Bab 66
Orang ini mengenakan pakaian berwarna
merah dengan atasan berupa tank top yang mengekspos perut dan memakai celana
yoga olahraga yang menonjolkan kaki yang panjang dan indah.
Rambutnya dicat dengan warna merah
anggur dan diikat rapi dengan ekor kuda yang bersih dan rapi. Fitur wajahnya
halus, di antara alis dan mata terpancar aura kegagahan yang menawan.
Rambut dengan warna seperti ini
biasanya tidak bisa dikendalikan oleh orang biasa, akan terlihat kampungan.
Namun, diaplikasikan ke wanita ini
tidak tampak salah, malah makin cocok.
Dia duduk di sana seperti api yang
membara, penuh semangat dan berwibawa.
Adriel tidak memperhatikan orang ini,
dia fokus menyerap energi ungu dan berlatih mata ganda.
Energi ungu yang datang dari timur
tidak berlangsung lama, setelah matahari terbit sepenuhnya, energi ungu pun
lenyap.
Ternyata dia adalah seorang pemilik
mata ganda. Tidak terpikirkan bahwa di Kota Silas ini, bisa lahir seorang
pemilik mata ganda yang sangat langka.
Wanita berpakaian merah melihat
Adriel, ekspresi matanya menunjukkan rasa kagum.
Jika Adriel mengetahui rahasia bahwa
wanita ini dirinya memiliki mata ganda, pasti dia akan terkejut.
Tabib Agung pernah berkata bahwa
pemilik mata ganda sulit ditemukan selama ribuat tahun. Mereka tentu sangat
diberkati sehingga orang biasa tidak dapat mengenalinya sama sekali.
Adriel mengakhiri latihan mata
gandanya dan tidak terburu-buru turun gunung, tetapi memulai latihan dengan
sikap yang siap.
Dia membayangkan adegan pertempuran
dalam dua hari terakhir ini, memecahkan gerakan lawannya satu per satu lalu
menirunya.
Jika evolusi mata ganda mencapai
tahap kedua, dia tidak perlu repot-repot seperti ini. Dia bisa melihat dan
menggunakan langsung untuk menyalin gerakan musuh.
Pada saat ini, Adriel juga melihat
seorang wanita berpakaian merah tidak jauh dari tempatnya.
Wanita berbaju merah tampaknya juga
sedang berlatih, tetapi gerakan- gerakannya terlihat lembut namun sangat indah,
bukan seperti gerakan bela diri, lebih seperti tarian yang indah.
Wanita berbaju merah memiliki tubuh
yang indah dan anggun. Tarian kedua tangannya kadang-kadang seperti ikan yang
berenang dengan elegan di dalam air, kadang-kadang seperti melawan arus
menghadapi tantangan.
Sedangkan pinggangnya yang ramping
tampak alami seperti ular air.
Jika dikatakan ini adalah tarian atau
gerakan yoga, namun Adriel mendapati bahwa sikap tubuhnya terlihat alami dan
penuh dengan keanggunan yang misterius.
Adriel terpesona dan tanpa sadar
mengaktifkan kemampuan mata ganda miliknya. Semua gerakan wanita berbaju merah
tercermin di matanya.
Sampai wanita berpakaian merah
selesai berlatih, dia pun menghentikan gerakan, lalu mengeluarkan napas
panjang.
Adriel memiliki kemampuan mata ganda,
itu sebabnya dia bisa melihat aura yang dikeluarkan oleh wanita berbaju merah
tidak tersebar seperti aura orang biasa, melainkan seperti anak panah yang
menembak keluar beberapa meter jauhnya.
"Ini... dia pasti ahli!"
Adriel sangat terkejut karena aura
wanita ini bak panah. Bahkan seorang mahaguru alam bawaan seperti dia tidak
bisa melakukannya.
Tentu saja, mungkin saja tingkat
keahlian dirinya tidak cukup, tetapi ini sudah cukup membuktikan bahwa wanita
berbaju merah ini sangat hebat, setidaknya kekuatannya di atasnya.
Yang paling mengejutkan Adriel
adalah, wanita ini terlihat seperti berusia dua puluhan dan sangat muda!
"Apa Kota Silas hanya memiliki
Empat Mahaguru? Siapa dia?"
Setelah wanita berpakaian merah
selesai berlatih, dia melihat ke arah Adriel.
Adriel tersenyum sopan sambil
menganggukkan kepala. Wanita itu juga merespons dengan menganggukkan kepala,
lalu melompat dengan lincah seperti burung yang terkejut, kemudian meninggalkan
puncak gunung.
"Mahaguru tingkat tinggi seperti
dia, jika bisa berlatih dengan dia pasti akan sangat membantu dalam
berlatih."
Adriel memutuskan bahwa jika mereka
bertemu lagi suatu hari nanti, dia akan mengajak wanita itu untuk berlatih dan
beradu kemampuan.
Adriel juga tidak melanjutkan
latihan, dia bersiap-siap turun gunung melalui jalur pendakian.
Pada saat ini, sepasang pria dan
wanita muda berjalan mendekat.
"Adriel?" Pihak wanita yang
menyapa lebih dulu.
Adriel juga mengenali kedua orang
ini, mereka adalah teman sekelasnya di masa lalu.
Pria itu bernama Diro Wirawan, dia
dulu adalah siswa yang sangat pintar di sekolah, baik dalam prestasi akademik
maupun perilaku, hanya saja kondisi keluarganya sedikit kurang baik. Wanita itu
bernama Lisa Lavali, dia adalah ketua kelas saat itu dan juga gadis tercantik
di kelas.
"Kebetulan sekali, dua teman
lama," sapa Adriel sambil tersenyum.
Diro menunjukkan ekspresi meremehkan
dan tidak menghiraukan Adriel.
No comments: