Membakar Langit ~ Bab 54

 

Bab 54

 

Baru pada saat itulah Thomas melihat dengan jelas penampilan asli Yunna. Matanya melebar tanpa sadar dan seketika berkata, "Astaga!"

 

"Jadi dia wanita kaya yang memelihara Adriel?" tanya Thomas.

 

Fanny menipiskan bibir, kemudian berkata, "Memang dia. Meskipun dia cantik, siapa tahu dia melakukan operasi plastik, 'kan? Dan lagi, orang yang bisa tertarik pada orang yang lemah seperti Adriel, kemampuan estetikanya juga nggak begitu bagus."

 

Thomas tidak berpikir seperti Fanny. Wanita di depannya sangat cantik dan berkelas, benar-benar seperti dewi!

 

Thomas meratap dalam hatinya, aku bahkan rela dijadikan simpanan oleh wanita kaya seperti ini!

 

Kalau bukan karena memikirkan Fanny ada di samping, Thomas benar-benar ingin mengatakan, Dewi, pelihara saja aku, aku juga bersedia menjadi gigolomu, aku sangat ahli di ranjang!

 

Tiba-tiba, Thomas merasa tidak hanya membenci Adriel, tetapi juga merasa sangat cemburu.

 

"Kemarin sudah kubilang, kamu nggak ada bedanya dengan badut yang melompat -lompat, memangnya kamu nggak ingat? " ucap Yunna dengan dingin.

 

"Kamu badut yang melompat -lompat ! Memangnya apa hebatnya kamu? Aku kasih tahu, ya. Keluarga Lein sudah menjadi mitra baru dari Grup Jahaya dan akan segera menjadi salah satu keluarga kaya di Kota Silas. Memangnya kamu siapa berani meremehkan aku?"

 

Fanny tidak bisa menahan diri untuk menunjukkan pujiannya terhadap keluarga Millano, sebab dia merasa bangga akan hal itu.

 

Bibir Yunna terangkat dengan senyum sinis, merasa bahwa Fanny sangat bodoh sekaligus lucu.

 

"Sudah selesai bicaranya? Kalau sudah, cepat pergi sana."

 

Bahkan Adriel pun merasa malu karena kelakuan Fanny.

 

"Siapa juga yang peduli mengobrol denganmu? Adriel, ingatlah, kalau kamu ada niat jahat terhadap Grup Candila, meskipun ayahku kasihan padamu dan membantumu, aku dan ibuku nggak akan setuju!"

 

"Kita sudah bukan orang yang sama lagi, lebih baik tahu diri meski hanya sedikit, jangan begitu nggak tahu malu datang ke rumah kami," ujar Fanny menghina.

 

"Hah... "

 

Adriel benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa, dia hanya menghela napas. Jika bukan karena reputasi Cheky, dia benar-benar ingin menggunakan fakta untuk mempermalukan Fanny hari ini.

 

"Kita pergi."

 

Setelah Fanny pamer, dia merasa sangat bangga begitu melihat Adriel dan Yunna hanya diam, seolah-olah dia telah meraih kemenangan besar, dia pun mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.

 

Fanny hanya ingin memamerkan diri, tetapi Thomas tidak.

 

Thomas tidak pergi, tetapi berkata kepada Adriel, "Adriel, aku nggak lupa mengenai pemukulan yang kamu lakukan dulu. Kamu berutang permintaan maaf padaku. 11

 

"Oh? Kamu ingin aku minta maaf yang bagaimana?"

 

Adriel memegang gelas arak sembari berkata demikian.

 

Thomas menjentikkan jari agar pelayan membawakan sebotol wiski dan meletakkannya di depan Adriel.

 

"Aku nggak akan menyusahkanmu. Minumlah botol arak ini sekaligus, lalu berlutut di hadapanku, panggil aku Tuan Muda Thomas sambil minta maaf, kemudian lewat di bawah kakiku, maka aku akan memaafkanmu."

 

Setelah Thomas selesai berbicara, dia berbalik dan bertanya kepada Fanny, " Menurutmu bagaimana?"

 

Meskipun Fanny merasa bahwa Thomas agak berlebihan, sekarang dia tidak berani menyinggung Thomas. Selain itu, dia tidak peduli karena yang dipermalukan adalah Adriel.

 

"Kurasa oke juga, dulu dia memukulmu sampai kepalamu berdarah, minta maaf memang sudah seharusnya. Dengan begitu, kamu sudah termasuk meringankan dia," kata Fanny.

 

Thomas tersenyum bangga, kemudian berkata, "Adriel, kamu dengar, 'kan? Aku nggak menyimpan dendam, tapi kamu harus minta maaf hari ini."

 

"Kamu masih ingat saat itu aku memukulmu sampai kepalamu berdarah?"

 

"Seumur hidup nggak akan aku lupakan! Aku sudah menunggu begitu lama datangnya hari ini. Kamu yang sekarang cuma cecunguk di depanku, aku mau merendahkanmu dengan sangat kejam!"

 

Tatapan Thomas begitu dingin.

 

"Kalau kamu masih nggak mau pergi, aku nggak keberatan membuat kepalamu pecah dan berdarah lagi," ucap Adriel dengan nada yang tenang.

 

"Kamu sudah bosan hidup atau tuli? Kamu nggak tahu apa identitasku sekarang? Wanita ini nggak bisa melindungimu!" ujar Thomas.

 

Adriel hanya diam. Tangan kanannya bergerak dan langsung mengguyurkan arak di dalam gelas ke wajah sombong Thomas.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 54 Membakar Langit ~ Bab 54 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on November 14, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.