Membakar Langit ~ Bab 74

    

Bab 74

 

"Tenang, mungkin nanti dia akan datang sendiri. Kamu duduk dulu sambil minum, tunggu dia datang."

 

Adriel memberi isyarat kepada Bagas untuk duduk.

 

Bagas adalah orang pintar, begitu mendengar kata-kata ini, dia merasakan firasat yang buruk, seketika merasa gugup dan gelisah.

 

Adriel menggenggam sebuah buku dan perlahan mendekati Bagas. Kemudian dia bertanya, "Kamu tahu buku kedokteran ini?"

 

Bagas mengangkat kepala untuk melihat sampul buku, di atasnya tertulis dengan huruf kuno, "Kitab Spiritual".

 

"Kitab Spiritual?"

 

Bagas tiba-tiba bangkit, wajahnya memerah dan gembira seperti melihat harta karun langka.

 

Kitab Spiritual adalah bagian dari Teks Pengobatan Tradisional Kuno yang sangat berharga.

 

Bagas juga hanya pernah mendengar namanya, belum pernah melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Bagi orang yang belajar kedokteran, ini adalah harta yang tidak ternilai harganya.

 

Adriel sedikit mengangguk sambil duduk dengan kaki terlipat dan berkata, Awalnya aku ingin meminjamkan Kitab Spiritual ini padamu agar kamu dapat menyalinnya, tapi ada yang nggak setuju." 11

 

Begitu Bagas mendengarnya, dia hampir melompat karena saking gembiranya.

 

Jika bisa mendapatkan Kitab Spiritual, tidak hanya akan meningkatkan kemampuan medisnya beberapa tingkat, tetapi juga dapat dijadikan sebagai warisan keluarga Luosa, menjaga keluarga Luosa agar tidak meredup selama seratus tahun, dan menjadi keluarga medis dalam negeri yang terkenal!

 

Ini adalah kesempatan emas untuk meraih kesuksesan yang abadi bagi keluarga Luosa!

 

Namun, kalimat di belakang Adriel seperti menyiramkan air dingin padanya.

 

"Ada yang nggak setuju? Siapa?"

 

Hati Bagas terus terang mengutuk, siapa anak sialan yang membuat kesalahan di depan Pak Adriel!

 

Menghentikan jalan kedokterannya sama seperti membunuh orang tuanya!

 

Pada saat ini, pintu gerbang taman vila itu digebrak oleh seseorang dengan keras, diiringi dengan suara sombong Jamie.

 

"Anak kecil culun, aku datang. Sini keluar, aku akan membunuhmu!"

 

Jamie diikuti oleh sekelompok bawahan yang terampil, masing-masing dari mereka memegang tongkat besi dan pisau, terlihat ganas dan menakutkan dan penuh dengan aura pembunuh!

 

Mendengar suara makian ini, Bagas ketakutan hingga hampir jatuh dari sofa, wajahnya pucat dan berkeringat.

 

"Baru saja dibicarakan orangnya sudah datang. Orang yang ada di luar itu keponakanmu, 'kan? Ajak dia masuk buat duduk dulu," kata Adriel.

 

Jedug!

 

Bagas langsung berlutut di depan Adriel.

 

"Pak Adriel, ampunilah aku! Aku benar - benar nggak tahu apa yang telah dilakukan Jamie kepada Anda, aku juga nggak tahu dia akan datang mengganggu!

 

Wajah Bagas pucat. Kemarin putranya menghina Adriel, menyebabkan satu kaki dan satu tangan putranya patah.

 

Untungnya Pak Adriel sangat toleran, itu sebabnya Johny berhasil diselamatkan

 

Tidak terduga, hari ini keponakannya yang bernama Jamie datang ke rumah Adriel dengan orang-orangnya untuk membunuh Adriel.

 

Saat ini dia tahu dengan pasti bahwa bukan orang lain yang menghalangi, tetapi keponakannya sendiri yang sedang bermain-main dengan nyawanya. Ini namanya menghancurkan kesempatan besar sendiri bagi keluarga Luosa untuk meraih kesuksesan!

 

"Sekarang kamu tahu siapa yang aku sebutkan, 'kan?"

 

Bagas melihat ekspresi Adriel yang datar, tampaknya tidak marah atau senang. Namun, ekspresi semacam ini membuatnya gemetar dan sulit untuk memahami apa yang ada di dalam pikiran Adriel.

 

Jamie yang ada di luar masih terus mengumpat. Saat melihat Adriel tidak muncul, Jamie pun mengayunkan tangannya dan berkata, "Masuk dan hancurkan semuanya di dalam, serang siapa pun yang kalian temui, terutama si anak bernama Adriel itu, potong kedua kakinya dan biarkan dia tetap hidup."

 

Dengan perintah dari Jamie, dua puluh hingga tiga puluh anak buah yang membawa pisau langsung berkerumun ke dalam.

 

Begitu pintu terbuka, Bagas yang berdiri di pintu.

 

"Jamie, ke sini kamu!"

 

Saat ini, Bagas sepenuhnya ingin membunuh Jamie dengan pisau!

 

Jamie terkejut saat melihat paman Bagas tiba-tiba keluar dari pintu, dia pun segera berteriak, "Berhenti!"

 

Tidak lama kemudian, Jamie menerobos kerumunan dan mendekat, "Paman, kok bisa kamu ada di sini?"

 

Bagas sangat marah hingga wajahnya memucat.

 

Bagas berjalan dengan cepat lalu mengayunkan telapak tangannya dengan keras, dia melayangkan dua tamparan kepada Jamie.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 74 Membakar Langit ~ Bab 74 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on November 14, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.