari Shalina untuk menjelaskan situasinya.

 

"Dokter Adriel, maafkan kami yang sebelumnya nggak tahu apa-apa dan meremehkanmu, maafkan kami."

 

Dokter Andrian dan beberapa ahli membungkuk dan meminta maaf kepada Adriel dengan tulus.

 

Adriel mengibaskan tangannya dan duduk di sofa.

 

Bagas juga datang dan membungkuk untuk meminta maaf, dia berkata, " Dokter Adriel, hari ini kamu benar-benar membuatku kagum. Sepertiyang kamu katakan, aku adalah katak di dalam sumur, kemampuan medisku masih jauh dari cukup. Apa kamu bersedia menerimaku sebagai murid?"

 

"Nggak."

 

Adriel langsung menolak.

 

"Kamu bercanda ya. Kakek, tadi kamu menindas dan menghinaku, sudah cukup baik aku nggak memperhitungkannya Sekarang kamu malah mau belajar keterampilan medis dariku? Bermimpilah.

 

Bagas sangat kecewa, dia sangat menyesal.

 

"Dokter Adriel, aku mewakili Rumah Sakit Utama mengundangmu untuk membuka konsultasi di sini." Perasaan untuk menariknya muncul di hati Andrian.

 

"Nggak tertarik."

 

Andrian juga sangat kecewa, tetapi tidak berani mengatakan apa-apa lagi.

 

"Tapi, kalau kamu menghadapi kesulitan, kamu bisa mencariku."

 

Adriel mengingat ucapan Tabib Agung, fungsi dari keterampilan medis adalah menyembuhkan penyakit dan menyelamatkan nyawa, serta membantu masyarakat.

 

Kalau ada waktu, dia juga bersedia membantu.

 

Andrian segera senang, dia segera berkata, "Kamu sangat berhati baik, aku mewakili warga Kota Silas untuk berterima kasih padamu."

 

Bisa mengundang Adriel untuk menyelesaikan beberapa masalah yang sulit saja sudah cukup.

 

Adriel melihat Bagas yang berdiri di sampingnya dengan kepala tertunduk dan tidak mengatakan apa-apa. Adriel pun berkata, "Dokter Bagas."

 

"Jangan panggil aku begitu, itu membuatku terharu. Kamulah dokter yang sesungguhnya." Bagas sangat takut dan khawatir.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 31 Membakar Langit ~ Bab 31 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on November 03, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.