Bab 1035
Saat ini, di tempat tinggal Kalvin.
Kalvin menatap beberapa pil yang terletak di atas meja, lalu
mengambil ponselnya untuk menelepon, "Pak Jasai, Pak Adriel baru saja
mengembalikan beberapa pil itu dan dia menambahkan dua pil baru lagi."
"Pak Adriel adalah orang yang sangat baik, tapi aku tidak
bisa membantunya. Aku benar-benar merasa bersalah... sudahlah, tidak begitu
bagus kalau kita terus menolak. Terima saja, kita bisa mencari kesempatan lain
untuk membalas kebaikan Pak Adriel," ujar Jasai dari sisi lain.
"Baik," jawab Kalvin.
Setelah mengakhiri panggilan tersebut, Kalvin menggaruk kepalanya
dengan kebingungan, lalu berkata, "Bagaimana membalas kebaikan Pak Adriel?
Saat ini, dia tidak kekurangan apa pun, sudahlah, Nancy, ayo kita
pulang..."
Saat ini, Jasai merasa malu untuk menampakkan dirinya, sebagai
wakil kepala keluarga Juwana, Kalvin juga merasa tidak ada artinya terus berada
di sini.
Sementara itu, Nancy tiba-tiba berkata, "Ayah, bagaimana
kalau aku yang membalas kebaikan Pak Adriel? Aku lihat, Pak Adriel sepertinya
membutuhkan seorang asisten. Bagaimana kalau kamu pulang sendiri saja? Aku akan
tinggal di sini
Setelah mengatakan ini, Nancy pun menyadari kalau Kalvin sedang
menatapnya dengan tatapan yang aneh, seolah-olah dia mengetahui kegenitan
Nancy. Tatapan itu pun membuat Nancy tersipu malu.
"Ayah, tatapan apa itu?" ujar Nancy.
Kalvin menghela napas dan berkata dengan serius, " Nancy,
jujur padaku, apakah kamu tertarik dengan Adriel?"
Mendengar ini, Nancy langsung memberi penjelasan, "Ayah, apa
yang kamu katakan! Aku menyukainya? Bagaimana mungkin ? Dia bahkan pernah
menampar aku, aku... "
Kalvin kembali berkata dengan tatapan yang makin aneh, "Kamu
terlihat panik."
Tiga kata dari Kalvin berhasil menghancurkan pertahanan Nancy.
Nancy kemudian berkata, " Orang yang suci tetaplah suci! Aku tidak mau
berbicara denganmu lagi! Intinya, aku hanya ingin membalas kebaikan Pak
Adriel!"
Melihat sikap putrinya seperti ini, Kalvin tiba-tiba berkata
dengan tatapan yang mendalam, "Tamatlah sudah..."
Ketika waktu muda, Kalvin juga sangat genit dan dia sangat paham
dengan perasaan wanita. Dia tahu kalau putrinya sudah terjebak!
Kalvin sangat yakin kalau putrinya sudah ditaklukkan oleh kekuatan
Adriel yang luar biasa itu!
Masalahnya, Kalvin tidak mungkin membayar kebaikan Adriel dengan
mengorbankan putrinya sendiri!
Nancy sudah bertunangan!
Lebih mengerikan lagi, Adriel suka dengan wanita yang sudah
bertunangan!
"Nancy, dengarkan aku, Adriel adalah pria yang sangat rumit.
Dia memiliki begitu banyak wanita, kamu tidak boleh menyerah dirimu ke dalam
masalah!" ujar Kalvin.
Kalvin kembali berkata, "Jujur saja, apakah kamu tahu kenapa
Kakek tidak mau ikut campur dalam urusan Adriel kali ini? Ini semua karena
sosok yang ada di balik keluarga Forez! Meski Adriel bisa menghancurkan
keluarga Forez, apakah selanjutnya dia mampu mengalahkan sosok yang ada di
balik mereka?"
Kalvin hanya memiliki seorang putri, bagaimana mungkin dia
membiarkan putrinya yang sangat berharga ini jatuh ke dalam tangan jahat
Adriel? Dia harus terus membujuk putrinya agar tidak masuk ke jalan yang salah.
"Kamu merasa Pak Adriel tidak akan menang?" tanya Nancy
dengan tiba-tiba.
"Bukan perasaanku, ini adalah kenyataan! Aku juga berharap
Adriel bisa menang, tapi kemampuan keluarga Forez tidak bisa kamu
bayangkan..." ujar Kalvin dengan putus asa.
"Ayo kita bertaruh?" kata Nancy dengan tiba-tiba.
"Kamu mau bertaruh dengan ayahmu?" ujar Kalvin sambil
tersenyum kesal. Dia akhirnya merasa kalau putrinya sudah tumbuh dewasa!
Melihat ekspresi serius Nancy, Kalvin juga tidak menolaknya,
"Bertaruh apa?"
"Kalau Adriel bisa mengalahkan sosok hebat yang ada di balik
keluarga Forez, maka aku bisa mengambil keputusan atas pernikahanku sendiri.
Kalian tidak boleh ikut campur!" jawab Nancy dengan serius.
"Nggak perlu bertaruh, aku pasti menang!" jawab Kalvin
sambil tersenyum dingin.
No comments: