Bab 33
Bahasa Faransi Deon yang elegan
langsung membungkam seisi ruangan.
Saking suninya, suara jarum jatuh pun
pasti akan menggema!
Semua orang saling memandang.
Mustahil... orang dengan gaji 8 juta itu bisa berbahasa Faransi?
Koki pastri asal Negara Faransi itu
juga berdiri dalam diam.
Melihat sang koki tidak menjawab,
Wesley tidak bisa menahan tawanya. 1
"Kalau memang nggak bisa, buat
apa kamu berpura- pura bisa berbahasa Faransi? Lihat, kokinya saja nggak
memahami satu kata pun yang kamu katakan. Malu-maluin saja kamu ini!" 1
Di luar dugaan, koki pastri Faransi
itu tiba-tiba mengacungkan jempol pada Deon dan berkata dalam bahasa Indonesia
yang kaku.
Begitu koki tersebut memuji Deon,
semua orang di sana tercengang!
"Tuan, kalau bukan karena kulit
Anda, aku pasti sudah mengira bahwa kamu itu penduduk asli negara kami. Bahasa
Faransi-mu bagus sekali, seolah kamu lahir dan besar di Negara Faransi!"
Apalagi Wesley yang wajahnya kembang
kempis karena kesal.
Setelah koki itu pergi....
Suzie tersenyum girang dan berkata,
"Deon, biasanya kamu selalu terlihat polos dan agak bodoh, tak kusangka
kamu bisa bicara dalam bahasa Faransi dengan fasih!"
Deon berkata dengan tenang,
"Bukan apa-apa, ini hal biasa bagiku."
Di Provinsi Xino, berurusan dengan
negara-negara Barat membuatnya menguasai berbagai bahasa Barat. Faktanya,
bahasa Faransi hanyalah salah satu dari puluhan bahasa asing yang dia kuasai.
Namun, jawaban ini terdengar sangat
menghina bagi Wesley.
Dia mendengus dingin.
"Apa gunanya bisa berbahasa
Faransi? Memangnya kemampuan itu akan membuat gaji delapan jutamu bertambah?
Bahasa Faransi-ku memang sedikit buruk, tapi setidaknya aku sudah pernah ke
luar negeri dan aku adalah master karate tingkat sembilan! Kekuatan setingkat
itu hampir sebanding dengan kemampuan seorang ahli bela diri!"
Mendengar ini, semua orang kembali
takjub. 1
"Apa? Selain memahami bahasa
asing, Tuan Wesley juga menguasai karate?"
"Artinya, kekuatannya hampir
sebanding dengan master bela diri!"
"Aku nggak menyangka Tuan Wesley
memiliki bakat bersembunyi sebanyak itu!"
Di dunia yang sangat memuja kekuatan
bela diri ini, tingginya tingkat kemampuan bela diri seseorang adalah jalur
bagi orang tersebut untuk mengendalikan segalanya, termasuk kekayaan, koneksi
dan kekuasaan politik.
Tentu saja, tingkat kemampuan bela
diri yang diucapkan Wesley ini terhitung lumayan tinggi!
Mendengar pernyataan ini, Deon
spontan berkata.
"Kekuatanmu hampir sebanding
dengan seorang ahli bela diri? Itu artinya kamu bahkan bukan seorang ahli bela
diri, dong?"
Wajah Wesley langsung memucat. Dia
buru-buru berdiri dan berkata.
"Cih! Dasar monyet kurus,
beraninya kamu meremehkan karate tingkat sembilan? Apakah kamu berani maju dan
berduel denganku?"
"Kamu adalah teman Bu Suzie. Aku
bisa saja membunuhmu secara nggak sengaja, jadi kusarankan kamu jangan
memintaku untuk berduel, " ucap Deon dengan tenang. 2
Mendengar jawaban Deon, teman-teman
Wesley langsung menjadi kesal dan berseru, "Lancang sekali!"
Wesley juga naik pitam.
Dia pun berkata, "Brengsek! Apa
katamu? Nggak sengaja membunuhku?! Maju sekarang juga! Kalau kamu menolak, aku
akan mematahkan kakimu dengan tanganku sendiri!"
