Bab 1027
Dante menganggap Adriel sebagai musuh dan sangat ingin
membunuhnya.
Dante berpura-pura terkejut dan berkata, "Kamu bisa
melihatnya, ya? Benar sekali, aku cuma ingin menaikkan harganya."
Lalu, Dante melirik ke arah Gary dan Dennis yang menunjukkan
ekspresi muram, seolah-olah dia sudah memiliki rencana dalam pikirannya. Dante
kembali bertanya sambil tersenyum main-main, " Apa kalian berani nggak
menyetujuinya?"
Perkataannya ini sombong sekali, aku hanya ingin menaikkan harga
dan kamu harus menyetujuinya.
Sementara itu, wajah Dennis perlahan berubah menjadi dingin. Lalu,
dia segera membuka suara sambil mengancam, "Nak, kamu sudah mengambil Gary
dan tingkat puncak seni bela diriku. Kalau kamu masih saja tamak, itu akan
merugikan dirimu sendiri. Bahkan keluarga Gunawan juga nggak akan mampu
menanggung keuntungan sebesar ini."
"Kamu nggak perlu khawatir, Pak."
Dante menunjukkan senyuman cerah seraya menyahut, "Aku punya
nafsu makan yang besar dan aku paling suka hal yang besar. Setidaknya, aku
lebih memilih mati kekenyangan daripada mati kelaparan."
"Jadi aku harus membunuh kalian beberapa kali. Ini mungkin
sedikit menyakitkan untuk kalian, jadi tahan saja."
Begitu ucapannya dilontarkan.
Wajah Dennis sontak menjadi muram, tetapi dia tidak berkata apa-apa.
Handi harus diselamatkan, jika tidak Adriel akan merasa bersalah.
Kemungkinan akan menjadi iblis dalam hati Adriel saat perjalanan kultivasinya
di masa depan.
Adriel mengatakan bahwa dia mengetahui beberapa teknik pemurnian
mayat. Namun, akan membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan proses
pemurniannya.
Sedangkan Fandy dapat menyelesaikan pemurnian mayat dalam waktu
yang sangat singkat.
"Jawab dengan jujur. Setuju atau nggak?"
Dante kembali berkata dengan tenang, "Kalau nggak setuju, aku
akan pergi."
Dennis mengerutkan kening, menatap Gary sambil menjawab,
"Masalah Tuan Muda adalah yang paling penting."
Pada saat ini, Dante berbalik dan hendak pergi, tetapi saat dia
berbalik, suara Gary terdengar dari belakang.
"Tunggu!"
Dante mengangkat sudut mulutnya, berbalik dan menunjukkan senyuman
penuh kemenangan. Dia segera bertanya, "Pak Gary, memangnya kamu nggak
bisa menyetujuinya lebih awal?"
"Aku juga nggak ingin membunuh kalian, tapi kalian melakukan
ini bukan cuma untuk membersihkan pantat keponakanmu yang baik dan suka membuat
masalah dimana-mana. Kalau harus disalahkan, salahkan saja keponakan sialanmu
yang nggak berbakat itu tapi masih suka berusaha cari masalah."
Wajah Gary agak muram. Dia tidak pernah menerima ancaman apa pun
seumur hidupnya.
Apalagi melakukan tawar menawar dengan bawahannya yang sudah setia
mengikutinya hidup dan mati.
Namun, sekarang, seberapa sombongnya Gary, dia hanya bisa
menggertakkan gigi dan menyetujuinya dengan terpaksa.
Pada saat ini, sebuah suara samar tiba-tiba terdengar,
"Keluarga Gunawan ini nyalinya sangat besar, ya? Beraninya cari gara-gara
denganku."
Semua orang tampak terkejut. Lalu terlihat pintu ruangan yang
sunyi itu terbuka, lalu Adriel dengan wajah yang sedikit pucat itu keluar.
Langkahnya terhuyung-huyung. Dia tampak kelelahan dan agak lemah.
"Adriel, apa yang kamu..."
Gary terkejut. Dia segera melangkah maju untuk membantu Adriel dan
bertanya dengan penuh perhatian.
"Paman Gary, kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Aku yang
sudah menyusahkanmu..."
Melihat tatapan penuh perhatian Gary, Adriel merasakan kehangatan
dan sedikit merasa bersalah di dalam hatinya. Dia sudah mendengarnya dengan
jelas saat di dalam kamar sebelumnya.
Gary dan Dennis yang tidak pernah menundukkan kepala, sama-sama menghabiskan
banyak uang untuk mempekerjakan orang melakukan pemurnian mayat demi Adriel.
Mereka bahkan terpaksa menundukkan kepalanya karena diancam
seperti itu.
"Nak, kenapa kamu bilang begitu? Nggak masalah, ini semua
memang sudah seharusnya," sahut Gary menenangkan sambil mengelus bahu
Adriel dengan lembut.
"Kamu adalah Adriel?"
Dante menyela, sedikit mengernyit dan berkata dengan tenang,
"Kalau paman dan keponakannya masih ingin diskusi, bicarakan nanti saja.
Aku sedang mendiskusikan bisnis dengan pamanmu."
No comments: