Bab 22
"Berhenti!"
Deon tiba-tiba menahan pergelangan
tangan Luna dan menatapnya dengan dingin.
"Hanya ada satu pria di dunia
ini yang telah melihat semua bagian tubuhmu, yaitu aku!"
"Memangnya kenapa kalau aku
harus melawan master bela diri? Aku pun sudah pernah membunuh banyak master bela
diri!"
Luna terkejut melihat tatapan dingin
di mata Deon.
Harlan mencibir dan berkata,
"Tuan Gaston, lihat betapa lancangnya dia meremehkanmu!"
Gaston mencibir dan berkata,
"Benar, nada bicaranya pun terdengar sangat nggak sopan! Kebetulan aku
sudah jarang membunuh orang akhir -akhir ini. Aku akan menggunakan kepalamu
sebagai alat pemanasan!"
Dia tiba-tiba melompat tinggi dan
mendarat di hadapan Deon secepat kilat!
Dengan tatapan kagum yang berlebihan,
Harlan berkata, "Inikah kekuatan ahli bela diri yang sesungguhnya? Bagus,
cepat bunuh dia! Dengan begitu, Luna akan menjadi milikku sepenuhnya!"
Gaston mengayunkan telapak tangannya
ke wajah Deon.
Namun, kali ini......
Mata dingin Deon tiba-tiba dipenuhi
energi jahat yang tak terhingga, bagaikan dipenuhi jiwa dari roh jahat yang
penuh dendam!
Gaston yang melihat matanya juga
terkejut.
Dia merasa seolah sedang melihat
seorang pria yang sama sekali berbeda, yang berdiri di atas tumpukan mayat di
lautan darah dan menatapnya dari ketinggian 10.000 meter!
Di dalam mata orang itu, dia hanyalah
seekor semut sekecil debu!
"Dia ... dia itu...."
Gaston gemetaran tanpa henti, itu
karena dia akhirnya mengingat seorang pria yang menakutkan....
"Raja Gan...."
Blam!
Saat Gaston hanya berjarak satu inci
dari Deon, entah kenapa tinjunya tiba-tiba berhenti di udara!
Harlan bertanya dengan ragu,
"Tuan Gaston, ada apa? Pukul saja dia! Aku yakin bedebah itu akan langsung
mati!"
Harlan akhirnya mendekat ke Gaston
untuk mencari tahu apa yang salah, tetapi dia malah gemetaran seolah telah
kehilangan akal sehatnya secara tiba- tiba!
Gaston berdarah dari mana-mana dan
wajahnya memucat hingga menjadi seputih kertas!
Gaston terlihat sangat ketakutan!
"Ck, ck, apa benar dia ini
master bela diri? Bukankah kamu bilang dia sangat kuat?" ejek Deon sambil
mencibir dan menatap lurus ke arah Harlan.
Harlan tidak lagi memedulikan harga
dirinya. Saat ini, di benaknya hanya ada satu kata, yaitu kabur! Kabur
sejauh-jauhnya!
Dia pun melarikan diri!
Di saat yang bersamaan, sebuah
helikopter tiba-tiba menerobos atap hotel hingga bolong dan berhenti di dalam
kamar presiden tempat Deon dan yang lainnya berada.
Belasan pria berjas militer turun
dari helikopter.
Di antara mereka, ada seorang pria
paruh baya yang mengenakan jas dan kacamata.
Harlan tercengang. Dia pernah melihat
mereka di TV!
Ada dewa perang termuda di Negara
Nozil, Dewa Perang Killan Nobu.
Sepuluh Veteran Perang dari
Pegunungan Koir di Provinsi Xino!
Lalu, yang terakhir adalah pria yang
wajahnya paling tidak asing baginya, yaitu Murray Zune, Walikota Sielo!
"Para Veteran Perang sekalian
yang terhormat dan Pak Walikota, kalian benar-benar datang pada waktu yang
tepat!" panggil Harlan dengan kegirangan. Dia tidak menyangka bahwa
jalannya menuju akhirat akan mempertemukannya dengan orang-orang hebat ini!
Mereka pasti datang ke sini untuk
mendukungnya setelah mendengar tentang kejadian di Hotel Four Seasons!
"Pria bernama Deon itu berkolusi
dengan Raja Mafia Dylan untuk menimbulkan masalah dan melakukan pembantaian di
sini, bahkan Tuan Gaston yang selalu menjaga Keluarga Tier pun telah dia
bunuh!"
"Orang sepertinya mengganggu
keamanan publik dan membawa bencana bagi negara dan masyarakat! Dia telah
melanggar hukum!"
Begitulah keluhan pilu Harlan yang
menuduh Deon atas kejahatannya sendiri dengan berapi-api.
Namun, orang-orang penting itu bahkan
tidak melihat ke arah Harlan dan langsung menghampiri
Deon.
"Salam, Raja Gangster!"
"Tak ada seorang pun di Keluarga
Tier yang tersisa dalam radius lima kilometer dari Hotel Four Seasons, kami
sudah memastikan semuanya terbunuh!"
"Sebanyak 4.500 orang telah
gugur di tempat!"
Mendengar laporan ini, Harlan jatuh
ke lantai seperti habis disambar petir dan wajahnya memucat dengan drastis!
Lalu, dia memandang Deon dengan tidak
percaya.
"Siapa kamu? Sebenarnya siapa
kamu?" tanya Harlan dengan bibir bergetar.
Semua kejadian ini melampaui
pengertiannya. Hal ini benar-benar tidak bisa dijelaskan dengan logika!
Bukannya menjawab, Deon malah
membungkuk untuk menggenggam tangan Harlan dan berkata dengan tenang,
"Omong-omong, jari mana yang kamu gunakan saat kamu menyentuh Luna? Pasti
semuanya, ya?"
No comments: