Bab 1028
Dia menganggap remeh Adriel, kali ini, dia datang hanya untuk
membantainya!
Namun, pada saat ini, Adriel pelan-pelan melangkah maju.
"Mau apa kamu, kenapa belum..." Dante mengerutkan
keningnya, sedikit tidak sabaran.
Plak!
Terdengar suara yang jernih dan nyaring!
Di wajah tampannya Dante, muncul sebuah bekas tamparan yang jelas.
Dante terkejut dan terdiam di tempat, "Kamu, kamu... #
Semua orang terdiam!
Semua orang terpaku dan melihat hal ini dengan tidak percaya,
semuanya hening!
Suara Adriel yang lembut kemudian memecah keheningan, "Kamu
pikir kamu siapa? Beraninya kamu datang ke sini!"
"Bukan, Adriel, Adriel..."
Adriel benar-benar terkejut, dia menahan diri dari Dante, lalu
dirinya langsung menampar Dante....
Semua orang merasa canggung.
Nancy sedikit membuka bibir merahnya.
"Kamu, beraninya kamu memukulku!"
Suara kemarahan Dante terdengar hingga ke koridor, wajahnya
memerah, dia lalu sambil menunjuk Adriel dan memaki dengan keras, "
Beraninya kamu memukulku! Kamu cari mati! Percayalah, aku akan..."
Plak!
Terdengar suara tamparan lagi!
Langsung memotong suara Dante!
Di wajah sebelah kiri dan kanan Dante, terdapat lagi satu
tamparan, yang sangat simetris.
Dalam keterkejutan semua orang, Adriel berkata dengan pelan,
"Sepertinya pikiranmu belum cukup jernih, sini kubantu agar lebih jernih,
supaya kamu tahu dengan siapa kamu sedang berbicara!"
Gluk.
Nancy menelan air liurnya dengan susah payah.
Setelah sedikit terkejut, Pak Dennis mengambil nafas dalam-dalam
dan berdiri di samping Adriel. Dia menghadap ke Pak Fandy dengan wajah yang
muram, siap untuk menghadapi serangannya kapan saja.
Dante berteriak dengan marah, tidak ada lagi sikap tenang seperti
sebelumnya. Dia berteriak, "Adriel, kubilang padamu! Ini bukan masalah harga
lagi, jangan berharap bisa menghidupkan mayat itu lagi!"
"Pak Fandy, ayo kita pergi, aku ingin melihat siapa yang akan
mereka gunakan untuk menghidupkan mayat!"
Sambil berkata, dia berbalik dan pergi.
Namun, Gary Tak Terkalahkan langsung berdiri di depan mereka,
mengerutkan kening dan berkata, " Mari kita bicarakan lagi."
"Kamu sudah tidak punya kesempatan untuk bernegosiasi!"
Dante marah dan berteriak, "Sekarang, dengarkan aku! Pertama,
harga yang kusebutkan tadi harus dua kali lipat, tidak peduli dengan cara apa,
buatlah orang yang kutunjuk tadi menjadi jenderal bintang empat dalam waktu
satu bulan!"
"Kedua, bantulah aku membunuh Riko."
sambil menatap Adriel dengan "Ketiga," katanya sam
tajam, "Aku ingin dia berlutut untukku dan meminta maaf padaku! Terus
berlutut sampai aku merasa puas!"
Kamu!
Gary Tak Terkalahkan juga marah mendengar perkataan itu, nafsu
Dante terlalu besar.
"Nggak perlu bernegosiasi lagi, setuju atau aku akan pergi
sekarang juga!" Dante menggeram, mulutnya terbuka lebar seperti singa,
wajahnya dingin. Jika Gary Tak Terkalahkan tidak setuju, maka dia akan segera
pergi.
"Kamu pikir tempat apa ini? Kamu bisa datang dan pergi sesuka
hatimu?"
Gary menunjukkan ekspresi yang ganas.
"Pak Gary ingin memaksa kami untuk tinggal?"
"Lantas aku nggak bisa membuat kalian tetap di sini? Kalau
begitu, jika mayat ini nggak dihidupkan kembali, kalian berdua nggak boleh
keluar dari sini."
Karena sudah sampai di tahap ini, Gary Tak Terkalahkan tidak lagi
membantu Dante, dia sudah menahan diri cukup lama.
Kalau bukan karena Adriel, bagaimana bisa dia begitu berani?
Namun, Dante sama sekali tidak menunjukkan ketakutan.
"Pak Gary, kamu pikir aku bodoh? Aku berani datang ke sini
karena aku memiliki kepercayaan Kamu bisa memaksa kami tetap tinggal di sini
atau memaksa kami menghidupkan mayat, tapi Pak Fandy pernah mendapatkan
petunjuk dari seorang ahli Sekte Dokter Surgawi. Di seluruh Sagheru, hanya dia
yang bisa menyelamatkan mayat itu. Jika Pak Fandy melakukan apa-apa, akankah
kalian tahu?"
Dante berkata tanpa rasa takut.
Sekte Dokter Surgawi?
Adriel mengerutkan keningnya, kenapa nama ini lagi? Banyak sekali
orang yang pernah menyebutkan aliran ini, membuat dirinya menjadi sedikit tidak
sabar.
"Kamu pernah mendapatkan petunjuk dari Sekte Dokter
Surgawi?"
Kali ini, ketika Gary Tak Terkalahkan dan Pak Dennis mendengar
Sekte Dokter Surgawi, wajah mereka berubah, dan pandangan mereka terhadap Fandy
juga berubah.
Hanya dengan tiga kata yaitu Sekte Dokter Surgawi, itu sudah cukup
untuk menggetarkan Gary Tak Terkalahkan.
Dia merasa sedikit menyesal di dalam hatinya, tidak seharusnya dia
membiarkan Adriel begitu ceroboh!
Ekspresi Pak Dennis juga sedikit berubah, dia merasa bahwa Dante
memang kemungkinan menjadi gila.
Sekarang, dia hanya bisa menyesal dalam hati, semuanya sudah
terlambat ...
Sementara itu, Dante melihat ekspresi beberapa orang dan dengan
sinis berkata, "Sudah menyesal sekarang? Sudah terlambat!"
No comments: