Setelah Mengetahui Rahasia ~ Bab 43

  

Bab 43

 

"Dylan Kareem, Raja Mafia Kota Sielo?!" gumam Henni.

 

Mendengar nama itu, dia merasa seperti disambar petir. Dia buru-buru merangkak dan memeluk paha Deon.

 

"Nak, jangan! Kamu nggak boleh membunuhnya!"

 

"Ibu, ada apa?!"

 

"Dylan adalah orang paling kejam di Kota Sielo! Dia bahkan mempunyai puluhan ribu orang pengikut! Kalau kita macam-macam dengannya, kita benar-benar akan mati!"

 

Saking takutnya, wajah Henni menjadi pucat pasi.

 

Beberapa tahun yang lalu, seorang kerabat jauh Henni tak sengaja menyinggung salah satu bawahan Dylan. Setelah itu, tangan dan kaki semua anggota keluarga kerabat tersebut dipotong dan mereka menjadi pengemis cacat yang tinggal di jalanan.

 

Pada akhirnya, keluarga mereka yang beranggotakan lima orang itu semuanya mati kelaparan!

 

Melihat pemandangan ini, Carlos langsung menyeringai.

 

"Hahaha! Bagaimana? Kalian takut, 'kan? Biar kuberitahu, ya. Bukan hanya kenalan, Dylan itu kerabatku! Sebenarnya nama lengkapku adalah Carlos Millard Kareem! Dia akan membela dan membantuku!" 1

 

Dulu, Dylan hanyalah salah satu anggota Keluarga Kareem yang lumpuh dan tidak dianggap. Kebetulan, dulu Carlos juga menjaganya. 1

 

Oleh karena itu, setelah menjadi raja mafia di Kota Sielo, Dylan selalu melindungi Carlos sampai tidak ada preman lain yang berani bertindak gegabah terhadapnya.

 

Hal ini membuat Carlos sangat percaya diri dan selalu bertindak seenaknya!

 

Camila ikut membakar bakar argumen mereka.

 

"Benar! Hubungan kami dengan Dylan sangat erat, lho! Kalau kamu berani macam-macam dengan Carlos, menurutnu apa yang akan terjadi?"

 

Henni panik dan spontan memohon.

 

"Jangan! Kumohon, jangan! Kak Camila, Kak Carlos, Cindy, aku mohon jangan beri tahu Dylan tentang kejadian ini!"

 

Carlos menjawab sambil tersenyum kejam.

 

"Boleh-boleh saja, asal kalian menandatangani kontraknya dan menyerahkan rumah ini kepada kami, aku akan memaafkan kalian dan nggak akan berselisih dengan kalian lagi!"

 

"Baiklah. Asal kamu nggak menyakiti putra dan putriku, aku akan memberimu apa-saja!"

 

Henni menjawab sambil menerima selembar kontrak dari Carlos dengan tangan gemetaran. Lalu, dia membuka katup penanya dan hendak menandatangani kontrak tersebut.

 

Deon menahan tangan Henni untuk menghentikannya.

 

"Bu, nggak perlu takut begitu sama Dylan, dia bukan siapa-siapa, kok. Aku akan meneleponnya sekarang juga dan memintanya untuk meminta maaf kepada Ibu!"

 

Setelah mengatakan itu, dia langsung mengeluarkan ponselnya dan berkata dengan marah, "Dylan, cepat kemari!"

 

"Kamu bertanya ada apa? Binatang peliharaanmu menggangguku. Sebagai pemilik anjing, bukankah sudah kewajibanmu untuk datang dan menghukumnya?"

 

Mendengar ucapan Deon....

 

Carlos, Camila dan Cindy tercengang sesaat, lalu terbabak-bahak sambil berkata, "Gila, gila! Nggak kusangka kamu akan menelepon Dylan dan bahkan menyuruhnya kemari! Sekalian saja kamu undang Dewa Langit kemari!"

 

Carlos menimpali dengan arogan.

 

"Aku tahu betul sifat dan kebiasaan Tuan Dylan. Kalau ada yang berani berbicara seperti itu di hadapannya, dalam satu hari saja, orang itu akan langsung menjadi mayat di pinggir jalan!"

 

Cindy berkata dengan nada meremehkan, "Ck, ck! Memangnya dia memiliki nomor telepon Dylan? Jelas- jelas dia itu cuma pamer dan membual!"

 

Henni semakin cemas dan berkata, "Nak, apakah orang yang kamu hubungi tadi benar-benar Dylan Kareem?"

 

Deon tidak menjawab, juga tidak memberi reaksi apa apa.

 

Tok! Tok! Tok!

 

Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu dan langkah kaki yang berat dari luar pintu!

 

Seorang pria botak yang kekar membanting pintu dan menerobos masuk bersama lusinan orang di belakangnya. Orang itu langsung menghampiri Deon dan berlutut di depannya.

 

"Kak Deon, tolong beri tahu kesalahan apa yang telah aku lakukan hingga membuatmu begitu marah."

 

Semua orang langsung tercengang! Tato naga itu..... Orang itu adalah Raja Mafia, Dylan Kareem!

 

Terlebih lagi, dia sedang berlutut di kaki Deon!

 

Carlos langsung berseru ketakutan, "Tuan Dylan!"

 

Dylan menoleh dan menatapnya dengan dingin, lalu berkata, "Ternyata kamu, bajingan!"

 

Carlos berkata dengan kaget dan tergagap-gagap, "Tu- Tuan Dylan, dia ... dia... dia bukan siapa-siapa!"

 

"Kamulah yang bukan siapa-siapa!" gertak Dylan.

 

Dengan amarah menggebu-gebu, dia menampar Carlos dengan begitu kerasnya hingga semua giginya tanggal!

 

Camila dan Cindy sama-sama berteriak ketakutan dan tidak percaya akan apa yang baru saja terjadi!

 

"Dari dulu, aku selalu membiarkanmu melakukan apa saja karena aku menghargai persahabatan kita, tapi kamu telah menyinggung Kak Deon! Ini adalah kejahatan besar yang nggak bisa kumaafkan!"

 

Melihat ekspresi Dylan yang tidak main-main, puluhan anak buah yang berdiri di belakangnya mengeluarkan senjata mereka satu demi satu.

 

"Ternyata orang ini memang... memang Dylan Kareem!" gumam Henni dengan terkejut.

 

"Bu, mau apa pun itu, mereka akan mendengar perintah kita, membunuh ketiga orang itu sekalipun!" ucap Deon.

 

Henni akhirnya tersadar dari keterkejutannya, lalu menghela napas.

 

"Lupakan saja, Ibu adalah vegetarian yang religius, kita nggak boleh bunuh membunuh. Asal mereka berjanji akan memperbaiki diri, kita biarkan saja mereka."

 

"Baiklah, patahkan saja kaki Carlos, lalu usir mereka!" ucap Deon dengan tidak puas.

 

"Baik!" jawab Dylan sambil membungkuk.

 

Lalu, dia memandang sekeliling dengan tatapan tajam.

 

"Awas saja kalau hal seperti ini sampai terjadi lagi. Meskipun kita berasal dari keluarga yang sama, aku nggak akan ragu membunuh kalian!"

 

Pada akhirnya, Carlos menjadi cacat satu kaki, sedangkan Camila dan Cindy buru-buru kabur dengan ketakutan.

 

Setelah itu, Dylan terus meminta maaf kepada Henni.

 

Henni agak tersipu dan terus berkata bahwa seorang wanita tua seperti dirinya tidak pantas diperlakukan dengan segala hormat oleh seorang raja mafia yang agung.

 

Deon hanya tersenyum.

 

"Bu, jangan menolak kebaikannya. Dylan itu teman baikku, lagi pula kita harus berbakti kepada orang yang lebih tua."

 

Henni menghela napas lega dan berkata, "Kamu sangat beruntung memiliki teman seperti Tuan Dylan!"

 

Setelah itu, Henni dengan antusias membujuk Dylan untuk makan malam bersama di rumah mereka.

 

Setelah selesai makan, Dylan menghampiri Deon.

 

"Kak Deon, aku berhasil mendapatkan informasi tentang keberadaan Penggoda Bersaudara. Dia selalu terlihat di Jalan Minsk, sebuah jalan dekat Restoran Black Rose.

 

"Baiklah, pantau terus dan kabari aku kalau ada keadaan darurat," perintah Deon dengan tenang.

 

"Sekarang sedang ada keadaan darurat!" ujar Dylan dengan serius.

 

"Kami juga mendapatkan informasi bahwa malam ini atasanmu, Luna dan sekretarisnya yang bernama Suzie sedang minum-minum di Restoran Black Rose!"

 

Bab Lengkap

Setelah Mengetahui Rahasia ~ Bab 43 Setelah Mengetahui Rahasia ~ Bab 43 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on November 25, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.