Bab 1051
Kepalanya juga pecah dan terjatuh ke tanah.
"Dia! Pada saat itu aku mencari seseorang dari keluarga untuk
menyelamatkanmu, tapi dia malah mengusulkan untuk membunuhmu," kata Yunna.
Srekk!
Satu lagi orang terjatuh!
Dengan mengangkat tangannya, nyawa seseorang akan melayang karena
Yunna!
Setelah beberapa kali menunjuk orang, aula yang tadinya penuh,
kini tampak sedikit jarang.
Orang-orang ini tidak hanya menentang Yunna, tetapi juga menentang
Adriel!
Tentu saja Adriel tidak akan menunjukkan belas kasihan dalam
bertindak!
Tidak lama kemudian, ada tujuh mayat yang tergeletak di tanah!
Orang-orang dari keluarga Millano satu per satu menjadi bisu.
Beberapa orang bahkan sudah kencing di celana karena ketakutan. Bahkan
tamu-tamu undangannya juga ketakutan hingga tidak berani bernapas dengan keras.
"Ada lagi?" tanya Adriel dengan tenang.
"Masih ada..." ujar Yunna. Dia mengangkat kepalanya dan
menatap semua orang. Mereka semua segera mundur secara serentak. Ini terlalu
menakutkan!
Yunna seperti memiliki jari maut. Siapa yang ditunjuk olehnya akan
mati!
Begitu juga dengan Adriel yang seperti dewa pembunuh. Dia masuk ke
rumah orang dan membunuh dengan sembarangan. Bukankah ini seperti adegan kita
dulu waktu membully orang lain?
Kenapa giliran aku yang merasakan ini!
"Dia!"
Saat itu, Yunna melihat ke arah mantan kepala suku keluarga
Millano, Robbie!
Robbie langsung terkejut hingga hampir kencing di celana. Dia
bertanya-tanya dalam hati, "Aku saja sudah menahan dendam pembunuhan
anakku hingga hampir gila, kenapa masih menyalahkanku?"
"Sialan, apa kalian nggak bisa memahami keadaanku sebagai
orang tua yang kehilangan anak! "gumam Robbie dalam hati.
Tatapan Yunna menjadi dingin. Dia menjelaskan," Waktu kamu
diburu oleh keluarga Gunawan, aku mencari bantuan dari keluarga Millano!"
"Waktu itu Robbie selalu berkata bahwa kalau aku berkorban
untuk keluarga, keluarga bisa menyelamatkanmu. Tapi setelah itu dia
memerintahkan seseorang untuk membunuhmu secara diam-diam!" lanjut Yunna.
"Ternyata kamu..." kata Adriel.
Pandangan Adriel menjadi tajam. Waktu itu Yunna mencari seseorang
dari keluarga Millano untuk menolongnya.
Namun, pada akhirnya orang itu mengkhianatinya dan bahkan membunuh
Diana!
"Tunggu... Tunggu!"
"Ada yang ingin kukatakan!" kata Robbie.
Robbie telah berkuasa selama puluhan tahun dan tidak pernah
sepanik ini.
"Katakan," balas Adriel dengan tenang. Dia sangat
toleran. Orang itu akan mati, jadi dia harus mengizinkannya untuk mengucapkan
kata-kata terakhirnya.
Robbie menarik napasnya dalam-dalam dan berkata kepada Adriel
dengan suara pelan, "Pak Adriel, kita bisa menjadi teman!"
"Keluarga Millano nggak akan menyalahkan kamu atas pembunuhan
orang-orang itu! Putraku juga dibunuh olehmu, aku juga nggak
mempermasalahkannya. Aku akan menganggap semua itu sebagai permintaan maafku
kepadarnu!" lanjut Robbie.
"Selain itu, keluarga Millano bisa menikahkan Yunna
kepadamu!" kata Robbie!
Setelah itu, Robbie berkata kepada Yunna dengan serius, "Aku
bisa menyerahkan posisi kepala keluarga Millano kepadamu. Mulai sekarang, kamu
yang akan memimpin keluarga Millano, bahkan hal- hal yang paling penting di
keluarga Millano pun bisa aku berikan kepadamu!"
Setelah itu, Robbie meminta seseorang untuk membawakan sebuah
kotak dan mengeluarkan sebuah buku berjilid tua yang berharga. Lalu dia berkata
dengan serius, "Bukankah keluarga Millano di Kota Silas selalu
menginginkan untuk masuk ke silsilah keluarga?"
"Baik. Hari ini aku akan serahkan silsilah keluarga ini
kepadamu!" kata Robbie.
Silsilah keturunan langsung keluarga!
Itu adalah sesuatu yang paling penting bagi keluarga besar.
Tercatat dalam silsilah keturunan langsung keluarga menandakan bahwa dia
menjadi anggota inti dalam keluarga, bukan sekedar alat yang bisa dijual
seenaknya.
Keluarga Millano belum pernah memiliki seorang wanita sebagai
kepala keluarga. Ini adalah tindakan yang sangat melanggar adat istiadat dan
menentang tradisi leluhur.
Pada saat-saat biasa, orang-orang bahkan tidak berani memikirkan
hal ini. Namun, saat ini tidak ada seorang pun yang keberatan.
Di hadapan ancaman kematian, semua aturan leluhur hanyalah omong
kosong!
No comments: