Bab 24
"Deon? Apa yang kamu lakukan di
sini?"
Suzie tercengang. Namun, Deon sudah
melewatinya seperti embusan angin sebelum dia sempat selesai bertanya!
"Aneh sekali!" Suzie
tercengang sejenak, lalu mengabaikannya dan buru-buru masuk ke kamar di lantai
paling atas.
Namun, lagi-lagi dia dihadapkan
dengan pemandangan yang mengejutkannya.
Ada Harlan yang terbaring di lantai
dengan keadaan tangan dan kaki patah, lalu ada juga ratusan mayat yang
berserakan!
Siapa yang melakukannya?
Suzie langsung mengingat Deon yang
tadi melewatinya. Mungkinkah dia pelakunya?!
"Uhuk!" Pada saat ini, Luna
yang tidak sadarkan diri perlahan tersadar.
"Luna!" Suzie segera
menghampiri dan memeluknya, lalu meminta maaf dengan air mata berlinang,
"Maaf aku terlambat!"
"Zie, apa yang kamu lakukan di
sini?"
Luna membuka matanya dan menyadari
bahwa luka -luka tubuhnya telah pulih, tetapi dia merasa seperti terkena
amnesia.
Dia hanya mengingat bahwa dia
disudutkan oleh Harlan sampai terpaksa kabur ke kamar mandi, kemudian dia
menelepon Suzie tetapi panggilannya tidak kunjung diangkat
Namun, dia tidak bisa mengingat
kejadian selanjutnya dengan jelas!
Setelah mengucek matanya, dia melihat
ratusan mayat berserakan di lantai dan sontak bertanya dengan kaget, "Zie,
apakah kamu yang melakukan semua ini?"
"Bukan aku. Keadaannya sudah
seperti ini saat aku tiba," jawab Suzie dengan jujur.
Luna mengerutkan kening. Dia akhirnya
mengingat bahwa dia juga menelepon dua orang lain selain Suzie, yang satu
adalah Kapten Daniel Citarra, sedangkan yang satu lagi adalah Deon!
Akan tetapi, Luna tidak ingat persis
apa yang dia katakan kepada mereka!
Dia sontak berseru, "Apakah kamu
melihat Deon datang?"
Suzie hendak menjawab, tetapi seorang
pria berkemeja putih tiba-tiba masuk diiringi puluhan polisi bersenjata lengkap.
"Bersihkan TKP dan buang
mayatnya! Cepat!"
Pria itu adalah Daniel Citarra, wakil
kapten brigade Biro Penegakan Hukum.
Awalnya, Luna meneleponnya dan
meminta untuk diselamatkan, tetapi Daniel langsung menolak.
Meskipun dia sudah mendambakan Luna
sejak lama, dia tidak berani menyinggung Keluarga Tier demi Luna seorang!
Tanpa diduga, dia tiba-tiba mendapat
pemberitahuan dari walikota bahwa regunya diminta ke hotel ini untuk membuang
jenazah.
"Kapten Daniel?"
Luna tertegun dan bertanya dengan
penuh semangat, "Apakah kamu menyelamatkanku? Apakah kamu yang melakukan
semua ini?"
"Aku nggak menyangka kamu berani
melawan Keluarga Tier demi aku, kamu bahkan melumpuhkan Harlan!"
Daniel sendiri juga terkejut. Apa
penyebab Harlan lumpuh dan mayat-mayat bertebaran di sini?
Hanya Luna yang masih hidup!
Namun, melihat mata Luna yang penuh
harap, dia langsung merasa gembira dan berkata dengan bangga, "Luna,
jangan pernah sungkan padaku!"
"Bagiku, kamu lebih penting
daripada apa pun! Demi dirimu, aku nggak takut melawan siapa pun!"
Luna sangat terharu mendengar jawaban
Daniel. Dia langsung berdiri dan menggenggam tangan Daniel sambil berkata,
"Terima kasih! Aku pernah bersikap sedikit kasar padamu sebelumnya, tapi
tolong jangan dimasukkan ke hati."
Lalu, Luna mengubah topik pembicaraan
dan bertanya, "Omong-omong, Kapten, apakah kamu melihat seorang pria dalam
perjalananmu ke lantai ini? Tingginya sekitar 1,8 meter, badannya agak kurus
dan kulitnya sangat cerah."
Daniel datang ke sini untuk
membereskan TKP, jadi tentu saja dia tidak melihat Deon.
Daniel yang tenggelam dalam aroma
tubuh Luna langsung menjawab tanpa berpikir, "Nggak, selain anak buahku,
aku hanya melihat pengawal Nona Suzie."
Wajah cantik Luna seketika dipenuhi
kekecewaan yang mendalam, tetapi dia malah tertawa seolah sedang mencela diri
sendiri dan membatin, 'Kenapa kamu berharap Deon akan datang dan
menyelamatkanmu? Kamu pasti bercanda, 'kan?'
Pengecut terkutuk! Dia bahkan tidak
berani datang dan memeriksa keadaanku.'
Yah, kalau dipikir-pikir lagi, nggak
mungkin pelakunya dia! Mana mungkin dia sanggup mengalahkan Harlan dan anak
buahnya?
Melihat Daniel berbohong dengan
sangat percaya diri, Suzie mencibir dan berkata kepada Luna, " Luna,
sebenarnya Deon ..."
Luna langsung menyela dan berkata
dengan jijik, " Zie, jangan membela orang itu lagi. Aku sudah menyerah
padanya. Pria berguna sepertinya memang nggak bisa diharapkan! Dia bilang dia
ingin bercerai dan mengundurkan diri? Oke, akan kupenuhi keinginannya!"
Suzie hanya bisa menggigit bibirnya
dengan kesal.
Dia yakin kejadian ini tidak ada
hubungannya dengan Daniel yang tanpa malu-malu mengaku hebat itu!
Suzie mengingat kembali pemandangan
di depan hotel dan semakin yakin ini ada hubungannya dengan Deon!
Memikirkan hal ini, hatinya tergerak
dan dia membulatkan tekadnya.
Luna, kamu sendiri sudah mengatakan
bahwa kamu melepaskannya!'
Jadi, jangan marah-marah dan
menuduhku merebut lelakimu!'
Saat langit senja.
Deon bergegas pulang.
Begitu masuk ke rumah, dia melihat
Cindy dan seluruh keluarganya duduk di sofa dengan ekspresi sinis.
"Hei, bedebah sialan, akhirnya
kamu pulang juga! Kami sudah menunggumu dari tadi!" ucap seorang pria
paruh baya berwajah garang. Pria itu sedang meremas leher Henni dan berkata
sambil tersenyum kejam, "Apakah kamu membawa uangnya?"
No comments: