Membakar Langit ~ Bab 57

  

Bab 57

 

Adriel bersiap untuk menyerang karena melihat pihak lain yang datang dengan tidak baik-baik. Namun, Yunna memberikan isyarat kepadanya dengan mata, menggelengkan kepalanya sedikit, menunjukkan agar dia tetap diam.

 

"Oke, aku juga kebetulan ingin bertemu bos kalian."

 

"Kalau begitu, silakan naik mobil dengan kami," ucap salah satu pria kekar itu.

 

Adriel tidak menyerang, Yunna naik ke mobil di sebelah diikuti tiga pria kekar.

 

Adriel melihat ada seorang pria paruh baya berbekas luka di wajah di dalam mobil dengan aura yang begitu tenang. Sepertinya seorang ahli.

 

Mobil segera pergi, Adriel juga mengendarai mobil dan mengikuti dari belakang.

 

Mobil ini tidak keluar kota, melainkan pergi dari daerah Kota Barat ke daerah Kota Timur dan masuk ke sebuah klub malam.

 

Yunna dibawa ke lantai enam klub malam untuk menemui bos di balik layar.

 

"Yunna, lama nggak jumpa."

 

"Pedro sialan, kamu khusus mengirim orang untuk menculikku kemari, mau apa kamu?"

 

Yunna tetap tenang dan tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun.

 

Pedro berkata, "Sekarang hanya kamu yang berani memanggilku Pedro sialan."

 

"Bukankah kamu memang sialan? Dari kecil sampai besar nggak bisa mengubah kebiasaan."

 

Yunna duduk di sofa tanpa terlihat mabuk sedikit pun.

 

"Baiklah, terserah kamu mau panggil aku apa. Aku memanggilmu ke sini dengan tujuan yang sangat sederhana, yaitu untuk menikahimu. Dengan begitu, keluarga kita berdua akan bersatu kembali dan kita akan menjadi kekuatan yang cukup kuat untuk menguasai seluruh Kota Silas."

 

Ayah Pedro adalah Doni Wijaya, yang dulunya mendirikan Persatuan Dagang Marlion bersama dengan Simon Millano, kemudian keduanya berpisah jalan.

 

Pedro dan Yunna sudah lama kenal sejak kecil.

 

"Aku sudah mengungkapkan pendapatku sejak lama mengenai ini, nggak perlu untuk dibahas lagi."

 

Yunna langsung menolak dan segera bertanya, "Orang yang menyerang ayahku kemarin adalah orang suruhanmu, 'kan?"

 

"Dia sudah tua dan masih hidup, dia hanya akan menghalangi perkembangan keluarga Millano, aku sedang membantumu menghilangkan hambatan. 11

 

Pedro mengatakannya sambil merokok cerutu dengan kaki yang dilipat.

 

"Kok kamu bisa tahu keberadaanku malam ini?" tanya Yunna.

 

"Kamu sangat cerdas, bagaimana kalau kamu tebak saja."

 

"Zidan," jawab Yunna.

 

Pedro mengangkat tangan untuk bertepuk tangan sambil berkata, "Benar-benar cerdas, kamu bisa langsung menebak."

 

Zidan adalah orang tua di keluarga Millano, sekarang bertindak sebagai kepala pelayan di keluarga Millano.

 

"Kabar tentang ayahku yang pergi ke Bukit Langit kemarin juga dia yang kasih tahu padamu."

 

Pedro menganggukkan kepala, lalu berkata, "Zidan masih setia pada keluarga kalian. Jika bukan karena aku menangkap cucunya, dia nggak akan mengkhianati kalian."

 

"Aku datang hanya untuk memastikan hal ini, sekarang sudah jelas, jadi aku pergi dulu."

 

Pedro tertawa terbahak-bahak melihat Yunna berdiri, "Yunna, sekarang kamu berada di wilayahku, apa kamu pikir kamu masih bisa pergi?"

 

"Kamu maunya gimana? Mau membunuhku?" ucap Yunna tanpa mengubah sedikit pun ekspresinya.

 

"Nggak akan. Aku ini sangat menyukaimu, bagaimana mungkin aku tega membunuhmu. Malam ini kamu akan menjadi wanitaku, kemudian keluarga kita berdua kerja sama, begini baru benar." Pedro berkata dengan senyum sinis.

 

"Orang gila bicara omong kosong. Apa Zidan nggak kasih tahu kamu kalau keluarga kita mendapat bantuan dari seseorang yang terhormat kemarin?"

 

Yunna tahu bahwa Adriel berada di dekatnya, ini juga yang menjadi dasar kepercayaan dirinya.

 

"Aku sudah dengar. Ada anak muda bermarga Lavali, 'kan? Dia mengacaukan rencanaku kemarin dengan menyelamatkan nyawa ayahmu. Katanya, dia bisa membunuh ahli tingkat tujuh yang aku atur kemarin hanya dengan satu gerakan?" jelas Pedro.

 

"Cuma dipukuli sampai terluka parah, nggak sampai mati. Dia mati karena disiksa untuk diinterogasi," ucap Yunna.

 

"Kayaknya dia ahli tingkat delapan dan juga datang ke sini. Menurutmu, apa dia bisa menyelamatkanmu?"

 

Percakapan antara Pedro dan Yunna sangat rapi, tetapi setiap kalimatnya saling bertarung secara diam-diam, keduanya menunjukkan sikap yakin dengan apa yang dilakukan.

 

"Aku percaya padanya," kata Yunna.

 

"Maka tolong tunjukkan dirimu, Pak Adriel. Biarkan aku melihat siapa yang berani merusak rencanaku."

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 57 Membakar Langit ~ Bab 57 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on November 14, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.