Membakar Langit ~ Bab 39

 

Bab 39

 

Cheky dan keluarganya memasuki ruang pesta, sementara Adriel berjalan ke samping.

 

Dikarenakan Adriel tidak memiliki undangan, dia tidak bisa masuk melalui pintu utama ruang pesta, melainkan lewat pintu belakang yang langsung menuju ruang tunggu tamu VIP yang terletak di belakang ruang pesta.

 

Wina sudah menunggu lama di luar ruang tunggu tamu VIP. Saat dia melihat Adriel, Wina langsung berseri-seri dengan gembira.

 

"Pak Adriel, silakan masuk."

 

Adriel masuk ke ruang tunggu. Selain ada Simon dan Yunna, ada seorang pria paruh baya yang wajahnya tujuh hingga delapan puluh persen mirip dengan Simon.

 

Dia adalah putra tertua dari Simon, Justin Millano, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Nambia.

 

"Kak, aku perkenalkan. Ini adalah Pak Adriel Lavali. Bakat keterampilan dan keahlian medisnya luar biasa."

 

Yunna memperkenalkan sambil bangkit berdiri, lalu berkata pada Adriel, "Pak Adriel, ini adalah kakakku, Justin Millano.

 

Justin melirik Adriel sekilas. Setelah menjabat di posisi tinggi, Justin memiliki wibawa dan kehormatannya tersendiri

 

Sikapnya pada Adriel tidak sehormat keluarga Millano lainnya.

 

"Aku sudah mendengar tentang kejadian kemarin. Kamu cukup muda dan berbakat. Bagus."

 

Justin tidak berdiri, mempertahankan wibawanya.

 

"Kamu terlalu memuji."

 

Adriel menjawab dengan tenang dan tidak merasa rendah diri.

 

Yunna berbisik di sampingnya, "Sejak kecil kakakku selalu bersikap seperti ini, selalu menjaga kehormatannya. Selain itu, dia sudah lama berada di dunia pemerintatah, wajar saja kalau sedikit angkuh. Jangan dimasukkan ke dalam hati, ya."

 

Adriel mengangguk pelan lalu berjalan ke samping dan duduk. Dia lalu mengeluarkan selembar kertas yang dilipat.

 

"Pak Simon, selamat ulang tahun. Ini adalah hadiah yang aku siapkan untukmu.

 

"Selembar kertas sebagai hadiah? Kamu benar-benar punya niat baik, ya."

 

Justin minum teh sambil duduk dengan santai.

 

"Justin! Diam saja kamu, jangan berkata yang nggak-nggak."

 

Raut wajah Simon serius, kemudian berkata, "Pak Adriel datang ke pesta ulang tahunku saja sudah merupakan kehormatan besar untukku. Nggak perlu memberi hadiah lagi."

 

"Selain itu, saat mengirim undangan tahun ini, kami sudah memberi tahu semua tamu undangan kalau kami menolak segala bentuk hadiah."

 

Justin tidak mengatakan apa pun lagi. Adriel berkata, "Kamu bisa membukanya, aku pikir sepertinya kamu akan menyukai hadiah dariku."

 

"Baiklah! Kalau begitu aku akan menerimanya dengan rasa hormat."

 

Simon membuka kertas itu, di dalamnya terdapat resep obat yang ditulis oleh Adriel.

 

"Pak Adriel, apa ini resep obat? Untuk mengobati penyakit apa? Apa aku masih memiliki penyakit serius?"

 

Simon bertanya dengan sedikit cemas.

 

"Nggak perlu khawatir. Resep ini namanya Resep Seratus Umur Panjang Ikuti resep ini untuk mencampur bahan- bahan obat dan dibuat menjadi pil, yang namanya adalah Pil Seratus Umur Panjang. Setelah dikonsumsi beberapa waktu, pil ini bisa memperkuat otot dan tulang, mencegah berbagai macam penyakit, memperpanjang usia dan bisa membuat orang berumur panjang dengan mudah."

 

Setelah mendengar penjelasan Adriel, raut wajah Simon penuh dengan kegembiraan, seolah-olah mendapatkan harta karun. Dia segera menyimpan resep obat itu dengan hati-hati, takut Adriel berubah pikiran dan mengambilnya kembali.

 

"Ini adalah hadiah besar, aku nggak akan menolaknya."

 

"Ayah, resep ini harus diuji dulu. Setelah dibuat menjadi pil, kita harus mencari orang untuk mencobanya dan mengamati efek pilnya. Kalau nggak, aku bisa membawanya ke Nambia untuk konsultasi dengan pakar medis di sana dan membuktikan kebenarannya. Resep obat tradisional seperti ini nggak bisa langsung dikonsumsi begitu saja."

 

Sebagai kepala dinas yang bertanggung jawab atas seluruh kesehatan ornag- orang di Nambia, Justin merasa skeptis dengan keahlian medis Adriel yang belum pernah dia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Dia merasa kalau semuanya terlalu dibesar-besarkan.

 

Bagaimana mungkin seseorang yang masih muda memiliki keahlian medis yang luar biasa?

 

Justin sama sekali tidak percaya kalau pemuda seperti Adriel memiliki keahlian medis yang luar biasa.

 

"Kak, nggak perlu. Resep obat yang diberikan Pak Adriel pasti nggak akan ada masalah. Selain itu, nilai resep obat ini nggak ada duanya. Kalau kita bisa memproduksi Pil Seratus Umur Panjang secara massal dan menjualnya, pasti akan cepat diterima di pasaran dan menjadi obat yang paling laris."

 

Yunna memang layak disebut "ratu bisnis ", dia bisa langsung melihat nilai sebenarnya dari resep obat ini.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 39 Membakar Langit ~ Bab 39 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on November 03, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.