Suzie yang duduk di samping Wesley
diam-diam tersenyum.
Deon, cepat maju! Biarkan aku melihat
kekuatanmu yang sebenarnya!' batin Suzie.
Namun Deon menggeleng dan berkata,
"Aku sudah bilang, aku nggak ingin berduel. Sudahlah, lebih baik aku pergi
saja."
Deon pun berdiri dan hendak keluar.
Wesley tidak bisa menahan emosinya
dan spontan berkata dengan arogan, "Lihatlah, ternyata dia takut padaku
dan ingin kabur! Dasar pengecut lemah!"
Namun, seorang pria kekar tiba-tiba
berjalan ke depan ruangan VIP sambil marah-marah.
"Siapa itu yang dari tadi
teriak-teriak nggak jelas?! Mengganggu waktu minumku saja! Cepat keluar dan
minta maaf padaku!"
Mendengar ancaman pria menakutkan
itu, semua orang di dalam ruangan langsung ketakutan. 2
Namun, Wesley berdiri dan berkata
dengan nada menantang, "Mau kami minum-minum atau teriak- teriak di sini,
itu bukan urusanmu! Pergi sana! Kalau nggak, aku akan menamparmu!"
Sambil berbicara, dia tidak lupa
memamerkan otot bisepnya yang keras.
Tentu saja Wesley akan memanfaatkan
kesempatan ini untuk pamer di depan Suzie!
Tanpa diduga, pria kekar itulah yang
duluan menampar Wesley hingga dia terbang beberapa meter dan menabrak pintu.
Akibatnya, kaca dari pintu tersebut pecah dan berjatuhan ke tanah!
"Beraninya kamu yang nggak ada
apa-apanya mengancamku?" ujar pria kekar itu dengan nada meremehkan.
Semua orang di dalam ruangan VIP
langsung tercengang. Ya Tuhan, Wesley, seorang master karate tingkat sembilan,
ditampar sampai terbang!
Dengan wajah berlumuran darah, Wesley
berkata dengan ngeri, "Apakah kamu ahli bela diri?"
"Kamu baru sadar?" tanya
pria itu sambil tertawa." Berani-beraninya kamu menantang pria kuat
sepertiku?"
"Tuan, sepertinya aku sudah
buta! Aku minta maaf karena nggak mengenalimu! Aku Wesley dari Keluarga Winns.
Kalau memungkinkan, aku ingin berkenalan denganmu,"
Wesley berkata sambil buru-buru
mengeluarkan kartu namanya dan menyerahkannya kepada pria kekar itu. Lalu, dia
tersenyum dengan tatapan memelas dan berkata, "Aku akan membayar semua
minumanmu malam ini!"
Namun, pria kekar itu malah menendang
Wesley sekali lagi sampai beberapa tulang rusuknya hancur di tempat dan dia
muntah darah! 2
"Memangnya Keluarga Winns itu
siapa? Aku sudah pernah tinggal di mana-mana selama bertahun- tahun, tapi aku
baru pertama kali mendengar nama keluarga itu!"
Pria kekar itu berjalan ke dalam
ruangan VIP dengan ganas dan membuat semua orang di sana gemetaran. 1
Orang biasa memang bukan tandingan
seorang ahli bela diri!
Tiba-tiba, mata pria kekar itu
tertuju pada Suzie. Dia menghampiri Suzie dengan mantap sambil tersenyum jahat.
"Wanita ini sangat menawan,
cocok sekali dengan seleraku! Berikan saja wanita ini kepadaku sebagai
panjar!"
Mendengar permintaan ini, wajah Suzie
seketika memucat dan dia berkata, "Aku putri Keluarga Yale di ibu kota
provinsi-"
Pria kekar itu langsung mengangkat
Suzie tanpa menunggunya selesai berbicara, lalu tersenyum licik dan
berkata." 1
Bagus, bagus! Selama ini aku selalu
bermain dengan wanita dari kota-kota kecil. Sekarang, sudah saatnya aku bermain
dengan wanita dari ibu kota provinsi!"
No comments: