Bab 1052
"Setelah masuk dalam silsilah keluarga, kita jadi satu
keluarga..." ujar Robbie. Lalu, dia menatap Yunna dengan penuh harap
sambil berkata, " Pikirkan dengan baik, kita ini saudara kandung."
"Begitu banyak orang yang mati, apa masih belum cukup? Dendam
seperti apa yang nggak bisa dimaafkan dengan begitu banyak nyawa orang?"
"Kamu bermarga Millano, jadi kamu juga merupakan orang
keluarga Millano! Kita memiliki darah dari nenek moyang yang sama!" kata
Robbie.
Dia sangat memahami pemikiran mereka, dari sekte kecil menjadi
sekte besar. Tercatat ke silsilah keturunan langsung keluarga dan memasuki aula
leluhur adalah impian mereka selama ini.
Ini bukan lagi sekedar mencari keuntungan, tetapi sudah menjadi
obsesi!
Seperti beberapa bos besar yang bahkan sudah mencapai kesuksesan,
mereka juga akan mencari seorang profesor untuk mendapatkan sebuah gelar.
Sementara itu, tanpa menunggu Yunna mengatakan apa-apa, Adriel
langsung mengambil silsilah keluarga itu, lalu melemparkannya ke Yunna sambil
berkata, "Mulai sekarang, ini milikmu."
Yunna memegang silsilah keluarga itu dengan sedikit bingung.
Silsilah keluarga yang dulunya begitu dihormati dan tidak berhak untuk
melihatnya, kini menjadi miliknya?
"Terimalah," kata Adriel.
Melihat ini, Yunna merasa lega dan tersenyum. Dia berkata,
"Pak Adriel, sekarang kamu sudah menjadi menantu keluarga Millano. Ke
depannya, kita akan menjadi satu keluarga yang saling mendukung ... "
"Kamu masih belum selesai bicara?" tanya Adriel
Adriel merasa sedikit kesal dan mengerutkan keningnya. Dia merasa
bahwa wasiat Robbie terlalu panjang.
"Tentu saja!" kata Robbie.
Namun, Robbie malah tidak mengerti apa maksud Adriel. Lalu, dia
berkata dengan antusias, "Karena kita sudah menjadi satu keluarga, aku
mohon bantuan Pak Adriel untuk lebih membantu keluarga Millano... Sebenarnya,
dukungan kami kepada keluarga Surya waktu itu hanya ide dari Eddy dan putranya.
Kami melakukan ini juga karena situasi yang memaksa."
"Menurutmu, bisakah mempertemukan Pak Gary dan Pak Dennis
kepada kami? Ini bisa dianggap sebagai pertemuan antara besan," kata
Robbie.
Menurut Robbie, Adriel yang menerima silsilah keluarga berarti dia
telah memaafkan dirinya dan Adriel juga menjadi menantu keluarga Millano.
Apa lagi yang harus ditunggu!
Tentu saja harus segera mengambil keuntungan dari Adriel.
Inilah yang disebut sebagai mengubah keadaan sulit menjadi
peluang!
Adriel memiliki banyak manfaat yang bisa diambil. Mengikat Adriel
dengan silsilah keluarga benar- benar menguntungkan!
"Kamu malah ingin mengambil keuntungan dari Adriel?"
kata Yunna.
Yunna tertawa tak berdaya.
"Bu Yunna, apa maksud perkataanmu ini? Pak Adriel adalah
menantu keluarga Millano, aku hanya ingin bertemu dengan besan, apa salahnya
?" ujar Robbie tersenyum samar.
"Adriel, jangan pedulikan dia!" kata Yunna.
Ekspresi wajah Yunna sangat dingin, dia ingin merobek silsilah
keluarga itu, "Barang yang nggak berharga ini hanya sebuah belenggu yang
indah! Aku nggak peduli!"
"Terimalah, barang ini akan membantumu mengendalikan keluarga
Millano nanti," ujar Adriel sambil menghentikan Yunna.
"Ini baru betul. Mari duduk dan berbincang ... " kata
Robbie.
Melihat situasi ini, Robbie tersenyum puas dalam hati. Dia tahu
bahwa Adriel sangat melindungi Yunna, pastinya dia akan menerima silsilah
keluarga tersebut. Jadi dia segera mendekati Adriel untuk menariknya duduk
bersama.
Namun, begitu dia menarik lengan baju Adriel, dia langsung
terlempar keluar dan jatuh ke tanah sambil memuntahkan darah!
Seketika semua orang terkejut.
Adriel yang tidak bergerak sama sekali, tetapi kekuatan yang
terlepaskan darinya sangat kuat. Orang orang tidak melihat dengan jelas apa
yang terjadi, Robbie sudah terlempar keluar!
"Kamu, bagaimana mungkin..." kata Robbie.
Robbie menatap Adriel dengan terkejut, "Bukankah kamu sudah
menerima silsilah keluarga! Kenapa kamu menyerangku?"
"Terima bukan berarti aku memaafkanmu," ujar Adriel.
Lalu Adriel berkata dengan acuh tak acuh, "Sudah tua pun
nggak bisa memahami masalah seperti ini? Sia-sia sekali hidupmu."
"Yunna! Kamu ... Apa kamu ingin memusnahkan keluarga Millano?
Apa kamu bisa bertanggung jawab kepada para leluhur?" tutur Robbie.
Robbie sangat marah hingga ingin muntah darah.
Plak!
Adriel mengangkat tangannya dan menghancurkan kepala Robbie
menjadi berkeping-keping.
No comments: