Bab 58
Pedro mematikan rokok di tangannya,
lalu tiba-tiba berdiri dan meningkatkan volume suaranya.
Brak!
Sebelum Pedro menyelesaikan
ucapannya, pintu besar dibuka dengan keras. Seorang pria berbadan kuat dan
berpakaian hitam langsung terbang masuk dan jatuh ke lantai.
Adriel masuk dari pintu depan.
"Pak Adriel, terima kasih atas
kerja kerasmu," ucap Yunna sambil tersenyum.
"Nekat sekali kamu. Kalau aku
nggak mengikutimu, kamu akan bagaimana ?" kata Adriel sambil berjalan ke
samping Yunna.
"Kamu pikir aku cuma nekat?
Memangnya hal yang lain nggak sebesar kenekatanku?"
Yunna dengan sengaja menonjolkan
payudaranya yang indah.
"Besar."
Adriel melihat gundukan besar dan putih
itu sambil berkata dengan jujur.
Pedro melihat Adriel dan Yunna
bermain- main di depannya seperti tidak ada masalah apa pun, sontak wajahnya
langsung menjadi muram.
"Bagus kamu datang, sambil
menyelam minum air, ini."
Pedro memberikan isyarat dengan
tangannya, "Bunuh dia."
Pria yang berbekas luka di wajahnya
yang selalu berdiri di samping Pedro pun muncul.
Orang ini adalah seorang ahli tingkat
delapan, kemampuan cakar elangnya sangat hebat.
"Kamu mengalahkan juniorku
?" tanya pria itu.
"Siapa juniormu? Nggak
kenal."
"Hari ini aku akan menghancurkan
tulangmu satu per satu untuk menghormati juniorku."
Pria itu pun mengubah kedua tangannya
menjadi cakar dan langsung menyerang dengan kecepatan yang sangat cepat.
Meskipun keduanya adalah ahli tingkat
delapan, pria berbekas luka di wajah lebih hebat daripada Oki, kecepatan
serangannya juga lebih cepat.
Ilmu bela diri di dunia ini, hanya
kecepatan yang tidak bisa dipecahkan.
Namun, kecepatan tidak ada gunanya di
depan Adriel.
Mata gandanya mampu melambatkan
serangan lawan, memecah tindakan, dan dengan baik mengatasi kekurangan
pengalaman tempurnya.
Tangan pria berbekas luka dengan
tajam mampu mencengkeram dinding dan meninggalkan bekas cakar.
Setelah bertarung dengan Adriel
selama lebih dari sepuluh gerakan, Adriel meraih jari-jarinya dengan punggung
tangannya dan mematahkannya. Dengan sekali klik, dua jari tangan kanan pria itu
pun putus.
"Ah!"
Pria itu berteriak kesakitan, tangan
kirinya melambaikan cakar untuk melukai pipi Adriel.
Jika terkena pukulan ini, setengah
wajah akan terkoyak.
Adriel lebih cepat bergerak. Dia
menahan cakar kiri dan mematahkan jari tengah dan jari manis pria berbekas luka
di wajah itu.
Jari pria itu pun patah sebanyak
empat, sama saja dengan lumpuh.
Adriel menggunakan teknik
pengendalian yang dia curi keahliannya dari Johny untuk mengunci sendi-sendi si
pria berbekas luka di wajah, pergelangan tangan, siku, bahu, semuanya
dihancurkan.
Jeritan si pria berbekas luka di
wajah itu terdengar tanpa henti.
Lalu, tinju itu menghantam dada si
pria berbekas luka di wajah, energi sejati yang sejati menembus tubuh, seketika
menghancurkan jantung pria itu.
Dada si pria yang cekung itu jatuh di
depan Pedro, setelah meludahkan darah segar, kemudian langsung mati di tempat.
Wajah Pedro makin muram.
Pedro memperkirakan kekuatan Adriel
harusnya berada di tingkat delapan, sedangkan si pria berbekas luka di wajah
ini adalah salah satu ahli teratas di tingkat delapan yang pasti akan berhasil
dalam setiap tindakannya.
Tak disangka, si pria berbekas luka
di wajah bisa mati begitu cepat.
"Kamu bisa membunuh ahli tingkat
delapan, aku sudah meremehkan kemampuanmu. Kamu ini master tingkat
sembilan," ucap Pedro dengan suara yang dalam.
"Untuk seorang master tingkat
sembilan yang masih muda sepertimu memang sangat luar biasa. Aku mengundangmu
untuk bergabung dengan Persatuan Dagang Hariga. Aku bisa memberikan dua kali
lipat yang bisa diberikan oleh keluarga Millano, bahkan tiga kali lipat."
Pedro tergoda untuk merekrut. Jika
tidak mampu mengalahkannya, gunakan kemampuan finansial untuk merekrutnya dan
gunakan untuk kepentingan sendiri.
Adriel menggelengkan kepalanya,
"Nggak tertarik."
"Dasar nggak tahu diri! Kalau
begitu, kamu hanya bisa mati di sini. Aku juga ada master tingkat sembilan di
pihakku!" Senyum jahat muncul di wajah Pedro.
No comments: