Bab 1033
Dante segera menganggukkan kepalanya dan berkata dengan tubuh yang
gemetar, "Aku mengerti, aku mengerti..."
Setelah kedua orang itu pergi, Adriel merasa sangat bersalah pada
Gary, kemudian berkata, "Paman Gary, Pak Dennis, kalian tidak perlu
mengkhawatirkan aku seperti ini..."
Melihat Gary diperlakukan dengan hina oleh orang seperti Dante
demi dirinya, Adriel benar-benar merasa tidak nyaman. Meski Adriel sudah
membalas dendamnya, dia tetap saja merasa ini tidak sepadan!
Namun, Gary tiba-tiba mengerutkan keningnya dan berkata, "Ini
semua hanyalah masalah kecil... "
Pak Dennis kemudian berkata dengan ragu, "Tuan Muda, ada satu
hal yang ingin aku tanyakan, tapi aku tidak tahu apakah ini pantas ditanyakan
atau tidak..."
Melihat keraguan mereka, Adriel tersenyum dan berkata,
"Kalian ingin bertanya tentang guruku?"
Pak Dennis kemudian tersenyum malu.
Sejak memastikan hubungan dengan Adriel, Adriel terlalu sibuk
menangani berbagai urusan. Mereka bertiga belum pernah duduk bersama untuk
mengobrol secara mendalam.
Kemampuan Adriel memang sangatlah aneh, tidak hanya hebat dalam
bidang medis, dia juga memiliki kemampuan bela diri yang hebat. Saat ini, dia
kembali menunjukkan ilmu menghidupkan mayat yang aneh ini...
Ini membuat orang makin penasaran dengan Adriel. Melihat ilmu
menghidupkan mayat ini, Pak Dennis bahkan merasa khawatir apakah Adriel
terjerumus ke jalan yang salah? Bagaimana mungkin ada guru yang mengajarkan
ilmu aneh seperti ini?
Adriel tidak tahu bagaimana cara menjelaskan hal ini pada mereka
dan hanya berkata, "Ini..."
Namun, Gary tiba-tiba berkata, "Jangan bahas ini dulu, ayo
kita bicarakan masalah keluarga Forez."
"Pemimpin keluarga Juwana meminta aku untuk menyampaikan
pesan padamu, keluarga Juwana sebaiknya tidak ikut campur dalam masalah ini.
Tapi pemimpin keluarga Juwana sudah bertindak duluan, dia telah membantumu
menutupi kejadian pemusnahan keluarga Forez dari pihak resmi. Jadi, pihak
pemerintahan tidak akan lagi ikut campur dalam hal ini," ujar Gary.
"Selain itu, dia juga memintaku untuk memberikan ini
padamu..." ujar Gary sambil mengeluarkan beberapa pil obat dari sakunya.
Beberapa pil ini merupakan pemberian Adriel pada Jasai waktu itu.
"Pemimpin keluarga Juwana ini memang tidak sederhana..."
ujar Adriel setelah mendengar perkataan Gary.
Pantas saja, setelah Adriel kembali, dia tidak lagi pernah bertemu
dengan Jasai, seolah-olah Jasai sengaja menghindarinya.
Ternyata Jasai merasa bersalah karena dia menerima pemberian
Adriel tetapi tidak mampu membelanya hingga akhir. Ini adalah alasan kenapa
dirinya merasa malu untuk bertemu dengan Adriel.
Sebenarnya, Adriel juga tidak akan menyalahkan Jasai. Kalau Jasai
berkata ingin membelanya hingga akhir, Adriel juga akan menolaknya dengan
tegas.
Adriel hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Dia
kemudian mengeluarkan dua pil yang baru saja dia racik dari Ruang Penyimpanan
Surgawi dan berkata, "Kembalikan semua pil ini padanya dan sampaikan
padanya kalau dia tidak perlu merasa bersalah. Aku tetap akan mengingat semua
kebaikannya."
"Baik," jawab Gary sambil menganggukkan kepalanya. Dia
cukup senang melihat cara keponakannya ini menyelesaikan masalah, sangat sesuai
dengan seleranya.
Ketika Gary ini membahas masalah keluarga Forez dengan Adriel,
seorang prajurit tiba-tiba masuk dan berkata dengan nada tergesa-gesa,
"Pak Gary, Pak Adriel! Gilbert baru saja mengirimkan surat tantangan
perang!"
"Oh?" ujar Adriel sambil menerima surat tersebut.
Setelah membukanya, terlihat tulisan yang ditulis dengan tinta merah,
peperangan akan di mulai tiga hari lagi!
Surat ini ditulis langsung oleh Gilbert.
Tulisan ini terlihat begitu lincah dan penuh semangat! Semangat
perangnya bahkan menusuk dan menembusi kertas tersebut!
"Keluarga Surya cukup licik... dengan mengirimkan surat
tantangan ini, maka tidak ada orang lain yang boleh ikut campur dalam
peperangan ini?" ujar Gary sambil tersenyum dingin.
Negara Elang memiliki aturan yang sangat ketat, kalau ada orang
lain yang ikut campur dalam peperangan yang berlandaskan surat tantangan
perang, maka pihak yang ikut campur akan mendapatkan hukuman dari pemerintahan
dan kecaman publik.
Pak Dennis segera menggerutu, "Keluarga Surya bahkan berani
merebut wanita milik Tuan Muda? Sungguh berani!"
Dennis kembali berkata, "Tuan Muda, tunggu sebentar, aku akan
segera kembali!"
Pak Dennis tidak punya banyak pantangan, jangankan ikut campur
dalam peperangan, dia bahkan rela melakukan berbagai hal di luar kendalinya
untuk Adriel.
"Terima kasih, Pak Dennis, tapi aku ingin melakukannya
sendiri," ujar Adriel sambil menutup surat tantangan perang tersebut.
Pak Dennis mengerutkan keningnya dan segera berkata, "Tuan
Muda, kamu tidak perlu..."
Namun, Adriel hanya tersenyum dan berkata, "Pak Dennis,
kemampuan mereka jauh di bawah aku, apakah kamu tidak percaya denganku?"
Pak Dennis terdiam.
"Gilbert ingin menjadikan aku sebagai batu pengasahnya...
tapi pedang akan patah kalau terlalu sering diasah," ujar Adriel sambil
tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
Adriel kembali berkata, "Gilbert bagaikan pedang yang sangat
tajam, aku cukup tertarik untuk mematahkannya."
No comments: