Bab 64
Namun dua hari yang lalu Adriel masih
menjadi orang yang lemah. Dia dipukul habis-habisan oleh Yasmin hingga hampir
mati.
Ana agak curiga, apakah orang di
depannya ini benar-benar Adriel!
"Ngapain melihatku begitu?
Jangan- jangan kamu juga terpesona dengan kegantengan dan kehebatanku?"
ucap Adriel sambil menyeringai.
"Aku ragu kamu ini bukan Adriel.
Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu berpura- pura jadi dia?"
Ana merasa ini adalah satu-satunya
penjelasan yang masuk akal.
Jika tidak, apa yang dilihatnya sama
sekali tidak masuk akal.
"Terserah kamu mau pikir aku ini
apa. Aku akan mengurus mayat orang ini dulu.
Adriel membawa pergi tubuh Danang
keluar dari vila, lalu melemparkannya ke dalam bagasi mobil. Setelahnya dia
mengemudi ke tepi Sungai Silas dan langsung melemparkannya ke dalam sungai.
Setelahnya Adriel kembali ke rumah
Ana.
Ana duduk di sofa, sedangkan Adriel
dengan alami mendekatinya. Satu tangan memeluk Ana, sementara tangan yang lain
menggerayang di sepanjang kerah baju Ana.
"Kamu ini sebenarnya
siapa?"
Ana tidak memberontak. Mungkin dia
tahu dia tidak bisa melawan, atau mungkin sudah terbiasa.
Dia hanya menatap Adriel dengan mata
yang berbinar-binar sambil mengajukan pertanyaan.
"Aku ini Adriel Lavali, dijamin
asli."
"Salah! Kamu bukan dia, apa kamu
mati di Sungai Silas dan mayatmu dimasuki hantu?"
Ana makin takut begitu memikirkannya.
Dia juga merasa makin aneh, dia segera bersembunyi ke belakang dengan wajah
penuh ketakutan.
"Kalau benar-benar ada hantu di
dunia ini, aku juga ingin melihatnya. Karena kamu ingin tahu, aku akan
memberitahumu."
Adriel menggoyangkan jarinya ke arah
Ana, lalu menepuk pahanya sendiri, memberi isyarat agar Ana duduk di atasnya.
Ana masih ragu-ragu dan tidak berani
mendekat.
"Kamu ingin tahu apa yang
terjadi padaku? Kemari, aku akan memberitahumu."
Ana juga bukanlah orang biasa.
Setelah panik sejenak, dia dengan tenang duduk di pangkuan Adriel.
Satu tangan Adriel memeluknya,
sementara tangan yang lain mengelus paha bulat dan halus milik Ana, dia begitu
menikmati rasanya.
"Malam itu aku hampir mati, tapi
raja neraka nggak mau menerimaku, akhirnya Langit juga membuka mata dan
membiarkanku selamat dari bencana besar."
"Air sungai membawaku ke Kuil
Dewi Sungai, aku bertemu dengan seorang ahli tinggi, dia yang melihat keadaanku
begitu menyedihkan langsung menyembuhkan lukaku dan mengajarkanku seni bela
diri. Sudah, sesederhana itu."
Ana merasa tangan Adriel mulai
menjelajahi ke atas kakinya, dia tidak bisa menahan diri untuk menggeliat.
"Apa benar begitu?" tanya
Ana dengan ragu.
"Benar atau nggak, memangnya itu
penting?"
Sekarang Ana tidak punya pikiran
untuk memperhatikan kebenaran atau kebohongan lagi. Wajahnya yang menakjubkan
dihiasi dengan dua warna merah cerah, sepasang mata indahnya berkilauan dengan
riak.
"Jangan ... jangan di sini, kita
ke kamar di lantai atas. Kalau nggak, besok sofa ini harus dibuang."
Set sofa impor ini berharga puluhan
juta, sedangkan seprai tidak berharga.
Adriel tidak akan dengan patuh
mendengarkan kata-kata Ana, "Terserah aku mau melakukannya di mana
pun."
Adriel mengalirkan seluruh energi
hangat yang sangat kuat yang ditinggalkan oleh rumput air liur naga ke dalam
tubuh Ana agar tidak meninggalkan efek samping pada dirinya sendiri dan
kemudian menjadi terpengaruh oleh kekuatan jahat.
"Shhh..."
Adriel pergi ke kamar mandi, mendapati
bahu kanan dan kiri yang penuh dengan bekas gigitan Ana, punggungnya terasa
panas dan penuh dengan luka cakaran yang dihasilkan oleh Ana.
"Wanita ini benar-benar kejam.
Karena nggak bisa mengalahkanku, dia menggunakan cara ini untuk membalas dendam
padaku."
Setelah mengosongkan energi hangat
yang sangat kuat di dalam tubuhnya, Adriel merasa segar dan tidak merasa lelah
sama sekali.
Sementara itu, Ana tetap tidak ingin
bergerak sama sekali.
"Sekarang kamu bisa kembali ke
kamarmu."
Setelah Adriel menggunakan pakaian,
dia menggendong Ana, lalu naik ke lantai atas dan meletakkannya di atas tempat
tidur.
"Kamu ... mau pergi?"
Ana melihat Adriel sudah mengenakan
pakaian dengan rapi, tidak bisa menahan diri untuk bertanya dengan malas dan
lemah.
No comments: