Bab 46
"Asal kamu yang
merekomendasikanı, meskipun bisnisnya merugikan, aku akan tetap melakukannya.
Dibandingkan denganmu, keuntungan apa pun tidaklah seberapa. Aku nggak akan
menolak permintaanmu."
Yunna berkata dengan semangat.
"Uhuk, uhuk... aku keluar
sebentar."
Adriel benar-benar tidak tahan dengan
pesona dan godaan Yunna, jadi dia mencari alasan untuk kabur. Di belakangnya,
terdengar suara tawa Yunna yang menyenangkan.
Adriel berjalan ke taman di luar
ruang pesta, di mana beberapa tamu berkumpul bersama sambil minum dan
mengobrol.
"Hei bodoh, bagaimana kamu ada
bisa di sini?"
Yasmin sedang duduk bersama beberapa
anak orang kaya, lalu tiba-tiba dia melihat Adriel. Dia sangat terkejut, sampai
berpikir dia melihat sesuatu yang tidak nyata.
Yasmin tersadar dan berjalan menuju
Adriel sambil memperhatikannya.
"Kamu juga memakai pakaian
bermerek? Dari mana kamu mencurinya? Bagaimana kamu bisa masuk? Apa yang ingin
kamu lakukan di sini?"
Serangkaian pertanyaan terucap dari
mulut Yasmin.
"Nggak ada urusannya
denganmu."
Jawab Adriel secara terus terang.
"Berani melawanku! Kamu pikir
karena bisa kabur dari rumahku, jadi aku nggak bisa membereskanmu?"
"Coba saja."
Yasmin menggenggam tangan dan siap
untuk memukul Adriel dengan tinjunya.
"Yasmin, kamu sedang apa! Kamu
nggak tahu ini tempat apa ya?"
Ana muncul di waktu yang tepat dan
menghentikannya.
"Ibu, bagaimana dia bisa masuk
ke sini? Dia pasti punya niat jahat, datang untuk membuat keributan."
Yasmin berkata.
"Bermainlah dengan temanmu, Ibu
akan mengurusnya."
Ujar Ana.
Yasmin saat ini mengacungkan jarinya
ke hidung Adriel, lalu mengancam, "Hei bodoh, aku peringatkan ya, lebih
baik jangan cari masalah. Kalau nggak, setelah pesta berakhir, aku akan
membunuhmu."
Ana saat ini menatap Adriel. Dia juga
menebak-nebak dalam hatinya, bagaimana Adriel bisa muncul di sini.
"Ikut aku sebentar," kata
Ana.
Adriel mengikuti Ana keluar dari
taman dan masuk ke sebuah paviliun di belakang.
"Bagaimana kamu bisa masuk ke
sini?" tanya Ana dingin.
Adriel tidak menjawab, tapi malah
mengangkat tangan dan memukul pantat Ana.
"Apa yang kamu lakukan!"
Ana marah besar, takut dilihat orang
lain.
"Nggak tahu kenapa, setiap kali
melihatmu, aku ingin memukul pantatmu."Adriel berkata.
Ekspresi Ana terlihat sangat marah.
"Kenapa kamu masuk ke
sini?" Ana sekali lagi bertanya dengan geram.
"Tentu saja ada yang
mengundangku."
"Siapa yang akan mengundangmu?
Apakah kamu tahu ini tempat seperti apa? Cepat pergi dari sini."
Ana merasa bahwa kehadiran Adriel di
sini hanyalah bom waktu.
Jika di pesta nanti Adriel
mengungkapkan hubungan antara mereka berdua di depan umum, maka itu akan jadi
tak terkendali.
"Kamu bahkan bukan pemilik
acara, apa hakmu mengusirku?"
Adriel tersenyum.
"Adriel!"
Ana saat ini menekan suaranya dan
berkata, "Apa yang sebenarnya kamu inginkan ?! Kamu sengaja menyusup ke
sini untuk merusak reputasiku, 'kan?"
"Bicara soal reputasi, aku
belajar darimu. Reputasiku sudah lama dirusak olehmu. Sekarang giliranmu. Kamu
nggak tahan, ya?"
Perasaan Adriel terhadap Ana benar-
benar rumit. Setiap kali dia mengingat apa yang dilakukan oleh Ana, dia sangat
marah.
Terutama setelah mendengar perkataan
Cheky hari ini, Adriel semakin membencinya.
Tapi dalam kebenciannya, ada perasaan
yang sulit dijelaskan.
Lagi pula, Ana adalah wanita pertama
bagi Adriel yang membuatnya merasakan kesenangan menjadi seorang pria!
Banyak yang bilang bahwa wanita
memiliki perasaan khusus terhadap pria pertamanya, tidak bisa dilupakan.
Sebenarnya pria juga merasakan hal yang sama terhadap wanita pertamanya.
Sekalipun beberapa pria memberikan
pengalaman pertama mereka kepada sang profesional yang membutuhkan uang, tapi
mereka selalu mengingatnya.
No comments: