Setelah Mengetahui Rahasia ~ Bab 30

 

Bab 30

 

"Kenapa?" tanya Deon dan Luna dengan kaget.

 

"Karena prinsip kerja kami di sini adalah mendukung rujukan, bukan perceraian. Apalagi kalian baru saja menikah dan begitu serasi satu sama lain. Kalian adalah pasangan yang sempurna."

 

Lalu, petugas itu tersenyum penuh arti dan berkata, "Biasanya, kalian pasti sangat mesra, 'kan? Aku nggak berhak memisahkan pasangan sesempurna kalian!"

 

Deon dan Luna terdiam.

 

Mesra? Pasangan sempurna? Padahal, mereka baru saling kenal beberapa hari!

 

Luna mengangkat alisnya dan berkata, "Aturan omong kosong apa itu?! Kalau begitu, kami harus menunggu berapa lama lagi sebelum bisa bercerai?"

 

Petugas itu berkata, "Setidaknya satu bulan lagi!"

 

Mereka akhirnya keluar dari Kantor Catatan Sipil.

 

Luna tiba-tiba berkata, "Kalau begitu, kita belum bisa bercerai untuk sementara. Jangan pindah dulu sebelum penyakitku sembuh total. Begitu juga dengan perihal mengundurkan diri."

 

Deon berkata, "Ya, sudah!"

 

Mendengar jawaban Deon, Luna makin marah.

 

Tampaknya, pria ini tidak akan pernah berubah dan tidak akan terpengaruh apa pun, tak peduli apa pun yang terjadi.

 

Dia bahkan tidak berusaha memahami apa yang sedang dicemaskan orang lain.

 

Saat ini, sebuah mobil Audi A5 melaju ke depan gedung. Daniel yang mengenakan setelan jas putih keluar dari mobil tersebut sambil memegang buket bunga dan memanggil, "Luna!"

 

"Kapten? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Luna dengan kaget.

 

"Aku kebetulan lewat dan melihatmu. Masuklah, aku akan mengantarmu ke kantor! Dan ini adalah bunga untukmu!"

 

Luna menerima buket bunga tersebut dan berkata dengan agak tersipu, "Oh, terima kasih...."

 

"Jangan sungkan. Mulai sekarang, panggil saja aku Daniel," ucap Daniel sambil tersenyum secerah bunga di dalam buket yang dipegang Luna. Lalu, dia menoleh ke arah Deon dan berkata, "Oh? Dia ...."

 

"Pegawaiku, Deon Pastillo," jawab Luna.

 

"Oh, pria yang kamu ceritakan kemarin? Si tunangan tak berguna yang kamu gunakan sebagai tameng itu, 'kan?" tanya Daniel sambil melirik Deon dengan ekspresi agak jijik.

 

Deon mengerutkan kening dan berkata, "Kalau kamu berani mengataiku lagi, aku akan merobek mulutmu."

 

"Deon! Jangan kasar begitu pada Kapten ... pada Daniel!" seru Luna. "Dia jauh lebih keren darimu! Kalau bukan berkat bantuannya kemarin, aku pasti sudah dibawa pergi oleh Harlan!"

 

Deon mengangkat alisnya dan berkata, "Kemarin? Dibawa pergi oleh Harlan? Mana mungkin? Dia membohongimu!"

 

"Membohongi apanya? Aku melihatnya datang ke TKP dengan mataku sendiri. Mulutku bisa saja salah, tapi apakah mataku bisa salah?"

 

Mendengar Deon memfitnah Daniel, Luna semakin marah.

 

"Deon, aku benar-benar kecewa padamu. Sudah nggak bernyali, kamu malah memfitnah dan menjelek-jelekkan orang yang menyelamatkanku! Kamu benar-benar jahat!"

 

Deon dan Luna sangat mirip satu sama lain.

 

Melihat Luna memarahi Deon, Daniel spontan tersenyum bahagia dan berkata, "Luna, jangan marah-marah begitu. Sampah masyarakat sepertinya memang nggak bisa melihat kebaikan orang lain, sama seperti tikus di selokan!"

 

Mendengar cercaan Daniel, Deon langsung menatap Daniel dengan tatapan setajam pisau.

 

"Deon, aku peringatkan, ya. Kalau kamu berani memukul penyelamatku, aku nggak akan pernah memaafkanmu!" ujar Luna dengan datar. "Pria sepertimu memang parah!"

 

Deon tidak membalas.

 

Lalu, dia mengabaikan mereka dan pergi sendiri.

 

"Kamu...."

 

Luna melihat Deon dan tidak bisa berkata-kata, tetapi Daniel tiba-tiba memeluk bahunya dan berkata, "Luna, buat apa memedulikan orang seperti itu? Bukankah lebih baik kamu melupakannya saja?"

 

"Daniel, lepaskan tanganmu," ucap Luna dengan tatapan yang seketika menjadi sedingin es.

 

Daniel seketika merasa ngeri dan takut. Dia spontan melepaskan tangannya dan berkata sambil tersenyum paksa, "Maafkan aku. Aku lupa soal kebiasaanmu!"

 

"Nggak apa-apa, aku cuma nggak suka disentuh oleh laki-laki, maaf."

 

Luna menghela napas lega dan berkata sambil tersenyum, "Mobilku ada di sana. Kamu bisa mengantarku lain kali."

 

"Baiklah, baiklah."

 

Daniel memang tampak tenang, tetapi nyatanya, amarahnya mulai mendidih.

 

Luna Yossef! Jadi kamu akan terus memperlakukanku seperti itu?'

 

Begitu aku mendapatkanmu, aku akan merenggut harga dirimu di tempat tidur dan menjadikanmu peliharaanku!'

 

Jauh di dalam mata Daniel, terdapat rasa kesal dan amarah yang mendalam.

 

Walau sudah menjauh dari Luna dan Daniel, Deon tetap merasa kesal.

 

Dia tidak menyangka Luna akan memperlakukannya sedingin itu, bahkan setelah dia menyelamatkan nyawanya. Dunia ini sungguh kelam!

 

Beberapa langkah kemudian...

 

Sebuah Supercar Cadillac berwarna merah menyala tiba-tiba melaju di dekat Deon, lalu berputar 360 derajat dan berhenti di hadapannya.

 

Seorang gadis cantik dengan kulit cerah dan kaki jenjang berjalan keluar. Dia memakai kacamata hitam dan mengenakan ikat pinggang hitam seksi yang memperlihatkan tubuhnya yang indah.

 

"Deon, kenapa terburu-buru? Mau ke mana?" tanya wanita itu sambil melepas kacamata hitamnya.

 

"Bu Suzie? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Deon dengan ekspresi kaget.

 

Suzie tersenyum dan berkata, "Memangnya nggak boleh? Ayo, masuk ke mobil."

 

"Kita mau ke mana?"

 

Bab Lengkap

Setelah Mengetahui Rahasia ~ Bab 30 Setelah Mengetahui Rahasia ~ Bab 30 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on November 25, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.