Bab 37
Darren terkejut dan seketika berubah
pikiran.
"Astaga, saya sungguh tercela!
Dokter Deon, tolong maafkan saya! Saya mohon, tolong obati penyakit saya dan
selamatkan hidup saya yang nggak berarti ini!"
"Demi Dylan, aku akan
mengobatimu satu kali ini."
Deon menjawab dengan acuh tak acuh.
Deon merasakan denyut nadi Darren,
lalu memicingkan matanya dan berkata, "Ada tumor ganas yang bermutasi di
otakmu. Karena otak terhubung ke saraf kranial, tumor ini nggak bisa diangkat
dengan operasi."
"Yah, menurut pengobatan Barat,
kamu pasti sudah dianggap mati. Bahkan pengobatan tradisional pun hanya bisa
memperpanjang hidupmu selama beberapa tahun."
Deon menjelaskan sambil tersenyum
pahit. 1
"Ada satu cara untuk membasmi
tumormu dengan cepat."
"Tolong katakan! Saya nggak
peduli berapa harganya, saya akan membelinya!" pinta Darren dengan girang.
"Kamu nggak perlu membayar
sepeser pun," ucap Deon sambil menggeleng.
Lalu, dia tiba-tiba menampar Darren!
Dalam sekejap ....
Darren terhempas beberapa meter
jauhnya dan mendarat di lantai dengan keras. Tak hanya itu, dia juga berdarah
dari mana-mana!
Semua orang di sana kaget setengah
mati. Darren yang usianya sudah hampir genap tujuh puluh tahun ditampar sampai
terbang! Ini bukan pengobatan, melainkan pembunuhan!
Puluhan pengawal Grup Sinarta sontak
bergegas mengepung Deon dan hendak memukul Deon.
Akan tetapi .....
"Berhenti! Keluar, kalian
semua!"
Di luar dugaan semua orang, Darren
malah berdiri tegak dengan penuh energi dan tanpa bantuan siapa pun. Dengan
ekspresi tegas dan mantap, dia mengusir para pengawalnya.
"Pak Darren? Anda... sudah
sembuh?" tanya semua orang dengan kaget.
Darren malah terbahak-bahak.
"Dasar orang awam, Dokter
Deon-lah yang telah menyelamatkanku. Setelah ditampar, aku bisa merasakan tumor
di otakku menyusut!"
Tampaknya, darah yang sebelumnya
merupakan darah yang keluar dari tumor yang kini telah menghilang.
Saat ini, tubuhnya terasa sehat,
seolah dia telah hidup kembali!
Sungguh keterampilan medis yang luar
biasa!
Setelah menyelesaikan kesalahpahaman
tersebut, Darren dan Dokter Sogan terus berterima kasih kepada Deon.
"Dokter Deon, Anda adalah
penyelamat kami berdua! Kami hidup kembali berkat kemampuan Anda yang luar
biasa!"
Dylan tertawa dan berkata,
"Bisa-bisa saja kalian. Baiklah, aku ada urusan lain, aku pergi
dulu!"
Lalu, Dylan bergegas menyelesaikan
tugas yang diberikan Deon kepadanya sebelum pergi.
Dokter Sogan juga masih harus
mengobati pasien lain, jadi dia pun pergi.
Darren bersikeras mentraktir Deon
sebagai tanda terima kasih. Karena tidak sampai hati menolak keramahtamahannya,
Deon akhirnya menerima ajakannya.
Darren mentraktir makan malam yang
sangat mewah. Dia memesan berbagai macam makanan lezat dan perjamuan lengkap
yang memadukan masakan dari seluruh dunia. Akan tetapi, Deon tidak nafsu makan
dan hanya makan sedikit.
Saat malam tiba, Darren mengantar
Deon ke pintu dengan hormat dan santun.
Namun, mereka malah mendengar
kericuhan.
"Pak Howie, kami benar-benar sudah
membuat janji dengan Pak Singo sebelum datang kemari!"
Ternyata ada Luna dan Daniel.
Mereka sedang dikelilingi sekelompok
satpam Grup Sinarta!
Raut wajah Luna tampak agak kusut.
Di sisi lain Daniel kelihatan cemas
setengah mati hingga bercucuran keringat.
"Aku nggak berbohong, hanya saja
panggilan ke telepon Pak Singo nggak tersambung dari tadi. Kalau Bapak nggak
kenal dengannya, silakan tanyakan saja ke pegawai lain!"
Howie Zune, manajer keamanan Grup
Sinarta yang berdiri di depan mereka, malah terkekeh.
"Omong kosong. Siapa itu Pak
Singo? Di sini nggak ada satu pun pegawai setingkat manajer yang bernama Pak
Singo."
"Yah, memang ada seorang pegawai
bernama Pak Singo, tapi dia hanyalah seorang petugas kebersihan yang
berpura-pura menjadi manajer di Grup Sinarta dan sudah dipecat dari dulu. Aku
yakin dia menipumu!"
Wajah Daniel seketika menjadi pucat
pasi!
Apa? Ternyata Pak Singo yang selama
ini kukenal itu palsu?'
Aku berkenalan dengannya beberapa
bulan yang lalu, jadi tentu saja aku percaya padanya. Demi menjilat Grup
Sinarta, aku bahkan telah mengirimkan berbagai bingkisan mahal kepadanya!
'batin Daniel.
Dia tersenyum canggung dan berkata,
"Pak Howie, meskipun Pak Singo itu palsu, aku adalah wakil kapten Biro
Penegakan Hukum, jadi mohon bantuannya."
"Dasar muka tembok!
Keluar!"
Kalimat ini membuat Daniel makin
pucat dan merasa sangat terhina.
Namun, Daniel tidak berani melawan.
Mau bagaimanapun juga, Howie adalah perwakilan Darren, orang terkaya di kota
ini!
Menyinggung wakil kapten Biro
Penegakan Hukum tentu akan menjadikan seseorang sasaran, tapi kalau menyinggung
Darren, orang itu akan menjadi tunawisma!
Howie menatap Daniel dengan tatapan
mencemooh, lalu melirik Luna dengan genit dan menyeringai.
"Tapi, nggak semua hal di dunia
itu absolut. Kalau gadis ini mau berduaan denganku, aku akan mempertimbangkan
permintaan kalian."
Luna menatapnya dengan dingin dan
hanya menjawab dengan satu kata, "Enyahlah!"
Howie langsung marah besar dan
berseru, "Lancang juga kamu ini? Kalau kamu berani bertingkah sombong di
wilayah Grup Sinarta lagi, aku nggak akan ragu menampar wajah cantikmu
itu!"
"Biarkan dia masuk!"
Saat ini, Deon tiba-tiba muncul di
hadapan Luna dan menatap Howie dengan tatapan mengancam.
"Kalau kamu berani menyentuhnya,
aku akan membunuhmu!"
Raut wajah Luna langsung berubah 180
derajat. Dia bertanya dengan heran, "Deon? Apa yang kamu lakukan di
sini?"
No comments: