Setelah Mengetahui Rahasia ~ Bab 45

  

Bab 45

 

Suzie spontan berkata, "Luna, kamu pasti sudah mabuk berat! Kamu yang biasanya nggak mungkin berbicara seperti itu!"

 

Wajah Luna memerah karena mabuk dan dia terkekeh seolah sedang menertawakan dirinya sendiri.

 

"Hanya di saat otakku sudah banjir alkohol, barulah aku berani memimpikan hal-hal liar seperti ini. Bermimpi akan bertemu Pangeran Tampan, layaknya gadis-gadis pada umumnya."

 

"Tapi, sayangnya pria sekaliber itu ditakdirkan untuk berdiri di puncak gunung dan memimpin orang lain. Mustahil aku bisa bertemu dengannya dalam kehidupan kali ini."

 

"Apalagi ... bertemu dan jatuh cinta pada satu sama lain!"

 

"Sudahlah, aku lelah membicarakan hal ini. Ayo minum!"

 

Keduanya saling mendentingkan gelas dan tidak menyadari bahwa Deon terus menelepon mereka sepanjang malam.

 

Di saat restoran sudah tutup, barulah mereka keluar sambil tersandung-sandung.

 

Luna sangat mabuk sampai tidak bisa berdiri tegak, jadi Suzie menuntunnya keluar dengan susah payah.

 

"Aku tahu kamu nggak bisa minum, makanya aku selalu menolak minum-minum bersamamu. Setiap kita minum bersama, ujung-ujungnya aku harus menjadi pembantumu!"

 

Luna tiba-tiba bergumam pada dirinya sendiri.

 

"Deon, dasar bajingan! Aku akan membunuhmu! Kali pertamaku yang berharga... kamu rampas begitu saja!"

 

"Hari itu di kantor... ugh!"

 

Luna tiba-tiba membungkuk dan muntah di lantai, lalu menggertakkan giginya dan berkata, "Kenapa wanita cantik sepertiku memberikan kali pertamaku kepada pria seperti itu?! Sungguh memalukan! Dan dia melakukannya dengan sangat kasar!"

 

"Luna, apa katamu? Apa yang Deon lakukan padamu di kantor?"

 

Suzie tercengang. Pantas saja ekspresi Luna selalu terlihat tidak wajar setiap kali mereka membahas Deon.

 

"Dia itu bajingan busuk. Dia menyakitiku dan nggak menunjukkan belas kasihan sama sekali!"

 

Setelah Luna selesai mengeluh, dia tiba-tiba hampir jatuh karena terlalu mabuk.

 

Untungnya, Suzie sudah menghubungi seseorang untuk menjemput mereka, jadi sudah ada mobil yang menunggu mereka di pinggir jalan.

 

Namun, saat mereka mendekat, mereka malah melihat supirnya tergeletak di tengah genangan darah!

 

"Ah! Supirnya mati!" seru keduanya. Pemandangan mengerikan itu seketika menyadarkan mereka dari mabuk dan membuat mereka berkeringat dingin.

 

Dalam kegelapan, dua pria dengan wajah menyeramkan perlahan keluar sambil tersenyum jahat.

 

"Saat melihat ada mobil mewah dengan sopir di dalamnya, kami langsung tahu bahwa penumpangnya pasti putri keluarga kaya."

 

"Tapi, aku nggak menyangka akan ada dua orang, itu pun cantik-cantik!"

 

"Ini namanya durian runtuh! Aku nggak sabar mau bermain dengan kalian, pasti akan menyenangkan sekali!

 

Melihat ekspresi jahat kedua pria itu, Luna dan Suzie menjadi pucat pasi dan secara spontan berteriak.

 

"Jangan mendekat!"

 

"Kalau berani macam-macam, kami akan berteriak!"

 

Kedua bersaudara jahat itu tertawa terbahak-bahak.

 

"Silakan berteriak sesuka kalian, teriak saja terus! Oh, ya, kami lupa memperkenalkan diri. Kami berdua punya julukan, yaitu Penggoda Bersaudara!"

 

Wajah Luna dan Suzie kini benar-benar pucat pasi. Penggoda Bersaudara adalah buronan yang baru-baru ini terlibat kasus pemerkosaan dan pembunuhan berantai itu, bukan? Cara pembunuhan mereka sangat khas, yaitu memburu dan membunuh wanita lajang tengah malam!

 

"Tolong! Tolong!"

 

Luna dan Suzie berteriak sambil cepat-cepat berbalik dan melarikan diri. Akan tetapi, Penggoda Bersaudara terus mengejar mereka sambil terbahak bahak seolah mereka sedang bersenang-senang.

 

Luna dan Suzie mengeluarkan ponsel masing-masing untuk meminta bantuan, tetapi ponsel mereka ternyata sudah kehabisan baterai!

 

Itu karena Deon terus menelepon mereka sepanjang malam....

 

Luna menggertakkan giginya dan berkata, "Sial! Kalau bukan gara-gara si Deon sialan itu, kita nggak akan berada dalam situasi ini!"

 

Mereka hanya bisa terus berlari dengan putus asa!

 

Namun, suara tawa Penggoda Bersaudara semakin dekat!

 

Tepat di saat mereka berdua hampir tertangkap, mereka melihat sekelompok polisi yang sedang berpatroli dan dipimpin tak lain oleh Daniel!

 

"Kapten Daniel!"

 

"Daniel!"

 

Keduanya memanggilnya dengan kegirangan, seolah- olah mereka hampir tenggelam di laut dan tiba-tiba melihat kapal lewat. Lalu, mereka menggenggam tangan Daniel erat erat.

 

"Penggoda Bersaudara! Penggoda Bersaudara mengincar kami!"

 

"Apa?" gumam Daniel dengan kaget. Begitu dia menoleh ke belakang, dia melihat Penggoda Bersaudara yang mendekat dan mencibir.

 

"Kalian datang tepat waktu, kebetulan aku sedang diizinkan menggunakan senjata! Luna, Nona Suzie, jangan khawatir, kalian akan aman di bawah perlindungan kami! Majulah, aku akan menangkap kalian dan membawa kalian ke pengadilan!"

 

Tim patroli yang dipimpin Daniel terdiri dari lebih dari tiga puluh orang dan semuanya memegang senjata lengkap.

 

Sedangkan musuh mereka hanya dua orang dan tidak membawa senjata yang mengancam. Ini adalah keuntungan yang sangat besar bagi regu Daniel!

 

Tak hanya itu, jika dia berhasil mengalahkan kedua pembunuh ini, dia akan diberikan penghargaan besar dan bisa saja dipromosikan dari wakil kapten menjadi kapten.

 

Daniel segera mengeluarkan senjatanya dan mengarahkannya ke Penggoda Bersaudara.

 

"Semuanya, cepat maju dan tangkap mereka! Kalau aku sampai harus turun tangan sendiri, jangan salahkan aku kalau kalian dijatuhi hukuman berat!" perintah Daniel.

 

Mendengar perintah tersebut

 

Penggoda Bersaudara malah tertawa geli dan bergegas ke hadapan para bawahan Daniel sembari membantai mereka satu per satu. 2

 

Bagaikan sedang bermain gim, kriminal bersaudara itu menang telak hanya dengan satu tangan!

 

Dalam sekejap, jalan tersebut langsung menjadi kacau balau. Mereka saling tembak menembak, tetapi mereka tidak dapat melukai Penggoda Bersaudara sama sekali!

 

Teriakan satu demi satu bawahan Daniel memenuhi jalanan dan darah serta daging mereka berhamburan ke mana-mana!

 

Daniel yang ketakutan terus berjalan mundur dengan gemetaran dan wajahnya pucat pasi.

 

Ternyata mereka adalah master bela diri! Peluru bahkan tidak bisa mengenai mereka!

 

Luna dan Suzie bersembunyi di belakang Daniel dan gemetaran bagai sekam yang sedang digiling.

 

"Daniel, kamu bilang kamu akan melindungi kami, 'kan? Cepat bunuh mereka!"

 

Bab Lengkap

Setelah Mengetahui Rahasia ~ Bab 45 Setelah Mengetahui Rahasia ~ Bab 45 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on November 25, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.