Bab 93
"Kemampuan dan teknik bela
dirimu memang kuat dan dominan, tapi kamu cuma fokus pada kekuatan. Kalau kamu
bisa mengombinasikan kekuatanmu dengan kecepatan gerakan, barulah kamu bisa
mengeluarkan potensi maksimal kemampuanmu. Dengan begitu, kamu tidak akan mudah
dikalahkan oleh ahli bela diri dengan tingkatan yang sama, bahkan bisa
bertarung melawan ahli bela diri yang tingkatannya lebih tinggi darimu."
Wendy memberi arahan dengan sungguh -
sungguh.
Jurus Macan Pengguncang Langit memang
merupakan jurus yang sangat kuat, tetapi Adriel belum terlalu mendalaminya.
Oleh karena itu, arahan Wendy sangat
berharga bagi Adriel.
"Baiklah, hari ini cukup sampai
di sini."
Wendy menyudahi seraya mendorong
mundur Adriel dengan satu dorongan telapak tangan.
"Terima kasih atas bimbingan
Anda, Mahaguru Wendy. Aku sungguh berterima kasih."
Pertarungan ini memberikan
pengalamari bertarung yang luar biasa bagi Adriel dan membuat kemampuan
tubuhnya meningkat menjadi lebih gesit dalam merespons.
Kalau saja dia bisa sering berlatih
dengan Wendy, pasti kemampuan bertarungnya bisa berkembang dengan cepat.
"Kamu punya bakat alami yang
luar biasa dan bisa memahami dengan cepat hanya dengan sedikit arahan. Aku bisa
melihat masa depanmu yang tak terbatas."
Wendy memuji kemampuannya dengan
tulus.
"Mahaguru Wendy, Anda terlalu
memujiku. Apa Anda setiap hari datang ke sini untuk berlatih?"
Adriel bertanya penasaran.
"Kenapa? Kamu ingin terus
berlatih denganku ?" Wendy malah balas bertanya sambil tersenyum.
Adriel spontan menggaruk kepalanya
yang tak gatal dan mengaku, "Mahaguru Wendy memang luar biasa. Benar, aku
harap Mahaguru Wendy bersedia membimbingku ke depannya."
Meskipun Adriel mewarisi ajaran dari
Tabib Agung, dia tetap membutuhkan bimbingan dari guru yang baik dan lawan
bertarung yang hebat untuk mengembangkan kemampuan seni bela dirinya.
Berlatih sendiri tanpa bimbingan guru
tidak ada bedanya seperti membangun istana megah di udara. Terlihat luar biasa,
tetapi tidak ada fondasi yang kokoh.
Para ahli bela diri hanya bisa
berkembang melalui latihan dan pertarungan yang sebenarnya.
"Aku tinggal di Mansion Nevada
vila nomor lima. Kamu bisa langsung datang ke sana kalau punya waktu."
Wendy memberi tahu Adriel cara
menemuinya.
"Syukurlah, aku juga tinggal di
Mansion Nevada vila nomor delapan belas. Terima kasih, Mahaguru Wendy. Aku akan
mengingatnya dengan baik."
Adriel hampir melompat kegirangan
saat mendapat persetujuan untuk berlatih lagi dengan Wendy.
Para ahli bela diri biasanya sangat
pelit terhadap ilmu. Mereka tidak akan mau mengajarkan orang lain semudah itu.
Bahkan seorang guru yang mengajari
muridnya bela diri pun biasanya merahasiakan beberapa jurus pamungkas untuk
disimpan sendiri.
Oleh karena itu, kebaikan dan
kemurahan hati Wendy benar-benar membuat hati Adriel dipenuhi kekaguman
sekaligus merasa berterima kasih padanya.
Setelah berbincang untuk beberapa
saat, Wendy pun meninggalkan gunung terlebih dahulu.
Adriel juga kembali ke rumah dan
melihat - lihat berbagai metode bela diri di dalam Ruang Penyimpanan Surgawi.
Ruang Penyimpanan Surgawi adalah
sebuah ruang penyimpanan berbentuk sebuah kantong yang merupakan peninggalan
Tabib Agung. Ukurannya hanya sebesar telapak tangan, tetapi ada ruang seluas
dua puluh meter persegi di dalamnya. Di dalam kantong itu terdapat banyak
rahasia bela diri, senjata, tungku obat, berbagai resep obat dan buku-buku
medis.
Adriel memilih serangkaian teknik
bela diri yang disebut Tinju Bangau Musim Semi yang merupakan teknik bela diri
yang lebih menekankan pada pengendalian energi dalam. James dan Wina pun pasti
bisa berlatih jurus ini.
Kemudian dia menemukan satu teknik
bernama Jurus Tiga Ribu Halilintar.
Teknik ini berfokus untuk melatih
gerakan tubuh yang gesit, membuat penggunanya bergerak secepat kilat. Saking
cepatnya, pengguna jurus ini akan terlihat seperti cahaya yang memelesat.
Jurus yang satu ini sangat cocok untuk
melengkapi kekuatan Jurus Macan Pengguncang Langit dan menutupi kekurangannya
dalam hal kecepatan.
Berhubung rasanya kurang leluasa
untuk berlatih di dalam rumah, Adriel pun kembali ke Gunung Violet setelah
sarapan supaya bisa fokus melatih Jurus Tiga Ribu Halilintar.
Dia terus berlatih hingga matahari
bersinar terik sebelum akhirnya kembali turun gunung.
Jurus Tiga Ribu Halilintar memang
teknik gerakan tubuh yang luar biasa. Baru sebentar saja, teknik ini bisa
meningkatkan kecepatan dan reaksi tubuh Adriel dengan sangat drastis.
Adriel terus bergerak, memelesat
cepat melintasi pepohonan di tengah hutan Gunung Violet. Dia harus bisa
melompat dan meluncur dengan cepat dan akurat, jadi dia berlatih melewati
berbagai tumbuhan tanpa mengenai sehelai pun daun di sekitar.
Begitu turun gunung, Adriel kebetulan
berpapasan dengan Sri dan Fanny yang baru pulang dari rumah sakit.
Fanny langsung memutar kemudi dan
menghentikan mobilnya tepat di depan Adriel.
"Adriel, sedang apa kamu di
sini? Syukurlah, akhirnya kami menemukanmu."
Fanny dan Sri buru-buru turun dari
mobil, menghalangi jalan Adriel.
No comments: